Tatalaksana Asma
Penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat
bervariasi.
Asma
Gejala Karakteristik
Wheezing, batuk, sesak napas, • Biasanya lebih dari 1 gejala
dada tertekan, produksi sputum respiratori
• Gejala berfluktuasi intensitasnya
seiring waktu
• Gejala memberat pada malam
atau dini hari
• Gejala timbul bila ada pencetus
Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi
Gambaran obstruksi saluran FEV1 rendah (<80% nilai prediksi)
respiratori FEV1/FVC ≤90%
Uji reversibilitas Peningkatan FEV1 >12%
(pascabroncodilator)
Variabilitas Perbedaan PEFR harian >13%
Uji provokasi Penurunan FEV1 >20%, atau PEFR
Kriteria Diagnosis >15%
Alur Diagnosis
Asma pada
Anak
Terapi Oksigen
• Pada pasien dewasa, anak-anak dan bayi (usia di
atas satu bulan) ketika nilai PaO2 arteri <60
mmHg atau SaO2<90% (saat pasien beristirahat
dan bernapas dengan udara ruangan)
• Pada neonatus, PaO2 arteri <50 mmHg atau
SaO2<88%
• Kondisi lain: infark miokard, edema paru, cidera
paru akut, sindrom gangguan pernapasan akut
(ARDS), fibrosis paru, keracunan sianida atau
inhalasi gas karbon monoksida (CO), pasca
anestesi
Indikasi
Dibutuhkan pada pasien hipoksemia akut:
pneumonia, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) dengan eksaserbasi akut,
asma bronkial, gangguan kardiovaskuler
dan emboli paru
O2 diberikan dengan fraksi oksigen (FiO2)
berkisar antara 60-100% dalam jangka
waktu yang pendek sampai kondisi klinik
membaik dan terapi yang spesifik diberikan
Teknik Pemberian
Low Flow Devices High Flow Devices
- mengalirkan O2
secara langsung
melalui kateter di
dalam trakea
- menghemat
penggunaan O2
sekitar 30-60%
- Rata-rata O2 yang
dapat diterima pasien
mencapai 80-96%
High Flow Devices
Continous Positive Airway
Sungkup venturi Pressure (CPAP)