Jocelyn Christabella20200420055
Kenny Robert Tan20200420099
Laura Patricia Winarno 20200420105
Maulana Muchammad Aunun N.20200420114
Md. Ayu Mira Cynthia Dewi20200420115
DEFINISI
1. Spirometri
• Untuk mendeteksi adanya obstruksi jalan
napas pada pasien berusia diatas 5 tahun dan
dewasa. Patokan FEV/FVC pada anak adalah
<0.90 maka dapat didiagnosis asma.
Peningkatan FEV1 >12% setelah pemberian
bronkodilator. Ukur FEV1 10-15 menit setelah
pemberian 200-400 mcg Salbutamol,
bandingkan dengan hasil sebelum diberi
bronkodilator.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Uji fungsi paru 3. Pemeriksaan
dengan peak Fractional Exhaled
expiratory flow (PEF) Nitric Oxide (FeNO)
• Variabilitas diurnal PEF >13% dianggap mengarah • Uji FeNO merupakan biomarker non-invasif dari
kepada diagnosis asma. Pengukuran variabilitas PEF inflamasi (kebanyakan yang disebabkan oleh
dapat dilakukan selama 2 minggu eosinofil), Hasil FeNO >35 ppb pada anak dapat
diklasifikasikan adanya inflamasi pada saluran
pernapasan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kortikosteroid oral
5-11 SABA prn ICS dosis ICS dosis ICS dosis ICS dosis ICS dosis
tahun rendah rendah + sedang + + tinggi +
tinggi
LABA, LABA LABA LABA
LTRA, atau
dan Kortikosteroid
theophylline
oral
atau
ICS dosis
tahun rendah rendah + sedan + tinggi + tinggi +
sedang g
≥ 12 SABA prn ICS dosis LABA
ICS dosis ICS
LABAdosis ICS
LABA dosis ICS
LABA dosis
atau dan dan
ICS Dosis Omalizumab Omalizumab
Obat pilihan Keterangan
Beclometasone propionate inhalasi pada anak usia ≥ 6 tahun 100 mcg dibagi menjadi
Teophyline lepas lambat Kombinasi teophyline dan inhalasi kortikosteroid diberikan pada anak usia diatas 5
tahun.
Efek samping theophyline berupa palpitasi, aritmia, nyeri perut, diare muncul
pada pemberian dosis tinggi (diatas 10
mg/kgBB/hari).
Anti-imunoglobulin E (Anti- Omalizumab diberikan pada anak diatas 5 tahun dan orang dewasa.
IgE) Omalizumab diberikan secara injeksi subkutan setiap dua sampai 4 minggu.
Omalizumab diberikan pada asma persisten sedang dan berat
TATALAKSANA NON-
MEDIKAMENTOSA
• Tatalaksana non medikamentosa berupa komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) yang bertujuan untuk memberi
informasi dan pelatihan yang sesuai pada pasien dan
keluarganya.
• Penghindaran pencetus asma. Serangan asma terjadi akibat
kegagalan tatalaksana farmakologi jangka panjang dan
kegagalan menghindari faktor pencetus.
KOMPLIKA
SI PROGNOSIS PREVENTIF
● Suara serak ● Asma tidak dapat ● Peningkatan nutrisi
● Meningkatkan disembuhkan tetapi pada anak terutama
risiko infeksi jamur dapat dikontrol saat 1000 hari
● Disfungsi dengan manajemen kehidupan
metabolik yang tepat sehingga ● Melakukan antenatal
● Obstructive sleep memiliki prognosis care dengan rutin
apnea yang baik ● Konsumsi vitamin D
● Gastroesophageal ● Pengendalian
reflux lingkungan
● Perbaikan ventilasi dan
sanitasi
KESIMPULAN
• Asma merupakan penyakit saluran pernapasan yang membuat terjadi penyempitan pada
saluran pernafasan yang ditandai dengan gejala episodik berulang seperti mengi, sesak napas,
batuk dan rasa tertekan di dada terutama malam hari.
• Prevalensi asma telah meningkat. Penelitian International Study of Asthma dan Allergies in
Childhood (ISAAC) menunjukkan bahwa prevalensi gejala asma berkisar dari 1.6-27.2% pada
anak usia 6-7 tahun, dan 1.9-35.5% pada anak usia 13-14 tahun. Sedangkan prevalensi asma
anak di Indonesia sekitar 10% pada anak usia 6-7 tahun dan sekitar 6,5% pada anak usia <14
tahun.
• Faktor risiko asma dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko endogen yang meliputi genetic, atopi,
jenis kelamin, etnis, obesitas. Sedangkan faktor risiko eksogen meliputi paparan alergen,
infeksi virus, diet, dan polusi udara
• Patofisiologi asma ditandai dengan adanya inflamasi saluran nafas. Inflamasi ini menyebabkan
penebalan dinding ssaluran nafas karena edema, bronkokonstriksi, dan hipersekresi mukus.
Remodeling saluran nafas disebabkan oleh paparan inflamasi jangka panjang pada asma
kronik, berat, dan penyembuhan yang lama.
KESIMPULAN