Anda di halaman 1dari 66

PERBEDAAN PENYAKIT

PARU OBSTRUKSI KRONIS


& ASMA BRONKIAL

Preceptor: Hj. Ummie Wasitoh, dr., Sp.PD


Definisi

Asthma PPOK
 Penyakit paru obstruktif  Penyakit paru obstruktif
kronis dengan hambatan kronis dengan hambatan
aliran udara di saluran nafas aliran udara di saluran nafas
(airflow limitation) yang (airflow limitation) yang
irreversible tidak sepenuhnya reversible
 Hambatan aliran udara ini  Hambatan aliran udara ini
bersifat bervariasi. bersifat progresif.
 Berhubungan dengan respon  Berhubungan dengan respon
inflamasi paru yang abnormal inflamasi paru yang abnormal
terhadap allergen terhadap partikel atau gas
yang beracun/berbahaya.
Epidemiologi PPOK
 Paling sering/ paling utama terjadi pada perokok.
 Non-perokok:
 Wanita yang terlalu lama terpapar oleh polusi indoor sewaktu memasak.
 Para pekerja yang dihubungkan dengan kadar tinggi partikel yang dihirup.
 The Asia Pacific COPD Roundtable Group memperkirakan, jumlah

penderita PPOK sedang hingga berat di negara-negara Asia Pasifik

mencapai 56, 6 juta penderita dengan angka prevalensi 6,3 persen.


 Di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta penderita dengan prevalensi 5,6
persen. Kejadian meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok (90%
penderita PPOK adalah smoker atau ex-smoker)
Epidemiologi Asthma
Faktor Risiko PPOK -Tobacco smoke ( perokok aktif
dan pasif)
-Occupational dusts and
Genetik chemicals
-Indoor air pollution from heating
Paparan partikel and cooking
-Outdoor air polution

Pertumbuhan dan perkembangan paru

Oxidative stress

Jenia kelamin, usia

Infeksi Sistem Pernapasan

Status sosialekonomi, nutrisi


Etiologi dan Faktor risiko Asma
 Penyebab dari asma adalah karena terjadinya hiperresponsif
pada saluran pernapasan
 Faktor resiko :
 Host factor
 genetik
 obesitas
 jenis kelamin
 Enviromental factor
 Allergen
 Infeksi
 Occupational sensitizers
 Asap rokok
 Polusi udara
 Diet
Tipe PPOK
Bronchitis
kronis

Emphysema
Perbedaan emphysema dan chronic bronchitis
Klasifikasi Asthma
 Intermittent
 gejala muncul kurang dari 1 kali dalam seminggu
 eksaserbasi hanya sebentar
 nocturnal symptoms tidak lebih dari 2 kali dalam satu bulan
 FEV1 atau PEF ≥ 80% prediksi
 Variabilitas PEF atau FEV1 < 20%
 Mild persistent
 Gejala muncul lebih dari 1 kali dalam seminggu, tetapi kurang
dari 1 kali perhari
 eksaserbasi dapat mengganggu aktifitas dan tidur
 nocturnal symptoms lebih dari dua kali sebulan
 FEV1 atau PEF ≥ 80% prediksi
 Variabilitas PEF atau FEV1 < 20-30%
Klasifikasi Asthma
 Moderate persistent
 gejala muncul setiap hari
 eksaserbasi mengganggu aktifitas dan tidur
 nocturnal symptoms lebih dari satu kali dalam seminggu
 FEV1 atau PEF 60-80% prediksi
 Variabilitas PEF atau FEV1 >30%
 Severe persistent
 gejala muncul setiap hari
 eksaserbasi lebih sering
 nocturnal symptoms sering
 aktifitas fisik terbatas
 FEV1 atau PEF ≤60% prediksi
 Variabilitas PEF atau FEV1 >30%
PATOGENESIS
Patogenesis Bronkhitis Kronis
Mechanisms Underlying Airflow Limitation in
COPD
INFLAMMATIO
N

SMALL AIRWAY PARENCHYMAL


DISEASE DESTRUCTION
Airway inflammation Loss of alveolar attachments
Airway remodeling Decrase of elastic recall

AIRFLOW LIMITATION
Patogenesis Asthma

 Asma merupakan gangguan inflamasi pada saluran


pernafasan yang melibatkan beberapa sel-sel
inflamasi dan berbagai mediator yang
menyebabkan perubahan-perubahan karakteristik
patofisiologi. Pola inflamasinya berkaitan erat
dengan hiperesponsif saluran udara dan gejala-
gejala asma.
Asthma PPOK

 Relatif muda – dewasa  Usia Pertengahan :


:  - Laki – laki >>
 < 14 tahun → Laki –  - Wanita
laki >>
 Pertengahan →
Perempuan >>
 Compos mentis / penurunan kesadaran
 Dyspnea
 Takipnea
 Wheezing
 Batuk
 Sianosis & Plethora
 Berkeringat
 PCH
 Inspirasi pendek, ekspirasi panjang
 Posisi duduk : Membungkuk
 Posisi tidur : Posisi ½ duduk
ASMA PPOK
 Keluhan berulang  Keluhan berulang dan bertambah berat
 Gejala bervariasi  Gejala progresif lambat
 Sesak nafas saat beraktifitas dan  Sesak nafas saat beraktifitas
terpapar faktor pencetus  Batuk parah bisa kapan saja jika terpapar
 Batuk parah pada malam dan dini hari  Batuk selalu disertai dahak/produktif sputum
 Batuk tidak selalu disertai dahak
 Riwayat :
 Riwayat :
 Riwayat merokok, dan atau sering terpapar
 Riwayat alergi, rhinitis, dan atau eksim
polusi udara
 Ada riwayat penyakit yang sama  Tidak ada riwayat penyakit yang sama
dengan garis keturunan
dengan garis keturunan
 Kepala
 Perioral sianosis
 Plethora
 Pernafasan cuping hidung
 Thoraks
 Inspeksi :
 Dada hiperinflasi (barrel chest)
 Retraksi suprasternal
 Retraksi interkostal
 Retraksi epigastrium
 Palpasi :
 Vocal fremitus menurun

 Ictus cordis sulit teraba

 Perkusi :

 - Hipersonor

 Auskultasi :

 - VBS, normal/menurun

 - Wheezing ++

 - Ekspirasi memanjang

  
 1. Spirometri :  1. Spirometri :
 Reversibilti, yang perbaikan VEP1 ≥ 15 %  FEV1 < 80% prediksi + FEV1/FVC
secara spontan , atau setelah inhalasi
bronkodilator ( uji bronkodilator ), atau
< 70% → mengkonfirmasi adanya
setelah pemberian bronkodilator oral 10-14 keterbatasan dari aliran udara
hari, atau setelah pemberian kortikosteroid yang tidak sepenuhnya reversible
(inhalasi/oral) 2 minggu. Reversibility ini  FEV1 ≥ 80% prediksi, FEV1/FVC
dapat membantu diagnosis asma 
< 70% → Indikator awal dari
 2. Pemeriksaan Laboratorium
perkembangan keterbatasan dari
 - Serum Imunoglobulin E aliran udara
 - Eosinophil   
  
2. Pemeriksaan Laboratorium
 - AGD
 (FEV1 < 40% / tanda klinis gagal nafas
dan gagal jantung kanan)
3. Stage II dan seterusnya
 Bronchodilator reversibility testing
 Glucocorticosteroid reversibility
testing
 α-1 antitrypsin deficiency screening
  
  
 Chest X-Ray:
 - hiperinflasi
 - hiperlusen
 - diafragma mendatar
 - corakan bronkovaskuler ↑
 - bulla
 - jantung pendulum
Diagnosis PPOK
 Sesak nafas/dyspnea,
 Batuk kronis atau produksi sputum, dan/atau
 Riwayat paparan terhadap faktor resiko terutama
rokok.
 Diagnosis dikonfirmasi dengan spirometri
(Pauwels, R et al. Global Strategy For The Diagnosis, Management, and
Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (GOLD). Updated
2007)
INSPEKSI
 Sianosis sentral

 Keabnormalitasan dinding dada, seperti barrel chest


shaped, relatively horizontal ribs, dan protruding
abdomen.
 Hemi-diafragma mendatar

 Peningkatan kecepatan respirasi dan menjadi lebih


dangkal.
 Pursed-lip breathing

 Retraksi otot-otot pernafasan.

 Edema pada tungkai bawah


PALPASI DAN PERKUSI
 Seringkali kurang membantu dalam COPD

 Deteksi apeks jantung akan sulit karena adanya hiperinflasi.

 Penurunan letak liver.

AUSKULTASI
 Penurunan suara pernafasan

 Mengi

 Crackles

 Suara jantung paling terdengar pada xiphoid area.


Spirometri:
 Forced Vital Capacity (FVC)

 Forced Expiratory Volume dalam 1 detik (FEV )


1

 Hitung rasio FEV1 /FVC


INVESTIGASI TAMBAHAN
 Chest X-ray

Tanda-tanda hyperinflation (diapragm yang mendatar


pada lateral chest film, dan peningkatan volume
retrosternal air space), hyperlucency of the lung.
 Alpha-1 antitrypsin deficiency screening

Pada pasien Caucasian muda yang berkembang COPD


(<45 tahun) atau yang mempunyai riwayat keluarga
COPD, dapat diperiksa coexisting Alpha-1 antitrypsin
deficiency.
Derajat keparahan PPOK
Tingkat Nilai FEV1 dan gejala
0 Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea.
berisiko Ada paparan terhadap faktor resiko (rokok, polusi), spirometri normal
I FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%, umumnya ada gejala batuk kronis dan
ringan produksi sputum, tapi tidak selalu. Pada tahap ini, pasien biasanya bahkan
belum merasa bahwa paru-parunya bermasalah
II FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
sedang progresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
III FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang
berat mulai mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai
mencari pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan
penyakit.
IV FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi
sangat berat kronis. Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 >
30%, tapi pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung
kanan/cor pulmonale. Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan
serangan mungkin mengancam jiwa.
Diagnosis Asthma
 Medical history
 Pemeriksaan fisik

 Spirometry

Peningkatan pada FEV1 dari ≥ 12% (atau ≥ 200 ml)


 Peak Expiratory Flow

Perbaikan dari 60 L/menit (atau ≥ 20% dari pre-


bronchodilator PEF) setelah inhalasi bronchodilator
 Skin test
Diagnosis Banding PPOK
(Pauwels, R et al. Global Strategy For The Diagnosis, Management, and
Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (GOLD). Updated
2007)
Diagnosis Banding
 Pada anak-anak usia 5 tahun dan di bawahnya
 Older children and adults

 Elderly

- COPD
- Asma kardiale
Komplikasi PPOK
 Bronkitis akut
 Pneumonia
 Pulmonary thromboembolism
 Heart failure
 Hipertensi pulmonal
 Cor pulmonale
 Gagal nafas kronis
 Pneumotoraks spontan
Penatalaksanaan PPOK
NON FARMAKOLOGI
 Menghentikan kebiasaan merokok

 Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan

OR dan latihan pernafasan


 Perbaikan nutrisi
FARMAKOLOGI
 Terapi oksigen  pemberian > 15 jam/hari untuk
pasien gagal nafas kronis
 Antikolinergik inhalasi  first line therapy, dosis
harus cukup tinggi : 2 puff 4 – 6x/day; jika sulit,
gunakan nebulizer 0.5 mg setiap 4-6 jam prn, exp:
ipratropium atau oxytropium bromide,
 Simpatomimetik  second line therapy : terbutalin
(400-500 μg, 4-6 jam), salbutamol (100-200μg, 4-6
jam)
 Kombinasi antikolinergik dan simpatomimetik 
untuk meningkatkan efektifitas (aminofilin IV 240 mg
atau teofilin)
 Corticosteroid:
 Oral  Prednisone 0,5 mg/kg/hari selama 14 – 21 hari)
 Inhalasi  6 – 12 minggu
 Antibiotik, indikasi:
 Eksaserbasi akut
 Bronkitis akut
 Mencegah eksaserbasi akut dari bronkitis kronis (profilaktik)
 trimetroprim-sulfametoksazol (160/800 mg setiap 12 jam),
amoxicillin/amoxicillin-clavulanate (500 mg setiap 8 jam),
atau doxycycline (100 mg setiap 12 jam) diberikan selama 7
– 10 hari.
 α1 antitrypsin IV (60 mg/kgBB 1 x seminggu)
OPERASI
 Lung transplantation

 Lung volume reduction surgery

 Bullectomy
Pencegahan
 Smoking cessation
 Untuk high-risk patient  Vaksin influenza (tiap
tahun) dan infeksi pneumokokal (5-10 tahun)
Prognosis PPOK
 Indikator: umur dan keparahan
 Jika ada hipoksia dan cor pulmonale prognosis
jelek
 Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1 <
0.75 L (20%) angka kematian meningkat, 50%
Pasien berisiko meninggal dalam waktu 5 tahun
Penatalaksanaan Asthma
STEP 1 MILD INTERMITTENT
Long-Term Control  tidak membutuhkan obat harian
Quick Relief:
 Short acting bronchodilator: inhaled β2 agonists (ex:
salbutamol tab 3-4 X 0,05-0,1 mg/kg BB, adrenalin
0,2-0,5 cc dalam larutan 1 : 1.000 injeksi subcutan) 
untuk menghilangkan gejala
Education:
 Tentang asma

 Tentang penggunaan inhaler

 Tentang pola pengobatan


STEP 2 MILD PERSISTENT
Long-Term Control:
 Anti-inflamasi  inhaled corticosteroid/ cromolyn/
nedocromil
 Alternatif  theophyline (16-20 mg/kg BB/hari oral
atau IV)
Quick relief:
 Step 1 action plus: short-acting inhaled β2 agonists
dalam sehari
Education Step 1 action plus:
 Teach self-monitoring

 Group education

 Review & update self-management plan


STEP 3 MODERATE PERSISTENT
Long-Term Control:
 Daily madication:

 Inhaled corticosteroid (medium dose); atau


 Inhaled corticosteroid (low-medium dose) & long-
acting bronchodilator
Jika dibutuhkan:
 Inhaled corticosteroid (medium – high dose) dan long
acting bronchodilator
Quick Relief & education: sama dengan step 2
STEP 4 SEVERE PERSISTENT
Long-Term Control:
 Daily medication:

 Inhaled corticosteroid (high dose); dan


 Long acting bronchodilator; dan
 Corticosteroid tablet/syrup (1-2 mg/kg/hari, umumnya
tidak > 60 mg/hari
Quick Relief & education: sama dengan step 2
KONSELING
 Pendidikan / edukasi kepada penderita dan keluarga

 Memahami sifat-sifat dari penyakit asma


 Memahami faktor yang menyebabkan serangan atau
memperberat serangan
 Memahami faktor-faktor yang dapat mempercepat
kesembuhan, membantu perbaikan dan mengurangi
serangan
 Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian
obat – obatan yang diberikan oleh dokter
Prognosis
 Pada umumnya bila segera ditangani dengan
adekuat pronosa adalah baik.
 Asma karena faktor imunologi (faktor ekstrinsik)
yang muncul semasa kecil prognosanya lebih baik
dari pada yang muncul sesudah dewasa.
 Angka kematian meningkat bila tidak ada fasilitas
kesehatan yang memadai.
Perbedaan PPOK dan ASMA
PPOK ASMA

Umur mulai penyakit Dekade ke 6 paling cepat variasi


awal 40
Peran merokok Sangat berperan Kurang berperan, dapat
memperberat.
Reversibiliti obstruksi Obstruksi kronik dan Obstruksi episodik
menetap
Perjalanan penyakit Progresif lambat Episodik

Riwayat alergi Jarang Sering

Kapasti difusi menurun normal


TERIMA KASIH
Exacerbasi PPOK
 Definisi
Suatu penyakit yang dikarakteristikkan dengan
perubahan dyspnea, batuk, dan atau sputum,
kondisi memburuk dari keadaan normal dari hari ke
hari bervariasi, onset akut dan memerlukan
pengobatan tambahan.
Etiologi
 Infeksi dari virus dan bakteri (60%-70%)
 Polusi udara
 Mikroorganisme penyebab :
- mild/moderate exacerbation : Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenza, clamydia
pneumoniae, virus.
- Severe exacerbation : Pseudomonas sp. , other
gram-negative (enteric bacilli)
Manifestasi klinis
 Meningkatnya breathlessness (dengan atau tanpa
batuk)
 Perubahan warna dan penebalan sputum
 Wheezing
 Chest tightness
 fever
Diagnosis dan penilaian keparahan
Medical history
 Main : meningkatnya breathlessness, wheezing,

chest tightness, peningkatan sputum dan batuk,


perubahan warna sputum dan demam.
 Non specific : tachycardia, tacypnea, malaise,

insomnia, sleepness, fatigue, depression, dan


confusion.
]
Assessment of severity
 Spirometry

 Pulse oximetry dan atrial blood gas measurement

 Laborator test

- CBC : polycythemia (Hct > 55%)

- Sputum culture
Etiologi dan Faktor resiko
 Penyebab dari asma adalah karena terjadinya hiperresponsif
pada saluran pernapasan
 Faktor resiko :
 Host factor
 genetik
 obesitas
 jenis kelamin
 Enviromental factor
 Allergen
 Infeksi
 Occupational sensitizers
 Asap rokok
 Polusi udara
 Diet
Diagnosis Banding
 Pada anak-anak usia 5 tahun dan di bawahnya
 Older children and adults

 Elderly

- COPD
- Asma kardiale
Diagnosis
 Medical history
 Pemeriksaan fisik

 Spirometry

Peningkatan pada FEV1 dari ≥ 12% (atau ≥ 200 ml)


 Peak Expiratory Flow

Perbaikan dari 60 L/menit (atau ≥ 20% dari pre-


bronchodilator PEF) setelah inhalasi bronchodilator
 Skin test
Penatalaksanaan Asthma
STEP 1 MILD INTERMITTENT
Long-Term Control  tidak membutuhkan obat harian
Quick Relief:
 Short acting bronchodilator: inhaled β2 agonists (ex:
salbutamol tab 3-4 X 0,05-0,1 mg/kg BB, adrenalin
0,2-0,5 cc dalam larutan 1 : 1.000 injeksi subcutan) 
untuk menghilangkan gejala
Education:
 Tentang asma

 Tentang penggunaan inhaler

 Tentang pola pengobatan


STEP 2 MILD PERSISTENT
Long-Term Control:
 Anti-inflamasi  inhaled corticosteroid/ cromolyn/
nedocromil
 Alternatif  theophyline (16-20 mg/kg BB/hari oral
atau IV)
Quick relief:
 Step 1 action plus: short-acting inhaled β2 agonists
dalam sehari
Education Step 1 action plus:
 Teach self-monitoring

 Group education

 Review & update self-management plan


STEP 3 MODERATE PERSISTENT
Long-Term Control:
 Daily madication:

 Inhaled corticosteroid (medium dose); atau


 Inhaled corticosteroid (low-medium dose) & long-
acting bronchodilator
Jika dibutuhkan:
 Inhaled corticosteroid (medium – high dose) dan long
acting bronchodilator
Quick Relief & education: sama dengan step 2
STEP 4 SEVERE PERSISTENT
Long-Term Control:
 Daily medication:

 Inhaled corticosteroid (high dose); dan


 Long acting bronchodilator; dan
 Corticosteroid tablet/syrup (1-2 mg/kg/hari, umumnya
tidak > 60 mg/hari
Quick Relief & education: sama dengan step 2
KONSELING
 Pendidikan / edukasi kepada penderita dan keluarga

 Memahami sifat-sifat dari penyakit asma


 Memahami faktor yang menyebabkan serangan atau
memperberat serangan
 Memahami faktor-faktor yang dapat mempercepat
kesembuhan, membantu perbaikan dan mengurangi
serangan
 Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian
obat – obatan yang diberikan oleh dokter
Komplikasi
 Exhausion
 Dehydration
 Airway infection
 Cor pulmonale

Anda mungkin juga menyukai