Rhinitis Alergi
Disusun oleh:
dr. Ayu Niendar Puspita Dewi
Pendamping:
dr. Moh. Saifur Rohman
MAJALENGKA
2017
1
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 Identifikasi
Nama : Tn. R
Umur : 14 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
1.2 Anamnesis
Pasien datang ke poliklinik THT, dengan keluhan flu sejak 2 bulan yang lalu
disertai keluar cairan dari kedua hidungnya, cairan berwarna bening. Jika pasien
terkena debu atau cuaca yang dingin, pasien akan merasa bersin yang berulang,
Pasien juga mengalami sakit kepala yang disertai nyeri di bagian depan
kepala, dan di daerah mata. Pasien merasakannya saat solat dengan posisi sujud.
2
Pasien tidak mengeluh gangguan pada telinga dan tenggorokan atau nyeri
menelan. Pasien tidak memiliki riwayat asma dan alergi obat. Keluarga pun tidak
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 C
Status Generalis
3
Status Lokalis Telinga
Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Kelainan Tidak ada Tidak ada kelainan
kongenital kelainan Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Preaurikula
Tumor Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak ada
Kelainan Tidak ada Tidak ada kelainan
kongenital kelainan Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Aurikula
Tumor Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Nyeri aurikula Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Retroaurikula
Radang Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Kelainan Tidak ada Tidak ada kelainan
kongenital kelainan Tenang
Kulit Tenang Tidak ada
Canalis Sekret Tidak ada Tidak ada
Acustikus Serumen Tidak ada Tidak ada
Externa Edema Tidak ada Tidak ada
Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Cholesteatoma Tidak ada
Warna Bening Bening
Membrana Intak Intak Intak
Timpani Reflek cahaya + +
Pemeriksaan Nasal
Dextra Sinistra
4
Keadaan Warna, bentuk dan ukuran Dalam batas Dalam batas
Luar normal normal
Mukosa Normal Normal
Sekret Tidak terdapat Tidak terdapat
Concha inferior sekret sekret
Septum hipertrophy hipertrophy
Polip/tumor Tidak ada deviasi
Pasase udara Tidak ada Tidak ada
Rhinoskopi + (normal) + (normal)
anterior
5
Mukosa Normal
Granula -/-
Post nasal drip -/-
Faring
Maksilofasial
Leher
Massa : (-)
Tiroid : normal
KK :tidak ada
Rhinitis Alergi
6
2. Transluminasi
3. Rontgen water’s
1.6 Penatalaksanaan
1. Umum
bergizi
digantung di kamar.
Cuci sprei, selimut, dan sarung bantal secara berkala dengan air hangat
2. Khusus
Cefixime 2x100 mg PO
Lapifed 2x1 PO
Loratadine 2x1 PO
Metilprednisolon 2x1 PO
7
1.7 Prognosis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. EXTERNAL
Bagian eksternal hidung sebagian besar tersusun atas kartilago. Ukuran dan
hidung memanjang dari bagaian root hidung ke apeks atau ujung hidung.
Permukaan inferior hidung terdapat pembukaan yang disebut dengan nares atau
nostril yang dilingkupi secara lateral oleh alae. Bagian superior dari tulang hidung
termasuk root dilapisi oleh kulit yang tipis. Kulit yang menutupi bagian kartilago
hidung dilapisi oleh kulit yang tebal yang mengandung banyak kelenjar sebaseus.
Terdiri dari supporting framework of bone dan hyaline cartilage tang ditutupi oleh
Bony framework
Cartilaginous framework
9
Flexible karena terdiri dari pliable hyaline cartilage,
septum nasi
nasi.
2. INTERNAL
10
a. Tulang kedua os nasale, processus frontalis maxillae, pars nasalis ossis
frontalis.
Pada permukaan inferior terdapat 2 lubang yaitu nares anterior yang terpisah satu
Septum nasi
Terdiri dari:
septum nasi.
11
Cavitas nasi
kedua choana.
Dilapisi oleh membrane mukosa kecuali vestibulum nasi dilapisi oleh kulit.
Batas-batas
palatine.
12
Concha nasalis
lubang.
nasalis inferior.
13
Vaskularisasi dan Persarafan
b. Persarafan
14
- Dinding lateral cavitas nasi melalui rami nasals nervi maxillary, nerve
15
2.2 HISTOLOGI HIDUNG
Vestibulum
Pada permukaan dalam nares terdapat banyak kelenjar sebasea dan keringat,
selain rambut tebal pendek/ vibrissa, yang mrnahan dan menyaring partikel-
Fossa nasal
Membran mukosa
Mukosa respiratori
- Dilapisi oleh epitel kolumnar berlapis semu yang mempunyai silia dan
- Bagian yang lebih sering terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan
- Mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh
palut lender pada permukaan (dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel
goblet).
- Terdapat silia dengan gerakan silia yang teratur, palut lender di dalam
16
Mukosa olfactorius
- Epitel ditunjang 3 macam sel yaitu sel penunjang, sel olfactory, dan sel
basal.
17
4. Indra penghidu.
5. Resonansi suara.
6. Proses bicara pada pembentukan konsonan nasal (m,n, ng) rongga mulut
tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.
2. Sebagai penahan suhu penahan panas, melindungi orbita dan fossa serebri
membuang ingus.
2.4.1 Definisi
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi
pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama,
18
serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinorea, rasa gatal dan
2.4.2 Epidemiologi
a. Jenis kelamin
b. Umur
Rinitis alergi muncul pada semua usia. Pada 80% kasus muncul pada umur 20
tahun.
Prevalensi rhinitis alergi dilaporkan lebih dari 40% pada anak, menurun seiring
usia
2.4.3 Etiologi
19
3. Alergen injektan: masuk melalui suntikan atau tusukan.
Alergen
a. Alergen inhalan
Alergen yang masuk melalui dengan udara pernapasan contoh debu tungau ( D.
jamur
b. Alergen Ingestan
Alergen yang masuk ke saluran cerna berupa susu, coklat, ikan laut, udang, dan
kacang-kacangan.
c. Alergen Injektan
Alergen yang masuk melalui suntikan atau tusukan misalnya penisilin atau
sengatan lebah
d. Alergen Kontaktan
Alergen yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa , misalnya bahan
2.4.4 Klasifikasi
20
1. Intermitten ( kadang-kadang)
2. Persisten/ menetap
1. Ringan
2. Sedang - Berat bila terdapat satu atau lebih gangguan tersebut diatas.
2.4.5 Diagnosis
1. Gejala
c. Hidung tersumbat
21
e. Kadang-kadang mengeluarkan air mata (lakrimasi)
a. Allergic shine.
b. Allergic salut.
c. Allergic crease.
d. Facies adenoid.
e. Cobblestone appearance
f. Geographic tongue
2. Pemeriksaan fisik
atau livid di sertai adanya secret encer yang banyak. Bila gejala persisten,
22
3. Pemeriksaan penunjang
A. In vitro
IgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme
B. In vivo
Uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point
2.4.6 Penatalaksanaan
Umum :
23
3. Jika pilek dan batuk segera berobat ke dokter
digantung di kamar.
7. Cuci sprei, selimut, dan sarung bantal secara berkala dengan air hangat
Khusus :
1. AntiHistamin
A. Generasi 1 ( klasik )
Difenhidramin/Klorfeniramin
Loratadine/fexofenadine/ Cetirizine
Cetirizine 10 mg 2x1
2. Dekongestan
24
3. Suplemen
Vitamin B , Vitamin C
5. Immunoterapi
2.4.7 Komplikasi
1. Polip hidung
3. Rinosinusitis
25