Disusun oleh:
Elisabeth Andintia Utami Harkristuti
1965050015
Pembimbing:
Otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Dapat melibatkan seluruh liang telinga, tetapi pada furunkel
liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Faktor yang
mempermudah radang telinga luar ialah pH di liang telinga yang biasanya normal atau asam.
Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat
dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
Faktor lain penyebab otitis eksterna adalah trauma lokal dan alergi. Predisposisi otitis
eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika mengorek telinga. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflamasi dan
menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas,
streptokokus, stafilokokus aureus dan bakteroides.
Penyakit otitis eksterna bisa terjadi pada semua umur dan kejadiannya cukup sering
terjadi di masyarakat. Sering kali di masyarakat belum mengetahui tentang bahaya dari tidak
bersihnya telinga, cuaca dan pola pembersihan telinga. Terkadang pada beberapa orang di
masyarakat membersihkan telinga sampai menyebabkan trauma ringan pada telinganya.
Maka dari itu perlu adanya pemahaman tentang hal tersebut.
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. D
b. Umur : 49 tahun
c. Alamat : Kramat Jati, Jakarta Timur
d. Pekerjaan : PNS
e. Pendidikan terakhir : Sarjana
f. Suku : Batak
g. Agama : Kristen
h. Status : Sudah Menikah
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama : Telinga kiri basah
b. Keluhan Tambahan : Terasa penuh dan gatal pada telinga kiri
6. Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
a. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tekanan darah : 120/80 mmHg
d. Frekuensi nadi : 80 kali/menit
e. Frekuensi napas : 20 kali/menit
f. Suhu : 36,5oC
g. Kepala : Normocephali
h. Mata : CA -/-, SI -/-
i. Leher : KGB tidak teraba teraba membesar
j. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
k. Thorak :
o Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Bising nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
o Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari di Linea Mid-clavicularis Sinistra ICS V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung dalam batas normal,tidak terdapat bunyi
jantung tambahan
l. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : BU (+) 4x/menit
Palpasi : Hati dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
m. Ekstremitas
Reflex fisiologis : +/+
Reflex patologis : -/-
Oedem tungkai : -/-
Akral hangat : +/+
Sianosis : -/-
n. Integumen : kulit sawo matang, urtikaria (-)
pemeriksa pemeriksa
Weber Tidak ada lateralisasi
Audiometri Normal Normal
Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
Bentuk luar Normal, simetris
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Hidung luar Krepitasi Tidak ada Tidak ada
Hidung Dalam
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
Vestibulum Nasi Furunkel Tidak ada Tidak ada
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Sinus paranasal
Pemerikssan Kelainan Dextra Sinistra
Sinus Maksilaris Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Sinus Frontalis Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Tenggorokan
Pemeriksaan Kelainan Hasil Pemeriksaan
Tonsil Ukuran T1-T1
Kripta Tidak melebar
Detritus Tidak ada
Perlekatan Tidak ada
Permukaan
Licin
9. Tatalaksana:
Non-medikamentosa:
Ear Toilet
Medikamentosa:
Otopain 2 dd III tetes telinga sinistra
Na diclofenac 500 mg 2 dd 1
10. Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad Functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III. 5. PATOFISIOLOGI
Sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan
dari liang telinga. Pembersih kapas telinga dapat mengganggu mekanisme
pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di
sekitar gendang telinga.
Keadaan tersebut menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang
telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada
liang telinga menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan pelindung yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi
lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan
rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/
nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatusakustikus eksterna) sehingga
hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.
Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan
tulang temporal. Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh beberapa faktor:
Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan jaringan
lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit
dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga
akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga
mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.
III. 6. STADIUM OTITIS EKSTERNA DIFUSA
1. Stadium akut.
Rasa tidak nyaman hingga nyeri didalam dan sekitar liang telinga yang
sesuai dengan pergerakan dari rahang. Dalam kasus berat terdapat pembengkakan
di sekitar jaringan lunak dan bagian luar dari aurikula. Pada pemeriksaan, kulit
dari liang telinga berwarna merah, edema dan sangat sensitif. Dijumpai nanah
pada liang telinga dan sebagai perkembangan penyakit dari deskuamasi epitel
pada liang telinga yang terbentuk dari massa debris seperti keju didalam liang
telinga serta membran timpani sering tidak jelas terlihat.2
2. Stadium kronis.
Gejala stadium kronis adalah iritasi dan keluarnya cairan dari telinga. Dapat
terjadi tuli sebagai hasil dari akumulasi debris pada liang telinga. Tidak ada rasa
sensitif pada liang telinga tetapi terjadi penebalan pada kulit liang telinga serta
lumen liang telinga yang menyempit. 2
Rasa sakit yang dirasakan dapat bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak
enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga
rasa sakit yang hebat.
III. 8. Diagnosis
Pada Anamnesis, pasien dapat melaporkan gejala seperti otalgia, rasa penuh
ditelinga, gatal, sekret berbau, penurunan pendengaran, tinnitus, demam namun
jarang, gejala bilateral namun jarang.
Rasa sakit di dalam telinga atau otalgia bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan
derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang
telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga
edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi
pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang
rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa
sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun
telinga. Gatal juga merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu otitis eksterna akut.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna.
Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen,
debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
III. 9. Penatalaksanaan
Meskipun biasanya tidak dilakukan di pusat perawatan primer, pembersihan
saluran telinga luar direkomendasikan untuk pengobatan OE akut oleh American
Academy of Otorhinolaryngology. Penyedotan dapat dilakukan hanya jika tidak ada
bukti atau kecurigaan perforasi membran timpani.
Pengobatan lini pertama untuk otitis eksterna difus tanpa komplikasi dari:
pemberian tetes antibiotik topikal dengan atau tanpa steroid, aplikasi sediaan antiseptik
pH rendah (misalnya asam asetat), dan penggunaan obat antiinflamasi dan analgesik
oral. Besar keuntungan menggunakan obat antibakteri topikal adalah bahwa mereka
mencapai konsentrasi terapeutik yang lebih tinggi di tempat infeksi daripada saat
diberikan secara oral, tetapi juga pada tingkat yang lebih rendah menyebabkan
resistensi obat. Antibiotik yang digunakan dalam terapi lokal terdiri dari sediaan dari
kelompok aminoglikosida (gentamisin, neomisin), polipeptida (gramicidin, polymyxin
B) atau fluoroquinolones (ciprofloxacin). Tetes telinga yang mengandung ciprofloxacin
tidak bersifat ototoksik.
Menggunakan sediaan gabungan, yang mengandung antibiotik dan steroid,
tampaknya menjadi solusi optimal karena propertinya. Waktu perawatan yang
disarankan minimal 7 hari hingga 2 minggu. Perbaikan klinis terjadi paling cepat 48-
72 jam setelahnya awal terapi. Dokter harus memberi tahu pasien tentang metode
aplikasi yang benar - setelah setiap penanaman, pasien harus tetap dalam posisi
terlentang selama 3–5 menit dengan telinga yang dirawat mengarah ke atas. Itu perlu
untuk melindungi telinga terhadap air selama seluruh periode pengobatan.
Komplikasi pengobatan topikal jarang terjadi. Tetes telinga aman dan dapat
ditoleransi dengan baik oleh pasien. Efek samping yang paling sering dilaporkan
Reaksinya adalah gatal di dalam telinga, lebih jarang ruam atau alergi kontak reaksi,
jarang pusing, gangguan pendengaran, dan superinfeksi dari saluran telinga.
Antibiotik sistemik tidak boleh diresepkan pada fase pertama pengobatan otitis
eksterna kecuali jika pasien berisiko parah otitis eksterna, memanifestasikan gejala
umum yang intensif atau sebenarnya diduga bahwa proses inflamasi tidak terbatas
hanya pada telinga luar.
Indikasi penggunaan antibiotik oral terbatas diakibatkan oleh fenomena
peningkatan resistensi antibiotik dan risiko efek samping (seperti: muntah, diare,
reaksi alergi). Otitis eksterna jamur diobati dengan membersihkan saluran telinga
sekresi dan menggunakan antijamur topikal.3
Dianjurkan untuk melakukan tindakan profilaksis bagi pasien yang cenderung
mengalami radang telinga luar, seperti menghindari cedera pada saluran pendengaran,
penggunaan emolien, sediaan antipruritik dan steroid topikal. Kebersihan telinga perlu
perhatian khusus, yaitu mengeringkan telinga dan menghindari sekresi basah,
membersihkan kotoran telinga dan menggunakan obat tetes pengasaman sebelum
berenang.3
Gambar 3. 4. Guideline tatalaksana otitis eksterna akut menurut Otolaryngology–Head and Neck
Surgery
(https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/0194599813517083)
Tabel 1. Obat Topikal untuk Terapi Otitis Eksterna
Gejalanya berupa rasa nyeri yang hebat tidak sesuai dengan besar bisul
akibat kulit liang telinga tidak mengandung jaringan ikat longgar dibawahnya
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat
timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain
itu, terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat
liang telinga.
2. Otomikosis
Gejala berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering juga
tanpa keluhan.Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan
asam asetat 2% dalam alcohol, larutan iodiumpovidon 5% atau tetes telinga yang
mengandung campuran antibiotic dan steroid yang diteteskan ke liang telinga
biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti jamur
(sebagai salep) yang diberikan secara topical yang mengandung nistatin,
klotrimazol.
Merupakan infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya.
Biasanya terjadi pada orangtua dengan penyakit diabetes mellitus. Pada penderita
diabetes, pH serumennya lebih tinggi dibanding pH serumen non diabetes. Kondisi ini
menyebabkan penderita diabetes lebih mudah terjadinya otitis eksterna. Akibat adanya
faktor immunocompromised dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut menjadi otitis
eksterna maligna.
Gejalanya adalah rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri,
secret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut
akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat
tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis
fasial.
Penebalan endotel yang mengiringi diabetes mellitus berat, kadar gula darah yang
tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif, menimbulkan kesulitan
pengobatan yang adekuat.
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan
cepat dengan pengobatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Paulsen F. ATLAS OF ANATOMY Sobotta. 16th ed. Munich: Elsevier; 2017. 285–316 p.
2. Helmi, Hafil A.F, Sosialisman. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala &
Leher Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2012.
3. Gamrot-Wrzoł M, Zięba N, Ścierski W, Misiołek M. Diffuse acute otitis externa. Pol Przegląd
Otorynolaryngologiczny. 2020;8(4):1–5.
4. Cirpaciu D, GOANŢĂ C, Tusaliu M, Curutiu C, Budu V. Microbial etiology of acute
otitis externa-a one year study. Rom Biotechnol Lett. 2017;22(1):12316.
LAMPIRAN