Anda di halaman 1dari 14

CASE REPORT

SEORANG PEREMPUAN USIA 19 TAHUN DENGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF


KRONIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Penyakit THT

Disusun Oleh :

Tetana Ary Subhan, S. Ked

J510185128

Pembimbing

dr. Yan Wirayudha, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT THT

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

CASE REPORT

SEORANG PEREMPUAN USIA 19 TAHUN DENGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF


KRONIK

Yang diajukan Oleh :

Tetana Ary Subhan, S. Ked

J510185128

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian dalam Pendidikan Profesi Dokter Stase
Ilmu Penyakit THT Fakultas Kedokteran

Telah dipresentasikan, disetujui dan di sahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disahkan Pada ...

Mengetahui :

Pembimbing :

dr. Yan Wirayudha, Sp.THT-KL (........................................)

Dipresentasikan di hadapan :

dr. Yan Wirayudha, Sp.THT-KL (........................................)


BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. F
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 19 Tahun
Alamat : Grogol, Sukoharjo
Suku bangsa : Jawa
No. RM : 0418***

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Sakit pada telinga kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Seorang pasien perempuan berusia 19 tahun datang ke poli THT RS PKU
Muhammadiyah Surakarta tanggal 13 Maret 2020 dengan keluhan sakit pada telinga
kanan. Sakit dirasakan sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. Sakit dirasakan kadang-
kadang namun sering. Pasien merasa pendengaran berkurang, telinga berdenging dan
pusing.
Pasien sudah memeriksakan keluhannya dan diberi obat namun keluhan tidak
berkurang. Keluhan demam disangkal, mual disangkal, muntah disangkal, BAK dan
BAB dalam batas normal, hidung tersumbat disangkal, pilek dan batuk disangkal,
keluar cairan dari telinga disangkal.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat sinusitis : disangkal
Riwayat epitaksis : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat HT : disangkal
Riwayat cedera kepala : disangkal
Riwayat Operasi : diakui
Riwayat alergi obat : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat HT : disangkal
Riwayat alergi : diakui

5. Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan :


Pasien masih bersekolah, pasien biasa membersihkan telinga dengan alat yang terbuat
dari besi stainless.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Frekuensi nadi : 76 ×/menit
Frekuensi nafas : 18 ×/menit
Suhu : 36,3oC

2. Pemeriksaan Sistemik
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Toraks :
Paru :
Inspeksi : Gerakan paru simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung:
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis 1 jari medial linea midclavikula sinistra SIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama jantung, bising jantung tidak ada

Abdomen :
Inspeksi : Perut tidak tampak distended
Palpasi : Hepar dan lien dalam batas normal
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler < 2 detik

STATUS LOKALIS THT


Telinga
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kel. Congenital Tidak ada Tidak ada

Daun Telinga Trauma Tidak ada Tidak ada


Radang Tidak ada Tidak ada
Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tarik + Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) Cukup lapang (N)
Sempit - -
Dinding Liang Hiperemi Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Telinga
Massa Tidak ada Tidak ada
Bau Tidak ada Tidak ada
Warna Tidak ada Tidak ada
Sekret/serumen Jumlah Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Membran timpani
Warna Putih Putih
Reflex cahaya (-) (+)
Bulging - Tidak ada
Utuh Retraksi Tidak ada Tidak ada
Atrofi Tidak ada Tidak ada
Jumlah perforasi 1 -

Perforasi
Jenis - -
Kuadran Anterior superior -
Pinggir - -
Tanda radang Tidak ada Tidak ada

Mastoid
Fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Kel. Congenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Hidung luar Radang Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada

Sinus paranasal :
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Rinoskopi Anterior:
Vibrise Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Vestibulum
Cavum nasi Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang
Sempit - -
Lapang - -
Lokasi - -
Jenis Jernih Jernih
Jumlah - -
Sekret Bau - -
Ukuran - Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Irreguler Licin
Konka inferior Edema - -
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Konka media Edema - -
Cukup lurus/deviasi Cukup lurus Cukup lurus
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Spina Tidak ada Tidak ada
Septum Krista Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Massa Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh - -
vasokonstriktor

Rinoskopi Posterior
Tidak dilakukan

Mulut & Tenggorok


Mulut Dapat membuka mulut dengan baik
Warna mukosa bukal: merah muda
edema: (-)
Pecah-pecah: (-)
Mukosa oral Mukosa hiperemis (-)
Uvula di tengah
Pemeriksaan Permukaan rata, kripte tidak melebar
orofaring T1-T1
Tonsil hiperemis (-)
Peritonsil abses (-)
Warna merah muda
Laringoskopi Epiglottis tidak ada kelainan
Indirect Plika vokalis tidak ada kelainan
Subglotis tidak ada kelainan
Tumor (-)

Laringoskopi Indirek
Tidak dilakukan
Pemeriksaan kelenjar getah bening leher
Inspeksi : Tidak terlihat tanda pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah :
Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12,8 gr/dl 12-16
Hematokrit 39,5 % 37,00-47,00
Leukosit 8,7 103ul 5,0 – 10,0
Trombosit 388 103ul 150 – 300
Eritrosit 4,53 106ul 4,00-5,00
MCV 86,9 Pf 82 – 92
MCH 27,1 Pg 27 -31
MCHC 31,4 % 32 – 37
Eosinofil 0,4 % 0,5 – 5,0
Basofil 0,2 % 0–1
Limfosit 32,3 % 25– 40
Monosit 6,2 % 3–9
Netrofil 61,5 % 50-70
PT 11,3 Detik 9,4-12,5
APTT 31,1 Detik 25,1 - 36,5
SGPT 13 U/L <27
SGOT 16 U/L <35
HbsAg (rapid) Non reaktif Non reaktif
E. DIAGNOSIS KERJA : Otitis Media Supuratif Kronik

F. DIAGNOSIS BANDING : Otitis Media Supuratif Kronis Maligna

G. TERAPI
Non medika mentosa
- Jaga kebersihan telinga, jangan sampai terkena air (air masuk ke telinga)
- Rawat inap untuk segera di operasi

Medikamentosa
- Ear toilet dengan H2O2 3% 2x / hari
- Ofloksasin ear drop 2 x 5 tetes / hari
- Amoxicillin 3 x 500mg
- Tremenza 2 x 1
- Pro Timpanoplasti

H. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
RESUME

Seorang pasien perempuan berusia 19 tahun datang ke poli THT RS PKU


Muhammadiyah Surakarta tanggal 13 Maret 2020 dengan keluhan sakit pada telinga kanan.
Sakit dirasakan sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. Sakit dirasakan kadang-kadang namun
sering. Pasien merasa pendengaran berkurang, telinga berdenging dan pusing.
Pasien sudah berobat namun keluhan tidak berkurang. Keluhan demam disangkal,
mual disangkal, muntah disangkal, BAK dan BAB dalam batas normal, hidung tersumbat
disangkal, pilek dan batuk disangkal, keluar cairan dari telinga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik telinga didapatkan perforasi pada membran timpani telinga
kanan oada kuadran anterior superior, tidak keluar cairan. Pada pemeriksaan hidung dan
tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium darah masih dalam
batas normal.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Ear toilet dengan H2O2 3% 2x / hari,
Ofloksasin ear drop 2 x 5 tetes / hari, Amoxicillin 3 x 500mg, Tremenza 2 x 1 dan
direncanakan tindakan Timpanoplasti.
BAB II
PEMBAHASAN

Telah dirawat seorang pasien perempuan berusia 19 tahun di RS PKU


Muhammadiyah Surakarta dengan otitis media supuratif kronik. Otitis media supuratif kronik
(OMSK) adalah radang kronik telinga tengah disertai perforasi membran timpani dan sekret
liang telinga yang berlangsung lebih dari 2 bulan, baik hilang timbul maupun terus menerus
tanpa disertai adanya kolesteatoma.
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien datang dengan keluhan sakit pada telinga
kanan. Sakit dirasakan sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. Sakit dirasakan kadang-kadang
namun sering. Pasien merasa pendengaran berkurang, telinga berdenging dan pusing.
Pasien sudah berobat namun keluhan tidak berkurang Keluhan demam disangkal,
mual disangkal, muntah disangkal, BAK dan BAB dalam batas normal, hidung tersumbat
disangkal, pilek dan batuk disangkal, keluar cairan dari telinga disangkal. Sebelumnya pasien
pernah di operasi dengan rhinitis alergi.
Pada pemeriksaan fisik telinga didapatkan perforasi pada membran timpani telinga
kanan oada kuadran anterior superior, tidak keluar cairan. Pada pemeriksaan hidung dan
tenggorok tidak ditemukan kelainan.

Pada penatalaksanaan otitis media supuratif kronik dilakukan dengan medikamentosa


dan non-medikamentosa.
1. Terapi non medikamentosa yang disarankan adalah menjaga kebersihan telinga, jangan
sampai terkena air (air masuk ke telinga).
2. Medikamentosa
Penatalaksanaan otitis media supuratif kronik tidak jarang memerlukan waktu yang
lama serta berulang-ulang. Sekret yang tidak cepat kering atau selalu kambuh berkaitan
dengan adanya perforasi yang bersifat permanen, sehingga telinga tengah berhubungan
dengan dunia luar. Kemudian adanya sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan
sinus, higiene yang buruk serta terbentuknya jaringan patologis yang irreversibel.
Prinsip terapi yang dilakukan secara konservatif dan medikamentosa. Untuk
mengurangi sekret yang keluar maka diberikan pencuci telinga berupa larutan H2O2 3%
selama 3-5 hari kemudian diikuti pemberian antibiotik topikal 1-2 minggu. Terapi oral
yang dapat diberikan yaitu antibiotik golongan penisilin (ampisilin, eritromisin dll). Bila
alergi atau resisten terhadap golongan penisilin maka dapat diberi ampisilin asam
klavulanat.
Jika sekret sudah kering tetapi masih ada perforasi setelah diobservasi selama 2 bulan
maka idealnya dilakukan tindakan miringoplasti atau timpanoplasti. Dengan tujuan
menghentikan infeksi, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah
komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat serta memperbaiki pendengaran.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Ear toilet dengan H2O2 3% 2 x / hari,
Ofloksasin ear drop 2 x 5 tetes / hari, Amoxicillin 3 x 500mg, Tremenza 2 x 1 dan
direncanakan tindakan Timpanoplasti.

3. Operatif
The American Academy of Ophthalmology and Otolaryngology Subcomittee on
Conversation of Hearing menetapkan definisi timpanoplasti sebagai sebuah prosedur yang
dilakukan untuk eradikasi penyakit pada telinga tengah dan rekonstruksi mekanisme
pendengaran dengan atau tanpa graft pada membran timpani.
BAB III
KESIMPULAN

Pada laporan kasus ini dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
di dapatkan diagnosis akhir berupa otitis media supuratif kronik. Setelah dilakukan
pemeriksaan lalu pasien diberi terapi dan diedukasi untuk dilakukan tindakan timpanoplasti
guna menghindari komplikasi akibat perforasi membran timpani.
DAFTAR PUSTAKA

Abouzied, A., Massoud E., 2010. Sex Differences in Tonsillitis. Dalhausie Medical Journal.
35(1). p:8-10

Amarudin, T., & Christanto, A. (2007). Kajian Manfaat Tonsilektomi. Dalam: Riyanto W.B.,
2007. Cermin Dunia Kedokteran No. 155 (THT). Jakarta

Aritomoyo, D., 1980. Insiden Tonsilitis Akut dan Kronik Pada Klinik THT RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Kumpulan Naskah Ilmiah KONAS VI PERHATI, Medan; p: 249-55.

Arsyad, F., 2013.Hubungan Antara Pengetahuan dan Pola Makan dengan Kejadian Tonsilitis
pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Minasatene Kab.Pangkep,
2(1). p:2

Ballenger, J.J., 2010. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher.Jilid 1, edisi 22
Jakarta. p:346-352

Lalwani, A.K., 2012. Grading of Tonsillitis In. Current Diagnosis and Treatment in
Otolaryngology – Head and Neck surgery, 2nd Edition.

Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., dan Restuti, R.D., 2012. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.

Udayan, K., Shah, 2014. Tonsillitis and Peritonsillar Abscess Treatment & Management.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/ 871977-treatment [Accessed
from: 20 May 2015].

Anda mungkin juga menyukai