Oleh:
dr. Dini Nur Muharromah Yuniati
Dokter Pendamping
dr. Richard Sabar Nelson Siahaan
dr. Corry Christina H
Hasil pembelajaran:
1. Penegakan diagnosis otitis media akut et causa rhinitis akut pada anak dan tatalaksananya.
Subjective : (Autoanamnesis)
Keluhan utama: Keluar cairan dari kedua telinga
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli THT dibawaa oleh ibunya pada tanggal 28 Oktober 2019. Pasien dikeluhkan keluar cairan dari kedua telinga sejak 3
hari SMRS. Pasien dikatakan tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Cairan dikatakan berwarna bening bercampur dengan
serumen, agak lengket, tidak berbau dan keluar terus menerus. Awalnya dikatakan cairan keluar sedikit lama kelamaan semakin banyak
dan terus menerus. Keluhan lain berupa batuk dan pilek disertai dengan demam ada. Keluhan dirasakan sejak seminggu yang SMRS.
Demam dikatakan hilang timbul dengan suhu tertinggi 38,5 derajat celcius. Batuk dikatakan berdahak dan sulit untuk di keluarkan. Pasien
dikatakan rewel dan sulit tertidur nyenyak dikarenakan hidungnya sering tersumbat. Ibu pasien mengatakan sudah minum obat warung
tetapi tidak membaik.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit asma-alergi disangkal.
Riwayat kelahiran dikatakan lahir normal, menangis spontan, presentasi kepala, berat badan lahir normal.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit darah tinggi, gula, kolesterol di keluarga disangkal.
Riwayat sakit jantung, paru, liver, dan ginjal di keluarga disangkal.
Riwayat keluhan serupa dengan pasien disangkal.
Riwayat sosio-ekonomi
Pasien merupakan anak pertama dan satu-satunya, saat ini berusa 1 tahun 4 bulan.
Pasien saat ini datang ke Pol-THT dengan menggunakan jaminan berupa KS Bekasi.
Objective:
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Tekanan darah : Tidak dievaluasi
Kesadaran : Kompos mentis Laju nadi : 88 kali per menit, regular, kuat, isi cukup
BB : 9,2 kg Laju napas : 24 kali per menit, regular, torakoabdominal
TB : 80 cm Suhu : 37.5º C
Pemeriksaan fisis
Tabel 1. Hasil pemeriksaan fisis (28 Oktober 2019)
Kepala Normosefal, tidak tampak adanya deformitas.
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflex cahaya langsung dan tidak langsung positif
pada kedua mata.
Mulut Tonsil hiperemis -/-, oedem -/-, Faring hiperemis -
THT Sesuai Status Lokalis
Leher Tidak teraba adanya pembesaran KGB
Jantung S1, S2, tunggal, reguler, murmur (-)
Paru-paru Simetris, Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen Distensi (-), Bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba
Ekstremitas Akral hangat, CRT <2 detik, tidak terdapat edema ektremitas
Status Lokalis THT :
Tabel 2. Status Lokalis
Telinga Kanan Kiri
Daun Telinga Bentuk : Normal Bentuk : Normal
Nyeri Tarik Aurikuler (-) Nyeri Tarik Aurikuler (-)
Nyeri Tekan Tragus (-) Nyeri Tekan Tragus (-)
Liang Telinga (KAE) Lapang Lapang
Serumen : ada Serumen : ada
Cairan : ada (serous) Cairan : ada (serous)
Membran Timpani Tidak dapat dievauasi Tidak dapat dievaluasi
Tumor Tidak Tidak
Tes Pendengaran
Weber : Tidak dievaluasi
Rinne : Tidak dievaluasi
Schwabach : Tidak dievaluasi
Tenggorok
Dispneu Tidak ada
Sianosis Tidak Ada
Mukosa Hiperemis
Dinding Belakang Faring Merah Muda, Post Nasal Drip (-)
Stridor Tidak
Suara Normal
Tonsil Kanan Kiri
Ukuran T1 T1
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kripta Tidak Tidak
Detruitus Tidak Tidak
Pus Tidak Tidak
Peritonsil Mukosa : Merah Muda Mukosa : Merah Muda
Pus : (-) Pus : (-)
Uvula Hiperemia (-), Edema (-), Letak Medial, Deviasi (-)
Palatum Molle Hiperemia (-), Edema (-)
Waktu dan Gejala 1-2 hari (prodormal) Lama berminggu-minggu, bulan, tahun, musim
Patogenesis
Area utama patologi pada otitis media adalah Tuba Eustachius dimana patogenesisnya berkaitan dengan fungsi abnormal pada tabung ini. Tuba
Eustachius merupakan mekanisme pertahanan utama telinga tengah, hal itu dikarenakan tuba eustaschia menghubungkan rongga timpani dengan
nasofaring yang memiliki berbagai macam fungsi yaitu, melindungi telinga tengah dari sekresi nasofaring, drainase sekresi telinga tengah, dan
memungkinkan keseimbangan tekanan udara dengan tekanan atmosfer dalam telinga tengah. Tidak seperti orang dewasa, tabung Eustachia anak
lebih selaras secara horizontal dan lubang pembukaan tonus tubarius dikelilingi oleh folikel limfoid yang banyak jumlahnya. Adenoid pada anak
dapat mengisi nasofaring, sehingga secara mekanik dapat menyumbat lubang hidung dan tuba eustakius, ini memungkinkan penyebaran infeksi
yang lebih mudah dari nasofaring ke telinga tengah.3,4
Obstruksi mekanik ataupun fungsional tuba eustaschius dapat mengakibatkan efusi telinga tengah. Obstruksi mekanik intrinsik dapat terjadi
akibat dari infeksi atau alergi dan obstruksi ekstrinsik akibat adenoid atau tumor nasofaring. Obstruksi fungsional dapat terjadi karena jumlah dan
kekakuan dari kartilago penyokong tuba. Obstruksi fungsional ini lazim terjadi pada anak-anak. Obstruksi tuba eustakius mengakibatkan tekanan
telinga tengah menjadi negatif dan jika menetap mengakibatkan efusi transudat telinga tengah. Bila tuba eustakius mengalami obstruksi tidak
total, secara mekanik, kontaminasi sekret nasofaring dari telinga dapat terjadi karena refluks (terutama bila membran timpani mengalami
perforasi), karena aspirasi, atau karena peniupan selama menangis atau bersin. Bayi dan anak kecil memiliki tuba yang lebih pendek dibandingkan
dewasa, yang mengakibatkannya lebih rentan terhadap refluks sekresi nasofaring. Faktor lain yaitu respon imun bayi yang belum sempurna.
Infeksi saluran nafas yang berulang juga sering mengakibatkan otitis media melalui inflamasi dan edema mukosa dan penyumbatan lumen tuba
eustakius. 3,4