Anda di halaman 1dari 7

BORANG PORTOFOLIO KASUS ANAK

PAROTITIS

Oleh

dr. Sri Wulandari

Pembimbing

dr. M. Ghufron

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. KOESMA TUBAN

JAWA TIMUR

2018
PORTOFOLIO AMENORRHEA PRIMER
No. ID dan NamaPeserta : dr. Sri Wulandari
No. ID dan Nama Wahana : RSUD dr. Koesma Tuban
Topik : Anak
Tanggal Kasus : 18 Mei 2018
NamaPasien : An. A No. RM : 20xxxx
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr.M. Ghufron
Tempat Presentasi : RSUD dr. Koesma Tuban
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Keluhan belum pernah menstruasi hingga sekarang
Tujuan : Mengetahui diagnosis dan penanganan awal pasien dengan keluhan demam dan
bengkak pada leher kanan
Bahan bahasan TinjauanPustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi &diskusi E-mail Pos

Data Pasien Nama : An. A No. Registrasi :


Umur : 13 tahun 20xxxx
Alamat : Tuban
Nama Klinik : RSUD dr Koesma Tuban Telp. Terdaftar sejak :
6 April 2012
KELUHAN UTAMA : Demam
Data Utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Demam sudah 3 hari ini, demam disertai bengkak pada pipi kanan belakang 1 hari yang
lalu, selain itu pasien juga terlihat susah mengunyah . Tidak dijumpai gangguan
pernafasan, tidak ada gusi yang bengkak atau gigi yang berlubang, dan pasien tidak
mengalami trauma pada daerah yang bengkak. Riwayat imunisasi wajib lengkap. Batuk
(-) pilek (-) nyeri tenggorokan (-), mual(-), muntah (-).

2. Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat Keluarga :


Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : compos mentis
Status generalis
Tensi : 110/70
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 37,9 oC
BB : 25 kg

Kepala leher
Umum : anemia -, icterus -, sianosis -, dyspnea -

Mata
Alis : normal
Bola mata : normal
Kelopak : normal
Konjungtiva : normal
Sclera : normal
Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya +/+
Mata cowong : negatif

Telinga
Bentuk : normal
Lubang telinga : normal
Can.audit.ext : normal
Pendengaran : normal

Hidung
Penyumbatan : tidak ditemukan penyumbatan
Daya penciuman : normal

Mulut
Bibir : kering (-), tidak ada tanda sianosis
Gusi : koplik spot (-), perdarahan (-)
Lidah : tidak kotor
Mukosa : normal
Palatum : tidak tampak ikterus

Leher
Kel.limfe : tidak ada pembesaran
Trakea : di tengah
Tiroid : tidak ada pembesaran
Arteri carotis : teraba pulsasi
Faring hiperemi
Status lokalisata Regio angulus mandibula dextra : terdapat benjolan dengan diameter ± 2-3
cm, lunak, batas tegas, fluktuasi (-), hiperemi (-), pus(-)

Thorax
Umum
Bentuk : simetris
Pergerakan dada : simetris, retraksi (-) suprasternal,
ICS : tidak ada pelebaran maupun penyempitan
Kulit dada : dalam batas normal
Kulit punggung : dalam batas normal
Axilla : pembesaran KGB (-)
Skeleton : gibbus (-)

Paru-paru
Inspeksi
Jenis Depan Belakang
pemeriksaan Kanan Kiri Kanan Kiri
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
Pergerakan Simetris Simetris Simetris Simetris

Palpasi
Jenis Depan Belakang
pemeriksaan Kanan Kiri Kanan Kiri
Pergerakan Simetris Simetris Simetris Simetris
Fremitus raba Normal Normal Normal Normal
Nyeri - - - -
Perkusi
Jenis Depan Belakang
pemeriksaan Kanan Kiri Kanan Kiri
Suara ketok Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Nyeri ketok - - - -

Auskultasi
Jenis Depan Belakang
pemeriksaan Kanan Kiri Kanan Kiri
Suara nafas Vesikuler Vesikuler vesikuler Vesikuler
Suara Normal Normal Normal Normal
percakapan
Ronkhi - - - -
- - - -
- - - -
Wheezing - - - -
- - - -
- - - -
Jantung dan sistem kardiovaskuler
Inspeksi
Iktus : (+)
Pulsasi jantung : (+)
Palpasi
Iktus : teraba di ICS V MCL S
Pulsasi jantung : teraba pada daerah iktus kordis
Suara yang teraba : tidak ada
Getaran (thrill) : (-)
Perkusi
Batas kanan : parasternal line dextra ICS 3-4
Batas kiri : ICS VI MCL sinistra
Auskultasi
Suara 1, suara2 : tunggal
Suara tambahan : murmur (-), gallop (-), ekstrasistole (-)

Abdomen
Inspeksi : supel, umbilicus masuk merata, meterorismus (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, bising aorta (-), bising a.
renalis (-)
Palpasi : hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, defans (-),turgor kulit
cukup,
Perkusi : timpani pada ke empat kuadran abdomen, shifting dullness (-)

Genitalia : Normal
Ekstremitas
Atas
Akral hangat kering merah
Tidak didapat deformitas
Sendi : tidak didapat kelainan
Kuku : tidak didapat kelainan
Jari : tidak didapat kelainan
Edema : tidak didapatkan

Bawah
Akral hangat kering merah
Tidak didapat deformitas
Sendi : tidak didapat kelainan
Kuku : tidak didapat kelainan, clubbing finger (-)
Jari : tidak didapat kelainan
Edema : tidak didapatkan

Daftar Pustaka
1. Nelson. Mumps. In: Nelson, et all. ed. Ilmu Kesehatan Anak III. Edisi XV. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010.p.1896-9.
2. Doens. Mumps. In: Doens, et all. Lange Curent Medical Diagnosis And Treatment. 49th
ed. New York: Lange. 2007.p.113-5.
3. Ngastiyah. Parotitis. In: Ngastiyah. Perawatan pada Anak. Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran EGC. 2007.p.36-46 .

SUBYEKTIF :
Demam sudah 3 hari ini, demam disertai bengkak pada pipi kanan belakang 1 hari yang
lalu, selain itu pasien juga terlihat susah mengunyah . Tidak dijumpai gangguan
pernafasan, tidak ada gusi yang bengkak atau gigi yang berlubang, dan pasien tidak
mengalami trauma pada daerah yang bengkak. Riwayat imunisasi wajib lengkap. Batuk
(-) pilek (-) nyeri tenggorokan (-), mual(-), muntah (-).
OBYEKTIF
Didapatkan keadaan umum pasien compos mentis, dengan tanda vital dalam batas normal.
Dari pemeriksaan fisik status lokalisata Regio angulus mandibula dextra : terdapat benjolan
dengan diameter ± 2-3 cm, lunak, batas tegas, fluktuasi (-), hiperemi (-), pus(-).
ASSESSMENT
1. Parotitis
PLAN
PTx :
Non farmakologi :
 Isolasi untuk mencegah penularan
 Istirahat cukup dan minum banyak air putih
 Menjaga kebersihan diri, dan cuci tangan
 Pemberian makanan lunak
Farmakologi :
 Terapi simptomatis :
- Antipiretik : Paracetamol 10 mg/kgBB → (10 x 25 kg = 250mg )

Pencegahan dan Edukasi :

• Vaksin MMR (dosis pertama usia 15 bulan, dosis kedua usia 5 tahun IDAI 2017)
• Menghindari individu yang sehat terutama anak-anak yang memiliki gangguan imunitas.

Anda mungkin juga menyukai