HIPERTENSI GRADE 2
TIDAK TERKONTROL
Disusun Oleh:
Dokter Pembimbing:
dr. Dyah Retnani Basuki, M.Kes, AAAK
Nama : Ny. R
Usia : 62 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : IRT
• Keluhan Utama
Nyeri kepala
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan pasien dengan riwayat hipertensi. Saat ini pasien masih sering mengalami
keluhan nyeri kepala, Keluhan sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang yang lalu namun bersifat
hilang timbul. Pada saat keluhan muncul, nyeri kepala dirasakan terus menerus sepanjang hari.
Nyeri kepala dirasakan kepala pasien terasa berat dan menjalar hingga ke leher. Nyeri kepala
dirasakan lebih berat jika kelelahan atau stress dan berkurang dengan istirahat. Pasien sudah pernah
berobat ke Puskesmas dan didiagnosis hipertensi. Pasien telah mengkonsumsi obat amlodipine
namun tidak teratur. Sejak kondisi pandemi pasien takut untuk kontrol ke puskesma. Keluhan lain
seperti keringat dingin, mual muntah, jantung berdebar debar disangkal oleh pasien, BAK dan BAB
normal.
ANAMNESIS
Occupational
toko yang ia miliki. Sejauh ini kebutuhan dari
dagangan pasien cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Pemeriksaan Hasil
Kepala
Inspeksi Normocepal, wajah terlihat simetris, conjungtiva
anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor (+/+),
mukosa bibir kering (-), sianosis (-), otorea (-/-),
rinore (-/-)
Palpasi Nyeri tekan (-), pembesaran KGB (-)
Leher
Inspeksi Pembengkakan (-), jejas (-), deviasi trakea (-), pulsasi
vena jugular tidak terlihat,
Palpasi Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-), nyeri tekan
(-).
Auskultasi Suara bruit (-)
Thorax (Pulmo)
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terdapat kelainan bentuk.
Palpasi Tidak ada ketertinggalan gerak, vokal fremitus tidak
ada peningkatan maupun penurunan,
Perkusi Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Suara dasar vesikuler (SDV): +/+ (pada lapang paru
kanan dan kiri). Suara ronkhi: -/-. Wheezing : -/-
Thorax (Cor)
Inspeksi Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi Teraba ictus cordis di SIC V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi Batas kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV linea sternalis dextra
Batas kiri bawah: SIC IV linea midclavicularis
sinistra.
Auskultasi Bunyi jantung I dan II normal, regular,
mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi Abdomen terlihat datar, tidak ada kelainan bentuk
abdomen
Auskultasi Bising usus (+) normal
Perkusi Timpani pada semua kuadran abdomen, area traube
timpani
Palpasi Defens muskular (-), nyeri tekan pada epigastrium,
ginjal, hepar dan lien tidak teraba mengalami
pembesaran
Genitalia
Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan status generalisata
Pemeriksaan Hasil
Kepala
Inspeksi Normocepal, wajah terlihat simetris, conjungtiva
anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor (+/+),
mukosa bibir kering (-), sianosis (-), otorea (-/-),
rinore (-/-)
Palpasi Nyeri tekan (-), pembesaran KGB (-)
Leher
Inspeksi Pembengkakan (-), jejas (-), deviasi trakea (-), pulsasi
vena jugular tidak terlihat,
Palpasi Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-), nyeri tekan
(-).
Auskultasi Suara bruit (-)
Thorax (Pulmo)
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terdapat kelainan bentuk.
Palpasi Tidak ada ketertinggalan gerak, vokal fremitus tidak
ada peningkatan maupun penurunan,
Perkusi Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Suara dasar vesikuler (SDV): +/+ (pada lapang paru
kanan dan kiri). Suara ronkhi: -/-. Wheezing : -/-
Thorax (Cor)
Inspeksi Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi Teraba ictus cordis di SIC V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi Batas kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV linea sternalis dextra
Batas kiri bawah: SIC IV linea midclavicularis
sinistra.
Auskultasi Bunyi jantung I dan II normal, regular,
mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen
Diagnostik holistik (aspek personal)
• Kurangnya pemahaman
Skala penilaian fungsi sosial
terkait faktor resiko
pasien adalah 3, karena pasien
penyakit pasien mulai mengalami hambatan
• Kurangnya pendampingan dalam melakukan aktifitas
minum obat kepada pasien seperti biasanya.
• Kondisi lingkungan dan
pandemic
• Pekerjaan
• Stress
Penatalaksanaan
KIE (konseling, informasi dan Pengobatan Focus Family Pengobatan Focus komunity
edukasi)