Anda di halaman 1dari 32

CASE BASED DISCUSSION

DISFAGIA

PEMBIMBING :
 dr. Wawan Siswadi, Sp. THT-KL

DISUSUN OLEH :  


Amanda Elma Monica (2013020004)

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK, KEPALA DAN LEHER


RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
IDENTITAS PASIEN

•Nama : Ny. S
•Usia : 61 tahun 
•TTL : 01 Juli 1960
•Jenis Kelamin : Perempuan 
•Agama : Islam 
•Alamat : semboga
•Pekerjaan : ibu rumah tangga
•No. RM : 666276
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pasien tidak bisa makan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poliklinik THT RSUD dr. soeselo slawi dengan keluhan
tidak bisa makan disertai nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu, Keluhan
muncul dan berlangsung terus menerus dan menetap.
Pasien mengeluhkan sulit menelan ketika menelan makanan yang keras
maupun yang lunak, namun tidak sampai tersedak, pasien juga
mengeluhkan nafsu makan menurun dan badan menjadi kurus.
Dua hari SMRS keluhan masih sama, dicoba diberikan makanan bubur
namun tidak dapat ditelan. Keluhan timbul diketahui pagi hari saat akan
sarapan dan menetap sepanjang hari, Keluhan tidak disertai penurunan
kesadaran, demam disangkal, Sesak napas (-), mual muntah (-),pasien
belum pernah berobat sebelumnya.
Satu hari SMRS, keadaan pasien semakin bertambah lemah sehingga
keluarga membawa pasien ke Poliklinik THT RSUD dr soeselo slawi.
Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan serupa (-)

Riwayat sakit telinga (-) Riwayat sakit hidung (-)

Riwayat sakit tenggorokan (-)

Riwayat Diabetes Mellitus (-) 

Riwayat Hipertensi (-) 

Riwayat kolesterol tinggi (-) 

Riwayat radang sendi (-)


Riwayat Penyakit keluarga

Keluhan serupa (-)

Riwayat sakit telinga (-) 

Riwayat sakit hidung (-)

Riwayat sakit tenggorokan (-) 

Riwayat Diabetes Mellitus (-) 

Riwayat Hipertensi (-) 

Riwayat kolesterol tinggi (-) 

Riwayat radang sendi (-)


Riwayat Sosio-Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga,


dan berobat dengan menggunakan BPJS.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital dan status generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan  Kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan


Kesadaran : E4V5M6 Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
Suhu : 36,6 C Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
TD : 110/80 Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
N : 88 x/menit  Ekstremitas: Tidak dilakukan pemeriksaan
RR : 20 x/menit
SpO2 : 98 %
Pemeriksaan Fisik
Telinga

  Dextra Sinistra
 Daun Telinga Normotia Normotia
Canalis auricularis Lapang, hiperemis (-), Lapang, hiperemis
edema (-) (-), edema (-), 
Membran timpani Intake (-), edema(-), Intak (-), edema (-),
reflex cahaya (+) reflek cahaya (+)
Tragus pain  (-)  (-)
Hearing loss (-) (-)
Discharge 
 (-) (-)
 
Hidung
  Dextra Sinistra

Hidung luar Bentuk (normal), hiperemis (-), nyeri Bentuk (normal), hiperemis (-), nyeri tekan
tekan (-), deformitas (-), deformitas
(-) (-)

Cavum nasi Normal, mukosa pucat (-), hiperemis Normal, mukosa pucat (-), hiperemis (-)
  (-)
 

Discharge (-) (-)

Concha inferior Hipertrofi (-), mukosa hiperemis (-) Hipertrofi (-), mukosa hiperemis (-)

Meatus Nasi Media Mukosa hiperemis, sekret (-), massa Mukosa hiperemis, sekret (-), massa
berwarna putih mengkilat (-) berwarna putih mengkilat (-)

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-)

Nyeri pada daerah    


•Sinus frontalis (-)    (-) 
•Sinus maksillaris (-) (-)
•Sinus sphenoidalis (-) (-)
•Sinus ethmoidalis (-) (-)
Mulut

•Bibir : dalam batas normal


•Ginggiva : dalam batas normal
•Gigi : dalam batas normal
•Lidah : dalam batas normal
•KGB : dalam batas normal 
Tenggorokan

  Dextra Sinistra
Tonsil T3
T1 T3
T1
Faring Kelumpuhan
Hiperemis arcus
(-) faring
Laring yang disebabkan
Tidak dilakukanoleh
gangguan
pemeriksaandipusat
menelan maupun pada
Nasofaring  Tidak
sarafdilakukan
n.IX,X
pemeriksaan
Laring Hiperemis (-)
Lain-lain (-)
Esofagus Nyeri menelan (+)
Lain-lain (-)
Leher

  Dextra Sinistra
Bengkak  (-) (-)
Lesi kulit  (-)
Perubahan warna kulit (-)
Bekas luka (-)
Pembesaran limfenodi (-) (-)
Pembesaran tiroid (-)
Diagnosis banding

•Disfagia mekanik
Diagnosis kerja

Diagnosis utama:
- Disfagia motoric ec parese N IX,X
Tatalaksana
Medikamentosa 
1. Thiamin 50 mg 3x1
2. Vit B12 3x1
3. Pyridoxini 3x1
4. Piracetam 800mg 3x1

Non-Medikamentosa 
• Menjaga higienitas makanan dan
minuman 
• Menjaga daya tahan tubuh
• Mengkonsumsi makanan bergizi
• Istirahat cukup
PENDAHULUAN

Proses menelan adalah suatu aktivitas neuromuskuler yang


kompleks yang meliputi koordinasi yang cepat dari struktur
– struktur dalam kavum oris, faring, laring dan esofagus.

Disfagia merupakan gejala kegagalan memindahkan bolus


makanan dari rongga mulut sampai ke lambung atau proses
penelanan

Prevalensi disfagia pada dewasa paling banyak diatas 50


tahun yakni sekitar 7 – 22 % populasi
ANATOMI
ANATOMI
PROSES MENELAN - FASE ESOFAGUS
•Perpindahan makanan dari faring ke esofagus
•Dalam keadaan istirahat, sphincter esofagus tertutup
•Bolus makanan merangsang M. krikofaring sehingga
membuka spincther esofageal atas untuk memasukkan
makanan ke esofagus
•Setelah makanan lewat, spincther akan berkontraksi
lebih kuat agar tidak terjadi reflux
•M. konstriktor faring inferior berperan dalam gerakan
bolus makanan di esofagus atas pada akhir fase faring
•Selanjutnya peristaltik esofagus mendorong makanan ke
bawah
Definisi

Disfagia adalah gangguan dalam proses menelan dengan defisit anatomi


atau fisiologis dalam mulut, faring, laring, dan esophagus dan berkontribusi
dalam berbagai perubahan status kesehatan yang negative terutama
peningkatan resiko kekurangan gizi dan pneumonia. 
Disfagia adalah kesulitan dalam menggerakan makanan dari mulut ke
dalam lambung .
Epidemiologi

• 50-66% terjadi pada usia


diatas 60 tahun
• Wanita > pria
• Populasi yang lebih tua,
pasien dengan riwayat Pada populasi yang lebih
stroke, penyakit muda, disfagia sering
Alzheimer, atau sklerosis dikaitkan dengan penyakit
lateral amiotrofik >> sistemik yang mendasari,
seperti penyakit autoimun,
penyakit refluks
gastroesofageal (GERD),
atau esofagitis eosinofilik
Etiologi

Disfagia orofaring
• Neurologis (pasca stroke, parkinson)
• Otot (polimiositis, distrofi otot,
miasternia gravis)
• Anatomis (pembesaran tiroid, tumor,
abses)
Disfagia esofagus
• Mekanis
• Motilitas/motorik 
Obat-obatan
• Antipsikotik
• Antidepresan
• NSAID
• Nitrat
klasifikasi

 Disfagia orofaring
 Disfagia esofageal
Patofisiologi
Penegakan diagnosis

Anamnesis
• Jenis makanan yang Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
menyebabkan • Melihat dan meraba • Pemeriksaan
disfagia (padat atau ada masa radiologi
cair) tumor/tidak pada • Esofagoskopi
• Waktu dan leher dan rongga • Videofluoroskopi
perjalanan keluhan mulut swallow assessment
disfagia • Peradangan (VFSS)
• Lokasi rasa orofaring dan tonsil • Fiberoptic
sumbatan  • Kelumpuhan otot- endoscopic
• Gejala lain yang otot lidah dan arkus evaluation of
dirasakan faring swallowing (FEES)
Tatalaksana

Tujuan dari tatalaksana disfagia adalah mengurangi aspirasi, meningkatkan kemampuan pasien
untuk mengunyah dan menelan dan mengoptimalkan status nutrisi pasien. 
Disfagia orofaringeal
Terapi nutrisi dan makanan
Terapi pembedahan
Terapi rehabilitatif
Tatalaksana

Disfagia esophageal
Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain (Eslick, 2018):


• Isolasi sosial karena batuk, rasa malu, dan kesulitan menelan
• Komplikasi paru akibat aspirasi kronis, terutama pneumonia
• Komplikasi yang mengancam jiwa (dehidrasi, malnutrisi, komplikasi paru,
kematian)
• Kualitas hidup berkurang
• Rehabilitasi berkurang setelah cedera atau sakit
TERIMA KASIH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai