Anda di halaman 1dari 24

“INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

(ISPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TIPO”
Uyun Nusyur Sudarman
N 111 15 008

Pembimbing Klinik:
drg. Elly Yane Bangkele, M.Kes
dr. Intje Norma

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan kelompok penyakit


kompleks dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan dapat
mengenai setiap lokasi di sepanjang saluran pernapasan.

ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien pada sarana
kesehatan. Sebanyak 40% - 60% kunjungan berobat dipuskesmas dan 15% - 30%
kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan
oleh ISPA.

Penyakit ISPA termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Wani tahun


2014 yaitu menempati urutan pertama, dengan jumlah kasus 1.196 kasus.
Kemudian mengalmi peningkatan pada tahun 2015 dan tahun 2016 dengan
jumlah kasus, yaitu 1.236 dan 1.610 kasus.
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama : An. N
Umur : 2 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Kaili
Agama : Islam
Alamat : Jl. Malonda, Kelurahan Watusampu.
Tanggal pengkajian : 12 Desember 2017

B. Identitas ayah & ibu


Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. A
Umur : 18 tahun Umur : 21 tahun
Paritas : P1 A 0 Agama : Islam
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMP Pekerjaan :-
Pekerjaan : IRT
ANAMNESIS

 Keluhan Utama

Batuk

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan batuk yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Batuk berlendir
berwarna putih dan tidak ada keluhan sesak napas. Batuk disertai pilek dengan sekret berwarna
bening. Pasien juga mengalami demam yang naik turun sejak 1 hari yang lalu tanpa disertai
kejang dan nafsu makan berkurang. Tidak ada keluhan mual-muntah. BAB lancar dan BAK
lancar.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

Riwayat Pengobatan
Pasien belum mendapatkan pengobatan apapun selama dirumah
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien bersaudara 2 orang yang tinggal serumah dengan pasien. Tidak
ada yang mempunyai keluhan yang sama dengan keluarga.
ANAMNESIS
Riwayat Kehamilan Dan Persalinan
 Riwayat Antenatal
 Ibu pasien memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan (bidan) saat
mengandung pasien.
 Riwayat Natal
 Pasien lahir normal dengan berat badan lahir 2900 gram, ditolong bidan, di
puskesmas pembantu, usia kehamilan cukup bulan.
 Riwayat Neonatal
 Tidak ada kelainan
ANAMNESIS

 Asupan Makanan :
• ASI diberikan sejak lahir hingga berumur 2 bulan.
• Susu formula diberikan sejak 3 bulan sampai sekarang.
• Kemudian pemberian makanan tambahan mulai usia 6 bulan hingga sekarang.
 Riwayat Imunisasi :
 Pasien mendapatkan imunisasi lengkap
Jenis Vaksin Keterangan
HB O ( 0-7 hari) Diberikan
BCG (0-1 bulan) Diberikan
Polio (0, 2, 4, 6 bulan) Diberikan
DPT/HB (2, 4, 6 bulan) Diberikan
Campak (9 bulan) Diberikan
ANAMNESIS

 Riwayat Sosial Ekonomi :


 Pasien tinggal di rumah bersama dengan 3 orang lainnya yaitu kedua orang
tua, seorang kakak. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua orang
tua, dan kakaknya. Pasien aktif bermain dan berkomunikasi dengan orang-
orang disekitarnya. Keluarga pasien tergolong ekonomi lemah. Ayah pasien
lulusan SMP dan mempunyai pekerjaan yang tidak tetap atau berganti-ganti
pekerjaan dengan penghasilan yang cukup sedangkan ibu pasien juga lulusan
SMP dan tidak berkerja hanya sebagai ibu rumah tangga.
ANAMNESIS
 Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :

 Pasien makan dua kali sehari dengan lauk atau sayur seadanya. Biasanya
pasien juga diberi makan nasi, sayur dengan ikan atau telur, namun tidak
teratur.
 Ayah pasien seorang perokok aktif, ia dapat merokok dimana saja didalam
ruangan rumah maupun diluar rumah.
 Rumah pasien berada dipinggir jalan yang belum diaspal, dan tidak jauh dari
jalan poros Palu-Donggala yang notabene merupakan akses angkutan alat
berat pada tambang galian C di daerah sekitar rumahnya, sehingga membuat
daerah sekitar rumah menjadi berdebu.
ANAMNESIS
 Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :

 Ukuran rumah pasien ± 7 x 6 m2. Rumah Pasien terdiri dari ruang tamu,
ruang TV, kamar tidur, dapur dan dua kamar mandi yang digunakan untuk
keperluan BAB dan mandi. Lantai rumah terbuat dari semen halus, dinding
rumah dari beton, dan atap rumah terbuat dari seng tanpa ada plafon. Ruang
tamu, ruang TV, kamar dan dapur memiliki ventilasi dan pencahayaan yang
cukup.
 Sumber air yang digunakan sehari-hari adalah sumber air yang berasal dari
PDAM, dan dipakai untuk mencuci, memasak, mandi, serta minum.
 Sumber listrik dari PLN, sampah dibuang dihalaman rumah dan dibakar.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalis  Kulit : Warna sawo matang, lapisan lemak
 Kondisi Umum : Sakit Ringan dibawah kulit cukup
 Kesadaran : Composmentis
 Kepala : Normocephal, rambut warna hitam
 Berat Badan : 11 kg lurus, konjungtiva anemis(-), sclera ikterik (-
 Tinggi Badan : 82 cm ), pupil bulat isokor (diameter ± 2mm),
 Status Gizi : Gizi Baik, Z-Score (0) , (-1) terdapat sekret pada hidung warna bening
keputihan, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung.
 Tanda Vital
 Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring
 Nadi : 96 x/menit (Kuat angkat, regular) hiperemis (-).
 Suhu : 37 0 C
 Leher : Pembesaran KGB (-),
 Pernapasan : 24 x/menit tiroid (-)
THORAX

(Pulmo) (Cor)
 Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
 Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan dinding dada
 Palpasi : iktus cordis teraba di SIC V
simetris, penggunaan otot bantu nafas (-), pelebaran
sela iga (-)
linea midklavikula sinistra
 Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, fremitus  Perkusi
raba dan vocal simetris, provokasi nyeri (-).  Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
 Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
 Perkusi : sonor di kedua lapang paru, nyeri ketok (-)
 Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
 Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
 Kiri bawah : SIC IV linea parasternalis
wheezing (-/-). medioklavikularis sinistra
 Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur
(-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Ekstremitas

 Inspeksi : distensi (-), skar (-).  Atas : Dalam batas normal


 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Bawah : Dalam batas normal
 Palpasi : nyeri tekan (-), pembesaran
organ (-)
 Perkusi : timpani

 Inguinal-genital-anus
tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSIS KERJA

 ISPA derajat ringan non pneumonia

 Terapi
 Medikamentosa
Puyer batuk 3x1 pulv untuk 10 kali pemberian:
- Klorfeniramin Maleat (CTM, 4 mg) 2 tab
- Gliseril guayakolat (100 mg) 2 tab
- Asam Askorbat (vit. C, 50 mg) 1 tab
Paracetamol syr (120 mg/5 ml) 3x1 cth
TERAPI

 Non Medikamentosa :
 Memberikan makanan yang bergizi dan hangat pada anak secara teratur untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
 Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan memakan jajanan berupa makanan
ringan dan minuman yang dingin, serta memperbanyak minum air putih.
 Istirahat yang cukup.
 Menjauhkan anak dari polusi asap rokok, debu rumah, maupun debu disekitar
tempat tinggal.

 Prognosis
Dubia ad bonam
PEMBAHASAN

 ASPEK KLINIS
ANAMNESIS

ISPA
PEMERIKSAAN
HOME VISIT
FISIK
ASPEK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

 Faktor Genetik
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas tidak berhubungan dengan faktor
genetik/keturunan

 Faktor Penjamu

Usia Gizi
Faktor Lingkungan

Fisik

Pola Makan Sosial

Pendidikan Ekonomi
Faktor Pelayanan Kesehatan

Peranan pelayanan kesehatan disamping sebagai tempat untuk


mendapatkan pengobatan diharapkan dapat juga memberikan edukasi
pada pasien terkait tanda bahaya ISPA agar pasien dapat segera
mendapatkan pertolongan awal. Diperlukan juga peranan instansi
promosi kesehatan Puskesmas serta instansi sanitasi untuk turut
mengupayakan tindakan preventif sehingga morbiditas terkait ISPA
dapat ditekan.
KESIMPULAN

Kejadian ISPA pada kasus sangat dipengaruhi oleh


faktor lingkungan diantaranya seperti polusi debu dari
daerah sekitar rumah, polusi dari asap rokok dan asap
pembakaran sampah di sekitar rumah sehingga mudah
terhirup serta tingkat pengetahuan orang tua yang masih
kurang tentang penyakit ISPA.
SARAN

Five Level Prevention:

Health Promotion

General and Spesifik Protection

Early Diagnosis and Prompt Treatment

Dissability Limitation

Rehabilitation
LAMPIRAN

• Rumah tampak depan • Ruang tamu/ruang keluarga •Dapur keluarga


LAMPIRAN

• Ventilasi rumah • Halaman depan rumah


• Sarana MCK

Anda mungkin juga menyukai