Anda di halaman 1dari 20

0

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


LAPORAN KASUS

WANITA 62 TAHUN DENGAN ISCHIALGIA DAN HIPERTENSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

Diajukan Kepada :
dr. Noorjanah P, Sp.S

Disusun Oleh :
Deviana Mutiara A (H2A012017P)

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Saraf


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN
Ilmu Penyakit Saraf
Laporan kasus dengan judul :

WANITA 62 TAHUN DENGAN ISCHIALGIA DAN HIPERTENSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

Disusun Oleh:

Deviana Mutiara A (H2A012017P)

Telah disetujui :

Pembimbing

dr. Noorjanah P, Sp.S

2
STATUS MAHASISWA
KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG
Kasus : Ischialgia dan Hipertensi
Nama Mahasiswa : Devianan Mutiara A
NIM : H2A012017P
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. P
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal pemeriksaan : 5 Januari 2017
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 5 Januari 2017, pukul
11.00 WIB di Poli Saraf RSUD Tugurejo Semarang
1. Keluhan Utama : nyeri pinggang bawah menjalar hingga kaki kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Onset : Nyeri di rasakan sejak 3 bulan SMRS
Kualitas : Nyeri dirasakan semakin hari semakin bertambah, nyeri
yang dirasakan seperti tertarik dan tersetrum.
Kuantitas : Hilang timbul
Kronologi :
Nyeri pada pinggang bawah dirasa sejak 3 bulan yang lalu menjalar ke kaki kiri.
Nyeri yang dirasakan seperti tertarik dan tersetrum pada daerah pinggang bawah
hingga kaki kirinya. Pasien mengaku dahulu bekerja sebagai penjual sayur, nyeri
dirasakan awal mulanya saat akan mengangkat keranjang sayur dengan posisi
membungkuk. Selama seminggu nyeri tidak hilang kemudian pasien ke dokter diberi
obat. Keluhan sempat hilang kemudian timbul kembali. Karena nyeri yang dirasakan

3
hilang timbul dan dirasa semakin memburuk pasien memeriksakan diri ke Poli Saraf
RSUD Tugurejo Semarang.
Faktor memperberat : nyeri semakin berat bila peralihan posisi dari duduk ke
bangun, kegiatan yang membungkuk.
Faktor memperingan : Membaik bila minum obat dan berbaring.
Gejala penyerta : Susah tidur (+), mual (-), muntah (-), gangguan BAB (-),
gangguan BAK (-), kesemutan (-), tebal (-), nyeri kepala (-)
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat jantung : disangkal
Riwayat kolesterol : disangkal
Riwayat asam urat : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Hipertensi : diakui (bapak)
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Keganasan : disangkal
Riwayat Asam urat : disangkal
Riwayat Kolesterol : disangkal
5. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Pribadi
Pasien adalah ibu rumah tangga, sehari-hari hanya melakukan kegiatan
dirumah seperti menyapu, mengepel, memasak dan mencuci. Dahulu pasien
adalah penjual sayur. Pasien tidak pernah olahraga.
Kesan Ekonomi: cukup

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 5 Januari 2017, pukul 11.30
WIB di Poli Saraf Tugurejo Semarang
1. Status Gizi

Berat Badan : 54 Kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 24 kg/m2
Kesan : Status gizi normal
2. Tanda-tanda vital

4
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS: E4 M6 V5
Tekanan Darah: 161/107 mmHg
Nadi : 105 kali/menit
RR : 21 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
VAS : 5-6

Status Internus
Kepala : kesan mesosefal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat,
central, reguler dan isokor 3mm/ 3mm, reflek pupil direk (+
N/+N), reflek pupil indirek (+N/+N)
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-) rhinorea(-)
Telinga : serumen (-/-), nyeri tekan (-/-) othorea(-), nyeri tekan
tragus(-)
Mulut : bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tyroid(-)

Thorax
Paru
Paru depan Paru belakang
Inspeksi
Statis Normochest, simetris, Normochest, simetris,
kelainan kulit (-/-), sudut kelainan kulit (-/-)
arcus costa dalam batas
normal, ICS dalam batas
normal

Pengembangan pernafasan Pengembangan pernapasan


paru normal paru normal
Dinamis
Palpasi Simetris (N/N), Nyeri tekan Simetris (N/N), Nyeri
(-/-), ICS dalam batas tekan (-/-), ICS dalam batas
normal, taktil fremitus sulit normal, taktil fremitus sulit
dinilai dinilai

5
Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi Suara dasar vesicular, Ronki Suara dasar vesicular,


(-/-), Wheezing (-/-) Ronki (-/-),Wheezing (-/-)

Tampak anterior paru Tampak posterior paru

SD : vesikuler SD : vesikuler
ST : Ronki (-), wheezing (-) ST: Ronki (-), wheezing (-)

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah medial
midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus
parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi :
batas atas : ICS II linea parasternal sinistra
pinggang jantung: ICS III linea parasternal sinsitra
batas kanan bawah: ICS V linea sternalis dextra
kiri bawah : ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula
sinistra
Konfigurasi jantung (dalam batas normal)
Auskultasi : regular
Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV
Abdomen
Inspeksi : Permukaan cembung, warna sama seperti kulit di sekitar,
Cullen sign(-)

6
Auskultasi : Bising usus 10 kali/menit (normal)
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak sisi (+) normal,
pekak alih (-), nyeri ketok ginjal dextra/sinistra (-)
Palpasi : Nyeri tekan ringan epigastrum (-),lumbal dextra (-),
umbilicus (-), lumbal sinistra (+), Tidak teraba pembesaran organ
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral pucat -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
Capillary Refill < 2 detik/< 2 < 2 detik/< 2
detik detik
Fraktur -/- -/-
Krepitasi -/- -/-
Luka -/- -/-

3. Status Psikis

Tingkah laku: normal


Perasaan Hati : sesuai dengan keadaan sakit
Cara Berpikir : realistik
Daya Ingat : normal
Kecerdasan: cukup
1. Status neurologikus
A. Kesan Umum
Kesadaran : Compos Mentis (Kualitatif)
Kuantitatif : GCS : E4M6V5
Pembicaraan :
Disartri : (-) Afasia Motorik : (-)
Monoton : (-) Afasia Sensorik : (-)
Kepala Muka :
Bentuk : Normal Mask (topeng) : (-)
Asimetri : Tidak ada Myopathik : (-)
Fullmoon : (-)
Lain-lain : (-)
B. Pemeriksaan Khusus
Rangsangan Selaput Otak (menings)
Kaku kuduk : (-)
Laseque : >700/<700
Kernig : >1350/>1350
Brudzinski (1) neck sign : (-)
Brudzinki (2) kontra lateral sign : (-)

7
Brudzinski (3) cheek sign : (-)
Brudzinski (4) symphisis pubis sign : (-)
Rangsangan radikuler
Naffziger : (-)
Valsava : (-)
Patrick : -/+
Kontra patrick : -/+
Bragard & Siccard : -/+
Saraf Otak (Pemeriksaan Nervus Cranialis)
NI kanan kiri
Anosmia Tidak Dilakukan
Hiposmia Tidak Dilakukan
Parosmia Tidak Dilakukan
Halusinasi Tidak Dilakukan
N II
Visus 1/60 1/60
Lapangan pandang tidak dilakukan tidak dilakukan
Melihat warna Normal Normal
Funduskopi tidak dilakukan tidak dilakukan
N III, IV, VI
Kedudukan Bola Mata Ditengah Ditengah
Pergerakan bola mata
Ke nasal (+) (+)
Ke Temporal atas (+) (+)
Ke bawah (+) (+)
Ke atas (+) (+)
Ke temporal bawah (+) ` (+)
Celah mata (ptosis) (-) (-)
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Lebar 3 mm 3 mm
Perbedaan Lebar Tidak ada Tidak ada
Reflek Akomodasi (+) (+)
Reflek Konvergensi tidak dilakukan tidak dilakukan
NV
Cabang Motorik
Otot Masseter Baik Baik
Otot Temporal Baik Baik
Otot Pterygoideus int/ext Baik Baik
Cabang Sensorik (I) + +
(II) + +
(III) + +
Reflek Kornea direct + +
Reflek Kornea indirect + +
N VII
Waktu Diam kanan kiri

8
Mengerutkan dahi Simetris Simetris
Tinggi Alis Simetris Simetris
Sudut Mata Simetris Simetris
Lipatan Nasolabial Simetris Simetris
Waktu Gerak
Mengerut dahi Simetris Simetris
Menutup Mata Simetris Simetris
Bersiul Simetris Simetris
Memperlihatkan Gigi Simetris Simetris
Pengecapan 2/3 dpn lidah Tidak dilakukan Tida dilakukan
Sekresi air mata Tidak dilakukan Tida dilakukan
N VIII
Vestibular Kanan Kiri
Nistagmus tidak dilakukan tida dialkukan
Tinnitus aureum (-) (-)
Cochlear
Weber Tidak dilakukan Tida dilakukan
Rinne Tidak dilakukan Tida dilakukan
Schwabach Tidak dilakukan Tida dilakukan
Tuli Konduktif Tidak dilakukan Tida dilakukan
Tuli Perseptif Tidak dilakukan Tida dilakukan
N 1X dan X
Bagian Motorik
Suara biasa/parau/tak bersuara : Biasa
Menelan : Normal
Kedudukan Arcus Pharynx : Normal
Kedudukan Uvula : Simetris di tengah
Pergerakan arcus pharynx/uvula : Normal
Bagian Sensorik
Reflek Muntah (pharynx) : Normal
Reflek Palatum Molle : Normal
N XI
kanan kiri
Mengangkat bahu Baik Baik
Memalingkan kepala Baik Baik
N XII
kanan kiri
Kedudukan Lidah
Waktu istirahat simetris tengah simetristengah
Atrofi (-) (-)
Fasikulasi/tremor (-) (-)
Kekuatan lidah menekan pipi (+) (+)
Extremitas
A. Superior
Inspeksi
Atrofi otot : (-)

9
Pseudohypertrofi : (-)
Palpasi
Nyeri : (-)
Kontraktur : (-)
Konsistensi : (-)
Perkusi
Normal : tidak dilakukan
Reaksi Myotonik : tidak dilakukan
Motorik
Kekuatan Otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75 %), 3= dpt
melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada
kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%).
Lengan kanan kiri
- M. Deltoid (abduksi lengan atas): 5 5
- M. biceps (flexi lengan bawah): 5 5
- M. Triceps (ekstensi lengan bawah) : 5 5
- Flexi sendi pergelangan tangan: 5 5
- Ekstensi pergelangan tangan : 5 5
- Membuka jari jari tangan : 5 5
- Menutup jari jari tangan : 5 5

Tonus otot KANAN KIRI


- tonus otot lengan (N) (N)
- hypotoni (-) (-)
- Spastik (-) (-)
- rigid (-) (-)
Refleks fisiologis
- BPR Normal Normal
- TPR Normal Normal
Refleks Patologis
- Hoffman (-) (-)
- Tromner (-) (-)

10
Sensibilitas
Eksteroseptik Kanan Kiri
Rasa Nyeri Superficial tidak dilakukan tidakdilakukan
Rasa Suhu (Panas/dingin) tidak dilakukan tidakdilakukan
Rasa Raba ringan tidak dilakukan tidakdilakukan
Propioseptik
Rasa Getar tidak dilakukan tidakdilakukan
Rasa Tekan tidak dilakukan tidakdilakukan
Rasa Nyeri Tekan tidak dilakukan tidakdilakukan
Rasa Gerak dan Posisi tidak dilakukan tidakdilakukan
Rasa Kombinasi
Stereognosia Tidak dilakukan Tidadilakukan
Barognesia Tidak dilakukan
Tidadilakukan
Graphestesia Tidak dilakukan Tidadilakukan
Topognesia Tidak dilakukan Tidadilakukan
B.Inferior
Inspeksi Kanan Kiri
Atrofi otot : (-) (-)
Pseudohypertrofi : (-) (-)
Palpasi
Nyeri : (-) (+)
Kontraktur : (-) (-)
Konsistensi : (-) (-)
Perkusi
Normal : Tidak dilakukan
Reaksi Myotonik : Tidak dilakukan
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan minimal (75 %), 3=
dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada
kontraksi otot (10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%).
Tungkai kanan kiri
- Flexi artic coxae (tungkai atas) : 5 4

11
- Extensi artic coxae (tungkai atas : 5 4
- Flexi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 4
- Extensi sendi lutut (tungkai bawah) : 5 4
- Flexi plantar kaki : 5 4
- Ekxtensi dorsal kaki : 5 4
- Gerakan jari-jari : 5 4

Tonus otot tungkai KANAN KIRI


- hypotoni (-) (-)
- Spastik (-) (-)
- rigid (-) (-)

Refleks fisiologis
- KPR Normal Normal
- APR Normal Normal
Refleks patologis
Babinsky (-) (-)
Chaddok (-) (-)
Openheim (-) (-)
Gordon (-) (-)
Gonda (-) (-)
Schaeffer (-) (-)
Rossolimo (-) (-)
Mendel-Bechterew (-) (-)

Propioseptik
Rasa Getar tidak dilakukan tidak dilakukan
Rasa Tekan tidak dilakukan tidak dilakukan
Rasa Nyeri Tekan tidak dilakukan tidak dilakukan
Rasa Gerak dan Posisi tidak dilakukan tidak dilakukan

12
Rasa Kombinasi
Stereognosis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Barognosis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Graphestesia Tidak dilakukan Tidak dilakukan

VI. DIAGNOSIS
I. Diagnosa klinik : Ichialgia sinistra
Diagnosa topik : N. Ischiadicus sinistra
Diagnosa etiologik: Trauma, Suspek HNP
II. Hipertensi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Polos Vertebra Lumbosacral : Anteroposterior (AP), Lateral (LAT),
Mielografi
CT Scan
MRI

PENATALAKSANAAN
Medika mentosa
Meloxicam 1 x 7,5 mg
Amitriptilin 1x12,5mg
Ranitidin 2x150mg
Mecobalamin 3x500mg

Obat Antihipertensi:
Amlodipin 1x10mg

Non medika mentosa


Fisioterapi
Metodogi Fisioterapi
a) MWD (microwave diathermy)
b) Exercise terapi

Edukasi:
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang keadaan pasien
sekarang.
- Menjelaskan mengenai terapi yang akan diberikan.
- Menjelaskan mengenai prognosis penyakit pasien.

13
- Untuk tidak mengangkat barang dalam keadaan berdiri
- Dianjurkan pasien memakai korset
- Pasien tidur miring sebelum, bangun
- Hindari banyak membungkukkan badan.
- Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
- Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri
- Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.
- Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi
tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
- Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung
sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan
maksimal.
- Diet rendah garam dan menghindari stressor untuk mengatasi hipertensi

PROGNOSA
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi Ischialgia


Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari
arti katanya,maka ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang N.ischiadicus.
Jadi ischialgia didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus
ischiadicus dan lanjutannya sepanjang tungkai.1
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:

14
1. Nyeri radikuler (sering)
2. Nyeri alih (referet pain)
3. Nyeri tidak menjalar
Penderita dengan nyeri radikuler memperlihatkan low back pain serta
nyeri radikuler sepanjang nervus ischiadicus.
1.2. Epidemiologi
Data pasti mengenai prevalensi ischialgia masih kurang. Diperkirakan 5%-
10% pasien dengan nyeri pinggang bawah mengalami ischialgia. Prevalensi
tahunan ischialgia diskogenik dengan populasi umum berkisar 2,2%. Faktor risiko
individu dan pekerjaan telah dilaporkan, termasuk usia, berat badan, stres mental,
merokok, dan paparan getaran kendaraan. Bukti bahwa terdapat hubungan antara
ischialgia dengan jenis kelamin dan aktivitas masih diperdebatkan.2.
1.3. Etiologi
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana
nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3. Lesi iritatif
dapat mengakibatkan ischialgia pada tingkat tertentu.1
- Pada tingkat diskus intervertebralis antara L4 sampai dengan S1 dapat
terjadi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang menjebol ke dalam kanalis
vertebralis.
- Pada perjalanan permukaan dalam dari pelvis n.ischiadicus dapat terlibat
dalam artritis sakroiliaka atau bursitis m.piriformis.
- Di sekitar sendi panggul n.Ischiadicus dapat terlibat dalam peradangan
entrapment neuritis.
Berdasarkan uraian di atas, dari lokasi bertolaknya nyeri yang menjalar di
sepanjang tungkai maka sindroma ischialgia dapat dibedakan menjadi 3 golongan,
yaitu :1,2
1 Ischialgia sebagai wujud neuritis nervus ischiadicus primer
Timbul tanpa didahului low back pain yang kronik atau subakut, melainkan
sebagai kelanjutan suatu penyakit uuper respiratory tract infection pada
umumnya. Nyeri tekan sepanjang n.Ischiadicus sampai n.tibialis/peroneus.

15
2. Ischialgia akibat entrapment neuritis juga timbul tanpa low back pain yang
mendahuluinya. Nyeri yang bangkit merupakan manifestasi rematismus. Ini
berarti bahwa ischialgia yang terjadi bergandengan dengan sendi panggul yang
terkena koksartritis atau bursitis.
3. Ischialgia sebagai wujud radikulitis atau radikulopati dapat disebabkan oleh
HNP atau tumor di sekitar radiks L4, L5, S1, dan S2. Dalam hal ini low back pain
hampir selalu mendahului ischialgia.
Ditinjau dari segi anatomik, ischialgia dapat terjadi karena perangsangan
terhadap radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus. Berdasarkan hal tersebut,
maka keluhan nyeri pada ischialgia dapat dikelompokkan, sebagai berikut :1,2,3
1. Ischialgia yang disebabkan karena lesi diskogenik.
Sering ditemukan pada protrusio discus intervertebralis. misalnya HNP
2. Ischialgia yang disebabkan karena lesi mondiskogenik
Akibat perangsangan serabut-serabut sensorik perifer yang menyususn
nervus ischiadicus. Mekanik berupa spondiloartiritis deformitas lumbal,
spondilolistesis, tumor intaspinal, dan fraktur spinal lumbosakral. Non mekanik
berupa medical sciatica dan artritis sakroiliaka.
1.4. Patologi
Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan
koksigis. Bagian vertebre yang membentuk punggung bagian bawah adalah
lumbal 1-5 dengan discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis,
dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-sakral4
yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus
ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus
muskularis.1
Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus
lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan
tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus

16
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis.1
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang
berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada
setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang
tungkai
1.5. Faktor Risiko
a. Umur. Serangan pertama dari nyeri pinggang, tipikal terjadi pada usia
antara 30-40 tahun. Kejadiannya nyeri pinggang akan bertambah denan
bertambahnya umur.
b. Tingkat kebugaran. Nyeri pinggang bawah lebih sering mengenai orang
dengan tingkat kebugaran yang kurang.
c. Diet. Diet tinggi kalori dan lemak yang dipadu dengan gaya hidup yang
tidak aktif, dapat menyebabkan kegemukan.
d. Herediter. Nyeri pinggang seperti penyakit diskus dilaporkan
mempunyai aspek genetik.
1.6. Gambaran klinis
Gejala paling utama adalah nyeri tungkai menjalardan menyebabkan
gangguan aktivitas. Umumnya pasien dapat diterapi pada tingkat layanan primer,
namun tidak sedikit yang harus dirujuk ke pusat rujukan dan memerlukan
tindakan operatif.4
Yang harus di perhatikan dalam anamnesa antara lain :
1. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat,
menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor
pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri
2. Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid
seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia
diskogenik
3. Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma
atau infeksi
1.7. Pemeriksaan fisik1,5

17
1. Gaya berjalan yang khas yaitu sedikit membungkuk dan miring ke sisi tungkai
yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut serta kaki yang berjingkat.
Sikap tersebut bertujuan untuk mencegah timbulnya nyeri, sebab posisi tegak
akan membangkitkan nyeri.
2. Lordosis yang mendatar dengan motilitas tulang belakang lumbal terbatas.
3. Skoliosis bersifst sementara dengan bonkafitas menghadap ke sisi tungkai yang
nyeri.
4. Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari pada sisi yang sehat. Hal ini
disebabkan karena radiks dorsalis yang mengalami kompresi dari penonjolan
nukleus pulposus mengakibatkan tonus otot-otot gluteal bertonus rendah.
5. Refleks tendon achiles menurun atau menghilang jika radiks antara L5 sampai
S1 terkena.
6. Pemeriksaan sensibilitas kulit biasanya tidak menghasilkan defisit sensorik
secara eksplisit. Bila HNP sudah lama terjadi dapat ditemukan dermatom L5-S1
yang anestettikatau hipestetik.
Pemeriksaan fisik lain yang dapat dilakukan :
1. Tes Laseque
2. Tes Laseque silang atau tes OConell
3. Tes Nafziger
4. Tes Patrick
5. Tes kontra patrick

1.8. Pemeriksaan Penunjang7,8,9


1. Foto rontgen lumbosakral
Tujuan utama adalah untuk mendeteksi kelainan struktural.
2. Myelografi
Memberikan gambaran anatomi yang detail. terutama elemen osseus
vertebra.
3. CT scan
Memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan baik dan
memberikan gambaran yang bagus untuk hernia diskus intervertebrata.

18
4. MRI
Untuk mendeteksi kelainan diskus intervertebralis, mengidentifikasi
kompresi medulla spinalis dan radiks saraf, dan mengetahui beratnya
perubahan degeneratif pada diskus intervertebrata.

1.9. Penatalaksanaan6,10,11
1. Terapi konservatif
- istirahat lebih kurang 2-3 minggu pada alas yang keras dan datar
- Analgetik : (1) paracetamol; (2) NSAID; (3)tramadol; (4) morphin
- fisioterapi untuk mencegah atrofi otot-otot dan dekalsifikasi sebaiknya
setelah nyeri hilang
- Obat antireumatika pada medical siatika
2. Terapi operatif
Apabila sering terjadi kekambuhan pada penderita ischialgia yang sudah
dilakukan terapi konservatif atau bila kasus ischialgia karena HNP masih baru
namun nyerinya tidak tertahan atau defisit motorik sudah jelas dan menggangu
maka pertimbangan untuk operasi atau tidak sebaiknya dibicarakan ke dokter ahli
bedah saraf.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mardjono M, Sidharta P.2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian rakyat,
hal: 95-105.
2. Koes B, Tudler MW, Peul WC.2007. Diagnosis and Treatment of sciatic. British
Medical Journal, 334(7607), pp 1313-17.
3. Weinstein JN, Lurie JD, Olson PR, Bronner KK, Fisher ES, United States trend
and regional variations in lumbal spine surgery: 1992-2003. Spine, 73, pp 2702-
14.

19
4. Deville WLJM, Windt DA WM, Dzaferagic A, Bezemer PD, Bouter LM. 2000.
The test of Laseguq: systematic review of the accuracy in diagnosing herniated
discs. Spine, 25, pp 1140-7.
5. Ropper AH and Brown RH.2005. Adams and Victor Pronciples of Neurology.
Eight Edition. McGraw-Hill: Medical Publishing Divission, pp 170-90.
6. Luisjsterburg PAJ, verhagen AP, Ostelo RWJG, Os TAG, Peul WC, Koes BW.
2007. Effectiveness of concervative treatments for the lumbosacral radicular
syndrome: a systematic review. Eur Spine J, Apr 6; (Epub ahead of print).
7. Jarvik JG, Deyo RA.2002. Diagnostic evaluation of low back pain with
emphasis on Imaging. Ann Intern Med, 137, pp 586-97.
8. Govind J.2004. Lumbar Radicular Pain. Aus Fam Phys.33, pp 409-12.
9. Award JN, Moskovich R. 2008. Lumbar disc herniations : surgical versus
nonsurgical treatment. Clin Orthop Res, 443, pp 183-97.
10. Vroomen PCAJ, Krom MCTFM, Slofstra PD, Konttnerus JA.2000.
Concervative treatment of sciatica: a systemic review. J spinal Dis, 13, pp 463-9.
11. Hagen KB, Jamtvdet G, Hilde G, Winnem MF.2005. The updated Cochrane
review of bedrest for low back pain and sciatica. Spine, 30, pp 542-6.

20

Anda mungkin juga menyukai