Disusun oleh :
Yolla Disty Arista
406148152
Pembimbing :
dr. Amrita, Sp.PD
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)
LAPORAN KASUS
SEORANG LAKI – LAKI 66 TAHUN DENGAN HIPERTENSI GRADE II,
HYPERTENSIVE HEART DISEASE, ISCHEMIC HEART DISEASE,
DAN HIPERTRIGLISERIDEMIA
Telah didiskusikan tanggal:
7 November 2014
Pembimbing
Pelapor Mengetahui
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. RP
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Teknisi listrik
Alamat : Singocandi 05/03, Kota – Kudus, Jawa Tengah
Dikirim oleh : IGD
Nomor CM : 684 438
Dirawat di ruang : Melati 2
Masuk bangsal : 13 September 2014
Dikasuskan : 16 September 2014
Keluar bangsal : 18 September 2014
Status : BPJS
KELUHAN UTAMA
Nyeri dada
mengatakan keluhan dirasakan saat beraktifitas seperti mencabut rumput, dan keluhan
berkurang saat beristirahat. Keluhan disertai dengan keringat dingin, mual, dan tidak
muntah. Selain itu, pasien juga mengeluh mata kirinya sedikit kabur sejak 2 tahun
SMRS.
o Riwayat hipertensi (+), diketahui sejak 1 tahun yang lalu, minum obat teratur,
dan rutin kontrol tekanan darah 1minggu sekali. Pasien maupun keluarga tidak
mengingat nama obatnya.
o Riwayat penyakit jantung (-)
o Riwayat diabetes mellitus (-)
o Riwayat penyakit paru (-)
o Riwayat penyakit ginjal (-)
RIWAYAT KELUARGA
o Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal
o Riwayat hipertensi pada keluarga (-)
o Riwayat penyakit jantung pada keluarga (-)
o Riwayat diabetes mellitus pada keluarga (-)
o Riwayat penyakit paru pada keluarga (-)
o Riwayat penyakit ginjal pada keluarga (-)
RIWAYAT KEBIASAAN
o Riwayat konsumsi alkohol, kopi, merokok disangkal
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 4
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)
o Riwayat konsumsi makanan rumah (nasi, tahu, tempe) 3x sehari, sering makan
gorengan, dan jarang makan yang bersantan
o Pasien tidak pernah berolahraga
RIWAYAT LINGKUNGAN
o Pasien tinggal serumah dengan istrinya
o Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI 2cm lateral MCLS, tidak kuat
angkat, diameter 2cm, pulsasi parasternal tidak ada, sternal lift
tidak ada, thrill sistolik/diastolik tidak ada
o Perkusi : Redup
Batas atas jantung di ICS II PSLS
Batas kanan jantung di ICS V PSLD
Batas kiri jantung di ICS VI 2cm lateral MCLS
Kesan: pembesaran jantung
o Auskultasi : Suara jantung I-II murni
HR: 61 x/menit, reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru depan
Kanan Kiri
Simetris pada posisi statis dan Simetris pada posisi statis dan
Inspeksi dinamis dinamis
Retraksi interkostal (-) Retraksi interkostal (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Palpasi Stem fremitus normal, sama Stem fremitus normal, sama
kuat dengan kiri kuat dengan kanan
Perkusi Sonor Sonor
Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler
Auskultasi
Wheezing (-), Ronchi (-) Wheezing (-), Ronchi (-)
Paru belakang
Kanan Kiri
Simetris pada posisi statis dan Simetris pada posisi statis dan
Inpeksi
dinamis dinamis
Retraksi interkostal (-) Retraksi interkostal (-)
Abdomen
Inspeksi
Kulit Bekas luka tidak tampak
Striae tidak tampak
Pelebaran vena tidak tampak
Umbilikus Inflamasi tidak tampak
Hernia tidak tampak
Kontur abdomen Simetris, mendatar
Peristaltik Di abdomen tidak tampak
Pulsasi Di epigastrium tidak tampak
Auskultasi
Bising usus (+) Normal
Bruit/desiran Tidak terdengar adanya bruit pada Aorta,
A.Renalis, A.Iliaca, A.Femoralis
Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan timpani di 4 kuadran abdomen
Daerah pekak hepar Kanan: 12 cm, kiri: 8 cm
Castle sign Perkusi timpani pada ICS IX di garis axillaris
sinistra anterior
Nyeri ketok ginjal -/-
Palpasi
Palpasi superficial Supel pada ke 4 kuadran abdomen, tidak
terdapat tahanan
Nyeri tekan dan nyeri lepas Nyeri tekan -/- pada ke 4 kuadran abdomen
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 7
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)
Ekstremitas
Superior Inferior
Pembesaran kel.limfe axiler -/-
Pembesaran kel.limfe inguinal -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Petechiae -/- -/-
Akral Hangat Hangat
Kekuatan motorik 5/5 5/5
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
Tonus N/N N/N
HEMATOLOGI
Golongan darah B / Rhesus +
Hema Rutin 3 Diff
PEMERIKSAAN EKG
o 13 September 2014
Rhythm : Sinus
Heart rate : 75 x / menit
Regularity : Regular
Axis : Normoaxis
P wave : Normal
PR Interval : Normal
QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 16 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 7 mm
R biphasic : (-)
QRS Interval : Normal
ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead III, aVF, V5, V6
T wave : Inverted di lead aVL
Rhythm : Sinus
Heart rate : 60 x / menit
Regularity : Regular
Axis : Normoaxis
P wave : Normal
PR Interval : Normal
QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 40 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 8 mm
R biphasic : (-)
QRS Interval : Normal
ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V3, V4, V5, V6
T wave : Inverted di lead aVL, V5, V6
Rhythm : Sinus
Heart rate : 61 x / menit
Regularity : Regular
Axis : Normoaxis
P wave : Normal
PR Interval : Normal
QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 40 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 6 mm
R biphasic : (-)
QRS Interval : Normal
ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V4, V5, V6
T wave : Inverted di lead aVL, V3, V4, V5, V6
V. PROBLEMS
Initial Assessment :
Mencari komplikasi pada organ target : jantung (gagal jantung, penyakit
koroner akut / CAD), otak (penyakit serebrovaskuler / CVD), ginjal (penyakit
ginjal kronik / CKD), mata (retinopati hipertensif)
Menilai fungsi jantung
Initial Plan :
IP diagnostik :
o Pemeriksaan status neurologis
o Funduskopi
o Echocardiography
IP terapi :
o Diet rendah garam (maks. 2,4 gram Na/hari) dan melakukan pola diet
DASH
o Ramipril 1 x 10mg PO
o Furosemide 1 x 40mg PO
IP monitoring :
o Tanda vital
o Keluhan subjektif
IP edukasi :
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya,
pemeriksaan yang akan di lakukan, dan terapi yang akan di berikan.
o Minum obat antihipertensi secara teratur dan rutin control.
Initial Assessment :
Mencari pembuluh darah jantung yang mengalami penyempitan
Mencari dan mencegah komplikasi : jantung (infark miokard akut, gagal
jantung, aritmia), tromboemboli
Initial plan :
IP diagnostik :
o Angiography koroner
o Echocardiography
IP terapi :
o O2 3 liter/menit
o Aspilet 1 x 80mg PO
o Clopidogrel 1 x 1 PO
o Inj Enoxaparin sodium 2 x 0,4mg
IP monitoring :
o Keluhan subjektif
o EKG serial
IP edukasi :
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya,
pemeriksaan yang akan di lakukan, dan terapi yang akan di berikan.
Initial Assessment :
Mencari etiologi : retinopati hipertensif
Initial plan :
IP diagnostik :
o Konsul dokter spesialis mata
o Funduskopi
o Slitlamp
IP terapi :
o Konsul dokter spesialis mata
o Mengontrol Hipertensi
IP monitoring :
o Keluhan subjektif
o Pemeriksaan tanda – tanda vital
IP edukasi :
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit dan
pemeriksaan yang harus dilakukan
Problem 4. HIPERTRIGLISERIDEMIA
Initial Assessment : -
Initial plan :
IP diagnostik : -
IP terapi :
o Mengurangi/menghindari konsumsi gorengan
o Simvastatin 10mg 0-0-1
IP monitoring :
o Pemeriksaan ulang : Trigliserida, Kolesterol (total, LDL, HDL)
IP edukasi :
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit dan
pemeriksaan yang harus dilakukan
Suhu : 37 0C
Mata : CA : -/- ; Sklera ikterik -/-
Jantung :
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI 2cm lateral MCLS, tidak kuat
angkat, diameter 2cm, pulsasi parasternal tidak ada, sternal lift tidak ada,
thrill sistolik/diastolik tidak ada
o Perkusi : Redup
Batas atas jantung di ICS II PSLS
Batas kanan jantung di ICS V PSLD
Batas kiri jantung di ICS VI 2cm lateral MCLS
Kesan: pembesaran jantung
o Auskultasi : Suara jantung I-II murni
HR: 60 x/menit, reguler, gallop (-), murmur (-)
Rhythm : Sinus
Heart rate : 60 x / menit
Regularity : Regular
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 17
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)
Axis : Normoaxis
P wave : Normal
PR Interval : Normal
QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 36 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 6 mm
R biphasic : (-)
QRS Interval : Normal
ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V4, V5, V6
T wave : Inverted di lead aVL, V5, V6
KESAN : Left Ventricle Hypertrophy (LVH)
Iskemik di lateral
A : Ischemic Heart Disease (IHD), Hipertensi grade II dengan HHD, pandangan mata
kiri kabur, Hipertrigliseridemia
P : Dx : Anamnesis, TTV, pemeriksaan fisik
Tx : O2 3 liter/menit
Infus RL 12 tpm
Inj Enoxaparin sodium 2 x 0,4mg stop (sudah hari ke-5)
Aspilet 1 x 80mg tab PO
Clopidogrel 1 x 1 tab PO
Ramipril 1 x 10mg PO
Amlodipin 1 x 10mg PO
Simvastatin 1 x 10mg PO
Mx : evaluasi TTV dan keluhan subjektif
Ex : menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
menganjurkan pasien agar beristirahat.
O :
Keadaan umum : tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis
TTV : TD : 190/110 mmHg
Nadi : 69 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
Mata : CA : -/- ; Sklera ikterik -/-
Jantung :
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI 2cm lateral MCLS, tidak kuat
angkat, diameter 2cm, pulsasi parasternal tidak ada, sternal lift tidak ada,
thrill sistolik/diastolik tidak ada
o Perkusi : Redup
Batas atas jantung di ICS II PSLS
Batas kanan jantung di ICS V PSLD
Batas kiri jantung di ICS VI 2cm lateral MCLS
Kesan: pembesaran jantung
o Auskultasi : Suara jantung I-II murni
HR: 69 x/menit, reguler, gallop (-), murmur (-)
Rhythm : Sinus
Heart rate : 69 x / menit
Regularity : Regular
Axis : Normoaxis
P wave : Normal
PR Interval : Normal
QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 27 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 7 mm
R biphasic : (-)
QRS Interval : Normal
ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V3, V4, V5, V6
T wave : Inverted di lead aVL, V1, V2, V3, V4, V5, V6
KESAN : Left Ventricle Hypertrophy (LVH)
Iskemik di anterior ekstensif
A : Ischemic Heart Disease (IHD), Hipertensi grade II dengan HHD, pandangan mata
kiri kabur, Hipertrigliseridemia
P : Dx : Anamnesis, TTV, pemeriksaan fisik
Tx : O2 3 liter/menit
Infus RL 12 tpm
Aspilet 1 x 80mg tab PO
Clopidogrel 1 x 1 tab PO
Ramipril 1 x 10mg PO
Amlodipin 1 x 10mg PO
Simvastatin 1 x 10mg PO
Mx : evaluasi TTV dan keluhan subjektif
Ex : menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
menganjurkan pasien agar beristirahat.
Pasien diperbolehkan untuk pulang.
VIII. PEMBAHASAN
HIPERTENSI
DEFINISI
Keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau melebihi
90 mmHg diastolic pada seseorang yang tidak sedang minum obat antihipertensi.
ETIOLOGI
• Stenosis arteri ginjal
• Gagal ginjal
• Kelebihan noradrenalin
– Hormon noradrenalin menyebabkan kontraksi otot arteri dan meningkatkan TD
• Sindroma cushing aldosteronisme
– Pada sindroma cushing, dihasilkan hormon stres (kortisol dan aldosteron) yang
mengakibatkan ginjal menahan garam dan melepaskan kalium.
– Kadar kalium yang rendah menimbulkan kelemahan otot dan hilangnya
kemampuan memekatkan air seni
• Alkohol
• Stress
KLASIFIKASI
• Berdasarkan penyebabnya:
– Esensial/ primer/idiopatik : tidak diketahui penyebabnya
– Sekunder : diketahui penyebabnya
• Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme, sekresi hormon dan
gangguan fungsi ginjal
• Hipertensi menimbulkan komplikasi jantung (penyakit jantung hipertensi), stroke,
gagal ginjal atau gangguan retina mata.
Klasifikasi Hipertensi
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 dan / atau < 80
Normal 120 – 129 dan / atau 80 – 84
Normal tinggi 130 – 139 dan / atau 85 – 89
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 dan / atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 dan / atau 100 – 109
Hipertensi tingkat 3 >180 dan / atau >110
Hipertensi isolated >140 dan / atau < 90
systolic
*diambil dari Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2014
– Sesak nafas
– Keluhan akibat insuffisiensi jantung kanan (asma hilang, muncul kaki bengkak,
dll)
• Gejala cerebral
– Sakit kepala
– Paraaesthesia
– Parese, kejang, amaurosis (terjadi kadang-kadang dan segera menghilang)
• Gejala renal
– Std awal hipertensi essensial à urine tanpa kelainan à faal ginjal masih baik
FAKTOR RISIKO
• Pria
• >45 tahun
• Riwayat keluarga hipertensi
• Menderita DM
• Kadar kolesterol darah tinggi
• Obesitas
• Konsumsi garam tinggi
• Stres
• Merokok
• Penderita gangguan jantung (kerusakan organ, payah jantung atau pembesaran jantung)
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
– Inspeksi à memperhatikan keadaan khusus (chusing, feokromasitoma,
perkembangan tidak prosposional bagian tubuh atas dan bawah)
– Palpasi dan auskultasi arteri carotis untuk menilai stenosis atau oklusi
– Pengukuran TD
• Pemeriksaan jantung à untuk menilai LVH dan tanda-tanda gagal jantung
– Impuls apeks prominen
– Bunyi jantung S2 keras
– Bunyi jantung S4 à peninggian atrium kiri
– S3, bila tek akhir diastolik ventrikel kiri meningkat akibat dilatasi
– Murmur diastolik akibat regurgitasi aorta
PENATALAKSANAAN
*diambil dari 2014 Guideline for Management of High Blood Pressure in Adults - JNC8
Obat – obat yang direkomendasikan pada Kondisi Penyakit Tertentu
KONDISI OBAT
Kerusakan organ asimptomatik
Hipertrofi ventrikel kiri ACEI, Antagonis kalsium, ARB
DEFINISI
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 27
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)
PATOFISIOLOGI
IHD dapat terjadi karena 2 hal utama, yaitu karena penyempitan pembuluh darah
akibat terbentuknya plak aterosklerosis dan disfungsi endotel.
Pada keadaan normal, platelet beragregasi akan menghasilkan tromboksan (TXA2) dan
serotonin (5HT) yang akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah. Selain itu, platelet
yang beragregasi juga melepaskan ADP dan 5-HT yang menstimulasi endotel untuk
melepaskan nitric oxide (NO) dan prostasiklin yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah, dan juga sebagai umpan balik negatif agregasi platelet.
Jika terjadi disfungsi endotel, maka terjadi gangguan pelepasan substansi vasodilator
yang mengakibatkan meningkatnya respon vasokonstriksi. Selain itu, disfungsi endotel juga
menyebabkan menurunnya umpan balik negatif agregasi platelet.
Selain dua hal diatas, IHD juga dapat terjadi karena penurunan perfusi karena hipotensi
(hipovolemi), penurunan oksigen dalam darah (anemia atau kelainan pada paru-paru.
SINDROM ISKEMI
1. Stable Angina
Transient angina pectoris, biasanya dicetuskan oleh aktivitas fisik atau emosi, dapat
mereda dengan istirahat dalam beberapa menit. Episode angina berhubungan dengan
terjadinya ST depresi yang sementara.
2. Unstable Angina Pectoris
Peningkatan frekuensi dan durasi episode angina yang dapat terjadi pada saat
aktifitas fisik minimal atau istirahat. Jika tidak ditangani, berisiko terjadi progresi kearah
infark miokard.
3. Variant angina
Variant angina atau Prinzmetal angina terjadi karena adanya spasm arteri koroner
tanpa adanya lesi aterosklerosis. Mekanisme terjadinya belum diketahui secara pasti,
namun diduga terjadi akibat peningkatan aktivitas simpatik dan disfungsi endotel.
4. Silent ischemia
Episode iskemia miokard asimptomatik, hanya bisa diseteksi dari ekg dan teknik
laboratorium lainnya. Dari suatu studi didapatkan, episode silent ischemia terjadi pada
40% pasien dengan angina stabil. Tidak dijelaskan mengapa iskemia dapat bergejala dan
tidak bergejala pada beberapa orang. Silent ischemia biasanya terjadi pada pasien DM
(mungkin akibat gangguan pada sensasi nyeri akibat neuropati perifer), pada lansia dan
wanita.
o Diabetes mellitus
MANIFESTASI KLINIK
Pada anamnesis, pasien merasa sesak dan nyeri dada yang terasa tertekan atau berat
pada daerah retrosternal yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu,
atau epigastrium. Keluhan ini dapat disertai dengan keluhan penyerta seperti diaphoresis,
mual/muntah, nyeri abdominal, dan sinkop.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda – tanda regurgitasi katup mitral akut,
diaphoresis, ronkhi basah halus atau edema paru.
DIAGNOSIS
Pasien dengan faktor resiko yang disertai gejala-gejala seperti diatas harus dilakukan
pemeriksaan EKG. Dapat ditemukan ST depresi, T terbalik, atau pun normal. Jika ditemukan
EKG normal, maka pemeriksaan harus diulang 10-20 menit kemudian. Jika hasil tetap normal,
maka pasien diobservasi 12-24 jam, dan EKG diulang setiap 6 jam atau setiap terjadi angina
berulang.
Pemeriksaan marker jantung CKMB atau troponin I/T merupakan marker nekrosis
miosit jantung dan menjadi marker untuk diagnosis infark miokard. Troponin I/T mempunyai
sensitifitas dan spesifikasi lebih tinggi dari CKMB. Jika pemeriksaan marker jantung
memberikan hasil normal dalam 6 jam setelah awitan SKA, pemeriksaan hendaknya diulang 8-
12 jam setelah awitan angina.
TATALAKSANA
Pencegahan infark dapat menggunakan antiplatelet aspirin dan clopidogrel. Dan terapi
antikolesterol golongan statin (simvastatin) untuk menjaga kadar kolesterol total dibawah 200
mg/dL. Tekanan darah juga harus dijaga agar tetap pada batas normal dengan terapi ACEI.
Medikamentosa
• Pemberian oksigen 4-6 l/min
• Terapi obat dengan Nitrat à dilatasi arteri koroner, diberikan sublingual, sangat efektif
dalam mengurangi rasa sakit dalam beberapa menit.
Surgical Treatment
• Tindakan bedah dilakukan ketika perawatan medis telah gagal untuk meredakan gejala
atau bila Angiogram menunjukkan penyakit yang signifikan dalam pembuluh darah.
• Angioplasti koroner – dilatasi pembuluh darah yang menyempit dengan
menggembungkan balon di dalam pembuluh darah
• Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) - mengganti pembuluh darah yang
tersumbat menggunakan arteri lain dari pasien, dilakukan untuk menghilangkan
sumbatan.
• Indikasi untuk operasi bypass saat ini semakin terbatas.
• Hal ini disebabkan realitas yang ada, operasi bypass hanya membantu untuk
meningkatkan kualitas hidup dan meringankan gejala, tidak signifikan meningkatkan
harapan hidup.
• Tren saat ini untuk fokus pada perawatan medis dan teknik seperti angioplasti.
• Dengan penanganan yang baik, sebagian besar pasien akan dapat menjalani kehidupan
normal dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
• Sutikno. Penyakit Jantung Hipertensif. In: Ilmu Penyakit Dalam. 3th Ed. Jakarta: FKUI.
2002. pp.1128-33.