Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

“SEORANG LAKI – LAKI 27 TAHUN DENGAN TB MILIER”

Disusun oleh :
Yolla Disty Arista
406148152

Pembimbing :
dr. Amrita, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS
PERIODE 15 SEPTEMBER – 22 NOVEMBER 2014

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

LAPORAN KASUS
SEORANG LAKI – LAKI 66 TAHUN DENGAN HIPERTENSI GRADE II,
HYPERTENSIVE HEART DISEASE, ISCHEMIC HEART DISEASE,
DAN HIPERTRIGLISERIDEMIA
Telah didiskusikan tanggal:
7 November 2014

Pembimbing

dr. Amrita, Sp.PD

Pelapor Mengetahui

Jesly Charlies dr. Amrita, Sp.PD


406138116

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS
LAPORAN KASUS

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 2
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. RP
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Teknisi listrik
Alamat : Singocandi 05/03, Kota – Kudus, Jawa Tengah
Dikirim oleh : IGD
Nomor CM : 684 438
Dirawat di ruang : Melati 2
Masuk bangsal : 13 September 2014
Dikasuskan : 16 September 2014
Keluar bangsal : 18 September 2014
Status : BPJS

II. ANAMNESIS (Selasa, 16 September 2014)


Anamnesis dilakukakan secara autoanamnesa dengan penderita dan alloanamnesa dengan
keluarga.

 KELUHAN UTAMA
Nyeri dada

 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang hilang timbul sejak 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit (SMRS), bertambah berat sejak 1 hari SMRS. Nyeri
dirasakan pada daerah dada bagian tengah yang menjalar ke punggung kiri, seperti
sedang tertindih sesuatu yang berat. Awalnya nyeri dirasakan 1x dalam sehari, tetapi
menjadi semakin sering hingga 2-3x sehari, berlangsung selama 10 menit. Pasien

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 3
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

mengatakan keluhan dirasakan saat beraktifitas seperti mencabut rumput, dan keluhan
berkurang saat beristirahat. Keluhan disertai dengan keringat dingin, mual, dan tidak
muntah. Selain itu, pasien juga mengeluh mata kirinya sedikit kabur sejak 2 tahun
SMRS.

 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

o Riwayat hipertensi (+), diketahui sejak 1 tahun yang lalu, minum obat teratur,
dan rutin kontrol tekanan darah 1minggu sekali. Pasien maupun keluarga tidak
mengingat nama obatnya.
o Riwayat penyakit jantung (-)
o Riwayat diabetes mellitus (-)
o Riwayat penyakit paru (-)
o Riwayat penyakit ginjal (-)

 RIWAYAT KELUARGA
o Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal
o Riwayat hipertensi pada keluarga (-)
o Riwayat penyakit jantung pada keluarga (-)
o Riwayat diabetes mellitus pada keluarga (-)
o Riwayat penyakit paru pada keluarga (-)
o Riwayat penyakit ginjal pada keluarga (-)

 RIWAYAT SOSIAL DAN PEKERJAAN


Pasien bekerja sebagai teknisi listrik

 RIWAYAT KEBIASAAN
o Riwayat konsumsi alkohol, kopi, merokok disangkal
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 4
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

o Riwayat konsumsi makanan rumah (nasi, tahu, tempe) 3x sehari, sering makan
gorengan, dan jarang makan yang bersantan
o Pasien tidak pernah berolahraga

 RIWAYAT LINGKUNGAN
o Pasien tinggal serumah dengan istrinya

III. PEMERIKSAAN FISIK (Selasa, 16 September 2014)

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos mentis, GCS 15
 Tekanan darah : 160/90 mmHg
 Denyut nadi : 61 x/menit, regular, isi cukup
 Laju pernafasan : 18 x/menit, abdominothoracal
 Suhu : 36,2o C (aksila)
 Berat badan : 62 kg
 Tinggi badan : 165 cm
 IMT : 22,77 kg/m2  normal
 Kulit : Anemis (-), sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik
 Kepala : Mesochepale, rambut terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflex pupil (+/+),
isokor, diameter 2mm
 THT : Otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-)
 Mulut : Sulcus nasolabialis simetris, bibir kering (-), sianosis (-)
 Leher : JVP 5 – 2 cmH2O, trakea di tengah, pembesaran KGB leher
(-), pembesaran tiroid (-)
 Jantung
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 5
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

o Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI 2cm lateral MCLS, tidak kuat
angkat, diameter 2cm, pulsasi parasternal tidak ada, sternal lift
tidak ada, thrill sistolik/diastolik tidak ada
o Perkusi : Redup
Batas atas jantung di ICS II PSLS
Batas kanan jantung di ICS V PSLD
Batas kiri jantung di ICS VI 2cm lateral MCLS
Kesan: pembesaran jantung
o Auskultasi : Suara jantung I-II murni
HR: 61 x/menit, reguler, gallop (-), murmur (-)

 Paru depan

Kanan Kiri
Simetris pada posisi statis dan Simetris pada posisi statis dan
Inspeksi dinamis dinamis
Retraksi interkostal (-) Retraksi interkostal (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Palpasi Stem fremitus normal, sama Stem fremitus normal, sama
kuat dengan kiri kuat dengan kanan
Perkusi Sonor Sonor
Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler
Auskultasi
Wheezing (-), Ronchi (-) Wheezing (-), Ronchi (-)

 Paru belakang

Kanan Kiri
Simetris pada posisi statis dan Simetris pada posisi statis dan
Inpeksi
dinamis dinamis
Retraksi interkostal (-) Retraksi interkostal (-)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 6
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)


Palpasi Stem fremitus normal, sama Stem fremitus normal, sama
kuat dengan kiri kuat dengan kanan
Perkusi Sonor Sonor
Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler
Auskultasi
Wheezing (-), Ronchi (-) Wheezing (-), Ronchi (-)

 Abdomen

Inspeksi
Kulit Bekas luka tidak tampak
Striae tidak tampak
Pelebaran vena tidak tampak
Umbilikus Inflamasi tidak tampak
Hernia tidak tampak
Kontur abdomen Simetris, mendatar
Peristaltik Di abdomen tidak tampak
Pulsasi Di epigastrium tidak tampak
Auskultasi
Bising usus (+) Normal
Bruit/desiran Tidak terdengar adanya bruit pada Aorta,
A.Renalis, A.Iliaca, A.Femoralis
Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan timpani di 4 kuadran abdomen
Daerah pekak hepar Kanan: 12 cm, kiri: 8 cm
Castle sign Perkusi timpani pada ICS IX di garis axillaris
sinistra anterior
Nyeri ketok ginjal -/-
Palpasi
Palpasi superficial Supel pada ke 4 kuadran abdomen, tidak
terdapat tahanan
Nyeri tekan dan nyeri lepas Nyeri tekan -/- pada ke 4 kuadran abdomen
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 7
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Palpasi pada hepar Hepar tidak teraba


Murphy sign Negative
Palpasi pada lien Lien tidak teraba
Palpasi pada ginjal Ballotement ginjal kanan dan kiri tidak teraba
Palpasi pada kandung kemih Kandung kemih tidak teraba

 Ekstremitas

Superior Inferior
Pembesaran kel.limfe axiler -/-
Pembesaran kel.limfe inguinal -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Petechiae -/- -/-
Akral Hangat Hangat
Kekuatan motorik 5/5 5/5
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
Tonus N/N N/N

 Genitalia, anus, rectum : tidak diperiksa

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( 13 September 2014 )

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HEMATOLOGI
Golongan darah B / Rhesus +
Hema Rutin 3 Diff

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 8
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Hemoglobin 13.4 g/dL 14.0 – 18.0


Eritrosit 4.48 jt/uL 4.5 – 5.9
Hematokrit 40.2 % 40 – 52
Trombosit 168 10³/uL 150 – 400
Leukosit 5.8 10³/uL 4.0 – 12.0
Granula 56.1 % 43 – 76
Limfosit 37.4 % 25 – 40
Monosit 6.5 % 2–8
MCV 90.0 fL 79.0 – 99.0
MCH 29.9 Pg 27.0 –31.0
MCHC 33.4 g/dL 33.0 – 37.0
KIMIA KLINIK
Gula Darah
74 mg/dL 70 – 110
Sewaktu
Ureum 34.7 mg/dL 19 – 44
Kreatinin 1.3 mg/dL 0.6 – 1.3
Kolesterol 162 mg/dL <= 200
Yang dianjurkan < 200
Resiko sedang 200 - 239
Resiko tinggi >= 240
HDL Kolesterol 41 mg/dL 27 – 67
LDL Kolesterol 77.2 mg/dL < 150
Yang dianjurkan < 100
Resiko sedang 130 – 159
Resiko tinggi >= 160
Trigliserida 219 mg/dL < 160
Protein total 6.1 g/dL 6.0 – 8.0
Albumin 3.9 g/dL 3.5 – 5.2
Globulin 2.2 g/dL 1.3 – 3.3
Bilirubin total 0.50 mg/dL 0.20 – 1.20
Bilirubin direk 0.17 mg/dL 0.0 – 0.40
Bilirubin indirek 0.33 mg/dL 0 – 0.75
SGOT 29 U/L 0 – 50
SGPT 20 U/L 0 – 50

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 9
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

CKMB 11 U/L < 24

 PEMERIKSAAN EKG
o 13 September 2014

 Rhythm : Sinus
 Heart rate : 75 x / menit
 Regularity : Regular
 Axis : Normoaxis
 P wave : Normal
 PR Interval : Normal
 QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 16 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 7 mm
R biphasic : (-)
 QRS Interval : Normal
 ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead III, aVF, V5, V6
 T wave : Inverted di lead aVL

KESAN : Iskemik di inferior dan lateral

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 10
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

o 15 September 2014, jam 05.15

 Rhythm : Sinus
 Heart rate : 60 x / menit
 Regularity : Regular
 Axis : Normoaxis
 P wave : Normal
 PR Interval : Normal
 QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 40 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 8 mm
R biphasic : (-)
 QRS Interval : Normal
 ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V3, V4, V5, V6
 T wave : Inverted di lead aVL, V5, V6

KESAN : Left Ventricle Hypertrophy (LVH)


Iskemik di anterolateral

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 11
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

o 16 September 2014, jam 05.45

 Rhythm : Sinus
 Heart rate : 61 x / menit
 Regularity : Regular
 Axis : Normoaxis
 P wave : Normal
 PR Interval : Normal
 QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 40 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 6 mm
R biphasic : (-)
 QRS Interval : Normal
 ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V4, V5, V6
 T wave : Inverted di lead aVL, V3, V4, V5, V6

KESAN : Left Ventricle Hypertrophy (LVH)


Iskemik di anterolateral

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 12
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

 PEMERIKSAAN FOTO THORAX (15 September 2014)

o Cor : Membesar. Batas kiri ke laterokaudal


o Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal
Tak tampak bercak infiltrate di kedua paru
o Kesan : Kardiomegali
Pulmo Normal

V. PROBLEMS

1. Hipertensi grade II dengan Hypertensive Heart Disease (HHD)


2. Ischemic Heart Disease (IHD)
3. Penglihatan Mata Kiri Kabur
4. Hipertrigliseridemia

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 13
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

VI. RENCANA PEMECAHAN MASALAH


Problem 1. HIPERTENSI GRADE II dengan HYPERTENSIVE HEART DISEASE
(HHD)

Initial Assessment :
 Mencari komplikasi pada organ target : jantung (gagal jantung, penyakit
koroner akut / CAD), otak (penyakit serebrovaskuler / CVD), ginjal (penyakit
ginjal kronik / CKD), mata (retinopati hipertensif)
 Menilai fungsi jantung
Initial Plan :
 IP diagnostik :
o Pemeriksaan status neurologis
o Funduskopi
o Echocardiography
 IP terapi :
o Diet rendah garam (maks. 2,4 gram Na/hari) dan melakukan pola diet
DASH
o Ramipril 1 x 10mg PO
o Furosemide 1 x 40mg PO
 IP monitoring :
o Tanda vital
o Keluhan subjektif
 IP edukasi :
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya,
pemeriksaan yang akan di lakukan, dan terapi yang akan di berikan.
o Minum obat antihipertensi secara teratur dan rutin control.

Problem 2. ISCHEMIC HEART DISEASE (IHD)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 14
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Initial Assessment :
 Mencari pembuluh darah jantung yang mengalami penyempitan
 Mencari dan mencegah komplikasi : jantung (infark miokard akut, gagal
jantung, aritmia), tromboemboli
Initial plan :
 IP diagnostik :
o Angiography koroner
o Echocardiography
 IP terapi :
o O2 3 liter/menit
o Aspilet 1 x 80mg PO
o Clopidogrel 1 x 1 PO
o Inj Enoxaparin sodium 2 x 0,4mg
 IP monitoring :
o Keluhan subjektif
o EKG serial
 IP edukasi :
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya,
pemeriksaan yang akan di lakukan, dan terapi yang akan di berikan.

Problem 3. PENGLIHATAN MATA KIRI KABUR

Initial Assessment :
 Mencari etiologi : retinopati hipertensif
Initial plan :
 IP diagnostik :
o Konsul dokter spesialis mata
o Funduskopi
o Slitlamp
 IP terapi :
o Konsul dokter spesialis mata

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 15
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

o Mengontrol Hipertensi
 IP monitoring :
o Keluhan subjektif
o Pemeriksaan tanda – tanda vital
 IP edukasi :
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit dan
pemeriksaan yang harus dilakukan

Problem 4. HIPERTRIGLISERIDEMIA

Initial Assessment : -
Initial plan :
 IP diagnostik : -
 IP terapi :
o Mengurangi/menghindari konsumsi gorengan
o Simvastatin 10mg 0-0-1
 IP monitoring :
o Pemeriksaan ulang : Trigliserida, Kolesterol (total, LDL, HDL)
 IP edukasi :
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit dan
pemeriksaan yang harus dilakukan

VII. CATATAN KEMAJUAN

Rabu, 17 September 2014


S : nyeri dada berkurang, kepala pusing, penglihatan mata kiri kabur
O :
 Keadaan umum : tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis
 TTV : TD : 200/100 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 16
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Suhu : 37 0C
 Mata : CA : -/- ; Sklera ikterik -/-
 Jantung :
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI 2cm lateral MCLS, tidak kuat
angkat, diameter 2cm, pulsasi parasternal tidak ada, sternal lift tidak ada,
thrill sistolik/diastolik tidak ada
o Perkusi : Redup
 Batas atas jantung di ICS II PSLS
 Batas kanan jantung di ICS V PSLD
 Batas kiri jantung di ICS VI 2cm lateral MCLS
Kesan: pembesaran jantung
o Auskultasi : Suara jantung I-II murni
HR: 60 x/menit, reguler, gallop (-), murmur (-)

 Paru : Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-


 Abdomen : flat, bising usus (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-) di 4
kuadran abdomen
 Ekstremitas : tidak terdapat oedema, akral hangat
 EKG 17 September 2014, jam 05.30

 Rhythm : Sinus
 Heart rate : 60 x / menit
 Regularity : Regular
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 17
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

 Axis : Normoaxis
 P wave : Normal
 PR Interval : Normal
 QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 36 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 6 mm
R biphasic : (-)
 QRS Interval : Normal
 ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V4, V5, V6
 T wave : Inverted di lead aVL, V5, V6
KESAN : Left Ventricle Hypertrophy (LVH)
Iskemik di lateral

A : Ischemic Heart Disease (IHD), Hipertensi grade II dengan HHD, pandangan mata
kiri kabur, Hipertrigliseridemia
P : Dx : Anamnesis, TTV, pemeriksaan fisik
Tx : O2 3 liter/menit
Infus RL 12 tpm
Inj Enoxaparin sodium 2 x 0,4mg  stop (sudah hari ke-5)
Aspilet 1 x 80mg tab PO
Clopidogrel 1 x 1 tab PO
Ramipril 1 x 10mg PO
Amlodipin 1 x 10mg PO
Simvastatin 1 x 10mg PO
Mx : evaluasi TTV dan keluhan subjektif
Ex : menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
menganjurkan pasien agar beristirahat.

Kamis, 18 September 2014


S : nyeri dada berkurang, kepala pusing, penglihatan mata kiri kabur

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 18
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

O :
 Keadaan umum : tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis
 TTV : TD : 190/110 mmHg
Nadi : 69 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
 Mata : CA : -/- ; Sklera ikterik -/-
 Jantung :
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI 2cm lateral MCLS, tidak kuat
angkat, diameter 2cm, pulsasi parasternal tidak ada, sternal lift tidak ada,
thrill sistolik/diastolik tidak ada
o Perkusi : Redup
 Batas atas jantung di ICS II PSLS
 Batas kanan jantung di ICS V PSLD
 Batas kiri jantung di ICS VI 2cm lateral MCLS
Kesan: pembesaran jantung
o Auskultasi : Suara jantung I-II murni
HR: 69 x/menit, reguler, gallop (-), murmur (-)

 Paru : Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-


 Abdomen : flat, bising usus (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-) di 4
kuadran abdomen
 Ekstremitas : tidak terdapat oedema, akral hangat
 EKG 18 September 2014, jam 06.00

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 19
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

 Rhythm : Sinus
 Heart rate : 69 x / menit
 Regularity : Regular
 Axis : Normoaxis
 P wave : Normal
 PR Interval : Normal
 QRS Kompleks : Q patologis : (-)
R wave progression : (+)
Tinggi gelombang R di v5 : 27 mm
Tinggi gelombang S di v2 : 7 mm
R biphasic : (-)
 QRS Interval : Normal
 ST Segment : ST elevasi (-)
ST depresi di lead V3, V4, V5, V6
 T wave : Inverted di lead aVL, V1, V2, V3, V4, V5, V6
KESAN : Left Ventricle Hypertrophy (LVH)
Iskemik di anterior ekstensif

A : Ischemic Heart Disease (IHD), Hipertensi grade II dengan HHD, pandangan mata
kiri kabur, Hipertrigliseridemia
P : Dx : Anamnesis, TTV, pemeriksaan fisik

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 20
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Tx : O2 3 liter/menit
Infus RL 12 tpm
Aspilet 1 x 80mg tab PO
Clopidogrel 1 x 1 tab PO
Ramipril 1 x 10mg PO
Amlodipin 1 x 10mg PO
Simvastatin 1 x 10mg PO
Mx : evaluasi TTV dan keluhan subjektif
Ex : menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
menganjurkan pasien agar beristirahat.
Pasien diperbolehkan untuk pulang.
VIII. PEMBAHASAN

HIPERTENSI

DEFINISI
Keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau melebihi
90 mmHg diastolic pada seseorang yang tidak sedang minum obat antihipertensi.

ETIOLOGI
• Stenosis arteri ginjal
• Gagal ginjal
• Kelebihan noradrenalin
– Hormon noradrenalin menyebabkan kontraksi otot arteri dan meningkatkan TD
• Sindroma cushing aldosteronisme
– Pada sindroma cushing, dihasilkan hormon stres (kortisol dan aldosteron) yang
mengakibatkan ginjal menahan garam dan melepaskan kalium.
– Kadar kalium yang rendah menimbulkan kelemahan otot dan hilangnya
kemampuan memekatkan air seni
• Alkohol

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 21
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

• Stress

KLASIFIKASI
• Berdasarkan penyebabnya:
– Esensial/ primer/idiopatik : tidak diketahui penyebabnya
– Sekunder : diketahui penyebabnya
• Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme, sekresi hormon dan
gangguan fungsi ginjal
• Hipertensi menimbulkan komplikasi jantung (penyakit jantung hipertensi), stroke,
gagal ginjal atau gangguan retina mata.

Klasifikasi Hipertensi
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 dan / atau < 80
Normal 120 – 129 dan / atau 80 – 84
Normal tinggi 130 – 139 dan / atau 85 – 89
Hipertensi tingkat 1 140 – 159 dan / atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 dan / atau 100 – 109
Hipertensi tingkat 3 >180 dan / atau >110
Hipertensi isolated >140 dan / atau < 90
systolic
*diambil dari Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2014

TANDA & GEJALA


• Keluhan umum:
– Perasaan capai
– Perasaan mudah tersinggung
– Sulit tidur
– Pusing sakit kepala
• Gejala cardial
– Palpitasi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 22
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

– Sesak nafas
– Keluhan akibat insuffisiensi jantung kanan (asma hilang, muncul kaki bengkak,
dll)
• Gejala cerebral
– Sakit kepala
– Paraaesthesia
– Parese, kejang, amaurosis (terjadi kadang-kadang dan segera menghilang)
• Gejala renal
– Std awal hipertensi essensial à urine tanpa kelainan à faal ginjal masih baik

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 23
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

FAKTOR RISIKO
• Pria
• >45 tahun
• Riwayat keluarga hipertensi
• Menderita DM
• Kadar kolesterol darah tinggi
• Obesitas
• Konsumsi garam tinggi
• Stres
• Merokok
• Penderita gangguan jantung (kerusakan organ, payah jantung atau pembesaran jantung)

PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
– Inspeksi à memperhatikan keadaan khusus (chusing, feokromasitoma,
perkembangan tidak prosposional bagian tubuh atas dan bawah)
– Palpasi dan auskultasi arteri carotis untuk menilai stenosis atau oklusi
– Pengukuran TD
• Pemeriksaan jantung à untuk menilai LVH dan tanda-tanda gagal jantung
– Impuls apeks prominen
– Bunyi jantung S2 keras
– Bunyi jantung S4 à peninggian atrium kiri
– S3, bila tek akhir diastolik ventrikel kiri meningkat akibat dilatasi
– Murmur diastolik akibat regurgitasi aorta

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 24
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

PENATALAKSANAAN

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 25
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

*diambil dari 2014 Guideline for Management of High Blood Pressure in Adults - JNC8
Obat – obat yang direkomendasikan pada Kondisi Penyakit Tertentu
KONDISI OBAT
Kerusakan organ asimptomatik
Hipertrofi ventrikel kiri ACEI, Antagonis kalsium, ARB

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 26
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Aterosklerosis asimptomatik Antagonis kalsium, ACEI


Mikroalbuminuria ACEI, ARB
Gangguan ginjal ACEI, ARB
Kerusakan kardiovaskuler klinis
Riwayat stroke Setiap zat efektif menurunkan TD
Riwayat infark miokard BB, ACEI, ARB
Angina pectoris BB, Antagonis kalsium
Gagal jantung Diuretik, BB, ACEI, ARB, Antagonis
mineralokortikoid
Aneurisma aorta BB
Fibrilasi atrial, pencegahan Pertimbangkan ARB, ACEI, BB, atau
antagonis mineralokortikoid
Fibrilasi atrial, pengendalian denyut ventrikel BB, antagonis kalsium nondihidropiridin
Penyakit ginjal kronik / proteinuria ACEI, ARB
Penyakit arteri perifer ACEI, Antagonis kalsium
Lainnya
Hipertensi sistolik terisolasi (usia lanjut) Diuretik, Antagonis kalsium
Sindrom metabolic ACEI, ARB, Antagonis kalsium
Diabetes mellitus ACEI, ARB
Kehamilan Methyldopa, BB, Antagonis kalsium
Kulit hitam Diuretik, Antagonis kalsium
ACEI = Angiotensin-Converting Enzyme inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker;
BB = Beta-blocker
*diambil dari Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2014

ISCHEMIC HEART DISEASE

DEFINISI
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 27
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Ischemic Heart Disease (IHD) merupakan suatu kondisi dimana terdapat


ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan oksigen pada miokard, yang
menyebabkan hipoksia miokard, paling sering disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri
koroner. (sering disebut juga Coronary Artery Disease / CAD)

PATOFISIOLOGI

IHD dapat terjadi karena 2 hal utama, yaitu karena penyempitan pembuluh darah
akibat terbentuknya plak aterosklerosis dan disfungsi endotel.

Pada keadaan normal, platelet beragregasi akan menghasilkan tromboksan (TXA2) dan
serotonin (5HT) yang akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah. Selain itu, platelet
yang beragregasi juga melepaskan ADP dan 5-HT yang menstimulasi endotel untuk
melepaskan nitric oxide (NO) dan prostasiklin yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah, dan juga sebagai umpan balik negatif agregasi platelet.

Jika terjadi disfungsi endotel, maka terjadi gangguan pelepasan substansi vasodilator
yang mengakibatkan meningkatnya respon vasokonstriksi. Selain itu, disfungsi endotel juga
menyebabkan menurunnya umpan balik negatif agregasi platelet.

Selain dua hal diatas, IHD juga dapat terjadi karena penurunan perfusi karena hipotensi
(hipovolemi), penurunan oksigen dalam darah (anemia atau kelainan pada paru-paru.

SINDROM ISKEMI
1. Stable Angina
Transient angina pectoris, biasanya dicetuskan oleh aktivitas fisik atau emosi, dapat
mereda dengan istirahat dalam beberapa menit. Episode angina berhubungan dengan
terjadinya ST depresi yang sementara.
2. Unstable Angina Pectoris
Peningkatan frekuensi dan durasi episode angina yang dapat terjadi pada saat
aktifitas fisik minimal atau istirahat. Jika tidak ditangani, berisiko terjadi progresi kearah
infark miokard.
3. Variant angina

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 28
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

Variant angina atau Prinzmetal angina terjadi karena adanya spasm arteri koroner
tanpa adanya lesi aterosklerosis. Mekanisme terjadinya belum diketahui secara pasti,
namun diduga terjadi akibat peningkatan aktivitas simpatik dan disfungsi endotel.
4. Silent ischemia
Episode iskemia miokard asimptomatik, hanya bisa diseteksi dari ekg dan teknik
laboratorium lainnya. Dari suatu studi didapatkan, episode silent ischemia terjadi pada
40% pasien dengan angina stabil. Tidak dijelaskan mengapa iskemia dapat bergejala dan
tidak bergejala pada beberapa orang. Silent ischemia biasanya terjadi pada pasien DM
(mungkin akibat gangguan pada sensasi nyeri akibat neuropati perifer), pada lansia dan
wanita.

FAKTOR PEMICU PENYAKIT JANTUNG KORONER


Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang
mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori
penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring
dengan berubahnya pola hidup (Delmi 2010).
 Faktor yang tak dapat dimodifikasi
o Umur paling banyak terjadi pada usia 65 tahun ke atas
o Wanita lebih berpotensi karena dipandang dari faktor. Stress: peningkatan TD
dan penggunaan obat KB
o Jenis kelamin
o Herediter
o Ras
 Faktor yang dapat dimodifikasi
o Peningkatan serum lemak
o Hipertensi
o Merokok
o Obesitas
o Peningkatan serum kolesterol
o Stress dalam kehidupan sehari – hari.
o Kurang olahraga

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 29
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

o Diabetes mellitus

MANIFESTASI KLINIK
Pada anamnesis, pasien merasa sesak dan nyeri dada yang terasa tertekan atau berat
pada daerah retrosternal yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu,
atau epigastrium. Keluhan ini dapat disertai dengan keluhan penyerta seperti diaphoresis,
mual/muntah, nyeri abdominal, dan sinkop.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda – tanda regurgitasi katup mitral akut,
diaphoresis, ronkhi basah halus atau edema paru.

DIAGNOSIS
Pasien dengan faktor resiko yang disertai gejala-gejala seperti diatas harus dilakukan
pemeriksaan EKG. Dapat ditemukan ST depresi, T terbalik, atau pun normal. Jika ditemukan
EKG normal, maka pemeriksaan harus diulang 10-20 menit kemudian. Jika hasil tetap normal,
maka pasien diobservasi 12-24 jam, dan EKG diulang setiap 6 jam atau setiap terjadi angina
berulang.
Pemeriksaan marker jantung CKMB atau troponin I/T merupakan marker nekrosis
miosit jantung dan menjadi marker untuk diagnosis infark miokard. Troponin I/T mempunyai
sensitifitas dan spesifikasi lebih tinggi dari CKMB. Jika pemeriksaan marker jantung
memberikan hasil normal dalam 6 jam setelah awitan SKA, pemeriksaan hendaknya diulang 8-
12 jam setelah awitan angina.

TATALAKSANA
Pencegahan infark dapat menggunakan antiplatelet aspirin dan clopidogrel. Dan terapi
antikolesterol golongan statin (simvastatin) untuk menjaga kadar kolesterol total dibawah 200
mg/dL. Tekanan darah juga harus dijaga agar tetap pada batas normal dengan terapi ACEI.

Medikamentosa
• Pemberian oksigen 4-6 l/min
• Terapi obat dengan Nitrat à dilatasi arteri koroner, diberikan sublingual, sangat efektif
dalam mengurangi rasa sakit dalam beberapa menit.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 30
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

• Obat-obatan seperti mononitrate dinitrate dan mononitrate isosorbide termasuk dalam


kategori Nitrat à dapat digunakan sebagai profilaksis untuk mencegah rasa sakit.
• Morfin dapat diberikan bila tidak membaik dengan nitrat.
• Beta-blocker seperti propanolol, bisoprolol juga sangat efektif dalam mengurangi rasa
sakit dengan mengurangi kebutuhan oksigen miokard, terutama dengan menurunkan
detak jantung.
• Antagonis kanal Kalsium à vasodilatasi dan meringankan gejala dengan mengurangi
rangsangan dan konduktivitas otot jantung, juga dengan mengurangi tekanan darah.
• Untuk pasien dengan hiperkolesterolemia, obat dapat digunakan untuk menurunkan
kadar kolesterol.

Surgical Treatment
• Tindakan bedah dilakukan ketika perawatan medis telah gagal untuk meredakan gejala
atau bila Angiogram menunjukkan penyakit yang signifikan dalam pembuluh darah.
• Angioplasti koroner – dilatasi pembuluh darah yang menyempit dengan
menggembungkan balon di dalam pembuluh darah
• Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) - mengganti pembuluh darah yang
tersumbat menggunakan arteri lain dari pasien, dilakukan untuk menghilangkan
sumbatan.
• Indikasi untuk operasi bypass saat ini semakin terbatas.
• Hal ini disebabkan realitas yang ada, operasi bypass hanya membantu untuk
meningkatkan kualitas hidup dan meringankan gejala, tidak signifikan meningkatkan
harapan hidup.
• Tren saat ini untuk fokus pada perawatan medis dan teknik seperti angioplasti.
• Dengan penanganan yang baik, sebagian besar pasien akan dapat menjalani kehidupan
normal dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 31
Laporan Kasus Ilmu Penyakit Dalam Jesly Charlies (406138116)

• James PA, Oparil S, Careter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C, Handler J,


dkk. 2014 evidence-based Guideline for the Management of High Blood Pressure in
Adults - JNC8. JAMA. 2014.

• Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi


2014. Jakarta. 2014.

• Sutikno. Penyakit Jantung Hipertensif. In: Ilmu Penyakit Dalam. 3th Ed. Jakarta: FKUI.
2002. pp.1128-33.

• Hypertensive Vascular Disease In. Fauci. Harrison’s Principle of Internal Medition


18th edition: 2012
• Ischaemic Heart Disease In: Leonard S. Lilly, MD, editor. Pathophysiology of Heart
Disease A Collaborative Project of Medical Students and Faculty 5th edition: 2009.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Kudus, Periode 15 September – 22 November 2014 32

Anda mungkin juga menyukai