TENTANG
Menimbang :a. bahwa Rumah Sakit Umum daerah Aeramo perlu meningkatkan mutu dan
keselamatan perbaikan yang berkelanjutan, perlu dilakukan
penetapan indikator mutu prioritas dan indikator mutu unit untuk
dievaluasi upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo
b. bahwa harus dilakukan penetapan indikator mutu prioritas dan
indikator mutu unit pada proses-proses utama yang kritikal, risiko
tinggi, cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu
asuhan dan keselamatan lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah
Aramo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b maka perlu penetapan indikator mutu prioritas dan
indikator mutu unit Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Aeramo
Pada tanggal
DIREKTUR RSUD AERAMO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasioanal adalah terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan nasional tersebut akan dapat dipenuhi apabila
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dapat tercapai. Oleh karena itu, pelayanan
kesehatan yang bermutu akan menjadi salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh
setiap orang. Meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat akan
merubah sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat. Masyarakat cenderung mulai menuntut
pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah, dan lebih bermutu sehinggap perlu upaya
peningkatan mutu pelayanan terutama di bidang kesehatan.
Sesuai visi misi dan tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo banyak kegiatan yang
harus dilaksanakan, baik yang bersifat pelayanan medis maupun pelayanan umum bagi
pasien sebagai pelanggan utama. RSUD Aeramo sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah
kabupaten Nagekeo dan kabupaten tetangga, akan terus melaksanakan upaya peningkatan
mutu pelayanan di semua satuan kerja, sehingga pelayanan yang diberikan akan menjawab
tuntutan masyarakat.
B. Pengertian
Penetapan prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan prioritas dari yang paling penting
sampai yang kurang penting. Penetapan prioritas dapat dilakukan dengan metode kualitatif
dan kuantitatif. Memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu perlu dilakukan karena
rumah sakit adalah salah satu institusi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang memerlukannya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan pemilihan prioritas pengukuran mutu pelayanan ini digunakan sebagai acuan dalam
pemilihan prioritas pengukuran mutu pelayanan di RSUD Aeramo, sehingga perlu dipahami
oleh seluruh unit kerja yaitu
1. Bagian Tata usaha
2. Bidang pelayanan medis
3. Bidang penunjang medis
4. Bidang keuangan
5. Instalasi Gawat Darurat
6. Intalasi Rawat Jalan
7. Instalasi Farmasi
8. Instalasi Radiologi
9. Instalasi Gizi
10. Intalasi Laboratorium
11. Instalasi Bedah Sentral
12. Instalasi Rawat Inap
13. Instalasi Kebidanan
14. Intalasi ICU
15. Intalasi Rekam Medik
16. Intalasi Perinatologi
BAB III
KEBIJAKAN
1. Direktur dan jajaran manajemen berkoordinasi dengan seluruh kepala bidang/kepala
intalasi dalam memilih dan menetapkan perioritas pengukuran mutu pelayanan yang akan
dievaluasi
2. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) memfasilitasi Direktur dan
jajaran manajemen untuk melakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala instalasi
dalam memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan
3. Prioritas pengukuran mutu pelayanan tersebut meliputi pengukuran mutu dengan
menggunakan indikator area klinis (IAK), area manajemen (IAM), dan area sasaran
keselamatan pasien (ISKP)
4. Dasar pemilihan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis mengacu kepada standar
yang ada
5. Direktur beserta Komite PMKP menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis
meliputi indikator area klinis (IAK), indikator area manajemen (IAM), dan indikator area
sasaran keselamatan pasien (ISKP)
6. Setiap indikator yang ditetapkan dilengkapi dengan profil indikator
7. Direktur serta PMKP melakukan supervisi terhadap proses pengumpulan data dengan
menggunakan formulir supervisi yang telah disediakan
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Penetapan prioritas mutu pelayanan
1. Setiap tahun Direktur beserta Komite PMKP menetapkan pelayanan prioritas
pengukuran mutu
2. Direktur beserta komite PMKP berkoordinasi dengan seluruh kepala Instalasi dalam
memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis
3. Komite PMKP menyediakan data capaian mutu yang ada pada tahun sebelumnya
meliputi data indikator mutu: IAK, IAM, dan ISKP dan berpartisipasi dalam
memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur berdasarkan data-data yang ada
4. PMKP memfasilitasi dalam memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu
pelayanan klinis yaang akan dievaluasi
5. Pemilihan dan penetapan prioritas pelayanan dengan berpedoman pada data hasil
capaian mutu tahun sebelumnya
B. Dasar pemilihan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis mengacu kepada standar
yang ada, yaitu
1. Visi-Misi dan strategi tujuan Rumah Sakit
Penetapan prioritas penguukuran mutu harus mempertimbangkan misi dan strategi
tujuan Rumah Sakit
2. Data-data permasalahan yang ada di RS misalnya komplain pasien, capaian indikator
mutu yang masih rendah, aedanya kejadian yang tidak diharapkan
3. Sistem dan proses yang memperlihatkan variasi proses penerapan pelayanan dan hasil
pelayanan yang paling banyak, data diperoleh dari evaluasi clinical pathway
4. Perbaikan yang berdampak pada efisiensi
a. Dampak perbaikan efisiensi dari suatu proses klinis yang kompleks
b. Perbaikan suatu proses mengidentifikasi penguranagan biaya dan sumber daya
yang digunakan
c. Hasil evaluasi dari dampak perbaikan tersebut dapat menunjang pemahaman
tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan sumber daya
manusia, finansial, dan keuntungan lainnya
5. dampak pada perbaikan sistem, sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh
rumah sakit
6. Riset klinis dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk
Rumah Sakit pendidikan
C. Indikator Mutu Prioritas
Indikator mutu prioritas ditentukan dalam rapat koordinasi antara Direktur, pelayanan
prioritas, para kepala bagian dan seluruh kepala unit kerja dengan difasilitasi oleh PMKP.
Setelah didaptkan kesepakatan, maka indikator mutu prioritas disusun profil indikator.
Kemudian PMKP akan mengusulkan untuk ditetapkan oleh Direktur.
Penetapan indikator prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis meliputi
1. Indikator Mutu Area Klinis (IAK)
a. Kelengkapan pengisian assesment awal medis pada pasien anemia
b. Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium nilai kritis pada pasien anemia
c. Tidak adanya kesalahan tindakan transfusi pada pasien anemia
d. Angka kejadian plebitis
e. Waktu tanggap pelayanan dokter IGD pada pasien anemia
f. Ketepatan diet yang diberikan pada pasien anemia
2. Indikator Area Manajemen (IAM)
a. Pemenuhan permintaan transfusi sesuai kebutuhan pasien pada pasien anemia
b. Kepuasan pasien rawat inap
3. Indikator Area sasaran keselamatan pasien (ISKP)
a. Kejadian salah transfusi
b. Kejadian reaksi transfusi
D. Indikator Mutu Unit
1. Rawat Jalan
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Waktu tunggu rawat jalan
c. Persentase pendokumentasian pelaporan hasil pemeriksaan diagnostik kritis ke
DPJP
d. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan tulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
2. Instalasi Gawat Darurat
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Waktu tanggap pelayanan gawat darurat
c. Persentase pendokumentasian pelaporan hasil pemeriksaan diagnostik kritis ke
DPJP
d. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
e. Waktu tunggu pasien tiba di ruangan triage sampai diputuskan rawat inap
f. Waktu tunggu boarding ke rawat inap
g. Kematian pasien IGD ≤8 jam
h. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan tulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
i. Persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi efektif pada saat serah terima
asuhan pasien
j. Persentase kesesuaian pelabelan obat Hight Alert pada saat dispensing obat dari
farmasi ke unit perawatan pasien
k. Kepatuhan penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
l. Kejadian phlebitis
m. Pemenuhan kebutuhan darah setiap pelayanan transfusi
3. Rawat Inap
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Ketepatan jam visite dokter spesialis
c. Persentase pendokumentasian pelaporan hasil pemeriksaan diagnostik kritis ke
DPJP
d. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
e. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan tulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
f. Persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi efektif pada saat serah terima
asuhan pasien
g. Persentase kesesuaian pelabelan obat Hight Alert pada saat dispensing obat dari
farmasi ke unit perawatan pasien
h. Kepatuhan penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
i. Kejadian phlebitis
j. Pemenuhan kebutuhan darah setiap pelayanan transfusi
4. Instalasi Bedah Sentral
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Penundaan operasi elektif
c. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
d. Waktu tanggap pelayanan gawat darurat kasus operasi cito
e. Waktu tunggu operasi elektif
f. Kelengkapan pengkajian pra bedah
g. Kelengkapan pengkajian pra anastesi
h. Kelengkapan pengkajian pra sedasi
i. Pelaksanaan proses monitoring status fisologi selam anastesi
j. Pelaksanaan proses monitoring status fisiologi selama pemulihan anastesi
k. Pelaksanaan evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal
l. Keterlambatan operasi Sectio Caesaria
m. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan tulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
n. Persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi efektif pada saat serah terima
asuhan pasien
o. Persentase kesesuaian pelabelan obat Hight Alert pada saat dispensing obat dari
farmasi ke unit perawatan pasien
p. Kepatuhan penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
5. Intensive care unit (ICU)
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Ketepatan jam visite dokter spesialis
c. Persentase pendokumentasian pelaporan hasil pemeriksaan diagnostik kritis ke
DPJP
d. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
e. Kepatuhan terhadap pelaksanaan clinical pathway
f. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan tulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
g. Persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi efektif pada saat serah terima
asuhan pasien
h. Persentase kesesuaian pelabelan obat Hight Alert pada saat dispensing obat dari
farmasi ke unit perawatan pasien
i. Kepatuhan penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
j. Kejadian phlebitis
k. Pemenuhan kebutuhan darah setiap pelayanan transfusi
6. Kebidanan dan Perinatal
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Ketepatan jam visite dokter spesialis
c. Persentase pendokumentasian pelaporan hasil pemeriksaan diagnostik kritis ke
DPJP
d. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cedera akibat pasien jatuh
e. Kepatuhan terhadap pelaksanaan clinical pathway
f. Jumlah kematian ibu
g. Jumlah kematian neonatus
h. Jumlah bayi baru lahir normal yang tidak inisisasi menyusu dini
i. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan TulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
j. Persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi efektif pada saat serah terima
asuhan pasien
k. Persentase kesesuaian pelabelan obat Hight Alert pada saat dispensing obat dari
farmasi ke unit perawatan pasien
l. Kepatuhan penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
m. Kejadian phlebitis
n. Pemenuhan kebutuhan darah setiap pelayanan transfusi
7. Farmasi
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasioanal
c. Penyimpanan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi
8. Laboratorium
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Persentasi pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via telepon yang
dilaksanakan tulBaKon dan verifikasi dalam 1x24 jam
c. Waktu tunggu hasil laboratorium
9. Radiologi
a. Kepatuhan identifikasi pasien
b. Waktu tunggu pelayanan radiologi
10. Rekam Medik
a. Kelengkapan pengisian berkas rekam medik
b. Pengembalian rekam medik dalam 24 jam
c. Kelengkapan pengisian assesment awal medis pasien anemia
11. Unit Transfusi darah
a. Monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah diorder
b. Keterlambatan penyediaan darah
12. PPI
a. Kepatuhan cuci tangan
E. Profil Indikator
1. Judul indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen.
2. Definisi Operasional
Operasional adalah aspek Penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang
bagaimana caranya mengukur variable.
3. Tujuan dan Dimensi Mutu
a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b) Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
c) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
d) Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
Sedangkan yang di maksud dengan dimensi mutu adalah suatu alat ukur yang
dimana ada beberapa aspek yaitu :
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan
Dasar pemikiran atau pemilihan yaitu memilih sub judul yang dapat dipakai sebagai
penanda atau pun latar belakang diadakannya kegiatan atau proyek.
5. Numerator, denominator dan formula pengukuran
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang
(numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini, pembilang adalah jumlah
kejadian yang sedang diukur sedangkan penyebut adalah besarnya populasi yang
beresiko menjadi sasaran kejadian tersebut. Indikator yang mencakup pembilang dan
penyebut ini sangat tepat untuk memantau perubahan dari waktu ke waktu serta
dalam membandingkan suatu wilayah dengan wilayah lain.
6. Metodologi pengumpulan data
Metologi pengumpulan data yaitu teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data.
7. Cakupan Data
Cangkupan data adalah suatu pengukuran yang biasanya dinyatakan dalam presentase
terhadap semua orang.
8. Frekuensi Pengumpulan Data
Frekuensi pengkumpulan data adalah daftar nilai data yang dinilai berdasarkan
individual atau daftar nilai yang sudah dikelompokkan.
9. Frekuensi Analisis Data
Frekuensi analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi
sebuah grafik, table, presentase.
10. Metodologi Analisis Data
Metode analisis data adalah fase proses penelitian di mana data yang dikumpulkan
diproses untuk menanggapi perumusan masalah. Manajemen dan pemrosesan data
disebut analisis data.
11. Sumber Data
Sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh dimana data tersebut terdapat data
primer dan data sekunder.
12. Penanggung Jawab Pengumpulan Data
Biasanya penanggung jawab pengumpulan data yaitu pihak- pihak yang menjadi
koordinator.
13. Publikasi Data
Publikasi Data adalah sutu proses menginformasikan suatu data dimana publis data
ini ada yang melalui media social, cetak dan lain sebagainya.
PROFIL INDIKATOR
A. Indikator Mutu Prioritas
1. Indikator Area Klinis
a. Kelengkapan pengisian assesmen awal medis pada pasien anemia
Judul Indikator Kelengkapan pengisian assesmen awal medis pada pasien anemia
Definisi Operasional Pengisian assesmen awal medis pada pasien anemia yang lengkap
adalah assesmen awal medis yang telah diisi lengkap oleh dokter dam
waktu ≤ 24 jam pertama setelah selesai pelayanan rawat jalan atau sejak
pasien masuk ruang perawatan yang meliputi:
1. Identitas Pasien
2. Anamnesa & pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Diagnosis Kerja
5. Terapi
6. Nama dan Tanda tangan Dokter
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter serta meningkatkan kepatuhan
pengisian assesmen awal medis pada pasien anemia yang lengkap dalam
24 jam pertama.
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Numerator Jumlah pasien anemia yang dilakukan asessesment awal medis secara
lengkap dalam 24 jam pertama yang disurvey dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah lembar assessment awal medis pasien anemia yang disurvey
dalam satu bulan
Formula pengukuran Numerator/denominator x 100%
Metologi Retrospektif
Pengumpulan Data
b. Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium nilai kritis pada pasien anemia
Judul Indikator Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium nilai kritis pada pasien
anemia
Definisi Operasional Hasil kritis pada pasien anemia adalah hasil pemeriksaan
hemoglobin yang termasuk nilai kritis sesuai kebijakan rumah
sakit yaitu untuk bayi 0-30 hari <10 mg/dL serta anak & dewasa
≤ 7 mg/dL dan memerlukan penatalaksanaan segera.
Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang
dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh
dokter/analis yang diberi kewenangan hingga petugas
melaporkan hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan.
Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu
pelaporan <30 menit.
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Numerator Jumlah nilai kritis loboratorium pada pasien anemia dilaporkan < 30
menit yang disurvey dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh nilai kritis loboratorium pada pasien anemia yang
disurvey dalam satu bulan
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Definisi Operasional Kesalahan tindakan transfusi pada pasien anemia adalah kesalahan yang
terjadi pada saat proses pemberian darah kepada pasien anemia yang
meliputi
1. Salah nama dan nomor identifikasi pasien
2. Salah tipe darah pasien
3. Kadaluwarsa
4. Salah instruksi dokter
Tujuan Menghindarkan terjadinya kesalahan tindakan transfusi pada pasien
anemia
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan
Definisi Operasional Phlebitis adalah inflamasi pada daerah lokal tusukan infus dengan
ditemukannya tanda-tanda kemerahan, rasa panas seperti terbakar,
bengkak, nyeri bila ditekan, serta ulkus sampai eksudat purulent atau
mengeluarkan cairan bila ditekan.
Standar penilaian phlebitis :
Skala 0 : Vena tempat kanula tampak sehat Tidak
ada purulent
Skala 1 : Tanda dini phlebitis
Nyeri dan atau kemerahan pada area
insersi kateter IV
Skala 2: Stadium dini phlebitis
Nyeri sepanjang kanula, eritema,
edema,/bengkak
Skala 3: Stadium lanjut phlebitis atau awal
tromboplebitis
Nyeri sepanjang kanula, eritema,
indurasi, vena mengeras seperti kabel
atau tali
Skala 4 : Stadium lanjut tromboplebitis
Nyeri sepanjang kanula, eritema,
indurasi, vena mengeras, ada atau tidak
ada phlebitis, disertai demam
Tujuan Pasien safety dan mencegah terjadinya phlebitis
Frekuensi 1 bulan
Numerator Jumlah pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat dengan anemia yang
mendapatkan pelayanan kegawatdaruratannya dalam waktu ≤ 5 menit.
Denominator Jumlah seluruh pasien pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat
dengan anemia yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan di
IGD Rumah Sakit.
Formula pengukuran Numerator/denominator x 100%
Definisi Operasional Anemia atau kurang darah adalah kondisi ketika tubuh
kekurangan sel darah merah yang sehat aratu ketika sel darah
merah tidak berfungsi dengan baik,Dimana kadar Hemoglobin
(Hb) dalam darah di bawah normal,yaitu kurang dari 13,0 g/dL
pada laki-laki dewasa,dan kurang dari 121,0 g/dL pada wanita
dewasa, sedangkan pada wanita hamil kurang dari 11,0 g/dL
(Kemenkes 2020).
Diet anemia penting untuk produksi hemoglobin, sel darah merah
serta membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik.
Diet Sehat untuk pengidap anemia:
Hati
Bagian organ yang bisa dibilang kaya zat besi dan asam
folat
Kacang-kacangan
Sumber zat besi yang baik untuk diet, seperti kacang
merah, buncis,kedelai,kacang polong, kacang merah
Seafood
Makanan laut yang menyediakan zat besi
heme;kerang,tiram dan udang, mayoritas ikan
(sarden,tuna segar atau kalengan atau salmon)
Daging
Semua daging,termasuk daging unggas mengandung zat
besi, yang paling baik daging merah, daging domba dan
daging rusa.
Sayuran hijau
Sayuran hijai terutama yang memiliki warna gelap sumbr
zat besi no-home terbaik,seperti bayam,kubis, dan
kangkung.
Tujuan Mengetahui ketepatan Diet yang diberikan pada pasien anemia
Metologi Retrospektif
Pengumpulan Data
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Frekuensi
pengumpulan data Harian Mingguan Bulanan Lainnya, ............
Periode analisa Analisa bulanan oleh Kepala Ruang Rawat Inap
Periode pelaporan
Kepala Ruang Rawat Inap melakukan analisis capaian indikator setiap
bulan, diprint dan di tanda tangani oleh Kepala Ruang Rawat Inap dan
mengetahui atasan Kepala Unit Rawat Inap dan dilaporkan ke
Komite PMKP. Kemudian Komite PMKP merekapitulasi untuk
dilaporkan ke Direksi pada periode 3 bulanan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan file sharing
dan analisa
Hasil capaian data dianalisa dengan membandingkannya dengan standar
Numerator
Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam 1
bulan
Denominator
Jumlah seluruh permintaan darah (bag darah) dalam 1 bulan
Formula
Numerator x 100 %
pengukuran
Denominator
Sumber data
Data rawat inap
Target sampel dan Total populasi pasien dengan kebutuhan tranfusi darah di rawat inap
Ukuran sampel
Area Monitoring
Rawat inap
Diseminasi data
Rapat, Papan Indikator Mutu PJ
Pengumpulan data
Kepala Ruangan Rawat Inap
Definisi Operasional Pemberian transfusi darah yang tidak sesuai dengan identitas
pasien penerima
Definisi Operasional Komplikasi atau efek samping yang terjadi sebagai akibat dari
pemberian transfusi darah
Judul
a. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Indikator
Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh
petugas pada saat, antara lain:
a. Pemberian obat
b. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
c. Pemberian darah dan produk darah
d. Pengambilan spesimen
e. Sebelum melakukan tindakan diagnostik atau terapeutik.
j. Formula
Kriteria
k. Seluruh pasien yang dilaksanakan prosedur identifikasi pasien
Inklusi
Kriteria
l. -
eksklusi
m. Standar 100%
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Populasi (N) pada pasien yang harus dilakukan identifikasi sebelum
pemberian obat dengan jumlah populasi berkisar 500 pasien (jumlah pasien
rata-rata setiap bulan). Besar sampel yang ditetapkan adalah tingkat presisi
5% dengan tingkat kepercayaan 95% berdasarkan tabel Isaac & Michael,
sehingga jumlah sampel (n) yang diambil sebanyak 205 sampel dalam
setiap bulan.
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
Frekuensi
q.
Analisis Data Setiap Tahun
1. PIC Penanggung jawab data mengumpulkan data observasi pelaksanaan
identifikasi pasien.
2. PIC penanggung jawab data melakukan tabulasi data, editing, coding,
dan entry serta diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis digunakan
untuk menampilkan trend data dari waktu ke waktu, diagram batang
Metodologi digunakan untuk menampilkan data pembanding beberapa kategori.
r.
Analisis Data 4. Analisis data dilakukan oleh Tim PMKP Sub Tim Keselamatan Pasien
setiap 3 bulan, yaitu membandingkan untuk trend data dari waktu ke
waktu, dibandingkan dengan target/standar, dibandingkan dengan RS
lain (brenchmarking melalui SISMADAK) bila ada, serta dibandingkan
dengan praktek terbaik/best practice.
5. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi tindak
lanjutnya.
s. Sumber Data Observasi Pelaksanaan Identifikasi
Penanggung
Jawab 1. PIC Data unit kerja
t.
Pengumpul 2. Tim PMKP Sub Tim Keselamatan Pasien
Data (PIC)
Tingkat Unit: Tim PMKP Sub Tim Keselamatan Pasien mendiseminasikan
hasil pencapaian mutu ke seluruh unit.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait
Lembar kerja monitoring kepatuhan identifikasi pasien
Momen prosedur
Gelang identifikasi
Pro-
N Tangg No.R identitas sebelum … Ket.
o al M (Ya/Tidak) fesi
Ad Td
Alat Audit 1 2 3 4 5 6 7
a k
v. Pengumpulan
Data
j. Formula
k. Kriteria Inklusi Pasien yang datang ke rawat jalan untuk mendapatkan pelayanan.
Kriteria
l. Pasien yang administrasinya tidak lengkap
Eksklusi
m. Standar ≤ 60 menit (Indikator Nasional Kemenkes, SPMin)
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Pemilihan sampel yaitu dengan menggunakan total sampling semua pasien
o. Cakupan Data
yang datang ke rawat jalan.
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
Frekuensi
q.
Analisis Data Setiap Tahun
1. PIC pengumpul data mengumpulkan data waktu tunggu rawat jalan.
2. PIC pengumpul data melakukan tabulasi, editing, coding, entry, dan
diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis
digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu, diagram
batang digunakan untuk menampilkan data pembanding beberapa
Metodologi kategori.
r.
Analisis Data 4. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu setiap 3
bulan yaitu dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan standar,
dibandingkan dengan rumah sakit lain (benchmarking melalui
SISMADAK), serta dibandingkan dengan praktek terbaik/evidence
based.
5. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya.
s. Sumber Data Rekapan waktu tunggu pasien rawat jalan.
Penanggung
Jawab 1. PIC pengumpul data unit kerja
t.
Pengumpul Data 2. Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
mendiseminasikan hasil pencapaian mutu ke unit.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja monitoring waktu tunggu rawat jalan.
Jam
Tangga Poliklini No.R Jam Rentang
No dilaya Ket
l k M daftar waktu
ni
Alat Audit
v. Pengumpulan
Data
3. Pelaksanaan Komunikasi Efektif Verbal atau via Telepon yang Dilakukan TulBaKon dan
Verifikasi dalam 1x24 Jam
j. Formula
Kriteria
k. Instruksi verbal/via telepon yang dilakukan oleh dokter dengan perawat.
Inklusi
Kriteria
l. -
Eksklusi
m. Standar 100%
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Populasi (N) rekam medis yang terdapat instruksi verbal/via
telepon/messenger/pesan singkat yang diterima oleh perawat dan
didokumentasikan di rekam medis yaitu berkisar 100 instruksi setiap
bulan. Besar sampel (n) ditetapkan dengan tingkat presisi 5% dan tingkat
kepercayaan 95%. Berdasarkan tabel Isaac & Michael, besar sampel (n)
yang diambil sebanyak 205 sampel dalam setiap bulan.
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
Frekuensi
q.
Analisis Data Setiap Tahun
1. PIC pengumpul data mengumpulkan data pelaksanaan komunikasi
efektif.
2. PIC pengumpul data melakukan tabulasi data, editing, coding, entry,
dan diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis
digunakan untuk menampilkan trend data dari waktu ke waktu,
diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding
Metodologi
r. beberapa kategori
Analisis Data
4. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Keselamatan Pasien setiap 3
bulan dengan membandingkan data dari waktu ke waktu,
dibandingkan dengan target/standar, dibandingkan dengan RS lain
(brenchmarking melalui SISMADAK) bila ada serta dibandingkan
dengan praktek terbaik/best practice.
5. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya.
s. Sumber Data Rekam medik
Penanggung
Jawab 1. PIC Pengumpul data,
t.
Pengumpul 2. Tim PMKP Sub Keselamatan Pasien
Data (PIC)
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur melalui Tim
u. Publikasi Data
PMKP Sub Keselamatan Pasien dengan instalasi/unit terkait.
v. Alat Audit Lembar kerja persentase pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau via
Pengumpulan telepon yang dilakukan TulBaKon dan verifikasi dalam 1 x 24 jam
Data Tangga Unit No.R Stemp Penerim Pemberi Verifi Ket
l M el a instruksi kasi
TulBa instruksi dalam
Kon 1X24
Jam
Y T Y T
j. Formula
Seluruh pasien rawat inap yang berada di ruangan sampai dengan Pk.
k. Kriteria Inklusi
11.00 WITA
1. Pasien rawat inap yang meninggal sebelum Pk. 11.00 WITA.
2. Pasien rawat inap yang dilaksanakan prosedur
Kriteria pembedahan/diagnostik sebelum Pk. 11.00 WITA (tidak berada di
l.
Eksklusi ruang perawatan).
3. Dokter spesialis sudah minta izin kepada pasien dan keluarga untuk
tidak visite sewaktu-waktu.
m. Target ≥ 85% (standar ≥ 80 % Indikator Nasional Kemenkes)
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Populasi yang ditetapkan yaitu visite dokter spesialis setiap hari termasuk
hari libur. Visite dokter di ruangan berkisar 270 perbulan
o. Cakupan Data
Pemilihan sampel yaitu total sampling semua visite dokter spesialis di
ruangan rawat inap.
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
j. Formula
Alat Audit
v. Pengumpulan
Data
Judul
a. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
Indikator
Catatan :
1. Asesmen awal hanya dilakukan pada pasien rawat inap
2. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya dilakukan skrining
Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga dan meningkatkan
f. Peningkatan keselamatan pasien khususnya pelaksanaan pencegahan jatuh selama pasien
Mutu mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit dan menurunkan mortalitas.
Banyak penyebab cidera di rumah sakit pada pasien rawat inap dan rawat
Alasan jalan adalah jatuh, risiko jatuh berhubungan dengan pasien, situasi dan
g. Pemilihan lokasi. Usaha penurunan angka kejadian jatuh berupa pengkajian risiko,
Indikator pengkajian ulang dan pelaksanaan protokol jatuh sangat diperlukan.
(Permenkes Nomer 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien)
h. Numerator (N) Jumlah kasus yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan pasien jatuh
Denominator Jumlah kasus yang berisiko jatuh
i.
(D)
j. Formula
1. Semua pasien yang berisiko jatuh di Rawat Inap (risiko tinggi dan
Kriteria
k. sangat tinggi).
Inklusi
2. Pasien yang memakai gelang risiko jatuh (gelang berwarna kuning)
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti
Kriteria
l. pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan
Eksklusi
pasien menolak edukasi.
m. Standar 100 % (Indikator Nasional Kemenkes)
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Besar sampel yang ditetapkan adalah tingkat presisi 5% dengan tingkat
kepercayaan 95% berdasarkan tabel Isaac & Michael.
Pemilihan sampel diambil secara non-probability sampling secara purposive
o. Cakupan Data
sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Populasi (N) berkisar 18 pasien
berisiko jatuh dan sampel minimalnya (n) 18 sampel dengan proporsi
pengambilan sampel sebagai berikut:
Risiko jatuh
Instalasi
N = 18
Rawat inap 6
Kamar bayi dan kebidanan 3
ICU 1
IGD 3
Rawat jalan 5
Radiologi -
Laboratorium -
IBS -
Sampel minimal RS n = 18
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Catatan:
Rawat Jalan: kolom 3, 4 dan 6
Rawat Inap: kolom 4, 5 dan 6
Jika jawaban “Ya” hanya satu dianggap tidak lengkap/ tidak sesuai prosedur
7. Kepatuhan terhadap pelaksanaan clinical pathway
Judul
a. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway (CP)
Indikator
8. Pelaksanaan Komunikasi efektif verbal atau via Telepon yang dilakukan TulBaKon dan
Verifikasi dalam 1x24 jam
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
14. Dokumentasi Pelaksanaan Komunikasi Efektif Pada Saat Serah Terima Asuhan Pasien
(Hand Over)
FrekuensiPeng
p. Harian, Mingguan, Bulanan,
umpulan Data
Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
FrekuensiAnali
q.
sis Data Setiap Tahun
1. PIC penanggung jawab data mengumpulkan data pelaksanaan
dokumentasi serah terima pasien.
2. PIC penanggung jawab data melakukan tabulasi data, editing, coding,
dan entry serta diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis
digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu, diagram
batang digunakan untuk menampilkan data pembanding beberapa
Metodologi
r. kategori dan diagram pie digunakan untuk menampilkan proporsi.
Analisis Data
4. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Tim Keselamatan Pasien
setiap 3 bulan yaitu membandingkan dari waktu ke waktu,
dibandingkan dengan target/standar, dibandingkan dengan RS lain
(benchmarking melalui SISMADAK) bila ada, serta dibandingkan
dengan praktik terbaik/best practice.
5. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya serta laporan.
s. Sumber Data Rekam Medik
Penanggung
1. PIC Data unit kerja
Jawab
t. 2. Tim PMKP Sub Tim Keselamatan Pasien
Pengumpul
Data (PIC)
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
u. Publikasi Data
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja monitoring persentase dokumentasi pelaksanaan komunikasi
efektif pada saat serah terima asuhan pasien
Momen hand over
Dari
unit
rawat
inap ke
Antar- Staf
Tangg unit
No.R Antar berbagai dan
al layanan Profesi Ket
M -PPA staf/ pasien/
diagnost .
tingkat keluar
ik/tinda
Alat Audit layanan ga
kan/tera
v. Pengumpulan pi fisik
Data
1 2
3
4
15. Pelabelan Obat High Alert pada saat Dispensing Obat dari Farmasi ke Unit Perawatan
Pasien
Tipe
d. Struktur/Input, Proses, Outcome, Proses dan Outcome
Indikator
e. Definisi Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat
Operasional yang mengandung risiko bila kita salah menggunakan dan dapat
menimbulkan kerugian pada pasien.
Obat yang perlu diwaspadai terdiri dari:
1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang jika terjadi kesalahan (error)
dapat menimbulkan kematian atau kecacatan, seperti insulin, heparin,
kemoterapi, obat muscle relaxant, dan obat kontras.
2. Obat look-alike/sound-alike (LASA) atau nama-obat/rupa/ucapan-
mirip (NORUM).
3. Elektrolit konsentrat, seperti potasium klorida (KCl) ≥ 2 mEq/mL,
potasium fosfat (KPO4) ≥ 3 mmol/mL, sodium klorida (NaCl) >
0.9%, magnesium sulfat (MgSO4) ≥ 20%.
4. Elektrolit dengan konsentrasi tertentu, seperti potasium klorida
(KCl) 1 mEq/mL.
Pelabelan obat “high alert” dan “LASA” yaitu memberikan label atau
petunjuk tentang cara menggunakan obat dengan hati-hati pada obat-
obatan yang perlu diwaspadai.
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
Tujuan
dengan prosedur pelabelan obat high alert dan LASA pada saat
f. Peningkatan
dispensing obat dari Farmasi ke unit perawatan pasien dan sebelum
Mutu
diberikan kepada pasien.
Pengelolaan obat high Alert dan LASA dalam hal ini pelabelan
Alasan
merupakan hal penting karena kesalahan dapat terjadi jika petugas lalai
g. Pemilihan
dalam memberikan label di unit perawatan ataupun di Farmasi.
Indikator
(Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien)
h. Numerator (N) Jumlah obat high alert dan LASA yang dilabel pada saat dispensing.
i. Denominator (D) Jumlah seluruh obat high alert dan LASA yang didispensing.
j. Formula
Semua obat obat high alert dan LASA yang dipesan/order oleh ruang
k. Kriteria Inklusi
perawatan.
Kriteria
l. Obat high alert yang dibawa dari luar rumah sakit (rujukan)
Eksklusi
m. Standar 100%
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Populasi (N) obat high alert yang dilakukan dispensing dari Farmasi ke
ruang perawatan dengan populasi (N) berkisar 100 order obat high alert
setiap bulan. Besar sampel ditetapkan menggunakan tingkat presisi 5%
dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan tabel Isaac & Michael,
jumlah sampel (n) yang diambil sebanyak 78 sampel setiap bulan
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
Frekuensi
q.
Analisis Data Setiap Tahun
r. Metodologi 1. PIC pengumpul data mengumpulkan data pelabelan obat high alert
2. PIC pengumpul data melakukan tabulasi data, editing, coding, entry,
dan diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis oleh Tim PMKP Sub Keselamatan Pasien dengan
metode statistik dengan diagram garis digunakan untuk menampilkan
data dari waktu ke waktu, diagram batang digunakan untuk
menampilkan data pembanding beberapa kategori dan diagram pie
Analisis Data
digunakan untuk menampilkan proporsi.
4. Analisis dilakukan setiap 3 bulan yaitu membandingkan dari waktu ke
waktu, dibandingkan dengan target/standar, dibandingkan dengan RS
lain bila ada serta dibandingkan dengan praktek terbaik/best practice.
5. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya.
Rekapan hasil observasi pelabelan obat high alert di setiap unit
s. Sumber Data
perawatan.
Penanggung
Jawab 1. PIC pengumpul data unit kerja
t.
Pengumpul Data 2. Tim PMKP Sub Tim Keselamatan Pasien
(PIC)
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
u. Publikasi Data
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja monitoring persentase kesesuaian pelabelan obat high alert
pada saat dispensing obat dari Farmasi ke unit perawatan pasien
Pelabelan
Jumlah
obat high
order Nama obat
N Tangga Uni alert atau Ket
resep obat yg tidak
o l t LASA .
high alert dilabel
Tida
Alat Audit (hari ini) Ya
k
v. Pengumpulan
Data
16. Kepatuhan Penyimpanan Obat Yang Memerlukan Kewaspadaan Tinggi (High Alert)
Definisi Operasional Phlebitis adalah inflamasi pada daerah local tusukan infuse dengan
ditemukannya tanda-tanda kemerahan, rasa panas seperti terbakar,
bengkak, nyeri bila ditekan, serta ulkus sampai eksudat purulent atau
mengeluarkan cairan biladitekan.
Standar penilaian phlebitis :
Skala 0 : Vena tempat kanula tampak sehat Tidak ada purulent
Skala 1 : Tand adini phlebitis
Nyeri dan atau kemerahan pada area
insersi kateter IV
Skala 2: Stadium dini phlebitis
Nyeri sepanjang kanula, eritema, edema,/bengkak
Skala 3: Stadium lanjut phlebitis atau awal
tromboplebitis
Nyeri sepanjang kanula, eritema,
indurasi, vena mengeras seperti kabel
atau tali
Skala 4 : Stadium lanjut tromboplebitis
Nyeri sepanjangkanula, eritema,
indurasi, vena mengeras, ada atau tidak
ada phlebitis, disertai demam
Tujuan Pasien safety dan mencegah terjadinya phlebitis
Frekuensianalisis Triwulan
NilaiAmbang/Standar 80%
Definisi Pemenuhan kebutuhan darah dari PMI sesuai dengan permintaan rumah sakit
Operasional
Frekuensi
pengumpulan data Harian Mingguan Bulanan Lainnya, ............
Periode pelaporan
Kepala Ruang Rawat Inap melakukan analisis capaian indikator setiap
bulan, diprint dan di tanda tangani oleh Kepala Ruang Rawat Inap dan
mengetahui atasan Kepala Unit Rawat Inap. Kemudian Komite PMKP
merekapitulasi untuk dilaporkan ke Direksi pada periode 3 bulanan.
pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan file sharing
dan analisa
Numerator
Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam 1
bulan
Denominator
Jumlah seluruh permintaan darah (bag darah) dalam 1 bulan
Formula
Numerator x 100 %
pengukuran
Denominator
Sumber data
Data rawat inap
Target sampel dan Total populasi pasien dengan kebutuhan tranfusi darah di rawat inap
Ukuran sampel
Area Monitoring
Rawat inap
Diseminasi data
Rapat, Papan Indikator Mutu PJ
pengumpul data
Kepala Ruangan Rawat Inap
Judul
a. Penundaan Operasi Elektif
Indikator
Penunda
Tangg an
Alat Audit Tangg
Tindak al operasi
v. Pengumpulan al Selisi DP
N T No. an dijadw (sesuai K
Data pasien h JP
o gl RM operati al-kan jadwal/t et
dioper hari
f operas dk)
asi
i Y Td
a k
r. Metodologi 1. PIC pengumpul data mengumpulkan data dari rekam medis pasien
Analisis Data yang mendapatkan pelayaanan kegawatdaruratan.
2. PIC pengumpul data melakukan tabulasi, editing, coding, entry, dan
diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis
digunakan untuk menampilkan tren data dari waktu ke waktu, diagram
batang digunakan untuk menampilkan data pembanding beberapa
kategori (antara IGD dan VK) dan diagram pie digunakan untuk
menampilkan proporsi masing-masing unit.
4. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu setiap
3 bulan yaitu dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan
target/standar, dibandingkan dengan RS lain secara nasional
(brenchmarking melalui SISMADAK), serta dibandingkan dengan
praktek terbaik/best practice.
5. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya.
s. Sumber Data Sensus harian dan rekam medis pasien IBS.
Penanggung
Jawab 1. PIC pengumpul data unit kerja
t.
Pengumpul Data 2. Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Tim Peningaktan Mutu
mendiseminasikan hasil pencapaian mutu keseluruh staf di rumah sakit.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja monitoring emergency response time 2 (waktu tanggap
pelayanan gawat darurat kasus operasi cito)
Jam
Jam dilaku- ERT 2
Tangg No.R Diagnos
diputus-kan kan (menit Ket
al M is
operasi cito operasi )
cito
Alat Audit
v. Pengumpulan
Data
Kelengkapan
pengkajian pra Keterangan
Tgl No.RM DPJP Ket
bedah tidak lengkap
Ya Tdk
Alat Audit
v. Pengumpulan
Data
Kelengkapan
Keterangan
pengkajian
Tgl No.RM tidak DPJP Ket
pra sedasi
lengkap
Ya Tdk
Alat Audit
v. Pengumpulan
Data
Alasan
Monitoring fisiologis selama anestesi sangatlah penting sebagai upaya
g. Pemilihan
untuk mempertahankan fisiologi pasien tetap dalam batas normal.
Indikator
h. Numerator (N) Jumlah pasien yang dilakukan monitoring fisiologis selama anestesi
Jumlah seluruh pasien selama anestesi yang harus dilakukan monitoring
i. Denominator (D)
fisiologis setiap 5 menit berdasarkan kuota sampel per bulan
j. Formula
k. Kriteria Inklusi Pasien selama anestesi
Kriteria
l. -
Eksklusi
m. Target 100% (SNARS Ed 1, 2017; PAB 2.1)
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Total sampling jika jumlah pasien ≤ 50 orang dalam 1 bulan; random
o. Cakupan Data
sampling jika jumlah pasien > 50 orang.
p. Frekuensi Harian, Mingguan, Bulanan,
Pengumpulan
Data
Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
Frekuensi
q.
Analisis Data Setiap Tahun
1. PIC Pengumpul data unit kerja mengumpulkan data dari observasi
langsung selama pemberian anestesi dan hasil monitoring status
fisiologis selama pemberian anestesi yang dicatat di rekam medis
pasien
2. PIC pengumpul data melakukan rekapitulasi data, editing, dan
entry/input data
3. Data dianalisis oleh Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu dengan
metode statistik dengan diagram garis digunakan untuk menampilkan
Metodologi
r. tren data dari waktu ke waktu, diagram batang digunakan untuk
Analisis Data
menampilkan data pembanding antara triwulan
4. Analisis dilakukan setiap 3 bulan yaitu untuk melihat trend data dari
waktu ke waktu, dibandingkan dengan target/standar, dibandingkan
dengan RS lain bila ada serta dibandingkan dengan praktek
terbaik/evidence based
5. Hasil analisis dilaporkan ke atasan langsung dan dimintakan
rekomendasi tindak lanjutnya serta laporan analisisnya ditembuskan
ke Penjaminan Mutu.
s. Sumber Data Hasil rekapan kelengkapan rekam medis
Penanggung
Jawab 3. PIC Pengumpul Data unit kerja
t.
Pengumpul Data 4. Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Ka Instalasi mendiseminasikan hasil pencapaian mutu
keseluruh staf di wilayah kerjanya.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/bidang/bagian terkait
Pelaksanaan proses
monitoring status Keterangan
No.R
Tgl fisiologis selama tidak DPJP Ket
M
anestesi dimonitoring
Alat Audit Ya Tdk
v. Pengumpulan
Data
Pelaksanaan proses
monitoring status Keterangan
No.R
Tgl fisiologis selama tidak DPJP Ket
M
pemulihan anestesi dimonitoring
Alat Audit Ya Tdk
v. Pengumpulan
Data
27. Pelaksanaan evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal
Pelaksanaan
pelaksanaan
evaluasi ulang bila
No.R terjadi konversi
Tgl Diagnosis DPJP Ket
M tindakan dari
lokal/regional ke
Alat Audit general
v. Pengumpulan Ya Tdk
Data
o. Cakupan Data Perhitungan besar sampel mengunakan total sampling seluruh pasien yang
dilakukan sc emergency
FrekuensiPengu Harian, Mingguan, Bulanan,
p.
mpulan Data
Populasi (N) yaitu seluruh kematian ibu periode hamil, bersalin, dan nifas.
o. Cakupan Data Perhitungan besar sampel (n) mengunakan total sampling seluruh
kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas.
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Frekuensi Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
q.
Analisis Data Setiap Tahun
1. PIC penangung jawab data mengumpulkan data jumlah kematian ibu
hamil, bersalin, dan nifas.
2. Data kematian ibu disajikan menggunakan diagram garis untuk
menunjukkan trend dari waktu ke waktu.
Metodologi
r. 3. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu setiap 3
Analisis Data
bulan yaitu untuk melihat trend dari waktu ke waktu
4. Hasil analisis dilaporkan pada Ketua Tim PONEK dan Penanggung
Jawab Tim PONEK dimintakan rekomendasi tindak lanjutnya serta
laporan analisisnya dilaporkan kepada Direktur.
s. Sumber Data Hasil rekapitulasi jumlah kematian ibu hamil, bersali, dan nifas.
Penanggung
3. PIC penanggung jawab data unit
Jawab
t. 4. Kepala Tim PONEK
Pengumpul Data
5. Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu mendiseminasikan
hasil pencapaian mutu keseluruh Tim Ponek.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja jumlah kematian ibu
Penyeba Waktu
N Tangg No.R Nam Diag-
b meningg Ket
o al M a nosis
Alat Audit kematian al
Pengumpulan
v.
Data
Definisi Jumlah kematian neonatus adalah jumlah kematian bayi baru lahir sampai
e.
Operasional berumur 28 hari.
Tujuan
f. Peningkatan Menurunkan angka kematian neonatus.
Mutu
Alasan Angka kematian neonatus masih tinggi serta angka kematian neonatus
g. Pemilihan menentukan berhasil atau tidaknya pelayanan neonatus di suatu rumah
Indikator sakit.
h. Numerator (N) Jumlah kematian neonatus.
i. Denominator (D) -
j. Formula -
k. Kriteria Inklusi Seluruh kematian neonatus.
Kriteria
l. -
Eksklusi
m. Target -
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Frekuensi Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
q.
Analisis Data Setiap Tahun
1. PIC penangung jawab data mengumpulkan data jumlah kematian
neonatus.
2. Data kematian neonatus disajikan menggunakan diagram garis untuk
menunjukkan trend dari waktu ke waktu.
Metodologi
r. 3. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu setiap 3
Analisis Data
bulan yaitu untuk melihat trend dari waktu ke waktu.
4. Hasil analisis dilaporkan pada Ketua Tim PONEK dan penanggung
jawab Tim PONEK dimintakan rekomendasi tindak lanjutnya serta
laporan analisisnya dilaporkan kepada Direktur.
s. Sumber Data Hasil rekapitulasi jumlah kematian neonatus.
Penanggung
6. PIC penanggung jawab data unit
awab
t. 7. Kepala Tim PONEK
Pengumpul Data
8. Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu mendiseminasikan
hasil pencapaian mutu ke seluruh Tim PONEK.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
v. Alat Audit Lembar kerja jumlah kematian neonatus
Pengumpulan Penyeba Waktu
Tangg No.R Nam Diag-
Data No b meningg Ket
al M a nosis
kematian al
31. Jumlah bayi baru lahir normal yang tidak inisisasi menyusu dini
Definisi
e. Jumlah seluruh bayi baru lahir normal yang tidak dilakukan IMD.
Operasional
Tujuan
f. Peningkatan Menurunkan angka morbiditas neonatus.
Mutu
Alasan IMD merupakan bagan penting dari 1000 hari pertama kehidupan bayi;
g. Pemilihan serta IMD merupakan windows of oppurtunity dari seorang bayi yang
Indikator menentukan kualitas kehidupan yang akan datang.
h. Numerator (N) Jumlah bayi baru lahir normal yang tidak dilakukan IMD.
i. Denominator (D) Jumlah seluruh bayi baru lahir normal.
j. Formula
k. Kriteria Inklusi Seluruh bayi baru lahir normal.
Kriteria
l. -
Eksklusi
m. Target < 30%
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Frekuensi Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
q.
Analisis Data Setiap Tahun
r. Metodologi 1. PIC penangung jawab data mengumpulkan data jumlah bayi baru lahir
Analisis Data normal dan status IMD.
2. PIC penanggung jawab data melakukan tabulasi data, editing, coding,
entry, dan diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis
digunakan untuk menampilkan trend data dari waktu ke waktu,
diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding
beberapa kategori.
4. Analisis data dilakukan oleh Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu
dilakukan setiap 3 bulan yaitu untuk melihat trend dari waktu ke
waktu, dibandingkan dengan target, dibandingkan dengan praktek
terbaik/best practive.
5. Hasil analisis dilaporkan pada Ketua Tim PONEK dan penanggung
jawab Tim PONEK dimintakan rekomendasi tindak lanjutnya serta
laporan analisisnya dilaporkan kepada Direktur.
s. Sumber Data Hasil rekapitulasi jumlah bayi baru lahir normal.
Penanggung
9. PIC penanggung jawab data unit
Jawab
t. 10. Ketua Tim PONEK
Pengumpul Data
11. Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu mendiseminasikan
hasil pencapaian mutu keseluruh Tim PONEK.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja IMD pada bayi baru lahir
Status IMD
N Tangg No.R
Nama Diagnosis Ket
o al M Tida
Ya
Alat Audit k
v. Pengumpulan
Data
33. Waktu tunggu pasien tiba di Triage sampai diputuskan rawat inap
11. PIC pengumpul data mengumpulkan data dari rekam medis pasien
yang mendapatkan pelayaanan kegawatdaruratan.
12. PIC pengumpul data melakukan tabulasi, editing, coding, entry, dan
diolah dengan menggunakan alat statistik.
13. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis
digunakan untuk menampilkan tren data dari waktu ke waktu, diagram
batang digunakan untuk menampilkan data pembanding beberapa
Metodologi kategori (antara IGD dan VK) dan diagram pie digunakan untuk
r.
Analisis Data menampilkan proporsi masing-masing unit.
14. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu setiap
3 bulan yaitu dari waktu ke waktu, dibandingkan dengan
target/standar, dibandingkan dengan RS lain secara nasional
(brenchmarking melalui SISMADAK), serta dibandingkan dengan
praktek terbaik/best practice.
15. Hasil analisis dilaporkan ke Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya.
s. Sumber Data Sensus harian dan rekam medis pasien IGD.
Penanggung
Jawab 5. PIC pengumpul data unit kerja
t.
Pengumpul Data 6. Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Tim Peningaktan Mutu
mendiseminasikan hasil pencapaian mutu keseluruh staf di rumah sakit.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja monitoring emergency response time (waktu tanggap
pelayanan gawat darurat ≤ 5 menit.
Definisi Kematian pasien di IGD adalah kematian pasien yang terjadi dalam
e.
Operasional periode ≤ 8 jam sejak pasien datang ke IGD.
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan
f. Peningkatan
pasien gawat darurat yang ditangani di IGD.
Mutu
Alasan
g. Pemilihan Meningkatkan mutu kemampuan life saving di IGD.
Indikator
h. Numerator (N) Jumlah pasien meninggal di IGD ≤ 8 jam sejak datang.
i. Denominator (D) Jumlah seluruh pasien yang ditangani di IGD
j. Formula
k. Kriteria Inklusi Pasien yang meninggal di IGD ≤ 8 Jam.
Kriteria
l. Pasien DOA (death on arrival).
Eksklusi
m. Target ≤ 2.5%
Metodologi
n. Pengumpulan Retrospectif Concurrent,
Data ,
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Frekuensi
q. Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
Analisis Data
Setiap Tahun
5. PIC penangung jawab data mengumpulkan data jumlah kematian
pasien ≤ 8 jam di IGD.
6. Data disajikan menggunakan diagram garis untuk menunjukkan trend
Metodologi dari waktu ke waktu.
r.
Analisis Data 7. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu setiap 3
bulan yaitu untuk melihat trend dari waktu ke waktu
8. Hasil analisis dilaporkan pada Direktur dan dimintakan rekomendasi
tindak lanjutnya.
Penanggung
Jawab 12. PIC penanggung jawab data unit
t.
Pengumpul Data 13. Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu mendiseminasikan
hasil pencapaian mutu keseluruh Tim Ponek.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja jumlah kematian pasien di IGD ≤ 8 jam.
Penyeba Kematia Ket
Diag Waktu
Tangg No.R Nam b n≤8
- meningg
al M a kematia jam
Alat Audit nosis al
n (Y / T)
Pengumpulan
v.
Data
36. Waktu tunggu hasil laboratorium nilai kritis pada pasien anemia
Judul Indikator Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium nilai kritis pada pasien
anemia
Definisi Operasional Hasil kritis pada pasien anemia adalah hasil pemeriksaan
hemoglobin yang termasuk nilai kritis sesuai kebijakan rumah
sakit yaitu untukbayi 0-30 hari<10 mg/dLsertaanak&dewasa ≤
7 mg/dL dan memerlukan penatalaksanaan segera.
Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang
dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh
dokter/analis yang diberi kewenangan hingga petugas
melaporkan hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan.
Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu
pelaporan<30 menit.
DimensiMutu Keselamatan
Fokuspadapasien
Kesinambungan
Numerator Jumlah nilai kritis loboratorium pada pasien anemia dilaporkan< 30
menit yang disurvey dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh nilai kritis loboratorium pada pasien anemia yang
disurvey dalam satu bulan
Frekuensipengumpula Harian
n data
Frekuensianalisis Bulanan
Alat Audit
Pengumpulan Data
Keterangan:
1. Identitas pasien
2. Kelengkapan laporan
3. Autentikasi
4. Pendokumentasian yang baik
Kriteria Seluruh dokumen rekam medis pasien rawat jalan yang pulang (untuk pengembalian
KInklusi dalam waktu ≤ 1 x 24 jam); dan seluruh pasien rawat inap yang pulang (untuk
pengembalian dalam waktu ≤ 2 x 24 jam).
Kriteria Dokumen rekam medis pasien rawat inap (untuk pengembalian dalam waktu ≤ 1 x 24
Eksklusi jam); dan dokumen rekam medis pasien rawat jalan (untuk pengembalian dalam waktu ≤
2 x 24 jam).
Target > 80%
Metodologi Retrospectif Concurrent,
,
Pengumpula
n Data
Cakupan Cakupan data adalah total sampling;
Data Sampling bila jumlah pasien > 50 pasien per bulan.
Frekuensi
Pengumpula Harian, Mingguan, Bulanan,
n Data
Frekuensi
Analisis Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan, Setiap Tahun
Data
Metodologi 9. PIC penangung jawab data mengumpulkan data pengembalian rekam medik lengkap
Analisis dalam 24 jam.
Data 10. Datadisajikan menggunakan diagram garis untuk menunjukkan trend dari waktu ke
waktu.
11. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu setiap 3 bulan yaitu untuk
melihat trend dari waktu ke waktu.
12. Hasil analisis dilaporkan pada Direktur dimintakan rekomendasi tindak lanjutnya.
Sumber
Hasil rekapitulasi pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam.
Data
Penanggung 3. PIC pengumpul data unit
awab 4. Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu
Pengumpul
Data (PIC)
Publikasi Tingkat Instalasi: Tim PMKP Sub Peningkatan Mutu mendiseminasikan hasil
Data pencapaian mutu ke seluruh unit.
Alat Audit Lembar kerja pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam
Pengumpula Unit
Nama Dikembalikan
n Data No Tanggal No.RM Rawat Rawat Ket
unit dalam … jam
jalan Inap
a. Judul Indikator Persentase Tidak Terpakainya Produk Darah Yang Sudah Di Order
Data dikumpulkan total sampling terhadap semua order darah dan produk
o. Cakupan Data
darah.
Frekuensi
p. Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
s. Sumber Data Rekapitulasi data tidak terpakainya produk darah yang sudah di-order.
Penanggung
Jawab 1. PIC pengumpul data unit kerja
t.
Pengumpul Data 1. Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
(PIC)
Tingkat Instalasi: Kepala Ruang/Instalasi mendiseminasikan hasil
pencapaian mutu ke seluruh unit.
u. Publikasi Data
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait.
Lembar kerja monitoring tidak terpakainya produk darah yang sudah di-
order.
Indika Terpaka
Tangg
Nam No. Unit si i
No al No.RM Ket
Alat Audit a kantong order trans- Y Td
v. Pengumpulan fusi a k
Data
h. Numerator (N) Jumlah darah yang disiapkan > 60 menit setelah order permintaan darah
dikirim ke Unit Transfusi Darah untuk pasien obstetrik emergensi.
i. Denominator (D) Jumlah seluruh darah yang di-order ke Unit Transfusi Darah untuk pasien
obstetrik emergensi.
j. Formula
k. KriteriaInklusi Seluruh transfusi darah/produk darah yang dilakukan pada pasien obstetrik
emergensi.
l. KriteriaEksklusi -
m. Target 0%
n. MetodologiPeng Retrospectif Concurrent,
umpulan Data ,
o. Cakupan Data Populasi yaitu seluruh kegiatan transfusi darah yang dilakukan pada
pasien obstetrik emergensi.
Perhitungan besar sampel mengunakan total sampling seluruh kegiatan
transfusi darah yang dilakukan pada pasien obstetrik emergensi.
p. FrekuensiPengu
Harian, Mingguan, Bulanan,
mpulan Data
q. FrekuensiAnalisi Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan,
s Data
Setiap Tahun
r. MetodologiAnali 1. PIC Penangung jawab data mengumpulkan data jumlah seluruh
sis Data kegiatan transfusi darah pada pasien obstetrik emergensi dengan
response time-nya.
2. PIC penanggung jawab data melakukan tabulasi data, editing, coding,
entry, dan diolah dengan menggunakan alat statistik.
3. Data dianalisis dengan metode statistik dengan diagram garis digunakan
untuk menampilkan trend data dari waktu ke waktu, diagram batang
digunakan untuk menampilkan data pembanding beberapa kategori.
4. Analisis dilakukan oleh Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu setiap
3 bulan yaitu untuk melihat trend dari waktu ke waktu, dibandingkan
dengan target, dibandingkan dengan praktek terbaik/best practice.
5. Hasil analisis dilaporkan pada Ketua Tim PONEK dan Penanggung
Jawab Tim PONEK untuk dimintakan rekomendasi tindak lanjutnya
serta laporan analisisnya dilaporkan kepada Direktur.
s. Sumber Data Hasil rekapitulasi jumlah kegiatan transfusi darah pada pasien obstetrik
emergensi dengan response time-nya.
t. Penanggung 14. PIC penanggung jawab data ruangan
Jawab 15. Ketua Tim PONEK
Pengumpul Data 16. Tim PMKP Sub Tim Peningkatan Mutu
(PIC)
u. Publikasi Data Tingkat Instalasi: Kepala Tim PONEK mendiseminasikan hasil
pencapaian mutu ke seluruh Tim PONEK.
Tingkat Rumah Sakit: Diseminasi dilakukan oleh Direktur dengan
instalasi/unit terkait
v. Alat Audit Lembar kerja keterlambatan penyediaan darah
Pengumpulan Waktu
Data Indika Pene
Diag
N Tangg No si Orde -
Nama - Ket
o al RM trans- r rima-
nosis
fusi darah an
darah
e Definisi Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk
Operasional membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan
mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (hand rub)
dalam 6 langkah (WHO, 2009).
Petugas
Numeratoryang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang bertugas di ruangan
(dokter, perawat, peserta
--------------------- x 100 % = didik,
………%pekarya, termasuk cleaning service).
Tujuan Terwujudnya
Denominatorlayanan kesehatan yang berorientasi pada standar keselamatan
f Peningkatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Mutu
Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah
infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh
pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi
seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan
pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di
rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan
ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan
Alasan Pemilihan
g penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi.
Indikator
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan keselamatan pasien
yang dilakukan melalui pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan
sasaran keselamatan pasien terutama dalam mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan melalui cuci tangan.
Formula
J
Pemilihan sampel (n) diambil secara kuota sampling dimana di tetapkan yaitu
rawat inap, kamar bayi dan kebidanan, ICU, IGD, rawat jalan, radiologi,
laboratorium, serta IBS. Pemilihan sampel dilakukan secara random proporsional
di semua unit yang telah ditentukan dengan metode observasi sampai jumlah
sampel terpenuhi.
Momen
o Cakupan Data Instalasi 1 2 3 4 5
N = 500
Rawat inap 25 10 - 2 25
Kamar bayi
10 10 - 2 10
dan kebidanan
ICU 5 5 1 1 5
IGD 25 10 - 2 25
Rawat jalan 5 3 - 2 5
Radiologi - - - - -
Laboratorium 5 5 - 2 5
IBS - - - - -
Sampel min.
n = 205
RS
Frekuensi
p Pengumpulan Harian, Mingguan, Bulanan,
Data
Frekuensi
q Setiap Bulan, Setiap 3 Bulan, Setiap 6 Bulan, Setiap Tahun
Analisis Data
1. Data dikumpulkan dari lembar Audit kepatuhan hand hygiene setiap bulan
oleh IPCN dan IPCLN, kemudian data tersebut dilakukan cleaning data,
entry data, tabulasi data, dan dilakukan analisis dengan alat statistik (SPSS).
2. Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Metodologi
r 3. Diagram batang digunkan untuk menampilkan data pembanding masing-
Analisis Data
masing momen (5 momen kebersihan tangan), unit layanan dan jenis
ketenagaan.
4. Tim PPI melaporkan hasil analisis ke Direktur dan ditembuskan ke Sub Tim
Keselamatan Pasien Tim PMKP.
s Sumber Data Catatan data dan pengamatan kebersihan tangan di semua unit pelayanan pasien.
Penaggung Jawab
1. IPCLN
t Pengumpul Data
2. Ketua Tim PPI
(PIC)
Tingkat Unit: Penanggung jawab program Ketua Tim PPI mendiseminasikan
hasil pencapaian mutu keseluruh unit di wilayah kerja Tim PPI dengan
u Publikasi data persetujuan Direktur.
Tingkat Rumah Sakit: Publikasi/benchmark dilakukan oleh Direktur melalui Tim
PMKP.
Lembar kerja monitoring kepatuhan cuci tangan
Momen
N Tangg No.R
(Patuh/tdk patuh) Profesi Ket.
o al M
1 2 3 4 5
Alat Audit
v Pengumpulan
Data
Ditetapkan di Aeramo
Pada tanggal
DIREKTUR RSUD AERAMO