MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Yomdori
pada tanggal : 5 Mei 2022
FIKTOR MIRINO
PANDUAN PENETAPAN AREA PRIORITAS
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS YOMDORI
PROVINSI PAPUA
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Dalam memenuhi standar akreditasi, Puskesmas harus memiliki standar dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Hal ini akan berimbas kepada adanya
peningkatan pelayanan dan keselamatan yang berfokus kepada penerima pelayan serta
pemberi pelayanan. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien Puskesmas harus menentukan prioritas pelayanan yang akan dilaksanakan
peningkatan mutunya terlebih dahulu. Dalam menentukan prioritas pelayanan Puskesmas
diharuskan untuk menentukan area prioritas yang akan dijadikan fokus dalam peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
Penetapan area prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan area prioritas. Penetapan
prioritas dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif oleh Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien Puskesmas bersama dengan pimpinan puskesmas dan unit kerja.
Dalam menetapkan prioritas ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu :
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan biaya
3. Persepsi pemberi pelayanan asuhan
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Dalam menetapkan area prioritas, prioritaskan pada proses – proses kegiatan utama yang
kritikal, risiko tinggi, cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan
keamanan lingkungan.
Cara pemilihan prioritas banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan 2 (dua)
macam, yaitu :
1. Scoring Technique (Metode Penskoran)
2. Non Scoring Technique (Brain Storming)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam menetapkan area prioritas dan pelayanan prioritas Puskesmas;
b. Agar Puskesmas memiliki fokus area dan pelayanan prioritas yang akan dievaluasi
dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
Area prioritas adalah area atau unit – unit kerja dalam satuan kerja yang selanjutnya akan
di lakukan pembobotan/ grading dimana unit / area hasil grading tersebut akan dijadikan
prioritas dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Area / unit
kerja tersebut antara lain adalah rawat jalan, famasi, radiologi, laboratorium, rawat inap, instalasi
Pemeliharaan Limbah Puskesmas, Instalasi pemeliharaan sarana dan lain – lain. Area – area
prioritas ini selanjutnya secara berurutan akan dijadikan objek dalam meningkatkan mutu
pelayanan yang berfokus pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Area pelayanan prioritas adalah area prioritas dimana setelah dilakukan grading, area
tersebut akan menetapkan area pelayanan yang dijadikan sebagai fokus dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kemudian akan diintegrasikan dengan area prioritas
yang sebelumnya telah di grading.
Area prioritas dan pelayanan prioritas yang telah ditetapkan akan secara bergantian
dievaluasi oleh komite mutu dan keselamatan pasien berdasarkan indikator – indikator yang telah
ditetapkan oleh Komite Akreditasi Puskesmas (KAPKM). Hasil analisa dari area prioritas dan
pelayanan prioritas yang belum sesuai standar akan dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas
yang selanjutnya akan diadakan perbaikan oleh area/ unit tekait kemudian komite mutu dan
keselamatan pasien akan melakukan analisa ulang apakah sudah ada perbaikan dari area / unit
tersebut dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai standar akreditasi.
BAB III
TATA LAKSANA
Puskesmas dalam melaksanakan penetapkan area prioritas dan area pelayanan prioritas
berfokus pada mutu dan keselamatan pasien yang terstandarisasi oleh Komite Akreditasi
Puskesmas (KAPKM) dilakukan berdasarkan high volume, high cost dan problem prone. Dan di
skoring menggunakan metode Delbeq. Tata laksana dalam penetapan area prioritas dan
pelayanan prioritas dijelaskan dalam langkah – langkah penetapan area prioritas dan pelayanan
prioritas sebagai berikut :
1. Identifikasi unit kerja Puskesmas yang kritikal, resiko tinggi (high risk),
jumlah/kunjungan banyak (high volume), cenderung bermasalah (problem prone)
yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan keamanan lingkungan, dengan
melihat dari data insiden keselamatan pasien, komplain pasien dan data 10 besar
penyakit atau data lain yang mendukung
2. Tetapkan nilai dari tiap unit kerja yang paling bermasalah dengan menggunakan 3
kriteria, diberi nilai 1-5 dari dari yang paling sedikit hingga paling terbanyak :
a. High risk : dilihat dari laporan insiden dari tiap unit
b. High volume : dilihat dari jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan di unit
tersebut
c. Problem Prone : dilihat dari data register resiko masing-masing unit
3. Hitung skor masing – masing unit dengan mengalikan nilai dan obot. Nilai diperoleh
dari high risk, high volume dan problem prone yangbtadi sudah diberi angka
sedangkan bobot sudah ditetapkan yaitu bobot high risk adalah 50, high volume
adalah 30 dan problem prone adalah 20
4. Tetapkan area prioritas yaitu unit yang memiliki skor tertinggi setelah dijumlahkan
high risk, high volume dan problem prone
5. Dari unit yang memiliki skor tertinggi, Identifikasi area pelayanan prioritas penyakit
berdasarkan high cost, high risk, high volume yang sebelumnya telah diidentifikasi
oleh bagian – bagian dari unit tersebut.
6. Tetapkan nilai dari tiap area pelayanan yang telah teridentifikasi dari bagian – bagian
unit kerja tersebut yang paling bermasalah dengan menggunakan 3 kriteria, diberi
nilai 1-5 dari dari yang paling sedikit hingga paling terbanyak :
a. High risk : dilihat dari laporan insiden dari tiap unit
b. High volume : dilihat dari jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan di unit
tersebut
c. Problem Prone : dilihat dari data register resiko masing-masing unit
7. Hitung skor masing – masing area pelayanan dengan mengalikan nilai dan
bobot(Metode Delbeq). Nilai diperoleh dari high risk, high volume dan problem
prone yang tadi sudah diberi angka sedangkan bobot sudah ditetapkan yaitu bobot
high risk adalah 50, high volume adalah 30 dan problem prone adalah 20
8. Tetapkan area pelayanan prioritas yaitu area pelayanan yang memiliki skor tertinggi
setelah dijumlahkan high risk, high volume dan problem prone
9. Pimpinan Puskesmas menetapkan area prioritas dan area pelayanan prioritas.
BAB IV
DOKUMENTASI
Penetapan area prioritas dan pelayanan prioritas di dokumentasikan oleh komite mutu
dan keselamatan pasien berdasarkan hasil diskusi dari pimpinan beserta staf yang terlibat dalam
pelayanan Puskesmas. Dokumentasi dibuat dalam bentuk laporan hasil penetapan area prioritas
dan pelayanan prioritas yang selanjutnya ditetapkan dalam SK Kepala Puskemas Yomdori
FIKTOR MIRINO