IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Setiaji Nugroho
Umur :24 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jl. Raya Maos Kidul No. 1156, Cilacap,Jawa Tengah
No. RM : 01397516
Masuk RS : 13 November 2017
Pemeriksaan : 13 November 2017
1
kontrol setiap 2 minggu hingga 1 bulan sekali, pasien diberikan obat
kalsium dan vitamin yang pasien tidak tahu namanya. Pasien dirujuk ke
rsdm setelahnya untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Sejak 7 tahun SMRS, pasien mengalami pertumbuhan badan yang drastis.
Saat itu pasien baru lulus SMA. Sebelumnya pasien belumpernah
mengalami pertumbuhan sepetti ini. Pasien mengatakan tumbuh normal,
bahkan cenderung lebih kecil dibanding teman sebayanya.
Sejak 11 tahun yang lalu, ketika pasien menginjak SMP, pasien mengaku
tidak muncul bulu bulu badan, tidak ada pertumbuhan jakun, dan alat
kelamin dikeluhkan kecil.
Pasien BAB normal, dalam sehari 1x atau 2 hari sekali. Konsistensi lunak.
Warna kekuningan, tanpa disertai darah merah ataupun hitam seperti aspal.
BAK sehari 7-8 kali dengan jumlah 1 gelas belimbing setiap BAK. Tanpa
disertai darah merah segar atau batu dan pasir.
Riwayat penyakit kencing manis disangkal, riwayat penyakit jantung
disangkal, riwayat penyakit ginjal disangkal.
II.A.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Stroke : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat perdarahan : disangkal
Riwayat transfusi : disangkal
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya : disangkal
Riwayat mondok sebelumnya : disangkal
2
KETERANGAN :
: Perempuan : Meninggal
II.A.5Riwayat Pribadi
Tabel 1 :. Daftar Riwayat pribadi.
Riwayat Alergi Debu (-), dingin (-), Makanan (-)
Riwayat Imunisasi Tidak tahu
RiwayatKebiasaan Riwayat olahraga: jarang berolahraga
Riwayat merokok disangkal
Riwayat minum obat-obatan,obat bebas
disangkal
Riwayat minum jamu-jamuan disangkal
Riwayat minum alkohol disangkal
Riwayat sex bebas, ganti pasangan
disangkal
Riwayat tato dan tindik tidak pernah
3
II.BPEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 13 November 2017
Status Generalis
1. Keadaan umum :
Pasien tampak segar, kompos mentis, gizi kesan cukup
2. Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 78x/menit, isi dan tegangan cukup, iramaregular
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu : 36,6oC (per axiller)
VAS :0
3. Status gizi
BB = 78 kg
TB = 189 cm
BMI = 21.8kg/m2
Kesan : Status gizinormoweight
Lingkar pinggang 96 cm
Lingkar panggul 98 cm
4. Kulit : warna kuning langsat, pucat (-),ikterik (-),petekie(-),
Turgor baik (+)
5. Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), atrofi m. temporalis (-)
6. Mata : konjungtiva pucat (-/-),sklera ikterik (-/-),reflekscahaya
(+/+),pupilisokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/)
7. Hidung :nafas cuping hidung (-), fungsi penghidu (baik/baik),
Discharge(-/-), massa nasopharing (-)
8. Mulut : ikterik bawah lidah (-), sianosis (-), gusi berdarah (-),
bibir kering (-), pucat (-),papil lidah atrofi (-), stomatitis
(-), massa oropharing (-)
9. Telinga :sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-)
10. Tenggorokan :tonsil hipertrofi (-), faring hiperemis (-)
4
11. Leher : simetris, JVP R+2 cm, kelenjar getah bening tidak teraba
12. Thorax : simetris, pernapasan tipe thoraco-abdominal,retraksi(-),
spider nevi (-), pulsasi epigastrium(-), pulsasi intercostal(-)
Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (-),
sternal lift (-), parasternal lift (-), hepatojugular reflux (-)
- Palpasi : iktuskordistidak kuatangkat
- Perkusi :
Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dekstra.
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstra.
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra.
Batas jantung kiri bawah : SIC V pada LMCS.
Pinggangjantung : SIC III lineamidsternalsinistra.
Kesan :batasjantung ,tidak melebar
- Auskultasi :
Bunyi jantung I - II reguler, intensitas normal, HR :88 kali
/menit,reguler, bising (-), gallop (-), M1 > M2, P2 > P1, A2 > A1,
A2 > P2, friction rub (-)
Pulmo
Depan
Inspeksi :
Statis : simetris kanan-kiri, sela iga tak melebar, iga mendatar
(-).
Dinamis : simetris, sela iga tak melebar, retraksi (-), pergerakan
paru simetris
Palpasi :
Statis : simetris, sela iga tidak melebar.
Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang tertinggal
Fremitus : dada kanan = dada kiri, menurun di SIC V kanan, SIC
VI kiri
5
Perkusi :
Kanan : Sonor
Redup dimulai SIC V line mid clavicularis dextra
Batas paru – hepar redup relatif di SIC V linea mid
klavikularis dextra
Batas paru – hepar redup absolut SIC V kanan
Kiri : Sonor
Redup dimulai SIC VI line mid clacicularis sinistra
Auskultasi :
Kanan : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan: -
Kiri : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan:-
Belakang
Inspeksi :
Statis : Simetris. Tampak benjolan di interscapula. Hiperemis
(-), peau de orange (-)
Dinamis : Pengembangan dada simetris kanan sama dengan kiri,
retraksi (-)
Palpasi :
Statis : Dada kanan dan kiri simetris, retraksi (-), teraba
benjolan berukuran 12x12x2,2 cm regio
interscapula. Konsistensi lunak. Permukaan rata.
Terfiksir. Nyeri tekan (-).
Dinamis : Pergerakan kanan sama dengan kiri
Perkusi :
Kanan : Sonor seluruh lapang paru, redup mulai SIC V
Batas paru diafragma Vertebrae Thoracal sulit
dievaluasi
Kiri : Sonor seluruh lapang paru, redup mulai SIC VI
Batas paru diafragma Vertebrae Thoracal 10
Auskultasi :
6
Kanan : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan:RBH (+) mulai SIC V
Kiri : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan:RBH (+) mulai SICVI
13. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut=dinding dada, distended (-),
venektasi (-), striae (-), caput medusae (-).
Auskultasi: peristaltik (+) normal, bruit hepar (-)
Perkusi : timpani,area troubetimpani, pekak alih (-), pekak sisi (-),
undulasi (-),liver span 8 cm
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-),Lien tidak teraba.
14. Genitourinaria : Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
15. Anus : benjolan (-), rectal toucher: tonus m. sphingter ani
dalam batas dalam batas normal, ampula recti tidak
kolaps,massa (-), nyeri tekan (-), sarung tangan lendir
darah (-),feses warnakekuningan
16. Ekstremitas :
Superior Inferior
Luka -/- -/-
oedem -/- -/-
pucat -/- -/-
sianosis -/- -/-
akral dingin -/- -/-
jari tabuh -/- -/-
nyeri gastrocnemius -/-
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/4 5/4
SensorikN/N N/N
Tonus N/N N/N
RF ( Patella) N/N
RP ( Babinski) -/- -/-
Atrofi otot - -
7
Krepitasi sendi genu -/-
Antropometri :
Kepala : diameter 55,5 cm
Jarak glabella : 2,5 cm
Jarak kornea : 6 cm
Panjang telinga kanan : 17
Panjang telinga kiri : 17
Tangan :
Sinistra :
Digiti I : Panjang 13,8 cm Diameter 6 cm
Digiti II : panjang 19 cm, Diameter 6 cm
Digiti III : panjang 20 cm, Diameter 4,7 cm
Digiti IV : Panjang 18, Diameter 4,5 cm
Digiti V : Panjang 14,5 cm, Diameter 3,7 cm
Panjang siku-pergelangan : 32 cm
Panjang humerus : 36 cm
Lingkar Lengan Atas : 26 cm
Dextra :
Digiti I : Panjang 13,8 cm Diameter 6 cm
Digiti II : panjang 19 cm, Diameter 6 cm
Digiti III : panjang 20 cm, Diameter 4,7 cm
Digiti IV : Panjang 18, Diameter 4,5 cm
Digiti V : Panjang 14,5 cm, Diameter 3,7 cm
Panjang siku-pergelangan : 32 cm
Panjang humerus : 36 cm
Lingkar Lengan Atas : 26 cm
Lingkar dada : 97 cm
Lingkar perut : 97 cm
Lingkar pinggang : 99 cm
Kaki :
8
Sinistra :
Panjang 28,5 cm
Diameter maleolus : 27 cm
Diameter Cruris Tengah : 24 cm
Diameter poplitea : 42 cm
Dextra :
Panjang kaki : 30 cm
Diameter maleolus : 26,5 cm
Diameter Cruris Tengah : 23,5 cm
Diameter poplitea : 42 cm
9
K 3.2 mmol/L 3,5-5,1
Ion Ca 1.14 mmol/L 1,0-1,2
HbsAg Non reaktif Non reaktif
10
2. EKG tanggal 03/11/2017 :
11
segmen:isoelektrik, ST elevasi (-), Gelombang T: dalam batas normal, Zona
transisi di V3- V4
Kesimpulan: Sinus rhytm HR 98x/menit, normoaxis, ZT di V3-V4
Kesimpulan :
Foto coxae tak tampak kelainan
Scapula 03.11.2017
Alignment baik
Trabekulasi tulang normal
Celah dan permukaan sendi dalam batas normal
Tak tampak kalsifikasi abnormal
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tak tampak soft tissue mass/swelling
Kesimpulan :
Tak tampak fraktur maupun dislokasi3
Thoracolumbal AP/Lat 03.11.2017
Alignment baik, curve normal
Trabekulasi tulang normal
Superior dan inferior endplate tak tampak kelainan
Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tampak normal
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tak tampak paravertebral soft tissue mass/swelling
12
Kesimpulan :
Tak tampak kompresi maupun listesis
MSCT Brain dengan kontras 15.10.2017
Tak tampak lesi hipo / iso / hiperdens di brain parenchyma
Tampak lesi densitas cairan di sinus maxillaries kanan dan
sphenoidalis kanan
Tampak hipotrofi concha nasalis inferior kanan kiri
Tak tampak lesi solid di intrasella dan supracella
Tak tampak jelas gambaran hipofise yang pada post kontras tak
tampak abnormal kontras enhancement
Tak tampak midline shifting
Sulci dan gyri normal
System ventrikel dan sisterna normal
Pons, cerebellum dan cerebellopontine angle normal
Tak tampak kalsifikasi abnormal
Orbita dan mastoid kanan kiri normal
Craniocerebral space tak tampak melebar
Calvaria intak
Tak tampak osteodestruksi
Kesimpulan :
1. Tak tampak lesi di brain parenchyma
2. Tak tampak gambaran massa di intrasella dan
suprasella
3. Hipotrofi concha nasalis inferior kanan kiri
Saran : MRI Kepala dengan kontras
MRI Brain dengan kontras 31.01.2018
Tampak destruksi dan bone marrow replacement oleh soft tissue
tumor di clivus dengan ukuran 2,4 x 2,4 x 2,2 cm pada T1 W1
tampak hipointense menjadi hiperintense pada T2 W1 setelah
pemberian kontras tampak heterogen contrast enhancement. Lesi
13
tersebut meluas sampai ke intrasellar serta menyebabkan
pendesakkan terhadap hipofise
Sulcy dan gyri diluar lesi tampak baik
System ventrikel dan cysterna tampak baik
Tak tampak deviasi midline struktur
Pons, cerebellum, dan cerebellopontine angle tampak baik
Mastoid, orbita, dan paranasalis kanan kiri tampak baik
DWI : tak tampak restricted diffusion area
MR Angiography : Circulus Willisii tampak patent, tak tampak
aneurysma maupun vascular malformation
MR spectroscopy : tidak dapat dievaluasi karena komponen tulang
Kesimpulan :
Massa clivus yang mendestruksi os clivus meluas ke intrasellar
disertai penekanan terhadap hipofise ke superior
Suspek clivus chordoma
Thoracal AP dan Lat 01.03.2018
14
Hepar : ukuran membesar 17,67 cm. intensitas echoparenkim
meningkat, sudut lancip, tepi reguler, IHBD/EHBD normal,
nodul/kista/massa (-), nodul/kista/massa (-)
GB : ukuran normal, dinding tak menebal, batu/sludge (-)
Pancreas : ukuran dan echostruktur normal, tak tampak kalsifikasi
Ren kanan : ukuran 12.68 x 5.13 cm dan echostruktur normal,
echodiferensiasi corticomedulla tegas, tak tampak dilatasi PCS,
batu/kista (-)
Ren kiri : ukuran 10.13 x 4.94 cm dan echostruktur normal,
echodifferensiasi corticomedulla tegas, tak tampak dilatasi PCS,
batu/kista (-)
Lien : ukuran 10.65 cm dan echostruktur normal, tak tampak nodul
Bladder : terisi cukup urin, dinding reguler tak menebal, batu/sludge
(-)
Prostat : ukuran dan echostruktur normal, kalsifikasi (-)
Tak tampak limfadenopati paraaorta, parailiaka dan inguinal kanan
kiri
Tak tampak intensitas echo cairan di cavum pleura kanan kiri
Kesimpulan :
1. Hepoatomegaly dengan gambaran fatty liver
2. GB/pankreas/kedua ren/bladder/prostat tak tampak kelainan
15
III. RESUME DATA DASAR
(Diisi dengan Temuan Positif)
Nama Penderita: Tn. S No. RM : 01397516
Tabel 5. Resume data dasar
KELUHAN UTAMA : Lutut terasa linu sejak 6 bulan SMRS
1. ANAMNESIS :
Pasien datang dengan keluhan nyeri lutut yang dirasakan sejak 6 bulan
sebelum masuk rumah sakit, dirasakan terus menerus dan semakin
memberat jika aktifitas berjalan. Keluhan membaik jika pasien duduk dan
beristirahat. Pasien mengatakan betis terasa pegal dan kencang jika sehabis
beraktifitas. Saat itu pasien dibawa ke puskesmas, dan setelah diberikan
obat, keluhan tidak membaik. Lalu pasien menjalani pemeriksaan rontgen
lutut dan dinyatakan bahwa pasien menderita radang lutut. Lalu pasien
dirujuk ke RS Swasta karen akeluhan sesak nafas disertai suara mengi .
keluhan sesak nafas disertai mengi ini dirasakan sejak kecil. Dikatakan
pasien mengeluhkan mudah capek, kondisi badan sering drop, disertai
sesak nafas. Selama di rs swasta pasien ditangani oleh dokter jantung , lalu
dikarenakan keluhan kaki, pasien dirujuk ke dokter ortopedi. Pasien rutin
kontrol setiap 2 minggu hingga 1 bulan sekali, pasien diberikan obat
kalsium dan vitamin yang pasien tidak tahu namanya. Pasien dirujuk ke
rsdm setelahnya untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Sejak 7 tahun SMRS, pasien mengalami pertumbuhan badan yang drastis.
Saat itu pasien baru lulus SMA. Sebelumnya pasien belumpernah
mengalami pertumbuhan sepetti ini. Pasien mengatakan tumbuh normal,
bahkan cenderung lebih kecil dibanding teman sebayanya.
Sejak 11 tahun yang lalu, ketika pasien menginjak SMP, pasien mengaku
tidak muncul bulu bulu badan, tidak ada pertumbuhan jakun, dan alat
kelamin dikeluhkan kecil.
Pasien BAB normal, dalam sehari 1x atau 2 hari sekali. Konsistensi lunak.
Warna kekuningan, tanpa disertai darah merah ataupun hitam seperti aspal.
BAK sehari 7-8 kali dengan jumlah 1 gelas belimbing setiap BAK. Tanpa
disertai darah merah segar atau batu dan pasir.
16
Riwayat penyakit kencing manis disangkal, riwayat penyakit jantung
disangkal, riwayat penyakit ginjal disangkal.
2. PEMERIKSAAN FISIK :
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 78x/menit, isi dan tegangan cukup, irama regular
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu : 36,6oC (per axiller)
3. PEMERIKSAAN TAMBAHAN :
A. Laboratorium : Hb 9.9 g/dl, Ht 31, Leukosit 3.0, Trombosit 110.000,
Kalsium 1.14 mmol/L
B. Rontgen Thoraks PA :
C.
IV.DIAGNOSA
1. Abses hepar
2. Anemia normokromiknormositikec OCD ddDefisiensi Fe
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiaringan
6. Hipokalsemia ringan
17
V. RENCANA AWAL
Tabel 8. Diagnosis dan rencana awal NAMA PENDERITA: Ny. S NO. RM: 01381591
N DIAGNOSI PENGKAJIAN RENCANA RENCANA TERAPI RENCANA RENCANA
O S/ DIAGNOSI EDUKASI MONITORI
MASALAH S NG
1 Abses hepar Anamnesis : Nyeri perut kanan atas Serologi Tirah baring tidak total Penjelasan Keadaan
Pemeriksaan Fisik : Hepar teraba 17,5 Amoeba Diet hepar 1700kkal kepada umum, tanda
cm bawah arcus costa dekstra, nyeri Inf Nacl 0,9% 20 tpm pasien vital
tekan (+) Aspirasi InfMetronidazole 500 mengenai cukup h
USG Abdomen :Abses Lobus kanan abses mg/8 jam IV penyakit Penjelas
hepar (113,59 x 94,51 mm) InjKetorolac 30 mgkp dan
Etiologi : Kultur pus komplikasi
Komplikasi : Sepsis, liver failure nya,
istirahat
2 Anemia Anamnesa : Badan lemas, tidak nafsu GDT, SI, ST, Transfusi PRC (10-7.4) x Penjelasan Keadaan
Normokromi makan. Kepala pusing nggliyer TIBC, 50 x 4 : 520 cc (2 Kolf) mengenai umum dan
k Pemeriksaan Fisik : Ferritin penyakit tanda vital
Normositik Konjungtiva pucat +/+ dan
Etiologi : OCD, perdarahan komplikasi
18
Komplikasi : anemia heart disease, nya Penjelasan penatalaksa
acute kidney injury
3 Hipoalbumin Anamnesa : Mual, muntah, makan SPE - Diet extra putihtelur Penjelasan keadaan
sedang hanya 2x sehari @3 sendok makan - ExtrOphiocephalusstri mengenai umum, tanda
dengan sayur bening. atus 500 mg/8 jam p.o penyakit, vital, urin
Etiologi : infeksi kronis, low intake pengobatan, rutin
Pemeriksaan penunjang : Albumin 2.5 dan
Komplikasi : komplikasi
nya.
4 Hiponatremi Anamnesa : mual dan muntah 2-3x Urine Infus NaCl 0.9% 20 tpm iv Penjelasanm Keadaan
a sedang sehari elektrolit 24 engenai umum, tanda
Pemeriksaan Penunjang : Natrium 128 jam penyakit, vital
Etiologi : Low intake, hipereksresi pengobatan,
Komplikasi : - dan
komplikasin
Ya.
5 Hipokalemia Anamnesa : Mual dan muntah 2-3x Urine KCl600 mg/8 jam p.o Penjelasanm Keadaan
19
Ringan sehari. elektrolit 24 engenai umum, tanda
Pemeriksaan penunjang : Kalium 3.4 jam penyakit, vital
Etiologi : low intake, hiperekskresi pengobatan,
Komplikasi : - dan
komplikasiny
a.
6. Hipokalsemi Anamnesa : Mual dan muntah 2-3x Urine CaCO3 1 tab/8 jam p.o Penjelasanm Keadaan
a ringan sehari. elektrolit 24 engenai umum, tanda
Pemeriksaan penunjang : Kalium 3.4 jam penyakit, vital
Etiologi : low intake, hiperekskresi pengobatan,
Komplikasi : - dan
komplikasiny
a.
20
VI. Catatan Kemajuan
Pemeriksaan Penunjang :
Gambaran Darah Tepi
21
Saran : SI, TIBC
A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD dddefisiensibesi
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiaringan
6. Hipokalsemia ringan
P :Urine rutin, Feses Rutin
DR3 post transfusi 3 kolf
Cek Serum Iron, TIBC, Saturasi Transferin, Ferritin
Rencana aspirasi abses
22
Tabel 5 : Hasil Lab 10 Juni 2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 11.0 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 34 % 33 – 45
Leukosit 6.6 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 434 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 4.05 Juta/ul 150 – 450
Retikulosit 1.20 % 0.50 – 1.50
CHr 30.8 Pg 28.0 – 35.0
PT 14.6 Detik 10.0 – 15.0
APTT 24.5 Detik 20.0 – 40.0
INR 1.100 -
SI 31 Ug/dl 33 – 102
TIBC 143 Ug/dl 228 – 428
Sat. Transferin 21.7 % 15.0 – 45.0
Ferritin 562.1 Ng/ml 20.0 – 200.0
A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiaringan
6. Hipokalsemia ringan
P : cek DR3 post transfusi
Cek albumin
Rencana jadwal aspirasi abses 13 juni 2017
Tx : Tirah baring tidak total
O2 2 lpm nasal kanul
Diet hepar 1700kkal
23
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Inj Ketorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Asam folat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
Sucralfat 15 cc/8 jam po
A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiasedang
6. Hipokalsemia ringan
24
P : Rencana jadwal aspirasi abses hari ini. Setelah dilakukan USG abdomen di ruang
endoscopy, disarankan untuk dilakukan MSCT whole abdomen dengan kontras.
Rencana MSCT : 16 Juni 2017
Tx : Tirah baring tidak total
Diet hepar 1700kkal
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Anemolat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
A :
1. Abses hepar
25
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Hepatitis B Occult dd Resolved Hepatitis B Infection
4. Hipoalbumin sedang
5. Hiponatremia sedang
6. Hipokalemiasedang
7. Hipokalsemia ringan
P :
Tx : Tirah baring tidak total
O2 2 lpm nasal kanul
Diet hepar 1700kkal
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Anemolat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
Rencana MSCT tanggal 16 Juni 2017
26
Gambar6: Hasil MSCT Whole abdomen dengan kontras 16 Juni 2017
27
Hepar : diameter 18,6 cm, tak tampak pelebaran IHBD/EHBD, tak tampak dilatasi
VP/VH. Tampak lesi densitas cairan pada lobus kanan (segmen 5,6) batas tegas tepi
ireguler ukuran 6,6x4,1x6 cm, pada post kontras tampak rim contrast enhancement
Tampak pula lesi densitas cairan pada dinding anterolateral kanan abdomen yang
mengenai subkutis, m. Obliqus internus, externus, rectus abdominis, dengan batas tak
tegas tepi ireguler, loculated dengan ukuran keseluruhan 14.1x11.4x7.1 cm pada post
kontras tampak rim contrast enhancement. Lesi berhubungan dengan lesi pada lobus
kanan hepar.
GP : ukuran dan densitas normal, dinding tak menebal, tak tampak batu
Lien : ukuran dan densitas normal, tak tampak nodul
Pancreas : ukuran dan densitas normal, tak tampak kalsifikasi
Tak tampak lesi di suprarenal kanan kiri
Ren kanan : ukuran, bentuk dan densitas normal, tak tampak dilatasi SPC, tak tampak
batu/kista
Ren kiri : ukuran, bentuk dan densitas normal, tak tampak dilatasi SPC, tak tampak
batu/kista
Bladder : terisi cukup cairan, dinding tak menebal, tak tampak batu
Uterus : ukuran dan densitas normal, terpasang IUD pada cavum uteri
Tak tampak osteodestruksi
Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis baik
Tak tampak lymphadenopathy
Tak tampak lesi densitas cairan di cavum abdomen
Tampak lesi densitas cairan di cavum pleura kanan kiri
Kesimpulan :
Hepatomegali dengan abses pada lobus kanan hepar (segmen 5,6) yang berhubungan dengan
abses pada dinding anterolateral kanan abdomen (yang mengenai subkutis, m. Obliqus
internus, externus, rectus abdominis). IUD Intrauterine. Efusi pleura bilateral.
28
Anti HBC Total Positif Negatif
HBV-DNA Virus tidakterdeteksi
A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbumin sedang
6. Hiponatremia sedang
7. Hipokalemiasedang
8. Hipokalsemia ringan
P : Pulang sambil menunggu jadwal aspirasi abses
Tx :
Metronidazole 500 mg/8 jam po
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Asam folat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
S : nyeri perut (+), demam sumer sumer, mual (-) muntah (-)
O : TD : 124/80 mmHg, N : 84x/m, R : 18x/m, S : 37,9OC, VAS : 5 regio abdomen kanan
atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (+) regio hipokondriaka dekstra, Hiperemis (+)
murphy sign(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol,
tepi tumpul, konsistensi kenyal.
29
Trombosit 334 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.57 Juta/ul 4.10 – 5.10
PT 15.0 Detik 10.0 – 15.0
APTT 28 Detik 20.0 – 40.0
INR 1.140 -
Glukosa Sewaktu 102 Mg/dl 60 – 140
SGOT 16 u/L <31
SGPT 10 u/L <34
Albumin 3.0 g/dl 3.5 – 5.2
Ureum 14 Mg/dl 0.6 – 1.1
Creatinin 0.6 Mg/dl <50
Natrium 128 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.2 Mmol/L 3.3 – 5.1
Kalsium 1.10 Mmol/L 1.17 – 1.29
A :
4. AbsesHepar
5. Anemia NormokromikNormositerec OCD
6. Efusi pleura bilateral
7. Resolved Hepatitis B Infection
8. Hipoalbuminringan
9. Hiponatremiasedang
10. Hipokalemiaringan
11. Hipokalsemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
InjKetorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
30
Paracetamol 500 mg/8 jam po (KP)
KCl600 mg/8 jam po
CaCO3 1 tab/8 jam po
Transfusi PRC Kebutuhan (10 – 9.6) x 55 x 3 = 66 cc (1 kolf)
Rencana Aspirasi Abses 23 Juni 2017
A :
1. AbsesHepar
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminringan
6. Hiponatremiasedang
7. Hipokalemiaringan
8. Hipokalsemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
InjKetorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Paracetamol 500 mg/8 jam po (KP)
31
KCl600 mg/8 jam po
CaCO3 1 tab/8 jam po
Periksa kultur pus, pewarnaan gram, uji sensitivitas antibiotik, pewarnaan BTA, kultur BTA
32
Hb 10.2 Ur 14 Cr 0.6 Alb 3.0 Na 128 K 3.2. Pada prinsipnya setuju tatalaksana anestesi
dengan status ASA II. Saran : Inform consetnt, puasa, IV line
33
A :
1. AbsesHepar
2. Efusi pleura bilateral
3. Anemia NormokromikNormositerec OCD
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminberat
6. Hiponatremiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
InjKetorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Paracetamol 500 mg/8 jam po (KP)
Transfusi PRC 2 kolf
34
Gambar 8 : proses pemasangan drainage
35
Drainage external dipasangdandifiksasi
Dilakukanexplorasikedalamrongga abdomen, dlakukanpencucian
Dilakukantamponedengankassabetadine
Dilakukanincisidibawah 2 jarixiphoediussampai 2 cm dibawah umbilicus.
Incisidiperdalamsampai peritoneum, dilakukanidentifikasipadahepar,
tidakdidapatkankista, absestidakditemukan, dilakukanpencuciandengannacl.
Didapatkankapsula yang menempelkedinding peritoneum,
dilakukaninsisidandidapatkan pus sebanyak 250 cc. dilakukanpencucian
Dipasang drainage external dandifiksasi.
Dilakukanpenutupanluka. Operasiselesai.
Instruksi post op :
1. Tirah baringtidaktotal
2. DietTKTP1900kkal, extra putihtelur
3. InfRL 20tpm
4. InfAmino acid in dextrose500cc/24 jam
5. InjCeftriaxone 2g/24jam
6. InjMetronidazole 500mg/8 jam
7. Caco3/ 8jam
8. Medikasiluka
36
Hemoglobin 10.2 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 32 % 33 – 45
Leukosit 14.8 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 411 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.92 Juta/ul 4.10 – 5.10
Albumin 2.2 g/dl 3.5 – 5.2
Natrium 137 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.4 Mmol/L 3.3 – 5.1
Chlorida 1.14 Mmol/L 1.17 – 1.29
A :
1. Absessubcutis
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD (perbaikan)
3. Resolved Hepatitis B Infection
4. Efusi pleura bilateral
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Injketorolac 30 mg/8 jam ivkp
Injasamtraneksamat 500 mg/8 jam iv
37
Tabel 12 : Hasil Lab 26.06.2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Albumin 2.4 g/dl 3.5 – 5.2
A :
1. Absessubcutis
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD (perbaikan)
3. Resolved Hepatitis B Infection
4. Efusi pleura bilateral
5. Hipoalbuminberat
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Injketorolac 30 mg/8 jam iv
Injasamtraneksamat 500 mg/8 jam iv
Inf Albumin 25% 100cc/24 jam iv
38
Tabel 13 : Hasil lab 27.06.2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 10.0 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 32 % 33 – 45
Leukosit 13.7 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 390 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.94 Juta/ul 4.10 – 5.10
Albumin 2.5 g/dl 3.5 – 5.2
A :
1. Absessubcutis
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Injketorolac 1 amp/8 jam iv (KP)
Injasamtraneksamat 500 mg/8 jam iv
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
39
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, hiperemis (-), murphy sign(-
).Massa teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul,
konsistensi kenyal.
Terpasang drain abdomen kanan, produksi (+) 150 cc, warna merah gelap. Drain
abdomen kiri, produksi (+) 50 cc/24 jam berwarna kuning jernih dengan sedikit cloth.
40
Gambar 11 : Produksi pus pada drainage kanan
41
Riwayat perawatan DPH 8, 29Juni 2017
Drain kanan, produksi (+) 50cc/24 jam, berwarna jernih dengan sedikit cloth
A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Inj ketorolac 1 amp/8 jam iv (KP)
Inj asam traneksamat 500 mg/8 jam iv
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
43
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P : Pasien APS
44
MIKROSKOPIS
Parenkhim hepar dan omentum, lobulated yang didominasi oleh sel-sel histiosit,
sebagian berupa sel-sel raksasa (giant cell formation), sekat fibrosis sedang. Sel-sel
limfosit banyak. Kolestasis (-)
Tidak didapat tanda tanda ganas
Diagnosis PA : hepar : dapat mendukung abses, sesuai dengan gambaran “acute
viral hepatitis”
A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
45
Advis TS Bedah : Terapi sesuai TS Interna, rencana aff hecting saat kontrol berikutnya
46
Trombosit 305 103/ L 150-440
GDS 115 mg/dl 90-140
SGOT 25 u/L 0.0-38
SGPT 14 u/L 0.0-41
Creatinin 0.8 Mg/dl 0.6 – 1.1
Ureum 15 Mg/dl <50
Natrium 134 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.1 Mmol/L 3.3 – 5.1
Calcium 1.09 Mmol/L 1.17 – 1.29
Ureum 35 mg/dl 10-50
A:
1. Multiloculatedsubcutanabcessregiohypochodriacadextra – lumbar dextradengan
ESBL (+)
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hiponatremiaringan
6. Hipokalemiaringan
7. Hipokalsemiaringan
P:
Terapi poliklinik :
1. Curcuma 1 tab/8 jam po
2. Vit B complex 1 tab/8 jam po
47
Hasil pembacaan ulang MSCT Whole Abdomen kontras tanggal 19 Juli 2017
1
2
3
4
5
Jawaban konfirmasi ulang pembacaan hasil MSCT Scan Whole Abdomen dengan kontras 19
Juli 2017 :
48
Yth Ts
Sehubungan dengan hasil MSCT Scan abdomen a.n Ny. Sarjiyem Tanggal 16 Juni 2017 No.
RM : 01381591, kami dapatkan :
Kesan :
Jawaban konfirmasi ulang pembacaan hasil rontgen thorax tanggal 24 Juli 2017 :
Yth TS,
Sehubungan dengan hasil rontgen thorax a.n Ny. Sarjiyem tanggal 9 Juni 2017, kami
dapatkan:
COR : CTR tidak valid diukur (inspirasi kurang dalam)
PULMO : tidak tampak infiltrat di kedua lapang paru, corakan bronkovaskuler normal.
Sinus costophrenicus tidak tajam. Hemidiafragma kanan elevasi, kiri normal. Trakea di
tengah. Sistema tulang baik.
Kesimpulan :
Elevasi hemidiafragma kanan
Efusi pleura bilateral
VII. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
49
VIII. ALUR KETERKAITAN MASALAH
Efusi Pleura
bilateral
HOME VISITE
50
Gambar16 : Foto Rumah dan lingkungan pasien
IX. PEMBAHASAN
51
buruk2. BAK pasien berwarna jernih, tidak tampak seperti air the. BAB pasien tampak
kuning. Pada pemeriksaan penunjang 07.06.2017 didapatkan Hemoglobin 7,4 g/dl, SGOT 25
u/L, SGPT 14 u/L, Albumin 2,5 g/dl. USG abdomen di RS swasta sebelumnya dinyatakan
pasien terdapat abses hepar lobus kanan (113,59 x 94,51 mm). Hasil dari USG ini kami
gunakan untuk modalitas dalam menegakkan diagnosis abses hepar dikarenakan akurasi dari
ultrasonografi dalam diagnosis dari abses intraabdominal ditemukan pada 97% dengan
sensitivitas 93% dan spesifitas 99%, namun demikian, terdapat pula kelemahan dari
pemeriksaan ultrasonografi yaitu tergantung dari kemampuan dan pengalaman operatornya.
Terutama pada daerah diluar dari pelvis, kuadran kanan atas, dan kuadran kiri atas dimana
terdapat lien, gambaran yang optimal sulit untuk didapatkan 5.
Pada pemeriksaan MSCT whole abdomen dengan kontras didapatkan hepatomegali
dengan abses pada lobus kanan hepar (segmen 5,6) yang berhubungan dengan abses pada
dinding anterolateral kanan abdomen (yang mengenai subkutis, m. obliqus internus, externus,
rectus abdominis). Kami lakukan pemeriksaan MSCT whole abdomen dengan kontras karena
deteksi pada 97% kasus abses abdominal telah dilaporkan, sehingga diharapkan akan mampu
memperkuat tegaknya diagnosis abses hepar. Disamping itu salah satu keuntungan utama dari
CT dibandingkan ultrasound adalah kemampuan untuk mendeteksi abses pada
retroperitoneum dan area pankreas5.Densitas dari abses biasanya turun diantara air dan
jaringan solid. Tanda radiologis lain dari abses adalah efek massa yang menggantikan atau
memindahkan struktur anatomis normal, pusat lusen yang tidak tidak tampak peningkatan
densitas setelah pemberian kontras secara intravena, peningkatan lingkaran disekitar pusat
gambaran lusen setelah pemberian kontras, dan udara pada kumpulan cairan. Salah satu
keuntungan utama dari CT dibandingkan ultrasound adalah kemampuan untuk mendeteksi
abses pada retroperitoneum dan area pankreas.5
Terdapat beberapa kerugian dari CT, biasanya, terdapat kumpulan benda solid ang
menunjukkan kemiripan abses dengan leukosit tinggi dan mengandung protein. Termasuk di
dalamnya nekrosis tumor dan jaringan dapat mendemonstrasikan udara intrakavitas dan tidak
terinfeksi. Terakhir, pengelompokan dan tanda lainnya dari abses yang terlokulasi dapat
dengan mudah dilihat dengan ultrasound daripada CT. Pada akhirnya, pemeriksaan CT
kadang-kadang tidak dapt membedakan antara cairan subfrenikus dan pulmo, situasi yang
relatif biasa terjadi pada pembedahan abdomen.5. Hal ini terjadi pada pasien kami dimana
setelah kami lakukan pembacaan ulang MSCT, kami dapatkan adanya Multiloculated
subcutaneous abcess dimana abses tersebut begitu masif sehingga mendesak hepar, sehingga
menimbulkan kesan abses terjadi di jaringan hepar. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi
52
pada saat laparotomi ekplorasi dimana organ hepar sendiri tidak didapatkan adanya abses
ataupun kista. Sehinggaselanjutnya kami golongkan menjadi abses intraabdominal.
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan abses intraabdominal termasuk persiapan
dari operasi yang potensial atau terapi perkutaneus sebagaimana diikuti dengan terapi
antibiotik awal. Pada awalan, pemberian antibiotik menggunakan tipe spektrum luas dengan
juga dapat mengatasi bakteri aerob dan anaerob. Lanjutan dari drainase yang berhasil pada
abses, bagaimanapun, dilakukan tindakan yang cepat untuk pemberian antibiotik sesuai hasil
kultur. Bergantung pada status klinis dari pasien, pemberhentian awal dari terapi antibiotik
dipertimbangkan apabila drainase yang adekuat tercapai. Resusitasi cairan yang agresif
berguna pada sebagian besar pasien, dan koreksi dari asam basa dan abnormalitas elektrolit
dilakukan dengan baik.5
Penatalaksanaan selanjutnya dilakukan drainase external abses oleh bagian bedah
digestif. Namun dikarenakan pus yang banyak, maka dilakukan tindakan laparotomi
eksplorasi dan didapatkan sumber abses yang terdapat di subkutis yang meluas ke omentum.
Dari omentum dan hepar telah diambil sampel untuk pemeriksaan PA dan sekaligus
pemeriksaan analisa cairan Pus. Di akhir operasi dipasang drain di kanan dan kiri abdomen.
Tatalaksana selanjutnya adalah pemberian antibiotik empirik sambil menunggu hasil PA dan
kultur pus. Diagnosa sementara saat itu adalah Abses Intraabdominal regio subcutis et
omentum.
Abses abdominal terbentuk pada area peritonitis lokal dimana infeksi ditutup oleh
penghalang seperti omentum dan peritoneum visceral atau parietal. Organisme infeksius yang
memungkikan untuk menyerang respon peritonitis lokal termasuk bakteri enterik gram
negatif yang beragam, Enterococcus, Bacteriodes, dan jamur. Sewaktu peritoneum diaktivasi
secara sekunder oleh kedua respon lokal dan sistemik, terdapat perubahan pada aliran darah,
meningkatkan fagositosis dari bakteri, dan deposit fibrin pada bakteri yang terperangkap.
Sequestrasi bakteri oleh fibrin memperlambat penyebaran sistemik dari bakteri dan
mengurangi resiko dari penyebaran bakteri secara menyeluruh. Bagaimanapun, deposit dari
fibrin juga dapat melindungi bakteri dari mekanisme pertahanan host, sehingga membuat
infeksi persisten yang berujung pada pembentukan abses.5.
Setelah dilakukan kultur ulang saat dilakukan drainage di IBS, didapatkna hasil ESBL (+)
atau Extended Spectrum Beta Laktamase.ESBL merupakan enzim yang dapat menghidrolisis
penicillin, cephalosporin generasi I, II, III dan aztreonam (kecuali cephamycin dan
carbapenem)7. ESBL berasal dari β-laktamase yang termutasi9,10. Mutasi ini menyebabkan
53
peningkatan aktivitas enzimatik β-lactamase sehingga enzim ini dapat menghidrolisis
chepalosporin generasi III dan aztreonam10.
Penggunaan antibiotika golongan cephalosporin generasi III secara luas untuk pengobatan
infeksi di rumah sakit disebutkan menjadi salah satu faktor risiko infeksi oleh bakteri
penghasil ESBL8. Selain resisten terhadap antibiotika golongan cephalosporin, bakteri
penghasil ESBL juga sering menunjukkan resistensi pada penggunaan fluoroquinolone12.
Selain panggunaan antibiotika secara berlebihan, pasien dengan penyakit berat, LOS (Length
of Stay) yang lama dan dirawat dengan alat-alat medis yang sifatnya invasif (kateter urin,
kateter vena dan endotracheal tube) untuk waktu yang lama juga merupakan risiko tinggi
untuk terinfeksi oleh bakteri penghasil ESBL13,14.
Dalam rangka melacak causa abses selain dari bakteri, kami lakukan pemeriksan viral
marker hepatitis dan didapatkan hasil HBsAg (-), lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
AntiHBc didapatkan hasil positif. Untuk mengetahui apakah pasien ini termasuk hepatitis B
occult atau resolved, dilakukan pemeriksaan HBV-DNA yang mana hasilnya Negatif.
Sehingga pasien termasuk kedalam Resolved Hepatitis B Infection.
Diagnosa anemia ditegakkan berdasarkan anamnesa pasien yang merasakan badan lemas,
lesu disertai dengan kepala sering terasa pusing. Pasien menyangkal adanya perdarahan
ataupun riwayat transfusi sebelumnya. Pasien mengatakan kurang asupan makanan
dikarenakan mual yang dirasakan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hemoglobin 7,4
g/dl, Hematokrit 24 %, Leukosit 10,6 ribu/ul, Trombosit 537 ribu/ul, Eritrosit 2.78 juta/ul,
MCV 85 /um, MCH 26.6 pg, MCHC 31,4 g/dl. Setelah dilakukan pemeriksaan gambaran
darah tepi didapatkan hasil anemia normokromik normositik susp ec proses kronis dd
defisiensi besi disertai proses infeksi. Jika merujuk pada algoritma, pada pasien ini
didapatkan Besi serum yang menurun, TIBC yang menurun dan Ferritin yang meningkat,
sehingga termasuk anemia hipokromik mikrositik akibat penyakit kronik2.Sindroma anemia
terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata berkunang-
kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. Sindroma anemia bersifat tidak
spesifik karena dapat ditimbulkan oleh penyakit di luar anemia dan tidak sensitif karena
timbul setelah penurunan hemoglobin yang berat (Hb <7 g/dl).
Diagnosa hipoalbuminemiaditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang tanggal
24.06.2017 albumin 1,9 g/dl. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan protein negatif,
sehingga kemungkinan proteinuria bisa disingkirkan. Pasien selama 2 bulan ini mengeluhkan
mual dan muntah sehingga membuat pasien tidak nafsu makan, dan asupan makanannya
54
berkurang sehingga diperkirakan terjadi low intake protein yang menyebabkan
hipoalbuminemia.
Pasien dinyatakan hiponatremia dan hipokalsemia setelah didapatkan hasil elektrolit
Natrium 128 mmol/L dan kalsium 1.09 mmol/L. hal ini sesuai dengan definisi Hiponatremia
sebagai suatu konsentrasi natrium plasma yang kurang dari 135 mmol/L 4. hiponatremia
dapat dibagi menjadi hipovolemik hiponatremia, euvolemik hiponatremia, hipervolemik
hiponatremia, redistributif hiponatremia dan pseudo hiponatremia6. Pada pasien ini dihitung
osmolaritasnya dengan rumus 2(natrium + kalium) + GDS/18 + Ureum/6.4, didapatkan hasil
274,58 sehingga termasuk hipovolemik hiponatremia.
Telah kami laporkan kasus dengan multiloculated subcutaneous abcess pada pasien
wanita umur 45 tahun. Diagnosa abses subcutis ditegakkan berdasarkan anamesis dimana
didapatkan nyeri pada abdomen kanan atas disertai demam terus menerus selama 2 bulan.
Diagnosa ditegakkan melalui laparotomi eksplorasi. Diagnosa awal abses hepar dapat
disingkirkan karena fungsi hepar tidak mengalami gangguan, dan saat laparotomi eksplorasi
tidak didapatkan adanya abses pada hepar, melainkan terdapat abses di subcutis yang
mendesak hepar. Hal ini diperkuat dengan hasil pembacaan ulang MSCT whole abdomen
kontras.Resolved Hepatitis B Infection kami tegakkan berdasarkan pemeriksaan HBsAg (-),
anti Hbc (+), HBVDNA (-), pada anamnesa tidak didapatkan adanya riwayat penyakit
kuning, namun kemungkinan asimptomatik dan dan kemudian resolusi. Anemia kami
tegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium gambaran darah tepi berupa anemia
normokromik normositik ec penyakit kronis, peradangan kronis yang disebabkan abses
menjadi penyebab anemia itu sendiri, disamping karena intake yang kurang. Dikarenakan
pasien mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas asupan makanan, sehingga
menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia dan elektrolit imbalance.
Pada saat kontrol dan home visit, pasien sudah mengalami perbaikan, pasien sudah bisa
mobilisasi, ini berarti pasien berespon sangat baik terhadap terapi. Meskipun demikian masih
harus dilakukan evaluasi lebih lanjut, yaitu terdapatnya efusi pleura bilateral. Meskipun tidak
menunjukkan gangguan secara klinis, namun perlu dilakukan Rontgen thorax ulang saat
kontrol sebagai evaluasi respon pasien terhadap perbaikan kadar albumin yang diduga
menyebabkan efusi pleura. Jika kemudian masih didapatkan efusi pleura, maka patut dilacak
adanya kemungkinan infeksi spesifik.
55
DAFTAR PUSTAKA
57