Anda di halaman 1dari 57

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Setiaji Nugroho
Umur :24 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jl. Raya Maos Kidul No. 1156, Cilacap,Jawa Tengah
No. RM : 01397516
Masuk RS : 13 November 2017
Pemeriksaan : 13 November 2017

II. DATA DASAR


Anamnesis secara autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada penderita
tanggal 13 November 2013

II.A.1 Keluhan Utama :


Lutut terasa linu sejak 6 bulan SMRS
II.A.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri lutut yang dirasakan sejak 6
bulan sebelum masuk rumah sakit, dirasakan terus menerus dan semakin
memberat jika aktifitas berjalan. Keluhan membaik jika pasien duduk dan
beristirahat. Pasien mengatakan betis terasa pegal dan kencang jika sehabis
beraktifitas. Saat itu pasien dibawa ke puskesmas, dan setelah diberikan
obat, keluhan tidak membaik. Lalu pasien menjalani pemeriksaan rontgen
lutut dan dinyatakan bahwa pasien menderita radang lutut. Lalu pasien
dirujuk ke RS Swasta karen akeluhan sesak nafas disertai suara mengi .
keluhan sesak nafas disertai mengi ini dirasakan sejak kecil. Dikatakan
pasien mengeluhkan mudah capek, kondisi badan sering drop, disertai
sesak nafas. Selama di rs swasta pasien ditangani oleh dokter jantung , lalu
dikarenakan keluhan kaki, pasien dirujuk ke dokter ortopedi. Pasien rutin

1
kontrol setiap 2 minggu hingga 1 bulan sekali, pasien diberikan obat
kalsium dan vitamin yang pasien tidak tahu namanya. Pasien dirujuk ke
rsdm setelahnya untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Sejak 7 tahun SMRS, pasien mengalami pertumbuhan badan yang drastis.
Saat itu pasien baru lulus SMA. Sebelumnya pasien belumpernah
mengalami pertumbuhan sepetti ini. Pasien mengatakan tumbuh normal,
bahkan cenderung lebih kecil dibanding teman sebayanya.
Sejak 11 tahun yang lalu, ketika pasien menginjak SMP, pasien mengaku
tidak muncul bulu bulu badan, tidak ada pertumbuhan jakun, dan alat
kelamin dikeluhkan kecil.
Pasien BAB normal, dalam sehari 1x atau 2 hari sekali. Konsistensi lunak.
Warna kekuningan, tanpa disertai darah merah ataupun hitam seperti aspal.
BAK sehari 7-8 kali dengan jumlah 1 gelas belimbing setiap BAK. Tanpa
disertai darah merah segar atau batu dan pasir.
Riwayat penyakit kencing manis disangkal, riwayat penyakit jantung
disangkal, riwayat penyakit ginjal disangkal.
II.A.3 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Stroke : disangkal
 Riwayat minum alkohol : disangkal
 Riwayat sakit kuning : disangkal
 Riwayat perdarahan : disangkal
 Riwayat transfusi : disangkal
 Riwayat penyakit yang sama sebelumnya : disangkal
 Riwayat mondok sebelumnya : disangkal

II.A.4 Riwayat Penyakit Keluarga

2
KETERANGAN :

: Laki – laki : Pasien

: Perempuan : Meninggal

Gambar 1. Pohon keluarga

II.A.5Riwayat Pribadi
Tabel 1 :. Daftar Riwayat pribadi.
Riwayat Alergi Debu (-), dingin (-), Makanan (-)
Riwayat Imunisasi Tidak tahu
RiwayatKebiasaan  Riwayat olahraga: jarang berolahraga
 Riwayat merokok disangkal
 Riwayat minum obat-obatan,obat bebas
disangkal
 Riwayat minum jamu-jamuan disangkal
 Riwayat minum alkohol disangkal
 Riwayat sex bebas, ganti pasangan
disangkal
 Riwayat tato dan tindik tidak pernah

II.A.6Riwayat Perkawinan, Gizi dan Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersamasuami, mempunyai anak 1 perempuan, sudah
menikah dan tinggal terpisah. pasien tidak bekerja. Sosial ekonomi
kesancukup, pasien berobat dengan menggunakan kartu BPJS. Sehari-hari
pasien makan secara teratur, 2-3x sehari dengan nasi 1 piring,sayur-sayuran ,
lauk pauk telur dan daging. Pasien minum air putih3-4 gelas perhari.
Kondisi lingkungan tempat tinggal penderita di daerah perkampungan
padat penduduk.

3
II.BPEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 13 November 2017

Status Generalis
1. Keadaan umum :
Pasien tampak segar, kompos mentis, gizi kesan cukup
2. Tanda vital
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 78x/menit, isi dan tegangan cukup, iramaregular
 Frekuensi napas : 18 x/menit
 Suhu : 36,6oC (per axiller)
 VAS :0
3. Status gizi
 BB = 78 kg
 TB = 189 cm
 BMI = 21.8kg/m2
 Kesan : Status gizinormoweight
 Lingkar pinggang 96 cm
 Lingkar panggul 98 cm
4. Kulit : warna kuning langsat, pucat (-),ikterik (-),petekie(-),
Turgor baik (+)
5. Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), atrofi m. temporalis (-)
6. Mata : konjungtiva pucat (-/-),sklera ikterik (-/-),reflekscahaya
(+/+),pupilisokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/)
7. Hidung :nafas cuping hidung (-), fungsi penghidu (baik/baik),
Discharge(-/-), massa nasopharing (-)
8. Mulut : ikterik bawah lidah (-), sianosis (-), gusi berdarah (-),
bibir kering (-), pucat (-),papil lidah atrofi (-), stomatitis
(-), massa oropharing (-)
9. Telinga :sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-)
10. Tenggorokan :tonsil hipertrofi (-), faring hiperemis (-)

4
11. Leher : simetris, JVP R+2 cm, kelenjar getah bening tidak teraba
12. Thorax : simetris, pernapasan tipe thoraco-abdominal,retraksi(-),
spider nevi (-), pulsasi epigastrium(-), pulsasi intercostal(-)

 Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (-),
sternal lift (-), parasternal lift (-), hepatojugular reflux (-)
- Palpasi : iktuskordistidak kuatangkat
- Perkusi :
Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dekstra.
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dekstra.
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra.
Batas jantung kiri bawah : SIC V pada LMCS.
Pinggangjantung : SIC III lineamidsternalsinistra.
Kesan :batasjantung ,tidak melebar
- Auskultasi :
Bunyi jantung I - II reguler, intensitas normal, HR :88 kali
/menit,reguler, bising (-), gallop (-), M1 > M2, P2 > P1, A2 > A1,
A2 > P2, friction rub (-)

 Pulmo
Depan
Inspeksi :
Statis : simetris kanan-kiri, sela iga tak melebar, iga mendatar
(-).
Dinamis : simetris, sela iga tak melebar, retraksi (-), pergerakan
paru simetris
Palpasi :
Statis : simetris, sela iga tidak melebar.
Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang tertinggal
Fremitus : dada kanan = dada kiri, menurun di SIC V kanan, SIC
VI kiri

5
Perkusi :
Kanan : Sonor
Redup dimulai SIC V line mid clavicularis dextra
Batas paru – hepar redup relatif di SIC V linea mid
klavikularis dextra
Batas paru – hepar redup absolut SIC V kanan
Kiri : Sonor
Redup dimulai SIC VI line mid clacicularis sinistra
Auskultasi :
Kanan : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan: -
Kiri : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan:-
Belakang
Inspeksi :
Statis : Simetris. Tampak benjolan di interscapula. Hiperemis
(-), peau de orange (-)
Dinamis : Pengembangan dada simetris kanan sama dengan kiri,
retraksi (-)
Palpasi :
Statis : Dada kanan dan kiri simetris, retraksi (-), teraba
benjolan berukuran 12x12x2,2 cm regio
interscapula. Konsistensi lunak. Permukaan rata.
Terfiksir. Nyeri tekan (-).
Dinamis : Pergerakan kanan sama dengan kiri
Perkusi :
Kanan : Sonor seluruh lapang paru, redup mulai SIC V
Batas paru diafragma Vertebrae Thoracal sulit
dievaluasi
Kiri : Sonor seluruh lapang paru, redup mulai SIC VI
Batas paru diafragma Vertebrae Thoracal 10
Auskultasi :

6
Kanan : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan:RBH (+) mulai SIC V
Kiri : Suara dasar: vesikuler (+) normal
Suara tambahan:RBH (+) mulai SICVI
13. Abdomen
 Inspeksi : Dinding perut=dinding dada, distended (-),
venektasi (-), striae (-), caput medusae (-).
 Auskultasi: peristaltik (+) normal, bruit hepar (-)
 Perkusi : timpani,area troubetimpani, pekak alih (-), pekak sisi (-),
undulasi (-),liver span 8 cm
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-),Lien tidak teraba.
14. Genitourinaria : Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
15. Anus : benjolan (-), rectal toucher: tonus m. sphingter ani
dalam batas dalam batas normal, ampula recti tidak
kolaps,massa (-), nyeri tekan (-), sarung tangan lendir
darah (-),feses warnakekuningan
16. Ekstremitas :
Superior Inferior
Luka -/- -/-
oedem -/- -/-
pucat -/- -/-
sianosis -/- -/-
akral dingin -/- -/-
jari tabuh -/- -/-
nyeri gastrocnemius -/-
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/4 5/4
SensorikN/N N/N
Tonus N/N N/N
RF ( Patella) N/N
RP ( Babinski) -/- -/-
Atrofi otot - -

7
Krepitasi sendi genu -/-

Antropometri :
Kepala : diameter 55,5 cm
Jarak glabella : 2,5 cm
Jarak kornea : 6 cm
Panjang telinga kanan : 17
Panjang telinga kiri : 17
Tangan :
Sinistra :
Digiti I : Panjang 13,8 cm Diameter 6 cm
Digiti II : panjang 19 cm, Diameter 6 cm
Digiti III : panjang 20 cm, Diameter 4,7 cm
Digiti IV : Panjang 18, Diameter 4,5 cm
Digiti V : Panjang 14,5 cm, Diameter 3,7 cm
Panjang siku-pergelangan : 32 cm
Panjang humerus : 36 cm
Lingkar Lengan Atas : 26 cm
Dextra :
Digiti I : Panjang 13,8 cm Diameter 6 cm
Digiti II : panjang 19 cm, Diameter 6 cm
Digiti III : panjang 20 cm, Diameter 4,7 cm
Digiti IV : Panjang 18, Diameter 4,5 cm
Digiti V : Panjang 14,5 cm, Diameter 3,7 cm
Panjang siku-pergelangan : 32 cm
Panjang humerus : 36 cm
Lingkar Lengan Atas : 26 cm
Lingkar dada : 97 cm
Lingkar perut : 97 cm
Lingkar pinggang : 99 cm

Kaki :

8
Sinistra :
Panjang 28,5 cm
Diameter maleolus : 27 cm
Diameter Cruris Tengah : 24 cm
Diameter poplitea : 42 cm
Dextra :
Panjang kaki : 30 cm
Diameter maleolus : 26,5 cm
Diameter Cruris Tengah : 23,5 cm
Diameter poplitea : 42 cm

II.C PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium
a. Darah

Tabel 2 : Data hasil laboratorium awal 03.11.2017


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hb 9.9 g/dl 12-16
Hct 31 % 33-45
AE 3.85 10 /  L
6
4.2-5.4
AL 3.0 103 /  L 4.5-11
AT 110 103/  L 150-450
Retikulosit 1.72 % 0.50-1.50
MCV 80.3 Fl 80-95
MCH 25.7 Pg 27-32
MCHC 32.0 g/dl 30-32
Neutrofil 39.00 % 40-74
Limfosit 47.20 % 19-48
Monosit 9.20 % 3.4-9
Eosinofil 4.30 % 0-7
Basofil 0.30 % 0-1,5
Gol Darah
GDS 99 mg/dl 90-140
SGOT 35 u/L 0.0-38
SGPT 13 u/L 0.0-41
Albumin g/dl 3.5-5
Ureum 17 mg/dl 10-50
Creatinin 0.7 mg/dl 0,6-1,1
Na 135 mmol/L 136-146

9
K 3.2 mmol/L 3,5-5,1
Ion Ca 1.14 mmol/L 1,0-1,2
HbsAg Non reaktif Non reaktif

b. Urin Rutin (03.11.2017)

Tabel 3 : Hasil pemeriksaan urin rutin


Urinalisa Hasil Satuan Rujukan
Makroskopis
Warna Kuning
Kekeruhan Keruh
Kimia urine
Ph 6.0 4.5-8
Berat Jenis 1.008 1.015-
1.025
Eritrosit Negatif /uL Negatif
Leukosit Negatif /uL Negatif
Protein Negatif mg/dl Negatif
Glukosa Negatif mg/dl Normal
Urobilinogen Normal mg/dl Normal
Bilirubin Negatif mg/dl Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Keton Negatif mg/dl Negatif
Mikroskopis -
Eritrosit 3-4 /LPB 0–5
Leukosit 6-8 /LPB 0 – 12
Epitel
Squamous Negatif /LPB Negatif
Transisional Negatif /LPB Negatif
Bulat - /LPB negatif
Silinder
Hyalin 0 /LPK -
Granuler - /LPK -
Leukosit - /LPK
Kristal Ca + /LPB -
oksalat
Bakteri - -
Jamur - -

10
2. EKG tanggal 03/11/2017 :

Gambar 2: Gambaran hasil EKG 03.11. 2017

Irama: sinus, Frekuensi : 98x/mnt, Axis : normoaxis, Gelombang P: 0,08


detik, PR interval : 0,12 detik, QRS kompleks : 0,08 detik, ST

11
segmen:isoelektrik, ST elevasi (-), Gelombang T: dalam batas normal, Zona
transisi di V3- V4
Kesimpulan: Sinus rhytm HR 98x/menit, normoaxis, ZT di V3-V4

3. Pemeriksaan penunjang lain


Pembacaan Gambaran Radiologis:
 Coxae Ap dan Lat 03.11.2017
Alignment tulang normal
Sacroiliac joint dan hip joint kanan kiri normal
Shenton’s line kanan kiri asimeteris
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tak tampak soft tissue mass/swelling

Kesimpulan :
Foto coxae tak tampak kelainan
 Scapula 03.11.2017
Alignment baik
Trabekulasi tulang normal
Celah dan permukaan sendi dalam batas normal
Tak tampak kalsifikasi abnormal
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tak tampak soft tissue mass/swelling

Kesimpulan :
Tak tampak fraktur maupun dislokasi3
 Thoracolumbal AP/Lat 03.11.2017
Alignment baik, curve normal
Trabekulasi tulang normal
Superior dan inferior endplate tak tampak kelainan
Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tampak normal
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tak tampak paravertebral soft tissue mass/swelling

12
Kesimpulan :
Tak tampak kompresi maupun listesis
 MSCT Brain dengan kontras 15.10.2017
Tak tampak lesi hipo / iso / hiperdens di brain parenchyma
Tampak lesi densitas cairan di sinus maxillaries kanan dan
sphenoidalis kanan
Tampak hipotrofi concha nasalis inferior kanan kiri
Tak tampak lesi solid di intrasella dan supracella
Tak tampak jelas gambaran hipofise yang pada post kontras tak
tampak abnormal kontras enhancement
Tak tampak midline shifting
Sulci dan gyri normal
System ventrikel dan sisterna normal
Pons, cerebellum dan cerebellopontine angle normal
Tak tampak kalsifikasi abnormal
Orbita dan mastoid kanan kiri normal
Craniocerebral space tak tampak melebar
Calvaria intak
Tak tampak osteodestruksi

Kesimpulan :
1. Tak tampak lesi di brain parenchyma
2. Tak tampak gambaran massa di intrasella dan
suprasella
3. Hipotrofi concha nasalis inferior kanan kiri
Saran : MRI Kepala dengan kontras
 MRI Brain dengan kontras 31.01.2018
Tampak destruksi dan bone marrow replacement oleh soft tissue
tumor di clivus dengan ukuran 2,4 x 2,4 x 2,2 cm pada T1 W1
tampak hipointense menjadi hiperintense pada T2 W1 setelah
pemberian kontras tampak heterogen contrast enhancement. Lesi

13
tersebut meluas sampai ke intrasellar serta menyebabkan
pendesakkan terhadap hipofise
Sulcy dan gyri diluar lesi tampak baik
System ventrikel dan cysterna tampak baik
Tak tampak deviasi midline struktur
Pons, cerebellum, dan cerebellopontine angle tampak baik
Mastoid, orbita, dan paranasalis kanan kiri tampak baik
DWI : tak tampak restricted diffusion area
MR Angiography : Circulus Willisii tampak patent, tak tampak
aneurysma maupun vascular malformation
MR spectroscopy : tidak dapat dievaluasi karena komponen tulang

Kesimpulan :
Massa clivus yang mendestruksi os clivus meluas ke intrasellar
disertai penekanan terhadap hipofise ke superior
Suspek clivus chordoma
 Thoracal AP dan Lat 01.03.2018

Gambar 3: Hasil pemeriksaan Rontgen Thorax PA (posisi tegak)

Tampak soft tissue mass di regio posterior vertebrae thoraks


Alignment baik, trabekulasi tulang normal
Superior dan inferior endplate tak tampak kelainan
Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis tampak baik
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tak tampak proses osteolitik/blastik
Kesimpulan :
1. Soft tissue mass di regio posterior vertebrae thorakis
2. Tak tampak bone metastasis
 USG Abdomen 16.03.2018

14
Hepar : ukuran membesar 17,67 cm. intensitas echoparenkim
meningkat, sudut lancip, tepi reguler, IHBD/EHBD normal,
nodul/kista/massa (-), nodul/kista/massa (-)
GB : ukuran normal, dinding tak menebal, batu/sludge (-)
Pancreas : ukuran dan echostruktur normal, tak tampak kalsifikasi
Ren kanan : ukuran 12.68 x 5.13 cm dan echostruktur normal,
echodiferensiasi corticomedulla tegas, tak tampak dilatasi PCS,
batu/kista (-)
Ren kiri : ukuran 10.13 x 4.94 cm dan echostruktur normal,
echodifferensiasi corticomedulla tegas, tak tampak dilatasi PCS,
batu/kista (-)
Lien : ukuran 10.65 cm dan echostruktur normal, tak tampak nodul
Bladder : terisi cukup urin, dinding reguler tak menebal, batu/sludge
(-)
Prostat : ukuran dan echostruktur normal, kalsifikasi (-)
Tak tampak limfadenopati paraaorta, parailiaka dan inguinal kanan
kiri
Tak tampak intensitas echo cairan di cavum pleura kanan kiri

Kesimpulan :
1. Hepoatomegaly dengan gambaran fatty liver
2. GB/pankreas/kedua ren/bladder/prostat tak tampak kelainan

15
III. RESUME DATA DASAR
(Diisi dengan Temuan Positif)
Nama Penderita: Tn. S No. RM : 01397516
Tabel 5. Resume data dasar
KELUHAN UTAMA : Lutut terasa linu sejak 6 bulan SMRS
1. ANAMNESIS :
Pasien datang dengan keluhan nyeri lutut yang dirasakan sejak 6 bulan
sebelum masuk rumah sakit, dirasakan terus menerus dan semakin
memberat jika aktifitas berjalan. Keluhan membaik jika pasien duduk dan
beristirahat. Pasien mengatakan betis terasa pegal dan kencang jika sehabis
beraktifitas. Saat itu pasien dibawa ke puskesmas, dan setelah diberikan
obat, keluhan tidak membaik. Lalu pasien menjalani pemeriksaan rontgen
lutut dan dinyatakan bahwa pasien menderita radang lutut. Lalu pasien
dirujuk ke RS Swasta karen akeluhan sesak nafas disertai suara mengi .
keluhan sesak nafas disertai mengi ini dirasakan sejak kecil. Dikatakan
pasien mengeluhkan mudah capek, kondisi badan sering drop, disertai
sesak nafas. Selama di rs swasta pasien ditangani oleh dokter jantung , lalu
dikarenakan keluhan kaki, pasien dirujuk ke dokter ortopedi. Pasien rutin
kontrol setiap 2 minggu hingga 1 bulan sekali, pasien diberikan obat
kalsium dan vitamin yang pasien tidak tahu namanya. Pasien dirujuk ke
rsdm setelahnya untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Sejak 7 tahun SMRS, pasien mengalami pertumbuhan badan yang drastis.
Saat itu pasien baru lulus SMA. Sebelumnya pasien belumpernah
mengalami pertumbuhan sepetti ini. Pasien mengatakan tumbuh normal,
bahkan cenderung lebih kecil dibanding teman sebayanya.
Sejak 11 tahun yang lalu, ketika pasien menginjak SMP, pasien mengaku
tidak muncul bulu bulu badan, tidak ada pertumbuhan jakun, dan alat
kelamin dikeluhkan kecil.
Pasien BAB normal, dalam sehari 1x atau 2 hari sekali. Konsistensi lunak.
Warna kekuningan, tanpa disertai darah merah ataupun hitam seperti aspal.
BAK sehari 7-8 kali dengan jumlah 1 gelas belimbing setiap BAK. Tanpa
disertai darah merah segar atau batu dan pasir.

16
Riwayat penyakit kencing manis disangkal, riwayat penyakit jantung
disangkal, riwayat penyakit ginjal disangkal.

2. PEMERIKSAAN FISIK :
Kesadaran : compos mentis
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 78x/menit, isi dan tegangan cukup, irama regular
 Frekuensi napas : 18 x/menit
 Suhu : 36,6oC (per axiller)
3. PEMERIKSAAN TAMBAHAN :
A. Laboratorium : Hb 9.9 g/dl, Ht 31, Leukosit 3.0, Trombosit 110.000,
Kalsium 1.14 mmol/L
B. Rontgen Thoraks PA :
C.

IV.DIAGNOSA
1. Abses hepar
2. Anemia normokromiknormositikec OCD ddDefisiensi Fe
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiaringan
6. Hipokalsemia ringan

17
V. RENCANA AWAL
Tabel 8. Diagnosis dan rencana awal NAMA PENDERITA: Ny. S NO. RM: 01381591
N DIAGNOSI PENGKAJIAN RENCANA RENCANA TERAPI RENCANA RENCANA
O S/ DIAGNOSI EDUKASI MONITORI
MASALAH S NG
1 Abses hepar Anamnesis : Nyeri perut kanan atas Serologi  Tirah baring tidak total Penjelasan Keadaan
Pemeriksaan Fisik : Hepar teraba 17,5 Amoeba  Diet hepar 1700kkal kepada umum, tanda
cm bawah arcus costa dekstra, nyeri  Inf Nacl 0,9% 20 tpm pasien vital
tekan (+) Aspirasi  InfMetronidazole 500 mengenai cukup h
USG Abdomen :Abses Lobus kanan abses mg/8 jam IV penyakit Penjelas
hepar (113,59 x 94,51 mm)  InjKetorolac 30 mgkp dan
Etiologi : Kultur pus komplikasi
Komplikasi : Sepsis, liver failure nya,
istirahat
2 Anemia Anamnesa : Badan lemas, tidak nafsu GDT, SI, ST, Transfusi PRC (10-7.4) x Penjelasan Keadaan
Normokromi makan. Kepala pusing nggliyer TIBC, 50 x 4 : 520 cc (2 Kolf) mengenai umum dan
k Pemeriksaan Fisik : Ferritin penyakit tanda vital
Normositik Konjungtiva pucat +/+ dan
Etiologi : OCD, perdarahan komplikasi

18
Komplikasi : anemia heart disease, nya Penjelasan penatalaksa
acute kidney injury

3 Hipoalbumin Anamnesa : Mual, muntah, makan SPE - Diet extra putihtelur Penjelasan keadaan
sedang hanya 2x sehari @3 sendok makan - ExtrOphiocephalusstri mengenai umum, tanda
dengan sayur bening. atus 500 mg/8 jam p.o penyakit, vital, urin
Etiologi : infeksi kronis, low intake pengobatan, rutin
Pemeriksaan penunjang : Albumin 2.5 dan
Komplikasi : komplikasi
nya.

4 Hiponatremi Anamnesa : mual dan muntah 2-3x Urine Infus NaCl 0.9% 20 tpm iv Penjelasanm Keadaan
a sedang sehari elektrolit 24 engenai umum, tanda
Pemeriksaan Penunjang : Natrium 128 jam penyakit, vital
Etiologi : Low intake, hipereksresi pengobatan,
Komplikasi : - dan
komplikasin
Ya.
5 Hipokalemia Anamnesa : Mual dan muntah 2-3x Urine KCl600 mg/8 jam p.o Penjelasanm Keadaan

19
Ringan sehari. elektrolit 24 engenai umum, tanda
Pemeriksaan penunjang : Kalium 3.4 jam penyakit, vital
Etiologi : low intake, hiperekskresi pengobatan,
Komplikasi : - dan
komplikasiny
a.
6. Hipokalsemi Anamnesa : Mual dan muntah 2-3x Urine CaCO3 1 tab/8 jam p.o Penjelasanm Keadaan
a ringan sehari. elektrolit 24 engenai umum, tanda
Pemeriksaan penunjang : Kalium 3.4 jam penyakit, vital
Etiologi : low intake, hiperekskresi pengobatan,
Komplikasi : - dan
komplikasiny
a.

20
VI. Catatan Kemajuan

Riwayat perawatan DPH 1, 8 Juni 2017


S : nyeri perut (+), mual (-), Muntah (-)
O : TD : 120/70 mmHg, N : 84x/m, R : 20x/m, S : 36.7OC, VAS : 5 regio abdomen kanan
atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (+) hipokondriaka dekstra, murphy sign
(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi
tumpul, konsistensi kenyal.

Pemeriksaan Penunjang :
Gambaran Darah Tepi

Gambar5: gambaran darah tepi

Eritrosit : normokrom normosit, ovalosit, polikromasi, eritroblas (-)


Lekosit : Jumlah dalam batas normal, hipergranulasi neutrofil, sel muda (-)
Trombosit : Jumlah dalam batas normal, makrotrombosit, clumping (+) di beberapa
lapang pandang
Simpulan : Anemia normokromik normositik susp ec proses kronis dd defisiensi
besi disertai proses infeksi

21
Saran : SI, TIBC

A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD dddefisiensibesi
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiaringan
6. Hipokalsemia ringan
P :Urine rutin, Feses Rutin
DR3 post transfusi 3 kolf
Cek Serum Iron, TIBC, Saturasi Transferin, Ferritin
Rencana aspirasi abses

Tx : Tirah baring tidak total


O2 2 lpm nasal kanul
Diet hepar 1700kkal
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Inj Ketorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Asam folat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
Sucralfat 15 cc/8 jam po

Riwayat perawatan DPH 3, 10 Juni 2017

S : nyeri perut (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 140/80, N : 85x/m, R : 20x/m, S : 37OC
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (+) hipokondriaka dekstra, murphy sign
(-).Hepar teraba 17,5cm bawah arcus costa dekstra, tepi tumpul, permukaan berbenjol,
konsistensi kenyal.

22
Tabel 5 : Hasil Lab 10 Juni 2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 11.0 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 34 % 33 – 45
Leukosit 6.6 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 434 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 4.05 Juta/ul 150 – 450
Retikulosit 1.20 % 0.50 – 1.50
CHr 30.8 Pg 28.0 – 35.0
PT 14.6 Detik 10.0 – 15.0
APTT 24.5 Detik 20.0 – 40.0
INR 1.100 -
SI 31 Ug/dl 33 – 102
TIBC 143 Ug/dl 228 – 428
Sat. Transferin 21.7 % 15.0 – 45.0
Ferritin 562.1 Ng/ml 20.0 – 200.0

A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiaringan
6. Hipokalsemia ringan
P : cek DR3 post transfusi
Cek albumin
Rencana jadwal aspirasi abses 13 juni 2017
Tx : Tirah baring tidak total
O2 2 lpm nasal kanul
Diet hepar 1700kkal

23
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Inj Ketorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Asam folat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
Sucralfat 15 cc/8 jam po

Riwayat perawatan DPH6, 13 Juni 2017

S : nyeri perut (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 120/70 mmHg, N: 80x/menit, R: 18x/menit, S : 36,5 OC, VAS : 1 regio abdomen
kanan atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, murphy sign
(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul
konsistensi kenyal.

Tabel 6 : Hasil lab


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Albumin 2.5 g/dl 3.5 – 5.2
Natrium 132 Mmol/L 136 - 145
Kalium 2.5 Mmol/L 3.3 – 5.1
Calsium 1.08 Mmol/L 1.17 – 1.29

A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Hipoalbumin sedang
4. Hiponatremia sedang
5. Hipokalemiasedang
6. Hipokalsemia ringan

24
P : Rencana jadwal aspirasi abses hari ini. Setelah dilakukan USG abdomen di ruang
endoscopy, disarankan untuk dilakukan MSCT whole abdomen dengan kontras.
Rencana MSCT : 16 Juni 2017
Tx : Tirah baring tidak total
Diet hepar 1700kkal
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Anemolat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po

Riwayat perawatan DPH8, 15 Juni 2017

S : nyeri perut (-), mual (-) muntah (-)


O : TD : 130/70 mmHg, N : 84x/m, R : 20x/m, S : 36.7OC, VAS : 1 regio abdomen kanan
atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, murphy sign
(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul,
konsistensi kenyal.

Tabel 7 : Hasil lab 15.06.2017


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Bilirubin total 0.40 Mg/dl 0.00 – 1.00
Bilirubin Direk 0.30 Mg/dl 0.00-0.30
Bilirubin Indirek 0.10 Mg/dl 0.00-0.70
Creatinin 0.5 Mg/dl 0.6-1.1
Ureum 13 Mg/dl <50
Anti Hbc Total Positif Negatif
Anti HCV Nonreactive Nonreactive

A :
1. Abses hepar

25
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Hepatitis B Occult dd Resolved Hepatitis B Infection
4. Hipoalbumin sedang
5. Hiponatremia sedang
6. Hipokalemiasedang
7. Hipokalsemia ringan
P :
Tx : Tirah baring tidak total
O2 2 lpm nasal kanul
Diet hepar 1700kkal
Inf NaCl 0.9% 20tpm
Inj Metronidazole 500 mg/8 jam iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Anemolat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po
Rencana MSCT tanggal 16 Juni 2017

Riwayat perawatan DPH 9, 16Juni 2017

S : nyeri perut (-), mual (-) muntah (-)


O : TD : 130/70 mmHg, N : 84x/m, R : 20x/m, S : 36.7OC, VAS : 1 regio abdomen kanan
atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, murphy sign
(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul,
konsistensi kenyal.

26
Gambar6: Hasil MSCT Whole abdomen dengan kontras 16 Juni 2017

27
Hepar : diameter 18,6 cm, tak tampak pelebaran IHBD/EHBD, tak tampak dilatasi
VP/VH. Tampak lesi densitas cairan pada lobus kanan (segmen 5,6) batas tegas tepi
ireguler ukuran 6,6x4,1x6 cm, pada post kontras tampak rim contrast enhancement
Tampak pula lesi densitas cairan pada dinding anterolateral kanan abdomen yang
mengenai subkutis, m. Obliqus internus, externus, rectus abdominis, dengan batas tak
tegas tepi ireguler, loculated dengan ukuran keseluruhan 14.1x11.4x7.1 cm pada post
kontras tampak rim contrast enhancement. Lesi berhubungan dengan lesi pada lobus
kanan hepar.
GP : ukuran dan densitas normal, dinding tak menebal, tak tampak batu
Lien : ukuran dan densitas normal, tak tampak nodul
Pancreas : ukuran dan densitas normal, tak tampak kalsifikasi
Tak tampak lesi di suprarenal kanan kiri
Ren kanan : ukuran, bentuk dan densitas normal, tak tampak dilatasi SPC, tak tampak
batu/kista
Ren kiri : ukuran, bentuk dan densitas normal, tak tampak dilatasi SPC, tak tampak
batu/kista
Bladder : terisi cukup cairan, dinding tak menebal, tak tampak batu
Uterus : ukuran dan densitas normal, terpasang IUD pada cavum uteri
Tak tampak osteodestruksi
Corpus, pedicle dan spatium intervertebralis baik
Tak tampak lymphadenopathy
Tak tampak lesi densitas cairan di cavum abdomen
Tampak lesi densitas cairan di cavum pleura kanan kiri

Kesimpulan :
Hepatomegali dengan abses pada lobus kanan hepar (segmen 5,6) yang berhubungan dengan
abses pada dinding anterolateral kanan abdomen (yang mengenai subkutis, m. Obliqus
internus, externus, rectus abdominis). IUD Intrauterine. Efusi pleura bilateral.

Tabel8 :Hasil lab 16.06.2017


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HBeAg Nonreactive Nonreactive
AFP 4,66 IU/ml <5.81

28
Anti HBC Total Positif Negatif
HBV-DNA Virus tidakterdeteksi

A :
1. Abses hepar
2. Anemia normokromik normositikec OCD
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbumin sedang
6. Hiponatremia sedang
7. Hipokalemiasedang
8. Hipokalsemia ringan
P : Pulang sambil menunggu jadwal aspirasi abses
Tx :
Metronidazole 500 mg/8 jam po
Curcuma 1 tab/8 jam po
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o
Asam folat 1 mg/24 jam po
KCl600 mg/8 jam p.o
CaCO3 1 tab/8 jam po

Riwayat perawatan DPH 1, 22Juni 2017

S : nyeri perut (+), demam sumer sumer, mual (-) muntah (-)
O : TD : 124/80 mmHg, N : 84x/m, R : 18x/m, S : 37,9OC, VAS : 5 regio abdomen kanan
atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (+) regio hipokondriaka dekstra, Hiperemis (+)
murphy sign(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol,
tepi tumpul, konsistensi kenyal.

Tabel 9 : Hasil lab 22.06.2017


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 9.6 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 31 % 33 – 45
Leukosit 15.0 Ribu/ul 4.5 – 11.0

29
Trombosit 334 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.57 Juta/ul 4.10 – 5.10
PT 15.0 Detik 10.0 – 15.0
APTT 28 Detik 20.0 – 40.0
INR 1.140 -
Glukosa Sewaktu 102 Mg/dl 60 – 140
SGOT 16 u/L <31
SGPT 10 u/L <34
Albumin 3.0 g/dl 3.5 – 5.2
Ureum 14 Mg/dl 0.6 – 1.1
Creatinin 0.6 Mg/dl <50
Natrium 128 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.2 Mmol/L 3.3 – 5.1
Kalsium 1.10 Mmol/L 1.17 – 1.29

A :
4. AbsesHepar
5. Anemia NormokromikNormositerec OCD
6. Efusi pleura bilateral
7. Resolved Hepatitis B Infection
8. Hipoalbuminringan
9. Hiponatremiasedang
10. Hipokalemiaringan
11. Hipokalsemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
InjKetorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po

30
Paracetamol 500 mg/8 jam po (KP)
KCl600 mg/8 jam po
CaCO3 1 tab/8 jam po
Transfusi PRC Kebutuhan (10 – 9.6) x 55 x 3 = 66 cc (1 kolf)
Rencana Aspirasi Abses 23 Juni 2017

Riwayat perawatan DPH 2, 23Juni 2017

S : nyeri perut (+), Demam (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 120/80 mmHg, N : 80x/m, R : 20 x/m, S : 36.9 OC, VAS : 5 regio abdomen
kanan atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (+) hipokondriaka dekstra, kulit hiperemis (+),
murphy sign(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol,
tepi tumpul, konsistensi kenyal.

A :
1. AbsesHepar
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminringan
6. Hiponatremiasedang
7. Hipokalemiaringan
8. Hipokalsemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
InjKetorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Paracetamol 500 mg/8 jam po (KP)
31
KCl600 mg/8 jam po
CaCO3 1 tab/8 jam po

Dilakukan proof abses

Gambar 7: Hasil Proof abses

Periksa kultur pus, pewarnaan gram, uji sensitivitas antibiotik, pewarnaan BTA, kultur BTA

Konsul Bedah Digestif 23/6/2017


Jawaban konsul :
TS Yth
Terima kasih atas konsulannya, telah kami lakukan pemeriksaan atas nama Ny.
Sarjiyem dengan diagnosis Abses Hepar. Akan kami tatalaksana selanjutnya. Rencana
drainase abses tanggal 24 Juni 2017 di IBS.

Konsul Anestesi 23/6/17


Jawaban konsulan :
Telah kami periksa pasien tersebut diatas dengan abses hepar pro laparotomi esternal
drainase. Alergi (-) HT (-) DM (-) Asma (-) sesak (-) TD 140/90 HR 94x/menit RR 20x/menit
SpO2 97%. Cor pulmo SDV +/+ BJ I-II reguler, bising (-).

32
Hb 10.2 Ur 14 Cr 0.6 Alb 3.0 Na 128 K 3.2. Pada prinsipnya setuju tatalaksana anestesi
dengan status ASA II. Saran : Inform consetnt, puasa, IV line

Konsul Cardiologi 23/6/17


Jawaban konsul :
Yth TS
Kami hadapkan kembali pasien a/n sarjiyem, 45 thn. Dari pemeriksaan kami dapatkan
hasil susp MR, NYHA II, ACC Raber. Terapi : captopril 3x6.25 mg (post op). Plan
echocardiography. Toleransi tindakan resiko sedang.

Riwayat perawatan DPH 3, 24 Juni 2017


S : nyeri perut (+), Demam (-) mual (-) muntah (-)
O : TD : 130/90 mmHg, N : 80x/m, R : 18 x/m, S : 37 OC, VAS : 5 regio abdomen kanan
atas
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (+) hipokondriaka dekstra, hiperemis (+), murphy
sign(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi
tumpul, konsistensi kenyal.

Tabel 10 : Hasil Lab 24.06.2017 (post op)


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 8.8 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 30 % 33 – 45
Leukosit 13.1 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 422 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.62 Juta/ul 4.10 – 5.10
SGOT 36 u/L <31
SGPT 8 u/L <34
Albumin 1.9 g/dl 3.5 – 5.2
Ureum 0.6 Mg/dl 0.6 – 1.1
Creatinin 18 Mg/dl <50
Natrium 133 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.4 Mmol/L 3.3 – 5.1
Chlorida 106 Mmol/L 98 - 106

33
A :
1. AbsesHepar
2. Efusi pleura bilateral
3. Anemia NormokromikNormositerec OCD
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminberat
6. Hiponatremiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
InjKetorolac 30 mg kp iv
Curcuma 1 tab/8 jam po
Paracetamol 500 mg/8 jam po (KP)
Transfusi PRC 2 kolf

Pro Laparotomi hari ini (24/06/17)

34
Gambar 8 : proses pemasangan drainage

Laporan operasi 24 Juni 2017


 Pasiendalamposisi supine dalamkondisi general anestesi
 Aseptic antiseptic, medanoperasiditutupiolehduksteril
 Dilakukan incise pada region flank dextradidapatkan pus dialirkansebanyak
500cc
 DilakukankulturdanPemeriksaanPatologyanatomi

35
 Drainage external dipasangdandifiksasi
 Dilakukanexplorasikedalamrongga abdomen, dlakukanpencucian
 Dilakukantamponedengankassabetadine
 Dilakukanincisidibawah 2 jarixiphoediussampai 2 cm dibawah umbilicus.
 Incisidiperdalamsampai peritoneum, dilakukanidentifikasipadahepar,
tidakdidapatkankista, absestidakditemukan, dilakukanpencuciandengannacl.
 Didapatkankapsula yang menempelkedinding peritoneum,
dilakukaninsisidandidapatkan pus sebanyak 250 cc. dilakukanpencucian
 Dipasang drainage external dandifiksasi.
 Dilakukanpenutupanluka. Operasiselesai.

Instruksi post op :
1. Tirah baringtidaktotal
2. DietTKTP1900kkal, extra putihtelur
3. InfRL 20tpm
4. InfAmino acid in dextrose500cc/24 jam
5. InjCeftriaxone 2g/24jam
6. InjMetronidazole 500mg/8 jam
7. Caco3/ 8jam
8. Medikasiluka

Post Op laparotomi dan drainage external, pasien dirawat di RGB

Riwayat perawatan DPH 4, 25Juni 2017

S : nyeri perut (+), Demam (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 142/100mmHg, N : 98x/m, R : 18 x/m, S : 37 OC, VAS : 3 regio abdomen kanan
atas, VAS 5 regio luka post op
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, hiperemis (+), murphy
sign(-). Hepar teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi
tumpul, konsistensi kenyal.

Tabel 11 : Hasil lab 25.06.2017 (post koreksi)


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

36
Hemoglobin 10.2 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 32 % 33 – 45
Leukosit 14.8 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 411 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.92 Juta/ul 4.10 – 5.10
Albumin 2.2 g/dl 3.5 – 5.2
Natrium 137 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.4 Mmol/L 3.3 – 5.1
Chlorida 1.14 Mmol/L 1.17 – 1.29

A :
1. Absessubcutis
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD (perbaikan)
3. Resolved Hepatitis B Infection
4. Efusi pleura bilateral
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Injketorolac 30 mg/8 jam ivkp
Injasamtraneksamat 500 mg/8 jam iv

Riwayat perawatan DPH 5, 26Juni 2017

S : nyeri perut berkurang, Demam (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 126/90 mmHg, N : 88x/m, R : 18 x/m, S : 36.3OC, VAS : 2 regio abdomen kanan
atas, VAS 4 regio luka post op
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hiperemis (-), murphy sign(-).Massa teraba 17,5
cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul, konsistensi kenyal.

37
Tabel 12 : Hasil Lab 26.06.2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Albumin 2.4 g/dl 3.5 – 5.2

A :
1. Absessubcutis
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD (perbaikan)
3. Resolved Hepatitis B Infection
4. Efusi pleura bilateral
5. Hipoalbuminberat
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Injketorolac 30 mg/8 jam iv
Injasamtraneksamat 500 mg/8 jam iv
Inf Albumin 25% 100cc/24 jam iv

Riwayat perawatan DPH 6, 27Juni 2017

S : nyeri perut (-), Demam (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 128/89 mmHg, N : 82x/m, R : 19x/m, S : 37 OC, VAS : 2 regio abdomen kanan
atas, luka post op
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-)hiperemis (+), murphy sign(-).Massa teraba 17,5 cm
bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul, konsistensi kenyal,
konsistensi kenyal.

38
Tabel 13 : Hasil lab 27.06.2017
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 10.0 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 32 % 33 – 45
Leukosit 13.7 Ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 390 Ribu/ul 150 - 450
Eritrosit 3.94 Juta/ul 4.10 – 5.10
Albumin 2.5 g/dl 3.5 – 5.2

A :
1. Absessubcutis
2. Anemia NormokromikNormositerec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Injketorolac 1 amp/8 jam iv (KP)
Injasamtraneksamat 500 mg/8 jam iv
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o

Advis Bedah Digestif : Pindah bangsal

Riwayat perawatan DPH 7, 28 Juni 2017

S : nyeri perut (-), Demam (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 130/90 mmHg, N : 80x/m, R : 18 x/m, S : 37 OC, VAS : 2 regio abdomen kanan
atas, luka post op

39
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, hiperemis (-), murphy sign(-
).Massa teraba 17,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul,
konsistensi kenyal.

Gambar 9 : Posisi Drainage external

Terpasang drain abdomen kanan, produksi (+) 150 cc, warna merah gelap. Drain
abdomen kiri, produksi (+) 50 cc/24 jam berwarna kuning jernih dengan sedikit cloth.

Gambar 10 : Produksi pus pada drainage kiri

40
Gambar 11 : Produksi pus pada drainage kanan

Rencana bedah digestif : Aff drain kiri.


A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Inj ketorolac 1 amp/8 jam iv (KP)
Inj asam traneksamat 500 mg/8 jam iv
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o

41
Riwayat perawatan DPH 8, 29Juni 2017

S : nyeri perut (-), Demam (-) mual (-) muntah (-)


O : TD : 132/87 mmHg, N : 82x/m, R : 18 x/m, S : 37 OC, VAS : 1 regio abdomen kanan
atas, luka post op
Abdomen: Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, hiperemis (-), murphy sign(-
).Massa teraba 16,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi tumpul,
konsistensi kenyal.

Drain kanan, produksi (+) 50cc/24 jam, berwarna jernih dengan sedikit cloth

Plan bedah digestif : Aff drain kanan

Hasil Kultur Pus : Organism : No growth

A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P :
Bedresttidak total
Diet hepar 1700 kkal
InfNacl 0.9% 20 tpmiv
Infasam amino rantaicabang 1 fl/24 jam iv
Infmetronidazole 500 mg/8 jam iv
Injceftriaxone 2g/24 jam iv
Inj ketorolac 1 amp/8 jam iv (KP)
Inj asam traneksamat 500 mg/8 jam iv
Extr Ophiocephalus striatus 500 mg/8 jam p.o

Riwayat perawatan DPH 9, 30Juni 2017

S : nyeri perut (-), Demam (-) mual (-) muntah (-)


42
O : TD : 128/88 mmHg, N : 82x/m, R : 18 x/m, S : 37 OC, VAS : 1 regio abdomen kanan
atas, luka post op
Abdomen : Palpasi : nyeri tekan (-) hipokondriaka dekstra, hiperemis (+), murphy
sign(-).Massa teraba 16,5 cm bawah arcus costa dekstra, permukaan berbenjol, tepi
tumpul, konsistensi kenyal.

Tabel 14 : Kultur dan tes resistensi antibiotik


Tanggal pengumpulan sample : 24 Juni 2017
Tanggal pemeriksaan sample : 29 Juni 2017
Sample : Pus

Selected Organism : 99% probability Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae


Antimcrobial MIC Interpretat Antimicrobial MIC Interpretat
ion ion
ESBL pos + Aztreonam 16 R
Ampicillin >=32 R Ertapenem <=0.5 S
Ampicillin/Sulba >=32 S Meropenem <=0.2 S
ctam 6
Piperacillin/Taz 15 S Amikacin <=2 S
obactam
Cefazolin Gentamicin <=1 S
- Urine >=64 R Ciprofloxacin >=4 R
- Other >=64 R Tigecycline 1 S
Ceftazidine 8 R Nitrofurantoin 64 I
Ceftriaxone >=64 R Trimethoprim/Sulfamet >=320 R
oxazole
Cefepime 2 R

A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection

43
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan
P : Pasien APS

Terapi saat pulang :


o Metronidazole 500 mg/8 jam po
o Paracetamol 500 mg/8 jam po
o Ranitidin 50 mg/12 jam po
o ExtrOphiocephalusstriatus 500 mg/8 jam p.o

Kontrol ke 1 Poli IPD, 3 Juli 2017

S : Keluhan : Nyeri (-) demam (-) makan (+) minum (+)


O : TD : 140/80 mmHg RR : 16x/menit
HR : 80x/menit S : 36oC

Hasil Patologi Anatomi :

Gambar 12 : sediaan PA 1 Juli 2017

Diterima sediaan : 29 Juni 2017


Dijawab sediaan : 1 Juli 2017
MAKROSKOPIS
Diterima jaringan ukuran 2x3x1 cm, coklat kehitaman, 1 blok

44
MIKROSKOPIS
Parenkhim hepar dan omentum, lobulated yang didominasi oleh sel-sel histiosit,
sebagian berupa sel-sel raksasa (giant cell formation), sekat fibrosis sedang. Sel-sel
limfosit banyak. Kolestasis (-)
Tidak didapat tanda tanda ganas
Diagnosis PA : hepar : dapat mendukung abses, sesuai dengan gambaran “acute
viral hepatitis”

A :
1. Absessubcutis
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hipoalbuminsedang
6. Hipokloridemiaringan

P : Terapi saat kontrol :


Curcuma 1 tab/8 jam po
Levofloxacin 500 mg/24 jam po

Kontrol ke Poli Bedah Digestif :

Gambar 13 : Luka post op saat kontrol

45
Advis TS Bedah : Terapi sesuai TS Interna, rencana aff hecting saat kontrol berikutnya

Gambar 14 : Foto pasien saat kontrol

Kontrol ke 2 Poli IPD, 14 Juli 2017

S : Nyeri perut (-)


O :
TD : 120/80 mmHg RR : 18x/menit
HR : 88 x/menit S : 36.3oC
Pemeriksaan fisik :
Abdomen : Nyeri tekan (-), Hiperemis (-), teraba massa 10 cm bawah arcus costae
kanan, tampak luka hecting kering, pus (-)

Tabel 15 : Hasil lab 14 Juli 2017


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hemoglobin 11.5 g/dl 12-16


Hematokrit 33 % 33-45
Eritrosit 3.91 10 /  L
6
4.2-5.4
Leukosit 8.7 103 /  L 4.5-11

46
Trombosit 305 103/  L 150-440
GDS 115 mg/dl 90-140
SGOT 25 u/L 0.0-38
SGPT 14 u/L 0.0-41
Creatinin 0.8 Mg/dl 0.6 – 1.1
Ureum 15 Mg/dl <50
Natrium 134 Mmol/L 136 – 145
Kalium 3.1 Mmol/L 3.3 – 5.1
Calcium 1.09 Mmol/L 1.17 – 1.29
Ureum 35 mg/dl 10-50
A:
1. Multiloculatedsubcutanabcessregiohypochodriacadextra – lumbar dextradengan
ESBL (+)
2. Anemia normokromiknormositikec OCD (perbaikan)
3. Efusi pleura bilateral
4. Resolved Hepatitis B Infection
5. Hiponatremiaringan
6. Hipokalemiaringan
7. Hipokalsemiaringan
P:
Terapi poliklinik :
1. Curcuma 1 tab/8 jam po
2. Vit B complex 1 tab/8 jam po

47
Hasil pembacaan ulang MSCT Whole Abdomen kontras tanggal 19 Juli 2017

1
2
3

4
5

Gambar 15 : Gambaran MSCT whole abdomen dengan kontras potongan axial


KETERANGAN :
1. Abses di subkutis dengan tampakan gas gangren
2. Abses yang mendesak hepar
3. Hepar
4. Abses subkutis di lobus yang berbeda
5. Colon ascenden yang mengalami adhesi ke dinding peritoneum

Jawaban konfirmasi ulang pembacaan hasil MSCT Scan Whole Abdomen dengan kontras 19
Juli 2017 :

48
Yth Ts
Sehubungan dengan hasil MSCT Scan abdomen a.n Ny. Sarjiyem Tanggal 16 Juni 2017 No.
RM : 01381591, kami dapatkan :
Kesan :

1. Multiloculatedsubcutanabcess (extra hepatal)


denganadhesidenganjaringansekitarnya
2. Pleuropneumonia kanan, efusi pleura kiri
3. Gambaran hepar : hepatomegali disertai penurunan densitas kemungkinan
suatu peradangan

Jawaban konfirmasi ulang pembacaan hasil rontgen thorax tanggal 24 Juli 2017 :

Yth TS,
Sehubungan dengan hasil rontgen thorax a.n Ny. Sarjiyem tanggal 9 Juni 2017, kami
dapatkan:
COR : CTR tidak valid diukur (inspirasi kurang dalam)
PULMO : tidak tampak infiltrat di kedua lapang paru, corakan bronkovaskuler normal.
Sinus costophrenicus tidak tajam. Hemidiafragma kanan elevasi, kiri normal. Trakea di
tengah. Sistema tulang baik.
Kesimpulan :
Elevasi hemidiafragma kanan
Efusi pleura bilateral

VII. PROGNOSIS

Perempuan 45 tahun, Multiloculated Subcutan Abcess regio hypochondriaca dextra – lumbar


dextra, ESBL (+), Resolved Hepatitis B Infection, Anemia Normokromik Normositik, Efusi
pleura bilateral, Hipoalbumin Sedang, Hiponatremia ringan, Hipokalemia ringan,
Hipokalsemia ringan.

Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam

49
VIII. ALUR KETERKAITAN MASALAH

Abses Hepatitis B Cure

Hipoalbumin Hiponatremia Hipokalsemia Hipokalemia Anemia

Efusi Pleura
bilateral

HOME VISITE

50
Gambar16 : Foto Rumah dan lingkungan pasien

Home visite dilakukan tanggal 3 Juli 2017


Pasien tinggal di rumah berukuran 8 x 4 meter, terdiri dari dapur “pawon”, 1 kamar tidur dan
gudang penyimpanan barang. Berlantai ubin bercampur plester. Berdinding anyaman bambu.
Kamar tidur pasien berukuran 2 x 2 meter. Tempat tidur pasien berupa kasur kapuk setebal 10
cm. setinggi 50 cm diatas lantai. Kondisi lembab tanpa jendela dan tidak tersinari matahari.
Sebelah kamar pasien terdapat “pawon” dengan sirkulasi terbuka,bersatu dengan ruang
tengah yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang. Tepat di samping luar
dari kamar pasien terdapat kandang ayam berukuran 1 x 0,5 meter, dan masih digunakan.
Rumah pasien berjarak 5 meter dari kamar mandi umum. Sumber air berupa sumur gali
dengan air jernih. Terdapat 2 kamar mandi berukuran masing masing 2 x 2 meter. 1 kamar
mandi dengan kakus, 1 kamar mandi tanpa kakus. Kamar mandi berlantai plester, berdinding
plester berlumut.

IX. PEMBAHASAN

Pasien awalnyakami diagnosa dengan abses hepar berdasarkan anamnesa dimana


pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang sudah dirasakan
pasien sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan adanya demam
yang dirasakan tinggi. Hal ini sesuai dengan salah satu gejala yang didapatkan pada pasien
dengan abses hepar, sekitar 75 – 90% pasien. Pada abses hepat amoebik, nyeri dirasakan
lebih berat dibandingkan piogenik terutama di kuadran kanan atas. Demam umum terjadi,
tetapi mungkin polanya intermitten1. Malaise, mialgia, artralgia umum terjadi. Pada pasien ini
tidak didapatkan sklera ikterik. Jika terdapat ikterik, hal ini menandakan prognosis yang

51
buruk2. BAK pasien berwarna jernih, tidak tampak seperti air the. BAB pasien tampak
kuning. Pada pemeriksaan penunjang 07.06.2017 didapatkan Hemoglobin 7,4 g/dl, SGOT 25
u/L, SGPT 14 u/L, Albumin 2,5 g/dl. USG abdomen di RS swasta sebelumnya dinyatakan
pasien terdapat abses hepar lobus kanan (113,59 x 94,51 mm). Hasil dari USG ini kami
gunakan untuk modalitas dalam menegakkan diagnosis abses hepar dikarenakan akurasi dari
ultrasonografi dalam diagnosis dari abses intraabdominal ditemukan pada 97% dengan
sensitivitas 93% dan spesifitas 99%, namun demikian, terdapat pula kelemahan dari
pemeriksaan ultrasonografi yaitu tergantung dari kemampuan dan pengalaman operatornya.
Terutama pada daerah diluar dari pelvis, kuadran kanan atas, dan kuadran kiri atas dimana
terdapat lien, gambaran yang optimal sulit untuk didapatkan 5.
Pada pemeriksaan MSCT whole abdomen dengan kontras didapatkan hepatomegali
dengan abses pada lobus kanan hepar (segmen 5,6) yang berhubungan dengan abses pada
dinding anterolateral kanan abdomen (yang mengenai subkutis, m. obliqus internus, externus,
rectus abdominis). Kami lakukan pemeriksaan MSCT whole abdomen dengan kontras karena
deteksi pada 97% kasus abses abdominal telah dilaporkan, sehingga diharapkan akan mampu
memperkuat tegaknya diagnosis abses hepar. Disamping itu salah satu keuntungan utama dari
CT dibandingkan ultrasound adalah kemampuan untuk mendeteksi abses pada
retroperitoneum dan area pankreas5.Densitas dari abses biasanya turun diantara air dan
jaringan solid. Tanda radiologis lain dari abses adalah efek massa yang menggantikan atau
memindahkan struktur anatomis normal, pusat lusen yang tidak tidak tampak peningkatan
densitas setelah pemberian kontras secara intravena, peningkatan lingkaran disekitar pusat
gambaran lusen setelah pemberian kontras, dan udara pada kumpulan cairan. Salah satu
keuntungan utama dari CT dibandingkan ultrasound adalah kemampuan untuk mendeteksi
abses pada retroperitoneum dan area pankreas.5
Terdapat beberapa kerugian dari CT, biasanya, terdapat kumpulan benda solid ang
menunjukkan kemiripan abses dengan leukosit tinggi dan mengandung protein. Termasuk di
dalamnya nekrosis tumor dan jaringan dapat mendemonstrasikan udara intrakavitas dan tidak
terinfeksi. Terakhir, pengelompokan dan tanda lainnya dari abses yang terlokulasi dapat
dengan mudah dilihat dengan ultrasound daripada CT. Pada akhirnya, pemeriksaan CT
kadang-kadang tidak dapt membedakan antara cairan subfrenikus dan pulmo, situasi yang
relatif biasa terjadi pada pembedahan abdomen.5. Hal ini terjadi pada pasien kami dimana
setelah kami lakukan pembacaan ulang MSCT, kami dapatkan adanya Multiloculated
subcutaneous abcess dimana abses tersebut begitu masif sehingga mendesak hepar, sehingga
menimbulkan kesan abses terjadi di jaringan hepar. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi
52
pada saat laparotomi ekplorasi dimana organ hepar sendiri tidak didapatkan adanya abses
ataupun kista. Sehinggaselanjutnya kami golongkan menjadi abses intraabdominal.
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan abses intraabdominal termasuk persiapan
dari operasi yang potensial atau terapi perkutaneus sebagaimana diikuti dengan terapi
antibiotik awal. Pada awalan, pemberian antibiotik menggunakan tipe spektrum luas dengan
juga dapat mengatasi bakteri aerob dan anaerob. Lanjutan dari drainase yang berhasil pada
abses, bagaimanapun, dilakukan tindakan yang cepat untuk pemberian antibiotik sesuai hasil
kultur. Bergantung pada status klinis dari pasien, pemberhentian awal dari terapi antibiotik
dipertimbangkan apabila drainase yang adekuat tercapai. Resusitasi cairan yang agresif
berguna pada sebagian besar pasien, dan koreksi dari asam basa dan abnormalitas elektrolit
dilakukan dengan baik.5
Penatalaksanaan selanjutnya dilakukan drainase external abses oleh bagian bedah
digestif. Namun dikarenakan pus yang banyak, maka dilakukan tindakan laparotomi
eksplorasi dan didapatkan sumber abses yang terdapat di subkutis yang meluas ke omentum.
Dari omentum dan hepar telah diambil sampel untuk pemeriksaan PA dan sekaligus
pemeriksaan analisa cairan Pus. Di akhir operasi dipasang drain di kanan dan kiri abdomen.
Tatalaksana selanjutnya adalah pemberian antibiotik empirik sambil menunggu hasil PA dan
kultur pus. Diagnosa sementara saat itu adalah Abses Intraabdominal regio subcutis et
omentum.
Abses abdominal terbentuk pada area peritonitis lokal dimana infeksi ditutup oleh
penghalang seperti omentum dan peritoneum visceral atau parietal. Organisme infeksius yang
memungkikan untuk menyerang respon peritonitis lokal termasuk bakteri enterik gram
negatif yang beragam, Enterococcus, Bacteriodes, dan jamur. Sewaktu peritoneum diaktivasi
secara sekunder oleh kedua respon lokal dan sistemik, terdapat perubahan pada aliran darah,
meningkatkan fagositosis dari bakteri, dan deposit fibrin pada bakteri yang terperangkap.
Sequestrasi bakteri oleh fibrin memperlambat penyebaran sistemik dari bakteri dan
mengurangi resiko dari penyebaran bakteri secara menyeluruh. Bagaimanapun, deposit dari
fibrin juga dapat melindungi bakteri dari mekanisme pertahanan host, sehingga membuat
infeksi persisten yang berujung pada pembentukan abses.5.
Setelah dilakukan kultur ulang saat dilakukan drainage di IBS, didapatkna hasil ESBL (+)
atau Extended Spectrum Beta Laktamase.ESBL merupakan enzim yang dapat menghidrolisis
penicillin, cephalosporin generasi I, II, III dan aztreonam (kecuali cephamycin dan
carbapenem)7. ESBL berasal dari β-laktamase yang termutasi9,10. Mutasi ini menyebabkan

53
peningkatan aktivitas enzimatik β-lactamase sehingga enzim ini dapat menghidrolisis
chepalosporin generasi III dan aztreonam10.
Penggunaan antibiotika golongan cephalosporin generasi III secara luas untuk pengobatan
infeksi di rumah sakit disebutkan menjadi salah satu faktor risiko infeksi oleh bakteri
penghasil ESBL8. Selain resisten terhadap antibiotika golongan cephalosporin, bakteri
penghasil ESBL juga sering menunjukkan resistensi pada penggunaan fluoroquinolone12.
Selain panggunaan antibiotika secara berlebihan, pasien dengan penyakit berat, LOS (Length
of Stay) yang lama dan dirawat dengan alat-alat medis yang sifatnya invasif (kateter urin,
kateter vena dan endotracheal tube) untuk waktu yang lama juga merupakan risiko tinggi
untuk terinfeksi oleh bakteri penghasil ESBL13,14.
Dalam rangka melacak causa abses selain dari bakteri, kami lakukan pemeriksan viral
marker hepatitis dan didapatkan hasil HBsAg (-), lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
AntiHBc didapatkan hasil positif. Untuk mengetahui apakah pasien ini termasuk hepatitis B
occult atau resolved, dilakukan pemeriksaan HBV-DNA yang mana hasilnya Negatif.
Sehingga pasien termasuk kedalam Resolved Hepatitis B Infection.
Diagnosa anemia ditegakkan berdasarkan anamnesa pasien yang merasakan badan lemas,
lesu disertai dengan kepala sering terasa pusing. Pasien menyangkal adanya perdarahan
ataupun riwayat transfusi sebelumnya. Pasien mengatakan kurang asupan makanan
dikarenakan mual yang dirasakan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hemoglobin 7,4
g/dl, Hematokrit 24 %, Leukosit 10,6 ribu/ul, Trombosit 537 ribu/ul, Eritrosit 2.78 juta/ul,
MCV 85 /um, MCH 26.6 pg, MCHC 31,4 g/dl. Setelah dilakukan pemeriksaan gambaran
darah tepi didapatkan hasil anemia normokromik normositik susp ec proses kronis dd
defisiensi besi disertai proses infeksi. Jika merujuk pada algoritma, pada pasien ini
didapatkan Besi serum yang menurun, TIBC yang menurun dan Ferritin yang meningkat,
sehingga termasuk anemia hipokromik mikrositik akibat penyakit kronik2.Sindroma anemia
terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata berkunang-
kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas dan dispepsia. Sindroma anemia bersifat tidak
spesifik karena dapat ditimbulkan oleh penyakit di luar anemia dan tidak sensitif karena
timbul setelah penurunan hemoglobin yang berat (Hb <7 g/dl).
Diagnosa hipoalbuminemiaditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang tanggal
24.06.2017 albumin 1,9 g/dl. Pada pemeriksaan urine rutin didapatkan protein negatif,
sehingga kemungkinan proteinuria bisa disingkirkan. Pasien selama 2 bulan ini mengeluhkan
mual dan muntah sehingga membuat pasien tidak nafsu makan, dan asupan makanannya

54
berkurang sehingga diperkirakan terjadi low intake protein yang menyebabkan
hipoalbuminemia.
Pasien dinyatakan hiponatremia dan hipokalsemia setelah didapatkan hasil elektrolit
Natrium 128 mmol/L dan kalsium 1.09 mmol/L. hal ini sesuai dengan definisi Hiponatremia
sebagai suatu konsentrasi natrium plasma yang kurang dari 135 mmol/L 4. hiponatremia
dapat dibagi menjadi hipovolemik hiponatremia, euvolemik hiponatremia, hipervolemik
hiponatremia, redistributif hiponatremia dan pseudo hiponatremia6. Pada pasien ini dihitung
osmolaritasnya dengan rumus 2(natrium + kalium) + GDS/18 + Ureum/6.4, didapatkan hasil
274,58 sehingga termasuk hipovolemik hiponatremia.

X. KESIMPULAN DAN SARAN

Telah kami laporkan kasus dengan multiloculated subcutaneous abcess pada pasien
wanita umur 45 tahun. Diagnosa abses subcutis ditegakkan berdasarkan anamesis dimana
didapatkan nyeri pada abdomen kanan atas disertai demam terus menerus selama 2 bulan.
Diagnosa ditegakkan melalui laparotomi eksplorasi. Diagnosa awal abses hepar dapat
disingkirkan karena fungsi hepar tidak mengalami gangguan, dan saat laparotomi eksplorasi
tidak didapatkan adanya abses pada hepar, melainkan terdapat abses di subcutis yang
mendesak hepar. Hal ini diperkuat dengan hasil pembacaan ulang MSCT whole abdomen
kontras.Resolved Hepatitis B Infection kami tegakkan berdasarkan pemeriksaan HBsAg (-),
anti Hbc (+), HBVDNA (-), pada anamnesa tidak didapatkan adanya riwayat penyakit
kuning, namun kemungkinan asimptomatik dan dan kemudian resolusi. Anemia kami
tegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium gambaran darah tepi berupa anemia
normokromik normositik ec penyakit kronis, peradangan kronis yang disebabkan abses
menjadi penyebab anemia itu sendiri, disamping karena intake yang kurang. Dikarenakan
pasien mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas asupan makanan, sehingga
menyebabkan terjadinya hipoalbuminemia dan elektrolit imbalance.
Pada saat kontrol dan home visit, pasien sudah mengalami perbaikan, pasien sudah bisa
mobilisasi, ini berarti pasien berespon sangat baik terhadap terapi. Meskipun demikian masih
harus dilakukan evaluasi lebih lanjut, yaitu terdapatnya efusi pleura bilateral. Meskipun tidak
menunjukkan gangguan secara klinis, namun perlu dilakukan Rontgen thorax ulang saat
kontrol sebagai evaluasi respon pasien terhadap perbaikan kadar albumin yang diduga
menyebabkan efusi pleura. Jika kemudian masih didapatkan efusi pleura, maka patut dilacak
adanya kemungkinan infeksi spesifik.
55
DAFTAR PUSTAKA

1. Nusi IA. AbsesHatiAmoebik. Dalam:Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata,


Setiati S, editor. BukuAjarIlmuPenyakitDalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing; 2014. Hal.1996-99.
2. Waleleng BJ, Wenas NT, Rotty L.AbsesHatiPiogenik. Dalam:Sudoyo AW, Setyohadi
B, Alwi I, Simadibrata, Setiati S, editor. BukuAjarIlmuPenyakitDalam. Jilid II. Edisi
VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal.1991-94.
3. Bakta IM. PendekatanTerhadapPasienAnemia. Dalam:Sudoyo AW, Setyohadi B,
Alwi I, Simadibrata, Setiati S, editor. BukuAjarIlmuPenyakitDalam. Jilid II. Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal.2575-81.
4. Singer GG, renner BM. Fluid and electrolyte disturbances. In: Kasper DL, Braunwald
E,Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JI, editors. Harrison’s Principle of
Internal Medicine, 16thed. New York: McGraw Hill;2005.p.252-62.
5. Zinner, Michael J., Ashley, Stanley W. Maingot’s Abdominal Operation. 11thed. New
York: McGraw-Hill Company; 2007. P. 256-61.
6. Winarto. Prevalensi Kuman ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase) dari
Material Darah di RSUP Dr. Kariadi Tahun 2004-2005. Semarang: Media Medika
IndonesiaFakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2009.
7. Arnita. KorelasiAngkaKejadian ESBL Dengan Tingkat
PemberianAntibiotikSpektrumLuas.[homepage terdapat di internet]. Jakarta; Juni
2007[diakses30 Juni 2017]. Didapat dari: http://www.majalah-farmacia.com.
8. Hyle EP,Lipworth AD, Zaotis TE, Nachamkin,Fishman NO,Bilker WB, et al. Risk
Factor for Increasing Multidrug Resistance among Extended-Spectrum β-Lactamase-
producing Escherichia coli and Klebsiella Species. Chicago Journal [serial terdapat di
internet].1mei2005 [dikutip 30 Juni 2017]. Didapat dari:
http://www.journals.uchicago.edu.
9. Loh. Li-Cher. Hanim M. Izran N. Masayuni S. Rosdara D, et al. Hospital Outcomes
Of Adult Respiratory Tract Infection With Extended-Spectrum B-Lactamase (ESBL)
producing Klebsiella pneumoniae. Malaysian journal of medical sciences. July 2007;
37(5):5-8.
10. Szabo Z. Dora S, Kocsis T. Bela S, Rokusz C. Laszlo C, et al. First Detection Of
PlasmidMediated Quinolon Resistance Determinants qnrA, qnrB, qnrS and aac (61)-
ib-cr in Extended-Spectrum β-lactamase-Producing (ESBL) Enterobacteriacea in
56
Budapest Hungary. England: Journal Of Antimicrobial Chemoterapy [serial online]; 1
Februari 2010. [dikutip13 May 2008]. Didapat dari:http://jac.oxfordjournals.org
11. LestariES, Severin JA. Antimicrobial Resistance In Indonesia: Prevalence,
Determinants And Genetic Basis. Roterdam: Department of Medical Microbiology
and Infectious DiseasesErasmus MC;2009.
12. Yuniftiadi F. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Intensive Care Unit di
RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli-Desember 2009. Semarang:Universitas
Diponegoro;2010.
13. Crivaro V. Bagattini M.Salza MF.Raimondi F. Rossano F. Triassi M, et al. Risk
Factors for Extended-Spectrum B-lactamase-Producing Serratia marcescens and
Klebsiella pneumonia acquisition in a Neonatal Intensive Care Unit.Journal of
Hospital Infection. Juli2007; 22(9):12-16.

57

Anda mungkin juga menyukai