Anda di halaman 1dari 9

Vitamin D status and metabolic

syndrome in the elderly : the


Rotterdam Study

Fitriana Wijayati
Introduction :
Vitamin D ditemukan di awal abad 20 ketika terjadi
wabah Rickets, yaitu penyakit pada anak berupa
kelemahan tulang.
sejak saat itu, vit D selalu dianggap sbg faktor utama
dalam metabolisme tulang dan kalsium
Vit D aktif berikatan dengan reseptor yang
dinamakan vitamin D reseptor (VDR). belakangan
ditemukan bahwa dibutuhkan suatu enzim untuk
mengaktifkan vit D, yaitu 1 alfa hydroxilase.
Sampai saat ini, batasan vitamin D yang adekuat
masih diperdebatkan. beberapa ahli mengatakan
konsentrasi serum 25(OH)D lebih dari 75 nmol/L
cukup adekuat tidak hanya untuk kesehatan tulang,
namun juga ada juga efek non skeletal yang terjadi.
Sebagian ahli menyatakan bahwa konsentrasi
serum 25(OH)D 50 nmol/L adalah cukup.
• Metabolic Syndrome (MetS) didefinisikan sebagai kumpulan faktor resiko
untuk penyakit kardiovaskuler dan DM tipe 2.

• terdapat beberapa definisi MetS yang ada. meskipun berbeda satu sama
lain, tetapi pada umumnya mereka sepakat dalam kriteria diagnosis MetS :
sentral obesitas, dislipidemia (peningkatan trigliserida) dan penurunan
kolesterol HDL, hipertensi dan hiperglikemia.

• Hubungan antara MetS dan status vit D sudah banyak dibahas dalam
beberapa studi

• Animal Models dan studi in vitro menunjukkan mekanisme aksi dari


vitamin D

• sementara meta análisis dari studi epidemiologi menunjukkan adanya


hubungan terbalik antara MetS dan status vit D.
• akan tetapi, pada studi diatas menggunakan populasi
usia yang lebih muda, serta pada analisis subgrup
berasal dari populasi usia tua (usia >65 tahun)

• pada studi ini, kami mengevaluasi apakah status


vitamin D berhubungan dengan resiko MetS pada usia
tua.
Study Design

• sampel diambil dari populasi penduduk Ommoord,


sebuah distrik di Rotterdam. partisipan berusia 55
tahun atau lebih. dari 10.275 subjek, sekitar 7983
(78%) telah mengikuti proses penapisan awal sejak
1989 hingga 1993. semua partisipan di wawancara di
rumah lalu diundang datang ke pusat penelitian untuk
pemeriksaan lanjutan. kunjungan follow up berikutnya
dilakukan setiap 3-4 tahun sekali
• Pada tahun 1997 hingga 1999, pada saat survey ke tiga,
konsentrasi serum 25 hidroxivitamin D diperiksa menggunakan
electrohemiluminescence immunoassay.

• sensitifiti tes ini adalah 10 nmol/L. dan konsentrasi serum


25(OH)D terdeteksi dalam range 7,5 sampai 175 nmol/L

• tingkat presisi adalah <7.8%

• Konsentrasi serum 25(OH)D dibawah 50 nmol/L dikategorikan


“defisiensi”. dan konsentrasi serum 25(OH)D 50 sampai 75
nmol/L dikategorikan “insufisiensi”
MetS dan komponennya
• seseorang dikatakan menderita MetS jika didapatkan 3 dari 5 kondisi di bawah :

1. lingkar pinggang (> 102 cm pada laki laki, dan >88 cm pada wanita)

2. peningkatan TG (>1.7 mmol/L atau sedang mendapatkan pengobatan TG)

3. penurunan konsentrasi HDL-C (<1.0 mmol/L pada laki laki dan <1.3 pada wanita)
atau sedang dalam pengobatan untuk menurunkan kadar HDL-C.

4. Peningkatan tekanan darah (sistolik >130 mmhg dan atau diastolik >85 mmHg)
atau sedang dalam pengobatan hipertensi

5. Peningkatan gula darah puasa (>100 mg/dl) atau sedang dalam pengobatan
hiperglikemia
results
• Hanya 16% dari seluruh partisipan yang berstatus vit D adekuat
(konsentrasi serum 25(OH)D 75 nmol/L atau lebih)

• 27% termasuk insufisiensi Vit D (konsentrasi serum 25(OH)D


antara 50 - 75 nmol/L)

• 57% menderita defisiensi vitamin D (konsentrasi serum 25(OH)D


kurang dari 50 nmol/L)

• partisipan yang berstatus adekuat berusia lebih muda dan berjenis


kelami laki laki

Anda mungkin juga menyukai