Fitriana Wijayati
Introduction :
Vitamin D ditemukan di awal abad 20 ketika terjadi
wabah Rickets, yaitu penyakit pada anak berupa
kelemahan tulang.
sejak saat itu, vit D selalu dianggap sbg faktor utama
dalam metabolisme tulang dan kalsium
Vit D aktif berikatan dengan reseptor yang
dinamakan vitamin D reseptor (VDR). belakangan
ditemukan bahwa dibutuhkan suatu enzim untuk
mengaktifkan vit D, yaitu 1 alfa hydroxilase.
Sampai saat ini, batasan vitamin D yang adekuat
masih diperdebatkan. beberapa ahli mengatakan
konsentrasi serum 25(OH)D lebih dari 75 nmol/L
cukup adekuat tidak hanya untuk kesehatan tulang,
namun juga ada juga efek non skeletal yang terjadi.
Sebagian ahli menyatakan bahwa konsentrasi
serum 25(OH)D 50 nmol/L adalah cukup.
• Metabolic Syndrome (MetS) didefinisikan sebagai kumpulan faktor resiko
untuk penyakit kardiovaskuler dan DM tipe 2.
• terdapat beberapa definisi MetS yang ada. meskipun berbeda satu sama
lain, tetapi pada umumnya mereka sepakat dalam kriteria diagnosis MetS :
sentral obesitas, dislipidemia (peningkatan trigliserida) dan penurunan
kolesterol HDL, hipertensi dan hiperglikemia.
• Hubungan antara MetS dan status vit D sudah banyak dibahas dalam
beberapa studi
1. lingkar pinggang (> 102 cm pada laki laki, dan >88 cm pada wanita)
3. penurunan konsentrasi HDL-C (<1.0 mmol/L pada laki laki dan <1.3 pada wanita)
atau sedang dalam pengobatan untuk menurunkan kadar HDL-C.
4. Peningkatan tekanan darah (sistolik >130 mmhg dan atau diastolik >85 mmHg)
atau sedang dalam pengobatan hipertensi
5. Peningkatan gula darah puasa (>100 mg/dl) atau sedang dalam pengobatan
hiperglikemia
results
• Hanya 16% dari seluruh partisipan yang berstatus vit D adekuat
(konsentrasi serum 25(OH)D 75 nmol/L atau lebih)