Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

2. Kehamilan

d. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah keadaan seorang wanita yang dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin,yang lamanya adalah kira kira 280 hari

( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid

terakhir pada kehamilan normal ( Saifudin,2009 ).

e. Pembagian Trimester

Menurut Maya Astuti (2011) kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu

trimester I (0-12 minggu),Trimester II (12-28 minggu ),Trimester III

( 28-40 minggu )

f. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Maya Astuti (2011) tanda presumtif anatara lain

:amenore (tidak mendapat haid ),nausea ( enek ),dengan atau tanpa

vomitus (muntah ),mengidam ( menginginkan makanan atau minuman

tertentu) ,konstipasi atau obstipasi,sering kencing,pingsan dan mudah

lelah serta anoreksia (tidak ada nafsu makan ).

Tanda kehamilan tidak pasti antara lain : pigmentasi kulit, leukore,

epulis (hipertrofi papilla gingival ),perubahan payudara (payudara

membesar, tegang dan sedikit nyeri ), pembesaran abdomen,perubahan

11
12

organ-organ dalam pelvic (tanda Chadwick, tanda Hegar,tanda

Piskacek ,tanda Braxton-Hicks) serta test kehamilan.

Menurut Maya Astuti (2011) tanda pasti kehamilan antara lain :

1. Palpasi teraba bagian janin dan ballotemen serta gerak janin.

2. Auskultasi terdengar denyut jantung janin (DJJ )

a) DJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu dengan

stetoskop Laennec.

b) DJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu dengan alat

Doppler.

3. Terlihat gambaran janin pada pemeriksaan sinar x.

Sekarang pemeriksaan ini tidak dilakukan karena dampak radiasi

terhadap janin.

g. Kebutuhan Fe ibu hamil

Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanita selama

trimester II dan III.Zat besi lebih baik dikonsumsi diantara waktu

makan atau jam tidur saat lambung kosong, sehingga dapat

mengabsorbsi secara maksimal. Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 mg

menjadi 30-60 mg/hari. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan

tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk

memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan

zat besinya yaitu sekitar 45-50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi

dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah,

hati, ikan, kuning telur, sayuran berwarna hijau, kacang-


13

kacangan,tempe,roti dan sereal. Besi non hemoglobin harus dikonsumsi

bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk

meningkatkan penyerapan. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu

rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg

yang dperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg untuk

meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg

akan diekskresi lewat usus,urine dan kulit. Makanan ibu hamil setiap

100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi. Perhitungan

makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg

zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu

hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga

kebutuhan zat besi masih kurang ( Weni,2010 )

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

Ada banyak factor yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu

hamil diantaranya yaitu:

1) Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan.

Wanita hamil lebih memperhatikan gizi anggota keluarga yang

lain, padahal sebenarnya drinyalah yang memerlukan perhatian

penambahan gizi demi pertumbuhan dan perkembangan janin.

2) Status ekonomi

Ekonomi seseorang mempengaruhi daya beli makanan

yang akan dikonsumsi sehari-hari.Seorang ibu hamil dengan

ekonomi yang tinggi kemungkinan besar gizinya tercukupi.


14

3) Pengetahuan zat gizi dalam makanan.

Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan

mempengaruhi perilakunya.

4) Status Kesehatan

Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat

berpengaruh terhadap nafsu makannya.Seorang ibu dalam keadaan

sakit akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang

sehat.

5) Aktifitas

Seorang dengan gerak yang aktif memerlukan energi yang

lebih besar daripada mereka yang hanya duduk saja.

6) Suhu lingkungan

Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan

lingkungan,maka tubuh harus menyesuaikan diri demi

kelangsungan hidupnya.Makin besar perbedaan antara tubuh

dengan lingkungan maka semakin besar pula panas yang

dlepaskan.

7) Berat badan

Berat badan seorang ibu hamil akan menentukan zat

makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan lancar.


15

8) Umur

Ibu hamil dengan umur muda perlu tambahan gizi yang

banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan dirinya juga harus berbagi dengan janin yang

dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energy yang besar

karena fungsi organ semakin melemah dan diharuskan untuk

bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup

guna mendukung kehamilannya ( Weni,2010 )

i. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi janin,yaitu :

1) Genetik

Orangtua yang gemuk maka anak juga mempunyai keturunan

gemuk sedangkan anak yang mempunyai orangtua kurus/normal

juga akan memiliki genetic kurus/normal.Fakta ini memberikan

pemikiran bahwa kebutuhan gizi janin masing-masing berbeda.

2) Nutrisi

Komponen nutrisi yang terkandung dalam makanan sangat

mempengaruhi pertumbuhan janin .Pertumbuhan sel dalam

menyusun bagian organ janin sangat tergantung ketersediaan zat

nutrisi pembangun yang dikonsumsi ibu selama hamil.

3) Gaya hidup

Ibu yang selalu merasa lapar akan mengakibatkan kebutuhan

kalori melebihi normal. Kebutuhan gizi yang berlebihan


16

mengakibatkan ibu yang mengandung membutuhkan 2 kali lipat

dari kondisi biasanya.

4) Kondisi kesehatan ibu

Ibu hamil yang sedang sakit akan mengalami penurunan

nafsu makan, akibatnya mempengaruhi kondisi janin karena

makanan, darah, nafas dan semua yang dimiliki ibu tersambung

dengan janinnya.

5) Lingkungan

Lingkungan di luar ibu dengan keanekaragaman bahan

makanan yang berbeda akan mempengaruhi kebutuhan gizi

janinnya (Weni,2010)

3. Hemoglobin

a. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk

menetapkan prevalensi anemia. Garby et al menyatakan bahwa

penentuan status anemia yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata

kurang lengkap, sehingga perlu ditambah dengan pemeriksaan yang

lain. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.

Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ 100 ml darah

dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada

darah ( Supariasa, 2012 ).

Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat

dalam sel darah merah. Normalnya dalam darah laki-laki 15,5 g/ dl


17

dan pada wanita 14,0 gr/dl. Rata-rata konsentrasi hemoglobin (MCHC

= Mean Cell Concentration of Haemoglobin ) pada sel darah merah 32

g/dl (Tarwoto & Wasnidar, 2013 ).

Zat besi diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, sehingga

jika tubuh kekurangan zat besi maka menghambat pembentukan

hemoglobin. Akibatnya, pembentukan sel darah merah terhambat

sehingga mengakibatkan anemia (Wijayakusuma,2008 ).

b. Fungsi Hemoglobin

Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru

dan dalam peredaran darah untuk dibawa ke jaringan. Ikatan

hemoglobin dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2).

Hemoglobin juga membawa karbondiaksida dan dengan

karbonmonoksida membentuk ikatan karbonmonoksihemoglobin

(HbCO ), juga berperan dalam keseimbangan pH darah ( Tarwoto &

Wasnidar, 2013 )

c. Struktur Hemoglobin

Struktur hemoglobin menurut Tarwoto & Wasnidar (2013) terdiri

dari 2 unsur utama yaitu :

1) Besi yang mengandung pigmen hem.

2) Protein globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai

rantai panjang dari asam amino, ada 4 rantai globin yaitu alpha

( α ), beta ( β ), delta ( δ ), dan gamma ( γ ).


18

d. Kadar Hemoglobin

Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian

mengindikasikan anemia. Bergantung pada metode yang digunakan,

nilai hemoglobin menjadi akurat sampai 2-3 % ( Supariasa, 2012 ).

e. Proses Pembentukan Hemoglobin

Haemokonsentrasi, selama hamil darah ibu relative lebih encer,

karena cairan darah ibu lebih banyak ( haemodilatasi ),sementara sel

darahnya berkurang. Bila diperiksa kadar darahnya ( haemoglobin )

akan tampak sedikit penurunan dari angka normal, sebesar 11-12 gr

%. Sehingga umumnya ibu hamil cenderung mengalami anemia pada

masa kehamilannya, setelah melahirkan, sistim sirkulasi darah ibu

akan kembali seperti semula, darah kembali mengental, dimana kadar

perbandingan sel darah dan cairan darah kembali normal. Umumnya

hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai 15 hari masa nifas.

(Wiknjosastro, 2006 )

f. Cara Mengukur Kadar Hemoglobin

Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan

paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah

metode sianmethemoglobin. Pada metode Sahli, hemoglobin

dihidrolis dengan HCL menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh

oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera

bereaksi dengan ion CL menbentuk ferrihemechlorid yang juga

disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat. Warna yang


19

terbentuk ini dibandingkan dengan warna standart ( hanya dengan

mata telanjang ). Untuk memudahkan perbandingan, warna standart

dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk.

Perubahan warna hemin dibuat dengan cara sedemikian rupa sehingga

warnanya sama dengan warna standard an penyesuaian warna larutan

yang diperiksa dalam komparator kurang akurat. Disamping faktor

mata, faktor lain misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya

dapat mempengaruhi hasil pembacaan ( Supariasa, 2012 )

Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum

mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode

Sahli ini masih memadai dan bila pemeriksanya telah terlatih hasilnya

dapat diandalkan.

Metode yang lebih canggih adalah metode sianmethemoglobin.

Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida

menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida

(CN2-) membentuk sianmethemoglobin yang berwarna merah.

Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan

standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya

lebih obyektif. Namun fotometer saat ini masih cukup mahal,

sehingga masih belum semua laboratorium memilikinya ( Supariasa,

2012 )
20

3 Definisi Anemia

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar haemoglobin dan jumlah

eritrosit lebih rendah dari harga normal,yaitu bila kadar haemoglobin

kurang dari 14 gr% dan jumlah eritrosit kurang dari (41 %) pada pria atau

kadar hemoglobin kurang dari 12 gr% dan jumlah eritrosit kurang dari (37

%) pada wanita (Mansjoer,2007 )

Anemia adalah kurang hemoglobin di dalam darah yang dapat

disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit atau jumlah

hemoglobin dalam sel yang terlalu sedikit ( Guyton, 2007 )

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar

hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester III (Saifudin,2009)

Batasan penderita anemia menurut WHO adalah sebagai berikut :

anak prasekolah dengan kadar hemoglobin kurang dari 11 gr%,anak

sekolah kurang dari 12 gr%,laki-laki dewasa kurang dari 13 gr%,wanita

dewasa kurang dari 12 gr%,ibu hamil pada trimester I dan II kurang dari

11 gr%,pada trimester III kurang dari 10,5 gr% ( Manuaba,2007 )´

a. Etiologi
Menurut Manuaba (2007) anemia pada kehamilan di Indonesia

masih tinggi,dibawah ini beberapa penyebab anemia,yaitu:

1) Defisiensi zat besi dan asam folat

Defisiensi zat besi yaitu tubuh kekurangan zat besi yang

berperan dalam pembentukan hemoglobin yang fungsinya

mengikat oksigen dan karbondioksida dalam eritrosit.Eritrosit


21

berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru keseluruh

bagian tubuh( Kasdu,2004).Defisiensi asam folat yaitu tubuh

kekurangan asam folat yang biasanya terdapat dalam

sayuran.Asam folat berfungsi dalam pembentukan dan

pematangan sel darah merah dan putih didalam sumsum tulang

belakang (Kasdu,2004).Kekurangan zat besi dan asam folat bisa

menyebabkan anemia pada ibu hamil.Penyebab kekurangan dua

zat tersebut antara lain : asupan zat besi dan asam folat dari

makanan kurang,malabsorbsi,dan malnutrisi,hiperemesis dan

hemoglobinuria,kehilangan darah haid yang banyak,kehamilan

yang sering dan berkali-kali,perdarahan saluran cerna dan

penyimpanan besi yang berkurang (Mansjoer,2007)

2) Infeksi
a) Infeksi cacing tambang

Infeksi cacing tambang merupakan infeksi pada usus

halus oleh cacing Ancylostoma duodenale.Cacing ini bersifat

parasit yang menyebabkan kerusakan jaringan mukosa usus

halus sehingga terjadi kehilangan darah melalui intestinum,bila

hal ini terjadi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan

terjadinya perdarahan menahun yang dapat mengakibatkan

anemia ( Manuaba,2007 ).

b) Malaria
Penderita malaria,sel darah merahnya dihancurkan

(Hemolisis Eritrosit) lebih cepat daripada kemampuan tubuh


22

untuk menggantikannya,sehingga tubuh kekurangan eritrosit

yang menyebabkan anemia (Wiknjosastro,2005)

3) Hemoglobinopathies

Hemoglobinopathies yaitu cacat genetic herediter dalam

sntesis gugusan globin-hemoglobin misalnya thalassemia dan

anemia sel sabit.Kelainan hemoglobin disebabkan oleh perubahan

struktur hemoglobin secara genetik,yang mengakibatkan timbulnya

kompleks abnormalitas klinis dan laboratorik yang khas seperti

mikrositosis,hipokrom,sel darah merah berbentuk bulan sabit dan

terlihat banyak sel darah merah yang muda (eritoblast )

b. Gejala dan Tanda

Rendahnya jumlah eritrosit yang beredar dan konsentrasi

hemoglobin atau hematokrit dalam darah,mengakibatkan penurunan

transportasi oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer,sehingga

penderita anemia pada konjungtiva mata atau wajahnya tampak pucat

dengan disertai keluhan lemah, cepat lelah, pusing takikardi, palpitasi,

takipnea pada latihan fisik serta mudah pingsan. (Saifuddin, 2009;

Mansjoer,2007)

c. Patofisiologi

Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis

dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia atau

hipervolemia .Bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan

dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah.


23

Pengenceran ini berguna untuk meringankan kerja jantung karena lebih

ringan apabila viskositas darah rendah,meminimalkan kehilangan unsur

besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan bila darah itu tetap kental.

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan

umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32

dan 36 minggu, jika hal ini tidak diimbangi dengan nutrisi yang

seimbang akan menyebabkan anemia dalam kehamilan karena asupan

zat besi tubuh kurang (Wiknjosastro,2006)

d. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan alat


Sahli,anemia bagi ibu hamil dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) 11 gr% : tidak anemia


2) 9-10 gr% : anemia ringan
3) 7-8 gr % : anemia sedang
4) < 7 gr % : anemia berat
(Manuaba,2012)

Menurut etiologinya, anemia dibedakan menjadi :

1) Anemia defisiensi besi


Anemia defisiensi besi adalah keadaan di mana kandungan besi

tubuh turun sehingga proses eritropoisis terganggu dan dapat

menurunkan hemoglobin darah ( Manuaba,2007 )

Anemia ini paling sering ditemukan dalam kehamilan,yakni

sekitar ( 62,3 %).Kekurangan besi ini disebabkan karena kurang

masuknya unsure bes dengan makanan,gangguan reabsorbsi,


24

gangguan penggunaan,atau terlampau banyaknya besi keluar dari

badan, misalnya pada perdarahan (Wknjosastro,2006). Kebutuhan

zat besi pada saat hamil adalah 1000 mg dengan 500 mg

dipergunakan untuk meningkatkan hemopoitisis, 300 mg

dipergunakan untuk kebutuhan janin dan plasenta,dan 200 mg untuk

mengganti kehilangan zat besi setiap hari. Keperluan zat besi makin

meningkat dalam kehamilan,terutama dalam kehamilan trimester III

(Manuaba,2007). Prognosis anemia defisiensi zat besi dalam

kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.Persalinan dapat

berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi

lain pada anemia ringan sampai sedang (Wiknjosastro,2006)

2) Anemia megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena defisiensi asam folat

(pteroylglutamic acid). Defisiensi asam folat biasanya terjadi karena

malnutrisi,malabsorbsi dan penyakit kronik. Kebutuhan asam folat

dalam kehamilan adalah 15-30 mikrogram sehari. Anemia

megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis

cukup baik pada anemia ringan sampai sedang (Wiknjosastro,2006)

3) Anemia hipoplastik
Anemia yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru. Anemia hipoplastik berat mempunyai

prognosis buruk bagi ibu dan janin (Wiknjosastro,2006)


25

4) Anemia hemolitik
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.

e. Penatalaksanaan

Menurut Wiknjosastro (2006) penatalaksanaan anemia sebagai


berikut :

1) Anemia defisiensi besi


Seorang wanita hamil yang mempunyai kadar hemoglobin

kurang dari 11 gr % maka wanita tersebut menderita anemia zat

besi, untuk mencegahnya maka dilakukan pengobatan antara lain :

a) Pemberian preparat zat besi per oral

Biasanya diberikan garam besi sebanyak 60-100 mg

sehari,seperti sulfat ferrosus atau glukonas ferrosus.Pemberian

vitamin C sebanyak 250 mg juga dianjurkan karena vitamin C

berfungsi untuk mengubah ion ferri menjadi ion ferro yang lebih

mudah diserap oleh selaput usus. Respon pemberian zat besi

baru terlihat setelah 7-10 hari.

b) Terapi parenteral

Terapi ini diberikan jika penderita tidak tahan akan obat

besi per oral,ada gangguan penyerapan,penyakit saluran

pencernaan,dan kehamilan yang sudah tua. Obat ini diberikan

intramuskuler dan intravena. Kemasan obat ini antara lain

Ferrigen, ferrivenin,proferrin,vitis,ferronasein,imferon.Hasil

obat parenteral ini lebih cepat dicapai dibandingkan dengan obat


26

per oral. Transfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam

kehamilan jarang diberikan karena resikonya lebih banyak dari

pada manfaatnya,meskipun kadar hemoglobinnya kurang dari 6

gr %.

Selain di atas anemia dapat dicegah dengan konseling

tentang menu makanan yang seimbang termasuk yang banyak

mengandung zat besi,asam folat,protein,vitamin dan mineral

(misalnya daging,telur dan sayuran yang berwarna hijau ).

2) Anemia megaloblastik

Pengobatan anemia megaloblastik sebaiknya dilakukan

bersamaan antara asam folat dan preparat besi. Pengobatannya

dapat dilakukan dengan memberikan asam folat 15-30 mg

sehari,vitamin B12 100-1000 mikrogram sehari per oral maupun

parenteral,zat besi 60 mg sehari,pada kasus berat dan pengobatan

per oral berjalan dengan lamban dapat diberikan transfuse darah.

3) Anemia hipoplastik

Satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita adalah

trasfusi darah,karena obat-obat penambah darah tidak member

hasil.

4) Anemia hemolitik

Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung

pada jenis dan beratnya.Obat-obat penambah darah tidak

memberikan hasil,transfuse darah dapat digunakan untuk


27

meringankan penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahaya

hipoksia janin.

f. Pengaruh Anemia pada Kehamilan,Persalinan,Nifas dan Janin

Menurut Manuaba (2012) berbagai penyulit dapat timbul akibat

anemia. Anemia dapat member pengaruh kurang baik jika tidak segera

diatasi, baik pada kehamilan, persalinan, nifas dan janin yang

dikandungnya.

Bahaya anemia dalam kehamilan yaitu dapat menyebabkan abortus

dan kelainan congenital pada trimester I ,persalinan premature, mudah

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis pada ibu dengan kadar

hemoglobin kurang dari 6 gr % ,mola hidatidosa,hiperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini (KPD)

pada trimester II dan III. Bahaya saat persalinan yaitu gangguan his dan

kekuatan mengejan, kala I lama, kala II lama sehingga dapat

melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan,kala III

dapat terjadi retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atona

uteri,kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia

uteri. Bahaya masa nifas yaitu terjadi subinvolusi uteri yang dapat

meninmbulkan perdarahan post partum,mudah terjadi infeksi

puerperium,pengeluaran ASI berkurang,dapat terjadi dekompensasi

kordis mendadak setelah persalinan dan anemia pada masa nifas.

Pengaruh anemia terhadap janin meliputi kematian intrauterine (IUFD)

BBLR, kelahiran dengan anemia, kelainan congenital atau cacat


28

bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal dan

intelegensia rendah.

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia

1) Asupan Fe yang tidak memadai

Hanya sekitar 25 % WUS memenuhi kebutuhan Fe sesuai

AKG. Secara rata-rata,wanita mengkonsumsi 6,5 ug Fe/hari

melalui diet makanan.Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi

dari konsumsi makanan sumber Fe ( daging sapi,ayam,ikan,telur

dan lain-lain ), tetapi dipengaruhi oleh variasi penyerapan

Fe.Variasi ini disebabkan oleh perubahan fisiologis tubuh seperti

hamil dan menyusui sehingga meningkatkan kebutuhan Fe bagi

tubuh,tipe Fe yang dikonsumsi,dan faktor diet yang mempercepat

dan menghambat penyerapan Fe. Jenis Fe yang dikonsumsi jauh

lebih penting daripada jumlah Fe yang dimakan. Heme iron dari Hb

dan mioglobin hewan lebih mudah dicerna dan tidak dipengaruhi

oleh inhibitor Fe.Non heme iron yang membentuk 90 % Fe dari

makanan non daging ( termasuk biji-bijian,sayuran,buah ) tidak

mudah diserap oleh tubuh.Penghambat utama penyerapan Fe

adalah fitat dan polifenol. Fitat terutama ditemukan pada biji-bijian

sereal,kacang dan beberapa sayuran terutama bayam. Polifenol

dijumpai dalam minuman kopi,teh,sayuran dan kacang-kacangan.

Faktor yang mempercepat penyerapan Fe antara lain asam askorbat

atau vitamin C dan protein hewani dalam daging sapi,ayam,ikan


29

karena mengandung asam amino pengikat Fe untuk meningkatkan

absorbs Fe.Alkohol dan asam laktat kurang mampu meningkatkan

penyerapan Fe.

2) Peningkatan kebutuhan fisiologis

Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi

kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah,untuk menyediakan

Fe bagi janin dan plasenta dan untuk menggantikan kehilangan

darah saat persalinan. Peningkatan absorbs Fe selama trimester II

kehamilan membantu peningkatan kebutuhan.Beberapa studi

menggambarkan hubungan antara suplementasi Fe selama

kehamilan dan peningkatan konsentrasi Hb pada trimester III

kehamilan dapat meningkatkan berat badan bayi.

3) Kehilangan banyak darah

Komplikasi kehamilan yang mengarah pada perdarahan saat

dan pasca persalinan dihubungkan juga dengan peningkatan resiko

anemia. Plasenta previa dan abortus berisiko terhadap timbulnya

anemia setelah melahirkan. Dalam persalinan normal seorang

wanita akan mengeluarkan darah rata-rata 500 ml atau setara

dengan 200 mg Fe. Perdarahan juga meningkat saat proses

melahirkan secara SC ( Sectio Caesaria ).


30

4. Fe

a. Pengertian

Zat besi merupakan komponen hemoglobin yang berfungsi

mengangkut oksigen di darah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk

metabolisme glucose, lemak dan protein menjadi energy yang

berfungsi mengangkut oksigen ( Waryono, 2010 )

b. Fungsi Zat Besi atau Tablet Fe

Fungsi dari tablet Fe ini untuk menggantikan zat besi yang hilang

melalui tinja, air kencing, dan kulit. Kebutuhan zat besi selama

kehamilan meningkat. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok

kebutuhan pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta, dan peningkatan

volume darah ibu ( Arisman, 2004 )

c. Kandungan Tablet Fe

Setiap tablet kunyah mengandung 100 mg zat besi sebagai

kompleks besi ( III ) Hidroksida Plimaltosa ( KBP ), sklamat

(Fitrianngsih, 2009 ).

d. Kebutuhan Zat Besi

Pada ibu hamil tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat

gizi minimal 90 tablet selama kehamilan.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Absorbsi Besi

Bentuk zat besi di dalam makanan berpengaruh terhadap

penyerapannya. Bentuk zat besi hem dapat diserap dua kali lipat

daripada zat besi non hem. Kurang lebih 40 % dari zat besi didalam
31

daging, ayam dan ikan terdapat sebagai zat besi hem dan selebihnya

sebagai non hem. Zat besi non hem juga terdapat didalam telur,

serelia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah-

buahan. Makan zat besi hem dan non hem secara bersama dapat

meningkatkan absorbs zat besi non hem. Daging, ayam dan ikan

mengandung suatu faktor ( terdiri atas asam amino yang mengikat zat

besi ) yang membantu penyerapan zat besi ( Almatsier, 2010 )

Asam organic, seperti vitamin C membantu penyerapan zat besi

non hem dengan merubah bentuk ferri menjadi ferro. Selain itu

vitamin C juga membentuk gugus zat besi-askorbat yang tetap larut

pada pH tinggi dalam duodenum ( Almatsier, 2010 )

Vitamin C dan zat besi membentuk senyawa askorbat besi

kompleks yang mudah larut dan mudah diabsorbsi. Peneltian

terdahulu juga mengindikasikan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara peningkatan kadar Hb dengan konsumsi vitamin C. Disebutkan

bahwa zat besi non heme akan meningkat 2%-20% bila

mengkonsumsi vitamin C ( Argana, 2004 )

Tingkat keasaman lambung meningkatkan daya larut besi.

Kekurangan asam klorida didalam lambung atau penggunaan obat-

obatan yang bersifat basa seperti antacid dapat menghalangi absorbs

besi. Asam fitrat dan faktor lain didalam serat serelia dan asam oksalat

didalam sayuran menghambat penyerapan Fe. Faktor-faktor ini

mengikat Fe, sehingga mempersulit penyerapannya, dan tannin


32

merupakan polfenol, terdapat didalam the, kopi, dan beberapa jenis

sayuran dan buah menghambat absorbs Fe dengan cara mengikatnya.

Kalsium doss tinggi berupa suplemen menghambat absorbs besi

(Almatsier, 2010 )

f. Cara Pemberian Tablet Zat Besi

Cara meminum tablet fe yang benar menurut Jordan ( 2004 ) antara

lain adalah :

1) Memisahkan minum obat antacid dan makan dengan masa selang

dua jam.

2) Memisahkan minum teh, kopi dan minuman karbonasi dan makan

dengan masa selang satu jam.

3) Memisahkan suplemen kalsium dan makan dengan masa selang

dua jam.

4) Memisahkan konsumsi susu dan telur dan makan dengan masa

selang dua jam.

5) Minum tablet zat besi bersama vitamin C 200 mg atau bersama jus

jeruk akan meningkatkan absorbs zat besi ke dalam tubuh.

6) Pemberian tablet zat besi lebih bias ditoleransi jika dilakukan pada

saat sebelum tidur malam.

5. Bayam ( Amaranthus Tricolor L )

a. Deskripsi Tanaman

Bayam ( Amaranthus Tricolor L ) berasal dari Amerika

tropic.Tanaman ini termasuk keluarga Amarathaceae.Sampai


33

sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan sub

tropis seluruh dunia. Di Indonesia ,bayam dapat tumbuh sepanjang

tahun dan ditemukan pada ketinggian 5- 2000 mdpa, tumbuh

didaerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran

rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas. Nama

lokalnya antara lain : Bayem Abrit, Bayam Lemah, Bayam Ringgit,

Bayam Sekul, Bayam Siti ( Jawa ),Jawa Lufife,Tona Ma

Gaahu,Haharu Itoka Tokara,Baya Roriha,Loda Kohori ( Maluku ).

Herba setahun, tegak atau agak condong , tinggi 0,4-1 m

dan bercabang ,batang lemah dan berair. Daun bertangkai,

berbentuk bulat telur ,lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul,

pangkal runcing, serta warnanya hijau ,merah, atau hijau

keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat ,bagian bawah duduk

diketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung

tangkai dan ketiak percabangan,bunga berbentuk bulir.

b. Kandungan kimia dari bayam

Bayam mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat

besi, serat, fosfor, purin dan vitamin ( A, B dan C ). Daun bayam

digunakan untuk membersihkan darah sehabis bersalin, memperkuat

akar rambut, tekanan darah rendah, kurang darah ( anemia ), dan

gagal ginjal. Sedangkan akar untuk pengobatan disentri. Kandungan

bayam menurut Almatsier (2010 ) adalah :


34

Tabel 2.1 Kandungan bayam per 100 gr

Komposisi Zat Gizi Jumlah

Fe 3,9 mg
Energi 30 kal
Protein 3,5 gr
Lemak 0,5 gr
Karbohidrat 6,5 gr
Serat 0,8 gr
Kalsium 267 mg
Fosfor 67 mg
Vitamin A 6.090 IU
Vitamin B1 0,08 mg
Vitamin C 80 mg
Air 86,9 gr

c. Efek farmakologi dan toksisitas pada hewan coba

Penelitian proses eritropoesis dilakukan menggunakan infuse

bayam 30 % yang diberikan pada kelinci, yang dibuat anemia,

selama 16 hari secara oral. Pemeriksaan hematologi dilakukan pada

hari ke 4,8,12, dan 16. Hasil penelitian menunjukkan infus bayam

dapat menaikkan kadar Hb, kadar besi dan hematokrit secara

bermakna dibanding aquadest dan tidak berbeda dengan ferrosi

sulfas, sementara besarnya kenaikan kadar besi serum berbeda

dengan ferrosi sulfas ( Depkes RI, Pusat penelitian dan

pengembangan Farmasi dan Obat tradisional, 2004)

d. Indikasi

Anemia kekurangan zat besi. Khasiat dari bayam secara umum

adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan


35

pencernaan. Akar bayam berkhasiat sebagai obat disentri.Bayam

termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk melancarkan

proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk

dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing

manis ( diabetes mellitus ), kolesterol, darah tinggi dan menurunkan

berat badan.

e. Kontra Indikasi

Untuk penderita kadar asam urat darah yang cukup tinggi dan

rematik Gout terlalu tinggi dilarang mengkonsumsi bayam. Di dalam

tubuh, purin akan dimetabolisir menjadi asam urat. Jika memasak

sayur bayam, sebaiknya tidak didiamkan terlalu lama karena akan

beroksidasi dengan udara, sehingga bayam menjadi beracun bagi

tubuh ( Dalimartha, Adrian, 2013 ).

6. Jeruk Nipis

a. Pengertian

Jeruk nipis ( Citrus aurantifolia ) merupakan buah berbentuk bulat,

berwarna hijau atau kuning, dan memiliki rasa asam-kecut

(Puspitaningtyas, 2013 )

b. Kandungan

Daging buah jeruk nipis terdapat bermacam-macam zat yang

memberikan manfaat kesehatan. Jeruk nipis memiliki senyawa aktif

seperti limomene, flavonoid, serat, asam askorbat ( Vitamin C ), dan


36

asam sitrat. Kandungan jeruk nipis menurut Puspitaningtyas (2013)

adalah :

Tabel 2.2 Kandungan Jeruk Nipis per 100 gr


Komposisi Jumlah
Air 88,26 gram
Energi 30 kcal
Protein 0,7 gram
Lemak 0,2 gram
Karbohidrat 10,54 gram
Serat 2,8 gram
Kalsium 33 mg
Fosfor 18 mg
Besi 0,6 mg
Karoten Total 4 µg
Tiamin 0.03 mg
Vitamin C 29,1 mg

Sumber : Puspitaningtyas ( 2013 )

c. Manfaat

Jeruk nipis menurut Kurnia ( 2014 ) mengandung vitamin C yang

dapat membantu proses penyerapan makanan yang mengandung zat besi

sehingga memperkecil timbulnya anemia dan memperlancar suplai

darah ke seluruh bagian tubuh terutama bagian otak sebagai pusat

informasi.

Mengkonsumsi 100 gram jeruk nipis dapat memenuhi 75 % hingga


88 % kebutuhan vitamin C. Vitamin C banyak terdapat didaging buah
dan kulit ari melapisinya serta bagian kulit jeruk ( Puspitaningtyas,
2013)
Jeruk juga dapat bermanfaat untuk penyerapan tablet Fe. Absorpsi

besi yang efektif dan efisien menurut Jordan ( 2004 ) karena sifat yang
37

dimiliki vitamin C adalah promoter terhadap absorbs besi dengan

mereduksi besi ferri menjadi ferro.

Kandungan jeruk nipis yang tinggi akan vitamin C sangat membantu

penyerapan besi nonhem dengan merubah bentuk ferri menjadi

ferro,karena bentuk fero lebih mudah diserap. Vitamin C juga

membentuk besi askorbat yang larut pada PH lebih tinggi dalam

duodenum ( Almatsier, 2010 ).

d. Efek samping jeruk nipis

Efek samping jeruk nipis dapat terjadi pada orang dengan masalah

lambung, sehingga saat mengkonsumsi sari jeruk nipis sebaiknya

dicampur dengan bahan makanan lain seperti teh dan gula.

Mengkonsumsi sari jeruk nipis tanpa tambahan bahan makanan lain

dapat menyebabkan iritasi lambung ( Puspitaningtyas, 2013 )

7. Madu

a. Pengertian

Madu adalah cairan kental seperti sirup berwarna coklat kuning

muda sampai coklat merah yang dikumpulkan dalam indung madu

oleh lebah Apis mellifera. Konstituen dari madu adalah campuran

dektrose dan fructose dengan jumlah yang sama dan dikenal dengan

gula invert 50-90 % dari gula yang tidak terinveersi dan air.

Rasa manis madu alami sesungguhnya memang melebihi manisnya

gula karena kadar atau tingkat kemanisannya sedikitnya bisa mencapai

11/2 kali dari rasa gula putih/pasir. Namun walaupun begitu rasa
38

manis madu alami disebut tidak memiliki efek buruk seperti hal yang

terkandung didalam gula putih terutama bagi ibu hamil karena

kandungan utamanya seperti yang telah disebutkan, adalah

karbohidrat (79,8%), dan air (17%). Madu yang digunakan dalam

penelitian ini adalah madu yang species lebah yang sudah

dibudidayakan masyarakat sekitar, jenisnya adalah A. Cerana (tawon

madu), (Ahmad Widodo,2010).

b. Kandungan

Kandungan madu per 100 gram menurut Suranto (2004)

adalah :

Tabel 2.3 Komposisi Kimia Madu/ 100 Gram

Komposisi Jumlah

Kalori 328 kal


Kadar air 17,2 g
Protein 0,5 g
Karbohidrat 82,4g
Abu 0,2 g
Tembaga 4,4-9,2 mg
Fosfor 1,9-6,3 mg
Besi 0,06-1,5 mg
Mangan 0,02-0,04 mg
Magnesium 1,2-3,5 mg
Thiamin 0,01 mg
Riboflavin 0,02 mg
Niasin 0,20 mg
Lemak 0,1 g
39

c. Manfaat

Menurut (Aden 2010), madu dianggap sebagai tonik alami

dengan nutrisi penting, yang memiliki manfaat obat untuk

pencernaan, peredaran darah dan system lain. Karena efektivitas

dalam mencegah dan mengobati kondisi kesehatan yang berbeda,

dalam hal ini madu tetap popular sebagai makanan dan obat alami

selama berabad-abad. Namun hampir semua sepakat bahwa

penyembuhan dengan madu sebagai jamu yang mengandung:

1) Sepenuhnya Sifat antibiotic alami

Madu dalam konsentrasi 30% hingga 50% fungsinya jauh lebih

baik dari obat antbiotik.

2) Bertindak sebagai agen anti-mikroba

Sejumlah studi laboratorium menunjukkan bahwa madu

mempunyai spesifikasi kandungan anti-mikroba.

3) Sebagai zat anti bakteri

Madu kental menhentikan pertumbuhan bakteri Candida alba.

Madu yang mengencer hingga 40% menjadi bersifat bacterial

(pembunuh bakteri), sehingga mampu berperan sebagai anti

bakteri dan anti jamur. Konsumsi madu secara teratur memperkuat

sel darah putih untuk melawan bakteri dan penyakit yang

diakibatkan oleh virus.

4) Madu membersihkan darah, meningkatkan pembentukan dan

sirkulasinya serta mencegah arteriosclerosis. Ini karena


40

perkelahian kolesterol, yang menyebabkan pengerasan arteri.

Selain itu, efektif dalam mengontrol tekanan darah, dan mencegah

stroke.

5) Sejak kandungan mineral ( besi, tembaga dan mangan )

membangun hemoglobin, madu dapat mencegah anemia. Selain

itu, tembaga membantu dalam penyerapan zat besi, yang menjaga

keseimbangan hemoglobin yang tepat dalam tubuh.

6) Madu membantu dalam pemanfaatan kalsium, sehingga mencegah

osteoporosis. Kalium dalam madu memberikan bantuan dalam

arthritis yang menyakitkan.

7) Madu membantu untuk mengendalikan dan mencegah asma. Madu

ini biasanya digunakan bersamaan dengan item lain. Dalam

sesendok madu dengan jus lemon (diencerkan dengan air) dapat

mengurangi keasaman, sembelit, dan sakit perut. Kombinasi madu

dan jahe mengurangi masalah pernapasan. Madu dalam

konsentrasi 30% hingga 50% fungsinya jauh lebih baik dari obat

antibiotic.

d. Efek samping madu

Madu sebagai obat alami yang berasal dari lebah madu, seperti

tepung sari, dan royal jelly efektif untuk mengobati berbagai macam

penyakit, sehingga madu tidak memiliki efek samping ( Aden,2010).


41

Cara membuat jus bayam untuk meningkatkan kadar Hb.

Komposisi : bayam 40 gr, madu 1 10 gr, jeruk nipis 5 gr, 200 cc air

putih

Dosis : 200 cc (1 gelas) sehari selama 2 minggu

Cara membuat : Cuci 3 genggam daun bayam (40 gr ) lalu haluskan.

Tambahkan 10 gr madu dan 5 gr air jeruk nipis, lalu saring.

Cara penyajian : Jus bayam disajikan didalam gelas, bisa ditambahkan es batu.

Anda mungkin juga menyukai