OTOMIKOSIS
Disusun oleh :
Sakina shahab
1865050010
Pembimbing :
dr. Lina Marlina, Sp. THT-KL
2
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : Kedua telinga terasa gatal sejak 2 minggu yang lalu Keluhan
Tambahan : Telinga terasa penuh dan pendengaran berkurang
3
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa disangkal.DM (-) HT (-) .
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga lain tidak pernah mengalami keluhan yang sama dengan pasien
F. Riwayat Kebiasaan Pribadi
Pasien memiliki kebiasaan mengorek-ngorek telinga dengan cotton bud. Riwayat merokok serta minum minuman
beralkohol disangkal.
4
Pemeriksaan Fisik
A. STATUS GENERALIS
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Tekanan darah : Tidak dilakukan pengukuran
4. Frekuensi nadi : 85 kali/menit
5. Frekuensi napas :18 kali/menit
6. Suhu : 36,6 C
7. Kepala : Normocephali
8. Mata : CA -/-, SI -/-
9. Leher : KGB tidak teraba membesar 5
STATUS LOKALIS THT - K L [ Telinga]
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
Bentuk Normotia Normotia
Trauma Tidak ada Tidak ada
Daun telinga Infeksi Tidak ada Tidak ada
(auricula) Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
6
Pembengkakan Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Retro auricula Pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
• Auris dextra
=55 dB tuli sedang
• Auris Sinistra
= 46.25 dB Tuli sedang
9
STATUS LOKALIS THT - KL [ HIDUNG]
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
10
Dextra Sinistra
Hidung Bentuk normal Bentuk normal
Sekret (-) (-)
Mukosa konka media Hiperemis(-), hipertrofi (-) Hiperemis(-), hipertrofi(-)
11
Pemerikssan Kelainan Dextra Sinistra
12
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Gigi Lengkap, Tidak ada karies dan gigi yang berlubang
Gusi Tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan
S TAT U S L O K A L I S T H T - Te n g g o r o k a n
Lidah Posisi ditengah, geographic tounge dan coated tounge tidak ada
Kelenjar Parotis Tidak terdapat hipersekresi saliva
Arkus Faring Mukosa Hiperemis
Bentuk Simetris
Uvula Letak Ditengah
Tonsil Ukuran T1– T1
Non-medikamentosa: Medikamentosa:
• Tidak mengkorek-korek kuping • Pembersihan debris (ear toilet) pada kedua telinga
menggunakan jari tangan maupun benda dengan larutan asam asetat 2% dalam alcohol
lainnya. • Pemberian ketokonazol 2% cream
• Pasien sebaiknya menjaga kebersihan agar • Pemberian Antihistamin Cetirizine 10mg
telinga tidak lembap dan tidak masuk air
untuk mencegah terjadinya kekambuhan
Prognosis
16
Hasil Endoskopi
17
TINJAUAN PUSTAKA
18
Anatomi Telinga
Telinga dibagi
menjadi 3 bagian :
• Telinga luar
• Telinga tengah
• Telinga dalam
Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Of Human Anatomy : Head, Neck & Neuroanatomy 15th edition. Elsivier. 2011; 137-156 19
Daun telinga (Pinna)
• Struktur daun telinga
yang khas berfungsi
untuk mengumpulkan
gelombang suara dan
meneruskannya ke
dalam liang telinga
Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Of Human Anatomy : Head, Neck & Neuroanatomy 15th edition. Elsivier. 2011; 137-156 20
Membran Timpani dan tulang-tulang pendengaran
Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Of Human Anatomy : Head, Neck & Neuroanatomy 15th edition. Elsivier. 2011; 137-156 21
Tuba Eustachius – pada anak dan dewasa
Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Of Human Anatomy : Head, Neck & Neuroanatomy 15th edition. Elsivier. 2011; 137-156 23
Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Of Human Anatomy : Head, Neck & Neuroanatomy 15th edition. Elsivier. 2011; 137-156 24
Fisiologi Pendengaran
Korteks
Melepaskan
Potensial aksi N. dilanjutkan ke pendengaran (area
Depolarisasi neurotransmitter ke
Koklearis nukleus auditorius 39-40) lobus
sinaps
temporalis
Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Penerbit: EGC. Jakarta. 2006. 25
Otomikosis
• Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga .Otomikosis adalah
infeksi akut, subakut atau kronis jamur yang melibatkan pinna dan
meatus auditori eksternal, namun dengan adanya perforasi membran
timpani, juga dapat melibatkan telinga tengah. Infeksi ini biasanya
unilateral dan ditandai oleh peradangan, pruritus, scaling dan
ketidaknyamanan berat seperti nanah dan nyeri
26
Epidemiologi
• Negara tropis dan subtropis mempunyai derajat kelembaban yang
tinggi sekitar 70 – 80% dengan suhu udara sekitar 15 – 30o C.
27
Etiologi F.Predisposisi
• Otomikosis disebabkan oleh
beberapa jenis jamur saprofit, infeksi telinga kronis,
seperti jamur dan ragi, penggunaan minyak, obat tetes
terutama Aspergillus. Meliputi: telinga, steroid, renang (telinga
A. niger, A. flavus, A. fumigatus, basah merupakan predisposisi
Allescheria boydii, infeksi jamur), infeksi jamur
Scopulariopsis, Penicillium, lain yang ada di dalam tubuh
Rhizopus, Absidia dan Candida seperti dermatomikosis atau
vaginitis, status
immunocompromised,
30
Diagnosa
Nyeri, rasa gatal, adanya secret yang keluar dari telinga. Yang
Anamnesa paling penting adalah kecenderungan beraktifitas yang
berhubungan dengan air
Yang khas terasa gatal atau sakit diliang telinga dan daun
telinga menjadi merah, skuamous dan dapat meluas kedalam
P.Fisik liang telinga sampai 2/3 bagian luar, adanya akumulasi debris
fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang
berwarna putih dan panjang dari permukaan kulit.
•Preparat langsung
Pemeriksaan
swab telinga dan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10%
laboratorium •Pembiakan
Skuama dibiak pada media saboraud agar dan diletakan pada
suhu kamar koloni
Diagnosis Banding
• Otitis eksterna difusa
• Otitis eksterna sirkumkripta
32
Penatalaksanaan
Menjaga agar liang telinga •Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol
tetap kering, jangan yang diteteskan kedalam liang telinga.
lembab dan disarankan •Larutan timol 2% dalam spiritus dilateus
untuk tidak mengorek- (alkohol 70%) atau meneteskan larutan
ngorek telinga dengan burrowi 5%
barang-barang yang kotor
seperti korek api, garukan •Neosporin dan larutan gentian violet 1-2%
telinga atau kapas •Fungisida topikal spesifik seperti nystatin,
ketokonazole, klotrimazole dan anti jamur
yang diberikan secara sistemik
TERIMA KASIH
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Kepala & Leher Edisi 7.
EGC. Jakarta .2012; 82-88
2. Matsuda Y, Kurita T, Ueda Y, Ito S, Nakashima T. Effect of tympanic membrane perforation on middle-ear sound
transmission. J Laryngol Otol. 2009 May. 123 Suppl 31:81-9
3. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Kepala & Leher Edisi 7.
EGC. Jakarta .2012; 10-22
4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Of Human Anatomy : Head, Neck & Neuroanatomy 15th edition. Elsivier. 2011;
137-156
5. Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Penerbit: EGC. Jakarta. 2006.
6. Dhingra PL, Shruti D. Disease of the Ear, Nose,and Throat Surgery 6th Edition. Elsevier. 2014; 66-72
7. Rukmini S, Herawati S. Tekhnik Pemeriksaan Telinga Hidung Dan Tenggorok. EGC:Jakarta
8. Buku Ajar penyakit THT BOIES Edisi 6. EGC. 2014
35