Anda di halaman 1dari 30

SIROSIS HATI

Pembimbing :
dr Tiroy Sari Bumi Simanjuntak, Sp.PD

Disusun oleh :
Triyani Agustin
Shintia Theresia Lumempouw
Yolanda Gloria Poddala
DEFINISI DAN
ETIOLOGI
Definisi
◦ Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis,
disorganisasi dari lobus dan arsitektur vaskular, dan regenerasi nodul hepatosit.
◦ Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas
danpembentukan jaringan ikat
◦ penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan
terjadinya pengerasan dari hati yang akan menyebabkan penurunan fungsi hati
dan bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada
pembuluh darah
Etiologi
◦ Alkoholisme
◦ Sirosis kardiak (kerusakan hati yang disebabkan kerusakan atau gagal jantung)
◦ Hepatitis viral kronis
◦ Hepatitis B 
◦ Hepatitis C
◦ Hepatitis D
◦ Hepatitis E
◦ Hepatitis autoimun
◦ Steatohepatitis non alkoholik/non-alcoholic steatohepatitis (NASH)
◦ Sirosis bilier
◦ Primary biliary cirrhosis
◦ Primary sclerosing cholangitis
◦ Kolangiopati autoimun
◦ Atresia bilier
◦ Penyakit metabolik hati yang diturunkan
◦ Hemokromatosis
◦ Penyakit Wilson
◦ Defisiensi α1 antitripsin
◦ Cystic fibrosis
◦ Glycogen storage disease
◦ Obstruksi aliran vena hepatika
◦ Sindrom Budd-Chiari
◦ Penyakit veno-oklusif
◦ Gagal jantung kanan
◦ Obat dan toksin
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN
FISIK &
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Anamnesis
● Keluhan seperti mudah lelah, anoreksia, berat badan
menurun, mual dan muntah, rasa tidak nyaman pada
perut serperti nyeri ulu hati, merasa perut membesar,
ikterus.
● Riwayat Penyakit dahulu : pernah sakit hepatitis B
atau C
● Riwayat Kebiasaan Pribadi : minum alkohol
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan biokimia hati:
 SGPT (ALT) = meningkat
 SGOT (AST) = meningkat
 Gamma-glutamyl transpeptidase (GGT) =
meningkat
 Alkalin fosfatase = meningkat
 Bilirubin = meningkat
 Albumin = menurun
 Globulin = meningkat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Darah Tepi:
 Anemia
 Leukopenia
 Netropenia
 Pemeriksaan Elektrolit
 Natrium serum menurun
 Pemeriksaan USG
 (sudut hati,permukaan hati, ukuran, adanya massa)
 (asites, splenomegali,trombosis vena porta,
pelebaran venaporta)
 Pemeriksaan CT-SCAN
Pemeriksaan laboratorium lain
untuk mencari penyebabnya:
• Serologi virus hepatitis
• Auto antibody (ANA, ASM, Anti-LKM) untuk
autoimun hepatitis
• Saturasi transferin dan feritinin untuk
hemokromatosis
• AMA untuk sirosis billier primer
TATALAKSANA
TATALAKSANA SIROSIS
HEPATIS
◦ Dalam tatalaksana sirosis hepatis, penting dilakukan penilaian derajat atau
grading dari sirosis ini. Salah satu faktor kepentingan tersebut adalah
menentukan prognosis.
◦ Penilaian derajat sirosis hepatis dapat dilakukan melalui staging histopatologi,
metode non-invasif, dan secara klinis. Grading histopatologi memerlukan
adanya sediaan biopsi hati.
◦ Adapun secara klinis, dilakukan dengan menilai parameter klinis berupa
keluhan serta pemeriksaan laboratorium sedangkan dengan cara non invasif
adalah dengan menilai fibrosis dengan elastografi.
TATALAKSANA SIROSIS
HEPATIS
◦ Di Indonesia untuk menilai derajat fibrosis cara yang paling banyak digunakan
adalah transient elastography atau Fibroscan. Cara lain adalah dengan
menggunakan pemeriksaan beberapa marker atau kimiawi dari darah seperti
APRI atau Hepascore.
◦ Adapun secara klinis, skor yang banyak dipakai adalah sistem skor Child-
Turcotte-Pugh (CTP).

Berdasarkan skor Child-Turcotte-Pugh (CTP)di atas, sirosis terbagi menjadi tiga yaitu
Child A, jumlah skor 5-6 → Sirosis terkompensasi
Child B, jumlah skor 7-9 → Sirosis dekompensata
Child C, jumlah skor 10-15 → Sirosis dekompensata
TATALAKSANA SIROSIS HEPATIS
◦ Pemberian Late Evening Snack → Beberapa ahli menyarankan agar penderita
sirosis mendapatkan ekstra makanan ringan malam hari sebelum tidur sebesar
200 kkal. Makanan ini bisa berupa nasi kepal, makanan cair, atau
suplementsi branched-chain amino acid (BCAA).
◦ Efek pemberian tambahan nutrisi ini dapat menekan produksi asam lemak,
memulihkan metabolisme energi, dan menjaga keseimbangan albumin dan
menjaga kadar albumin. 
TATALAKSANA SIROSIS
HEPATIS
◦ Pada Hepatitis B → Pemberian  antiviral analog nukleosida (entecavir,
tenovovir)
◦ Pada Hepatits C → Dapat diberikan terapi interferon pada sirosis yang
terkompensasi (Child Pugh A). Untuk pasien dengan sirosis dekompensata
(Child Pugh B atau C), tidak direkomendasikan untuk pemberian terapi IFN
dan RBV 
◦ Pemberian terapi antifibrotik → ursodeoxycolic acid (3x250 mg)
◦ Hepatoprotektor (Curcuma,HP Pro, SNMC) → untuk menurunkan SGOT dan
SGPT
TATALAKSANA ASITES PADA SIROSIS HEPATIS
◦ Restriksi garam dapat efektif pada asites ringan dan sedang namun disarankan
restriksi garam ringan (85-120 mmol/hari). 
◦ Pemberian albumin infus dapat meningkatkan efek diuretik dan mencegah gangguan
hemodinamik
◦ Pada pemberian diuretik
◦ Spironolakton dianjurkan sebagai terapi tunggal, mulai 1 x 100 mg dititrasi sampai
400 mg per hari
◦ Terapi kombinasi spironolakton (1x100 mg) dengan furosemide (1x40 mg)dapat
diberkan pada pasien yang menjalani terapi intensif dengan kontrol ketat untuk
mencegah adanya efek samping diuretik
◦ Kombinasi vasopressin V2 receptor antagonists (tolpavtan 7.5–30 mg/hari selama 7
hari) dengan furosemide dan spironolakton direkomendasikan pada pasien asites
dengan hiponatremia
TATALAKSANA SIROSIS
DEKOMPENSATA
◦ Ensefalopati hepatik.
◦ laktulosa membantu pasien untuk mengeluarkan amonia.
◦ Neomisin bisa digunakan untuk mengurangi bakteri usus penghasil amonia
◦ Diet protein dikurangi sampai 0,5 gr/kg berat badan per hari.

◦ Varises esofagus.
◦ Pilihan pertama beta blocker non selektif  beta blocker non selektif (propranolol
atau nadolol). Propranolol mulai 2 x 20 mg atau nadolol 1 x 20 mg, dititrasi
sampai dosis maksimal yang dapat ditoleransi, dan ligasi varises.
TATALAKSANA SIROSIS
DEKOMPENSATA
◦ Hipertensi Portal dan Perdarahan Gastrointestinal pada Sirosis Hati
◦ Tatalaksana umum:
◦ Transfusi hati-hati produk darah dan cairan dengan target Hb ~8 mg/dL
◦ Antibiotik profilaksis (3-7 hari)
◦ Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO atau 2 x 400 mg IV atau
◦ Ceftriaxone 1 g IV terutama jika kecurigaan resistensi quinolone atau jika terdapat malnutrisi,
ensefalopati, atau bilirubin >3 mg/dL

◦ Terapi Inisial Spesifik


◦ Pemberian somatostatin
◦ Terapi endoskopi (ligasi) dilakukan terutama pada 12 jam pertama perawatan
KOMPLIKASI
SIROSIS HEPATIS
KOMPLIKASI SIROSIS HEPATIS
◦ peritonitis bakterial spontan → infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri
tanpa ada bukti infeksi sekunder intra abdominal. Biasanya pasien ini tanpa
gejala, namun dapat timbul demam dan nyeri abdomen.
◦ Sindrom hepatorenal → terjadi gangguan fungsi ginjal akut berupa oliguri,
peningkatan ureum, kreatinin tanpa adanya kelainan organik ginjal. Kerusakan
hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada
penurunan filtrasi glomerulus.
◦ Hipertensi porta
◦ Ensefalopati hepatik
EDUKASI SIROSIS
HEPATIS
Edukasi
◦ Istirahat dan kurangi aktivitas fisik
◦ Tidak mengkonsumsi alkohol
◦ Tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak
◦ Pembatasan konsumsi garam
◦ Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang
◦ Diet 1500-2000 kkal/hari
◦ Protein 1 gr/kgBB/hari
◦ Rendah garam <0,5 gr/hari

Anda mungkin juga menyukai