Anda di halaman 1dari 16

ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)

PADA DEWASA

NIRWANA AMIR
N 111 18 083
BAB I
PENDAHULUAN
Jantung merupakan organ yang penting dalam sistem tubuh manusia. Jantung
berfungsi untuk memompakan darah yang mengandung oksigen dan nutrien ke seluruh
tubuh. Jantung terdiri dari beberapa ruang yang dibatasi oleh beberapa katup, diantaranya
adalah katup atrioventrikular dan semilunar. Katup atrio ventrikular terdiri atas katup
bicuspid (mitral) dan katup tricuspid, yang terletak diantara atrium dan ventrikel,
sedangkan katup semilunar terletak antara ventrikel dengan aorta dan arteri pulmonal
(Ramli, 2018).

Atrial Septal Defect (ASD) merupakan penyakit jantung bawaan dimana adanya
lubang yang menghubungkan atrium kiri dan kanan yang bisa menetap sampai
dewasa (Alvikha, 2017). Salah satu kelainan jantung kongenital yang banyak
terjadi adalah Atrial Septal Defect (ASD) yang ditandai dengan adanya lubang
yang persisten pada septum antara atrial setelah lahir yang menyebabkan adanya
hubungan antara atrium kanan dan atrium kiri (Renaldy, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Atrial Septal Defect (ASD) merupakan penyakit jantung bawaan


dimana adanya lubang yang menghubungkan atrium kiri dan kanan
yang bisa menetap sampai dewasa (Alvikha, 2017). Salah satu
kelainan jantung kongenital yang banyak terjadi adalah Atrial Septal
DEFINISI Defect (ASD) yang ditandai dengan adanya lubang yang persisten
pada septum antara atrial setelah lahir yang menyebabkan adanya
hubungan antara atrium kanan dan atrium kiri (Renaldy, 2016).
KLASIFIKASI
Menurut Webb, dan Gatzoulis (2006) Atrial Septal Defect
terdiri dari 3 jenis, yaitu :
 Defek pada bagian fossa ovalis yang disebut sebagai tipe
ostium secundum, defek ini melibatkan daerah fossa
ovalis dan yang paling sering ditemukan (kira-kira hampir
70% dari kasus ASD). Jaringan septum atrium memisahkan
bagian inferior defek ini dari katup atrioventrikular.
 Defek pada AV septum yang disebut sebagai tipe ostium
primum, dimana terletak pada bagian inferior fossa ovalis,
terdapat sebanyak 20% dari kasus ASD.
 pada sinus venosus, terdapat sebanyak 6% dari kasus
ASD, defek ini terletak di dekat vena kava superior (bisa
juga dekat dengan vena kava inferior, tapi jarang terjadi).

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 4


EPIDEMIOLOGI

Menurut Renaldy (2010), secara global, Defek Septal Atrium (Atrial Septal Defect -
ASD) merupakan kelainan kedua tersering (6-10%) setelah (Ventricular Septal Defect) VSD
(25-30%) dan merupakan kelainan jantung kongenital utama yang sering ditemukan pada
orang pada dewasa.
Ostium sekundum terjadi pada sekitar 50-70% kasus, dengan perbandingan wanita dan
pria 2:1. Sedangkan ostium primum pada sekitar 30% kasus dan defek sinus venosus pada
sekitar 10% kasus dengan perbandingan wanita dan pria sama, yaitu 1:1 (Rahajoe, 2001).
ASD mempunyai rasio perbandingan wanita dan laki-laki 2:1. Cara penularan yang
dijelaskan dalam kebanyakan kasus terdiri dari berbagai ragam faktor, dimana resiko
mencapai 2,5% apabila terdapat kerabat dekat yang terkena defek ini
Diagnosis

PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
 Mudah lelah
 Exertional dyspnea
 Palpitasi (karena supraventrikular
aritmia, atrial fibrilasi/atrial flutter lebih
sering pada usia tua)
 Nyeri dada atipikal (iskemik ventrikel
kanan)
 Infeksi saluran nafas
 Tanda-tanda gagal jantung kanan
 Sesak nafas
Pemeriksaan Fisik
• Pasien biasanya pink, sianosis menandakan hipertensi pulmonal yang parah
dengan aliran balik pada defek pada munculnya defek secundum ASD atau
superior sinus venosus. Sianosis dapat juga sebagai tanda hubungannya
dengan stenosis pulmonal, defek sinus koronari atau defek sinus venosus inferior
• Pembesaran ventrikel kanan (heave)
• Murmur sistolik dengan punctum maksimum pada linea sternalis sinistra
(peningkatan aliran darah pada mulut arteri pulmonal, relativ stenosis
pulmonal) terkadang suara “klik” ejeksi pulmonal terdengar
• bunyi jantung kedua diatas arteri pulmonal (terlambatnya penutupan katup
pulmonal) suara yang lebih keras menandakan hipertensi pulmanal yang parah.
• Murmur diastol pada linea sternalis sinistra inferior (peningkatan aliran darah
melalui trikuspid-relativ stenosis trikuspid)
• Temuan klinis dan auskultasi dapat sangat terpisah, berbeda dan biasa saja.
• Murmur pansistolik dapat didengar jika ada mitral regurgitasi pada apex jantung
(Renaldy,2017)
Pemeriksaan Penunjang
• EKG
• Foto Thorax

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 10


Penatalaksanaan
Kasus ASD dengan survivalitas alami hingga remaja dan dewasa secara
sederhana dapat diklasifikasikan menjadi 3 sub grup yaitu ASD yang membutuhkan
terapi intervensi primer saat usia dewasa, ASD yang tidak membutuhkan terapi
intervensi tetapi membutuhkan monitoring ketat dan follow up klinis berkelanjutan,
serta ASD yang memang tidak dapat diatasi dengan tindakan pembedahan, hanya
bisa diterapi dengan transplantasi jantung.

Menurut (Nasylla, 2017). Terapi yang digunakan pada ASD pemberian


oksigen NRM 6 liter/menit, IVFD RL 60 ml/jam, injeksi Ceftriaxon 1g tiap
12 jam intravena, injeksi Asam Traneksamat 500 mg tiap 8 jam intravena,
injeksi Ranitidin 50 mg tiap12 jam intravena, Codein 3x30 mg per oral,
BeraprostNatrium 3x20 mcg per oral, Ferrous sulphate 2x300 mg per oral,
Asam folat 1x400 ug per oral, dan Furosemid 1x40 mg per oral
Kasus
Pasien perempuan 26 tahun masuk rumah sakit undata dan dirawat di ICVCU
dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri. Nyeri dada dialami sejak kurang lebih
1 bulan yang lalu, nyeri dada memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit,
Nyeri dada timbul pada saat istirahat maupun aktivitas. Awalnya pasien juga
pernah mengalami nyeri dada sebelumnya dan pasien mengeluh saat ini nyeri
dada makin memberat. Nyeri dada disertai dengan sesak nafas sejak tadi pagi
sebelum masuk rumah sakit dan batuk berdahak sejak 2 hari yang lalu dan
pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati. BAK dan BAB dalam batas normal.

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 12


Pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien sakit sedang, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital tekanan darah 100/60 mmHg, respirasi 20
kali per menit, nadi 85 kali per menit suhu 36.5 derajat celcius. Pada
pemeriksaan paru didaptakna rhonki di kedua lapang paru. Pada
pemeriksaan jantung didapatkan murmur sistolik di bagian katup pulmonal
sela iga 2-3 kiri parasternal. Pada pemeriksaan abdomen didaptkan nyeri
tekan abdomen di region epigastrium.

Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium Leokosit


:6,49 x 103/UL, Eritrosit : 5,12 x 106/UL, Hemoglobin : 15.5 g/dl, Trombosit : 190 x
103/UL, Hematokrit : 44 %, Glukosa : 157 mg/dl, Kreatinin : 1,19 mg/dl, Urea : 15.8
mg/dl, AST/GOT : 33 u/L, ALT/GPT: 32 u/L.

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 13


Pemeriksaan EKG didapatkan hasil sinus ritme, HR 85x/menit Axis RAD, P wave
normal, PR int normal, Q wave normal, QRS complex normal, QT int normal ST
segmen depressed ii iii avf, V1-V6, T inverted V2-V6.

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 14


Diagnosis dari pasien tersebut Atrial Septel Defect (ASD) dan
pengobatan pada pasien diberikan Ceftriaxone 1 gr tiap 12
jam intravena, Furosemid 1 X 40 mg oral, Isosorbide Dinitrate
(ISDN) 3 X 5 mg oral perhari, Ambroxol 3 X 30 mg oral perhari

PowerPlugs Templates for PowerPoint Preview 15


Thank
You

Anda mungkin juga menyukai