Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

PENYAKIT JANTUNG PADA ANAK ATRIAL SEPTAL DEFECT

DOSEN PENGAJAR: H. ABD. HADY J, S.SIT., S.KEP., M.KES.

OLEH:

KELOMPOK 4

ANDI FARAMIDA (PO713201201155)


ASRIATI SANTE (PO713201201160)
FARAHIDAYATRI (PO713201201166)
INAS ATHIFAH ALNAS (PO713201201169)
KHARISMA ARDHIANA PUTRI (PO713201201172)
MUASYIRAH (PO713201201175)
NURHASMA (PO713201201181)
NURWAHIDAH (PO713201201185)
REZKY AULIA FEBRIANTI (PO713201201188)
UMMI KALSUM (PO713201201192)
MULYANA (PO713201201197)

DII KEPERAWATAN MAKASSAR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021 – 2022


ATRIAL SEPTAL DEFECT

1. Defenisi
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan
dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991). ASD adalah defek
pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo Sastroasmoro, 1994).
ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum
interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum
interatrial semasa janin. Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah
suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium
kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip.seperti VSD, tetapi letak kebocoran
di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan yang
lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang)
abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri.
Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka
adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara
serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan
sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat muara vena
kavasuperior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan setelah
kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum
dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang
letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek
sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran
darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome
Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan
dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung
dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.

2. Klasifikasi
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :
1. Ostium secundum : merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang terjadi
terletak pada bagian tengah septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8 dari 10 bayi
lahir dengan ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya ASD menutup dengan
sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang besar. Tipe kerusakan
ini perlu dibedakan dengan patent foramen ovale. Foramen ovale normalnya akan
menutup segera setelah kelahiran, namun pada beberapa orang hal ini tidak
terjadi hal ini disebut paten foramen ovale. ASD merupakan defisiensi septum
atrial yang sejati.
2. Ostium primum : kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya
disertai dengan berbagai kelainan seperti katup atrioventrikuler dan septum
ventrikel bagian atas. Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak menutup dengan
sendirinya.
3. Sinus venosus : Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena
besar (vena cava superior) membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan.
Sering disertai dengan kelainan aliran balik vena pulmonal, dimana vena pulmonal
dapat berhubungan dengan vena cava superior maupun atrium kanan. Defek
sekat primum dikenal dengan ASDI, Defek sinus Venosus dan defek sekat
sekundumdikenal dengan ASD II.

3. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD. Faktor-
faktor tersebut diantaranya
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita infeksi Rubella
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetic
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada
peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga
darah tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya
menutup. Jika lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium
kanan (shunt), Penyebab dari tidak menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak
diketahui.

4. Patofisiologi
Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium kanan. Aliran tidak deras
karena perbedaan tekanan atrium kiri dan kanan tidak besar (tekanan atrium kiri
lebih besar dari tekanan atrium kanan. Beban pada atrium kanan, atrium pulmonalis
kapiler paru, dan atrium kiri meningkat, sehingga tekanannya meningkat. Tahanan
katup pulmonal naik, timbul bising sistolik karena stenosis relative katup pulmonal.
Juga terjadi stenosis relative katup trikuspidal, sehingga terdengar bising diastolic.
Penambahan beban atrium pulmonal bertambah, sehingga tahanan katup pulmonal
meningkat dan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Kejadian ini
berjalan lambat. Pada ASD primum bias terjadi insufisiensi katup mitral atau
trikuspidal sehingga darah dari ventrikel kiri atau kanan kembali ke atrium kiri atau
kanan saat sistol.

5. Tanda dan Gejala


ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda dan gejala muncul
biasanyamurmur akan muncul. Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang
tidak diperbaikidapat merusak jantung dan paru dan menyebabkan gagal jantung.
Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya:
- Kelelahan
- Mudah lelah dalam beraktivitas
- Napas pendek dan kesulitan bemapas
- Berkumpulnya darah dan cairan pada paru
- Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh

6. Manifestasi Klinis
Penderita ASD sebagian besar menunjukkan gejala klinis sebagai berikut:
✓ Detak jantung berdebar-debar (palpitasi)
✓ Tidak memiliki nafsu makan yang baik
✓ Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
✓ Berat badan yang sulit bertambah
Gejala lain yang menyertai keadaan ini adalah :
- Sianosis pada kulit di sekitar mulut atau bibir dan lidah
- Cepat lelah dan berkurangnya tingkat aktivitas
- Demam yang tak dapat dijelaskan penyebabnya
- Respon tehadap nyeri atau rasa sakit yang meningkat
Mild dyspneu pada saat bekerja (dispneu d'effort) dan atau kelelahan ringan
adalah gejala awal yang paling sering ditemui pada hubungan antar atrium. Pada
bayi yang kurang dari 1 tahun jarang sekali memperlihatkan tanda-tanda gagal
jantung kongestif yang mengarah pada defek atrium yang tersembunyi. Gejala
menjadi semakin bertambah dalam waktu 4 sampai 5 dekade. Pada beberapa
pasien yang dengan ASD yang lebar, mungkin dalam 10 atau 7 dekade sebelumnya
telah memperlihatkan gejaladispneu d'effort, kelelahan ringan atau gagal jantung
kongestif yang nyata.
Pada penderita ASD terdapat suara splitting yang menetap pada S2. Tanda
ini adalah khas pada patologis pada ASD dimana pada defek jantung yang tipe lain
tidak menyebabkan suara splitting pada S2 yang menetap.

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi
Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola
2. Radiologi
Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
3. Ekokardiografi
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah
dari atrium kiri ke atrium kanan.
4. Kateterisasi
Prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan kedalam serambi
jantung melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau
intensifikasi pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample darah
memberikan sumber-sumber informasi tambahan.

8. Penatalaksanaan Medis
Bila pemeriksaan klinis dan elektrokardiografi sudah dapat memastikan
adanya defek septum atrium, maka penderita dapat diajukan untuk operasi tanpa
didahului pemeriksaan kateterisasi jantung. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal dan
penyakit vaskuler paru, serta pada kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri
pulmonalis lebih dari 10U/m² yang tidak responsif
dengan pemberian oksigen 100%, maka penutupan defek septum atrium merupakan
indikasi kontra.
- Tindakan operasi
Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio aliran darah ke paru dan
sistemik lebih dari 1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia pra sekolah
(3-4 tahun) kecuali bila sebelum usia tersebut sudah timbul gejala gagal jantung
kongaestif yang tidak teratasi secara medikamentosa. Defect atrial ditutup
menggunakan patch
- Tanpa operasi
Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan nonbedah, Amplatzer Septal
Occluder (ASO), yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui
pembuluh darah di lipatan paha. Meski sebagian kasus tak dapat ditangani
dengan metode ini dan memerlukan pembedahan. Amplatzer septal
occluder(ASO) adalah alat yang mengkombinasikan diskus ganda dengan
mekanisme pemusatan tersendiri (self-centering mechanism). Ini adalah alat
pertama dan hanya menerima persetujuan klinis pada anak dan dewasa dengan
defek atrium sekundum (DAS) dari the United States Food and Drug
Administration (FDA US). Alat ini telah berhasil untuk menutup defek septum
atrium sekundum, patensi foramen ovale, dan fenestrasi fontanella.
DAFTAR PUSTAKA

Hassan, Rusepno.2002. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Madiyono, Bambang,dkk. 2005. Penanganan Penyakit Jantung Pada Bayi dan


Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai