Anda di halaman 1dari 28

Tutorial Klinik

Efusi Pleura
Yosia Kevin (N 111 18 059)
Vinnie Ladacing (N 111 18 068)
Ananda Suci Ramadani (N 111 18 060)
Rizqi Amalia Usman (N 111 18 077)
Veby Viona A (N 111 18 000)

PEMBIMBING:
dr. Nurfitriani Nurdin , Sp.PD
Identitas Pasien
Nama • Tn. A
Umur • 45 Tahun
Jenis Kelamin • Laki-laki
Alamat • Ds. Sampalowo (Morowali)
Agama • Protestan
Tanggal
Pemeriksaan • 05-07-2019
Ruangan • Dahlia
Anamnesis
Keluhan Utama

Sesak Napas
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien MRS dengan keluhan sesak napas yang
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan
makin hari makin memberat. Pasien juga
mengeluhkan batuk sejak kurang lebih 3 minggu yang
lalu, batuk berhadak (+), batuk darah (-) Keluhan lain
yang dirasakan nyeri dada dan nyeri uluhati, mual (+),
muntah (-) BAB (+) biasa, BAK (+) lancar. Pasien
merupakan rujukan dari RSUD Kolonodale dengan
diagnosis obs. Efusi pleura masif dextra ec. Susp. TB
paru, DD malignancy.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien belum pernah merasakan hal serupa


sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada keluarga pasien yang mengalami


penyakit serupa dengan pasien
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Lemah
• Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• Respirasi : 32 x/menit
• Suhu : 36,8 ºC
Pemeriksaan Fisik
Kepala:
• Wajah : Simetris
• Deformitas : Tidak ada deformitas
• Bentuk : Normocephal

Mata:
• Konjungtiva : Anemis (+/+)
• Sklera : Ikterik (-/-)
• Pupil : Isokor (+/+)
• Mulut : Sianosis (-), Kering (+)
Pemeriksaan Fisik
Leher:
• Kelenjar GB : Tidak ada pembesaran
• Tiroid : Tidak ada pembesaran
• JVP : Tidak ada peningkatan
• Massa Lain : Tidak ada massa lain

Dada:
• Paru-Paru
• Inspeksi : Tidak simetris
• Palpasi : Vocal fremitus kanan < kiri
• Perkusi : Sonor (-/+) dulness (+/-)
• Auskultasi : Vesikular (-/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
• Jantung
• Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis pada SIC V
• Palpasi : Teraba ictus cordis pada SIC V
• Perkusi :
• Batas Atas : SIC II linea parasternal sinistra
• Batas Kanan : SIC IV pada linea parasternal
dextra
• Batas Kiri : SIC IV linea midclavicula
sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I / bunyi jantung II
murni reguler
Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
• Inspeksi : Tampak datar
• Auskultas : Peristaltik (+) kesan normal
• Perkusi : Tymphani seluruh lapang perut
• Palpasi : Nyeri tekan (+) regio epigrastrium,
pembesaran organ (-)

Anggota Gerak:
• Atas : Akral hangat (-/-), edema (-/-)
• Bawah : Akral hangat (-/-), edema (-/-)
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 28-06-2019 Tanggal 03-07-2019

WBC : 29,68 x 103/uL


• WBC : 20,40 x 103/uL
RBC : 4,38 x 106/uL
• RBC : 3,80 x 106/Ul HGB : 10,2 g/dL
• HGB : 9,1 g/dL PLT : 794 103/uL
• PLT : 676 x 103/Ul
• GDS : 240 mg/dl
• Natrium : 129 mmol/L
• Kalium : 4,1 mmol/L
• Clorida: 89 mmol/L
• Urea 28,3 mg/dL
• Creatinin 0,60 mg/dL
• SGOT : 32,6 U/L
Radiologi

Tampak perselubungan
homogen pada seluruh
hemithorax dextra, yang
menutupi sinus diafragma dan
batas kanan jantung

Kesan ; Efusi Pleura Masif


Dextra
Torakosintesis

• Jumlah Cairan : 1200 ml


• Warna cairan : Kuning kemerah-merahan
Resume
• Pasien laki-laki 45 tahun MRS dengan keluhan sesak napas
yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan batuk berdahak sejak kurang lebih 3 minggu yang
lalu.
• Keluhan lain yang dirasakan nyeri dada, nyeri uluhati, dan
mual.
• Pada pemeriksaaan fisik paru-paru ditemukan : Vocal Fremitus
ka < ki , sonor (-/+), rhonci (+/-), nyeri tekan epigastrium (+).
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan WBC : 20,40 x
103/ul - WBC : 29,68 x 103/uL, HGB : 9,1 g/Dl - HGB : 10,2
g/dL, GDS : 240 mg/dl.
• Pada pemeriksaan radiologi didapatkan kesan Efusi pleura
masif dextra.
Pemeriksaan
Dx DD lanjutan
• Efusi Pleura Masif • Efusi pleura ec. • TCM
Dextra ec. TB malignancy
paru • Ct-Scan
• Abses paru
• sitologi
Hasil TCM

MTB NON DETECTED


Diagnosis Akhir

EFUSI PLEURA MASIF DEXTRA


Penatalaksanaan
• Non medikamentosa • Medikamentosa

• Tirah baring • IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm


• O2 3 lpm • Inj. Ranitidine 50 mg /12
jam/iv
• Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam/
iv
• Farbion
• Sucralfate syr 3x2 cth
• N-Acetyl Sistein 3 x 200 mg
• Codein 3 x 10 mg
No. Assessment (daftar Planning Planning Planning
masalahtetap) Diagnosis Terapi Monitoring
1. KU lemah Gizi Evaluasi
klinis, tanda-
tanda vital
2. Dyspepsia Nyeri uluhati, Inj. Ranitidin Evaluasai
nyeri tekan 50 mg / 12 jam / klinis
epigastrium iv
3. Hyperglikemia Hasil Lab Gizi Evaluasi
GDS : 240 Klinis
mg/dL
4. Efusi Pleura Anamnesis, Torakosistensis Evaluasi
Pemfis, Foto Klinis
thorax
5. Anemia Konjungtiva Farbion Evaluasi
anemis (+), Klinis
Hasil lab
EFUSI PLEURA

Pleura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu


pleura viseralis dan pleura parietalis. Kedua lapisan ini bersatu di
daerah hilus arteri dan mengadakan penetrasi dengan cabang
utama bronkus, arteri dan vena bronkialis, serabut sarafdan
pembuluh limfe. Secara histologis kedua lapisan ini terdiri dari
sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler dan
pembuluh getah bening.
Pleura seringkali mengalami patogenesis seperti
terjadinya efusi cairan. Penyebab dari kelainan patologi pada
rongga pleura bermacam-macam, terutama karena infeksi
tuberculosis atau non tuberculosis, keganasan, trauma, dan lain-
lain.
Jadi, efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terjadi
penumpukan cairan melebihi normal didalam rongga pleura
diantara pleura parietalis dan pleura visceralis.
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada
keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura.
Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat
sebagai filrasi melalui pembuluh darah kapiler.
Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat
disebabkan oleh peradangan. Efusi cairan dapat berbentuk
transudat, terjadinya karena penyakit lain bukan primer paru
seperti gagal jantung kongestive, sirosis hati, sindrom nefrotik,
hipoalbuminemia, dan keganasan.
Efusi eksudat terjadi bila ada proses peradangan yang
menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah pleura
meningkat sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau
kuboidal dan terjadi pengeluaran cairan kedalam rongga pleura.
Penegakkan Diagnosis :

Gambaran Klinis :

Sesak nafas, Nyeri dada (terutama saat bernafas), batuk,


dullnes bila dilakukan perkusi pada area penumpukan cairan, suara
nafas melemah atau hilang pada area penumpukan cairan, vocal
fremitus menurun pada area penumpukan cairan.
Pemeriksaan Diagnosis

1. Foto Thorax
- Efusi subpulmonal : gambaran diafragma bukan merupakan
diafragma yang sebenarnya melainkan cairan pleura yang
terkumpul di atas diafragma. Titik tertinggi diafragma tergeser
kearah lateral.
- Penumpulan sudut kostofrenikus posterior (pada foto lateral)
kemudian diikuti penumpulan sudut kostofrenikus lateral (pada
posisi tegak).
- Perselubungan homogen menutupi struktur paru bawah yang
biasanya relatif radioopak dengan permukaan atas cekung
(meniscus sign).
- Perselubungan pada hemithorax : 1) terjadi jika rongga pleura
mengandung 2 liter cairan (pada dewasa) ; 2) paru akan kolaps
secara pasif, jantung dan trakea akan terdorong menjauhi sisi
yang terkena efusi.
2. Torakosentesis
Aspirasi cairan pleura berguna untuk diagnostik maupun
terapeutik. Sebaiknya dilakukan pada pasien dengan posisi duduk.
Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis axilaris
posterior dengan memakai jarum abbocath nomor 14 atau 16.
pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000-1500 cc
pada setiap kali aspirasi.

Menegakkan diagnosis cairan pleura dilakukan pemeriksaan :


a. Warna cairan : biasanya cairan pleura berwarna agak kekuning-
kuningan (serous-santokrom)
- Agak kemerah-merahan : terjadi trauma, infark paru, keganasan,
dan adanya kebocoran aneurisme aorta
- Kuning kehijauan dan agak purulen : adanya empiema
- Merah coklat : adanya abses karena amuba.
b. Biokimia
Secara biokimia efusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat.
- Transudat : dalam keaadaan normal cairan pleura yang
jumlahnya sedikit itu adalah transudat. Transudat terjadi apabila
hubungan normal antara tekanan kapiler hidrostatik dan koloid
osmotik menjadi terganggu, sehingga terbentu cairan pada satu
sisi pleura akan melebihi reabsorbsi oleh pleura lainnya.
Biasanya hal ini terdapat pada : 1. ↑ tekanan kapiler sistemik, 2.
↑ tekanan kapiler pulmoner, 3. ↓ tekanan osmotik dalam pleura,
4. ↓ tekanan intrapleura

- Eksudat : merupakan cairan terbentuk melalui membran kapiler


yang permeabelnya abnormal dan berisi protein berkonsentrasi
tinggi dibandingkan protein transudat
C. Sitologi
Pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura amat penting untuk
diagnostik penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-sel patologis atau
dominasi sel-sel tertentu.
- Sel neutrofil : menunjukkan adanya infeksi akut
- Sel limfosit : menunjukkan adanya infeksi kronik
- Sel mesotel : menunjukkan adanya infark paru
- Sel mesotel maligna : pada mesotelioma
- Sel – sel besar dengan banyak inti : pada artritis reumatoid
- Sel pada L.E : pada lupus eritematosus sistemik
- Sel maligna : pada paru atau metastase
D. Bakteriologi
Efusi yang purulen dapat mengandung kuman- kuman yang
aerob atau anaerob. Jenis kuman yang sering ditemukan dalam
cairan pleura adalah : Pneumokkokus, E Coli, Klebsiela,
Pseudomonas, Enterobakter. Pleuritis tuberculosa, biakancairan
terhadap kuman tahan asam hanya dapat menunjukkan yang
positif sampai 20-30%

Anda mungkin juga menyukai