LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH:
Vinnie Ladacing
N 111 18 068
PEMBIMBING:
1
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Banggai
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Tolisitobondo, Banggai Laut
Tanggal masuk RS : 28 September 2019
Tanggal Pemeriksaan : 22 November 2019
I. LAPORAN PSIKIATRI
A. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Gelisah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke RSD Madani Palu
diantar oleh kakak iparnya dengan keluhan gelisah. Keluhan dialami
semenjak lebih dari 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluarga
pasien menyatakan bahwa pasien juga sulit tidur susah makan, sering
mengamuk dan marah-marah tidak jelas, bicara sendiri, mendengar
bisikan, pasien pernah memukul ayahnya tanpa alasan. Keluarga pasien
mengaku pasien sering tidak mau meminum obatnya dikarenakan
merasa sehat.
Saat wawancara pasien mengetahui kenapa keluarganya membawa
pasien ke rumah sakit, pasien mengaku akibat ia sering marah-marah.
2
Sebelumnya pasien sudah pernah masuk rumah sakit 1 kali, berdasarkan
pernyataan pasien pada saat pertama kali pasien masuk rumah sakit pada
tahun 2016 ia mendengarkan bisikan-bisikan yang membicarakan
tentang pasien dan juga pasien mengaku melihat bayangan seperti
seorang wanita. Pasien juga mengaku kalau kakak iparnya berniat jahat
terhadap dirinya serta sering bermimping buruk tentang makhluk halus.
Setelah mendapatkan pengobatan kondisi pasien membaik dan pasien
mengaku sudah mulai jarang mendengarkan bisikan dan melihat
bayangan.
Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
4
6. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari satu ibu dan
satu ayah. Pasien mengaku ayahnya sering memukulnya saat waktu
kecil
7. Situasi Sekarang
Pasien kooperatif saat dilakukan anamnesis, pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan. Dan saat ini juga pasien mulai beraktivitas
secara normal di RSD Madani Palu.
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
5
Meningeal Sign : (-)
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Kordinasi gait keseimbangan : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
7. Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Terganggu
8. Tilikan (insight)
7
Derajat 6: Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan.
9. Taraf dapat dipercaya :
Dapat dipercaya.
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I :
8
3. Berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status
internus, tidak adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis
umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga
pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik
4. Berdasarkan gambaran kasus pada pasien ini mengalami suatu
gangguan psikotik. Dimana gejala tersebut sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien juga memiliki halusinasi auditorik dan visual. Berdasarkan
PPDGJ III memenuhi kriteria 2 gelaja yaitu halusinasi visual dan
auditorik, aktivitas psikomotor gaduh gelisah, dan onset lebih dari 1
bulan sehingga diagnosis pasien yaitu Skizofrenia
5. Berdasarkan deskripsi kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa
menurut Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan
PPDGJ-III pasien di diagnosis F 20.9 Skizofrenia yang tak
tergolongkan yakni memenuhi kriteria skizofrenia namun tidak
masuk kedalam tipe skizofrenia mana pun.
AXIS II
Tidak ditemukannya kelainan.
AXIS III
Tidak ditemukannya penyakit.
AXIS IV
Masalah berkaitan dengan istrinya.
AXIS V
Gaf scale 60-51: Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over loaded ideas)
yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama
berminggu – minggu atau berbulan – bulan terus menerus;
12
2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;
3) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor; Furol
diatasnya gaduh gelisa
4) Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi
atau medikasi neuroleptika
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
13
disorganisasi. Waham da halusinasi menonjol sedangkan afek dan
pembicaraan hamper tidak terpengaruh.
B. Skizofrenia disorganisasi (f20.1)
Gejala-gejalanya adalah :
(1) Afek tumpul, ketolol-tololan atau tak serasi
(2) Sering inkoheren
(3) Waham tak sistematis
(4) Perilaku disorganisasi seperti menyeringai dan menerisme
C. Skizofrenia katatonik (f20.2)
Pasien mempunyai paling sedikit satu dari (atau kombinasi)
beberapa bentuk katatonia :
- Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespons
terhadap lingkungan atau orang. Pasien menyadari hal-hal yang
sedang berlangsung di sekitarnya
- Negativism katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-
perintah atau usaha-usaha untuk menggerakkan fisiknya
- Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau rijit
- Postur katatonik yaitu pasien mempertahankan posisi yang tidak
biasa atau aneh
- Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira
D. Skizofrenia tak terinci (f20.3)
Pasien mempunyai halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikoaktif
yang menonjol (misalnya kebingungan) atau memenuhi kriteria
skizofrenia tetapi dapat digolongkan pada tipe paranoid, katatonik,
hebefrenik, residual, dan depresi pasca skizofrenia.
E. Skizofrenia residual (f20.5)
Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih
memperlihatkan gejla-gejala residual (penarikan diri secara social,
afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi melonggar,
atau pikiran tak logis)
F. Depresi pasca skizofrenia (f20.4)
14
Suatu episode depresif yang mungkin brlangsung lama dan timbul
sesudah suatu serangan penyakit skizofrenia.beberapa gejala
skizofrenia masih ada tapi tidak mendominasi.
G. Skizofrenia simpleks (f20.6)
Skizofrenia simpleks adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat secara
meyakinkan karena bergantung pada pemastian perkembangan yang
berlangsung perlahan, progresif darigejala “negative” yang khas dari
skizofrenia residual tanpa adanya riwayat halusinasi, waham atau
manifestasi lain tentang adany suatu episode psikotik sebelumnya,
dan disertai dengan perubahan-perubahan yang bermakna pada
perilaku perorangan, yang bermanifestasi sebagai kehilangan minat
yang mencolok, kemalasan, dan penarikan diri secara social.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Kaplan H.I., Sadok B.J. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Edisi 2. EG
C : Jakarta
3. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
15