Pembimbing :
dr. Bintang BM Napitupulu, SpTHT-KL
Disusun Oleh :
Cica Riyanti 1915047
Jesica Rachel 1915048
Meylisa Gresia 1915051
Gunawan Vincent 1915058
Nama : An. T
Umur : 8 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Kota tempat tinggal : Bandung
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan utama: nyeri kedua telinga
Seorang pasien usia 8 tahun datang ke poliklinik THT, dengan keluhan nyeri
kedua telinga sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus dan
mengganggu aktivitas. Pasien mangaku awalnya nyeri hanya dirasakan di telinga
kanan saja, namun sekarang nyeri dirasakan pada kedua telinga. Sekitar 2 minggu
yang lalu pasien mengalami demam yang disertai dengan batuk dan pilek, lendir
dan dahak berwarna bening dan encer.
Pasien menyangkal adanya penurunan pendengaran kedua telinga, keluar
cairan dari telinga, dan telinga berdenging.
Pasien mengaku tidak pernah terpukul dibagian telinga, telinga tidak pernah
kemasukan benda asing, tidak ada sakit kepala maupun mual muntah.
RPD : Belum pernah mengalami keluhan telinga serupa, 2
minggu yang lalu pasien batuk dan pilek.
RPK :-
Kebiasaan : Jarang mengorek telinga
Usaha berobat : Sudah berobat ke dokter THT dan diberi obat batuk pilek
serta paracetamol
Riwayat alergi :-
Pemeriksaan fisik
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid DBN, trakea letak sentral
Thoraks (pulmo):
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris
• Palpasi : bentuk dan pergerakan simetris, taktil fremitus normal
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : VBS +/+ , Wh -/- , Rh-/-
STATUS GENERALIS
Cor :
Inspeksi : DBN
Palpasi : DBN
Perkusi : batas – batas jantung; dalam batas normal
Auskultasi : BJM S1-S2 murni reguler , murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, Nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2’’
Status Lokalis (Telinga)
Kanan Kiri
1. Preaurikula
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
2. Aurikula
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
• Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
• Nyeri tarik aurikula Tidak ada Tidak ada
3. Post Aurikula
• Infiltrat Tidak ada Tidak ada
• Fistula Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
5. Membran Timpani
• Warna Hiperemis Hiperemis
• Permukaan Intak Intak
• Refleksi cahaya Ada Ada
• Sikatriks Tidak ada Tidak ada
• Perforasi Tidak ada Tidak ada
• Bulging Tidak ada Tidak ada
• Retraksi Tidak ada Tidak ada
Test Pendengaran Kanan Kiri
Tidak dilakukan
Kanan Kiri
Rinoskopi Anterior
• Mukosa Normal Normal
• Ukuran Konka Media Eutrofi Eutrofi
• Ukuran Konka Inferior Eutrofi Eutrofi
• Sekret Tidak ada Tidak ada
• Polip - -
• Septum Deviasi Tidak ada Tidak ada
Diagnosis Kerja
• Otitis Media Akut Auris Dextra
dan Sinistra Stadium Hiperemis
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Cepat berobat bila terkena ISPA
Jangan mengorek-ngorek telinga dengan cotton bud
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• R/ Co-Amoxiclav syrup 60 ml No.fls I
S 3dd cthI
• R/ Pseudoefedrin syr 60 ml fls. I
S 3dd cth I
• R/ Betametasone syr fls. I
S 2dd cth I
• R/ Paracetamol syr 120 ml fls. I
S 3dd cthI
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Anatomi Telinga
Telinga tengah terdiri
dari :
- Cavitas Tympani
- Tuba Auditiva
- Ossicula Auditus
Atap Paries Medial/Paries Labyrinthicus :
• Tegmen tympani yang membentuk • Promontorium (penonjolan cochlea)
recessus epitympanicus (ditempati
caput mallei dan corpus incudis) Cavitas Tympani • Canalis nervi facialis
• Fenestra ovale/fenestra vestibuli
(ditempati oleh basis stapedius)
Paries Lateral : • Fenestra rotundum/fenestra cochleae
• Membrana tympani
• Chorda tympani
Dasar/paries jugularis
• Lapisan tulang yang berbatasan
dengan v. jugularis interna
Dihubungkan ke :
- Anteromedial (dengan nasopharing)
: tuba auditiva Paries anterior/paries caroticus
- Posterior (dengan mastoid) : • Ostium tympanicum tuba auditive
antrum mastoideum • Saluran yang dilalui m. tensor tympani
Tuba Auditiva
Bagian :
1/3 posterolateral : tulang (pars
Otot yang berperan dalam ossea)
pembukaan tuba auditiva pars 2/3 medial : cartilago (pars
cartilaginea : cartilaginea)
• Musculus levator veli palatine
• Musculus tensor veli palatine Fungsi :
Menyamakan tekanan auris media
dengan tekanan atmosfer 🡪
memungkinakan gerakan membran
Vaskularisasi timpani
Arteri pharyngea ascendens dan Proteksi terhadap sekret
arteri canalis pterygoideus. nasopharynx
Persafaran : Drainase sekret yang dibentuk
Plexus timpanicus dan ganglion telinga tengah ke nasopharynx
pterigopalatina (di anterior tuba)
FISIOLOGI PENDENGARAN
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh
daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara
atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi akan diteruskan ke stapes yang
mengerakan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli
bergerak.
FISIOLOGI PENDENGARAN
Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong
endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara
membrane basilaris dan membrana tektoria.
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke
nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran di lobus
temporalis.
OTITIS MEDIA AKUT
Definisi
Otitis Media Akut adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Insidensi
70% anak di bawah 3 tahun mengalami min. 1 episode otitis media
Lebih sering pada neonatus- 7 tahun. Puncaknya pada usia 2 tahun
Etiologi
Infeksi saluran nafas atas
Organisme tersering yang menyebabkan otitis media akut
Virus Bakteri
Influenza A virus Streptococcus species
Respiratory syncytial viruses Haemophilus influenzae
Adenovirus Staphylococcus aureus
Rhinovirus
Faktor Risiko
o Anatomi
o Kelainan congenital : palatoschisis, labiopalatoschisis
o Disfungsi tuba eustachius
o Anak-anak : tuba eustachius lebih mendatar (kemiringan 10°) dan lebih pendek
o Disfungsi cillia
o Imunitas
o Rhinitis alergi
o ISPA
o Pemberian ASI inadekuat
o Lingkungan
o Paparan asap rokok
o Gizi
Klasifikasi
Berdasarkan waktu :
Otitis media akut : < 12 minggu
Otitis media kronis : > 12 minggu
Klasifikasi
Berdasarkan stadium :
Stadium oklusi Stadium hiperemis Stadium eksudasi Stadium perforasi Stadium Resolusi
Patogenesis
Faktor-faktor risiko 🡪 kelainan
oklusi dari tuba estachius
Oklusi tuba esutachius 🡪
terganggu fungsi tuba eustachi
(regulasi tekanan udara, proteksi dan
drainase)
Hal tersebut 🡪 infeksi dan
inflamasi di telinga tengah.
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Audiometri
Pemeriksaan Penunjang
• Topikal
• Stadium oklusi 🡪 tujuan : membuka tuba eustachii
• Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% (oksimetazolin 0,025%)
dalam larutan fisiologik 🡪 anak < 12 tahun
• Obat tetes hidung HCl efedrin 1% + larutan fisilogik 🡪 anak
>12tahun
• Stadium perforasi
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
• Dilanjutkan Ab adekuat yang tidak ototoksik seperti ofloxacin
tetes telinga sampai 3 minggu
Penatalaksanaan (Farmakologi)
Ekstratemporal
• Abses subperiosteal
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam