Anda di halaman 1dari 38

Pneumonia

Disusun oleh :
dr. Meylisa Gresia 

Preceptor : dr. I Gede Suprayoga Sukmana Putra


Identitas Pasien

Nama An. MA
Jenis Kelamin Perempuan
Tanggal Lahir 20/05/2020
Umur 2 tahun 4 bulan
Nama Ayah Tn. H
Nama Ibu Ny. P
Tempat Tinggal Muara Teweh
Tanggal mulai rawat 03 Januari 2023
Anamnesis Seorang anak Perempuan, berusia 2 tahun, datang
dengan keluhan sesak dan demam.

3 hari SMRS 1 hari SMRS


Saat masuk IGD
• keluhan sesak semakin
• Batuk disertai adanya • Demam mendadak • sesak nafas yang
tinggi tidak membaik lama semakin bertambah.
dahak
• pasien masih demam,batuk
• dahak berwarna putih, • Demam dirasakan saat istirahat dan
sepanjang hari tidak dipengaruhi berdahak dan pilek.
kental
• Hari ini pasien muntah 3x
• Batuk dirasakan terus • Tidak disertai gerak/posisi
menggigil dan • Tidak ada suara berisi dahak dan air susu.
menerus
keringat mengi dan • Tidak ada keluhan kejang,
• ada pilek dengan
• Demam belum pernah ngorok mimisan, BAK BAB, dan
sekret bening
diukur • Nafsu makan dan penurunan kesadaran.
minum kurang
Anamnesis
● Riwayat Penyakit Dahulu: Ada batuk pilek hilang timbul dan tidak diobati.

● Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya.

● Riwayat Lingkungan: riwayat kontak erat dengan ayah yang merokok, tidak ada riwayat
kontak dengan pasien batuk lama (-).

● Riwayat Alergi: Tidak terdapat riwayat alergi obat dan makanan.

● Riwayat Obat : diberi obat PCT sirup diminum 2x sehari setengah sendok teh belum ada
perbaikan.
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan umum Sakit sedang, tampak rewel dan lemas

Kesadaran Compos Mentis (E4M6V5)

Tanda vital
Nadi 153x/menit, regular, equal, isi cukup

Respirasi 36x/menit, tipe abdominotorakal


Suhu 38,1oC

Saturasi O2 94% room air  98% dengan O2


Status Antropometri

• Berat badan : 13 kg
• Panjang badan : 92 cm
• BMI : 12,5 kg/m2
• Lingkar kepala : normal

Status pertumbuhan :

• Berat badan menurut usia : status gizi anak normal, tetap pertahankan
• Panjang badan menurut usia : sesuai dengan umur
• Berat badan menurut tinggi badan : berat badan anak sudah sesuai
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephal, UUB sudah tertutup

Mata Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor, reflek
cahaya +/+, edema palpebra -/-

Hidung Bentuk hidung normal, pernapasan cuping hidung (+), sekret bening
(+), tidak ada perdarahan hidung

Mulut Peri oral cyanosis (-), mukosa bibir basah, tonsil T1/T1, tonsil normal,
faring tidak hiperemis

Telinga Bentuk dan ukuran normal, sekret (-)

Leher Retraksi suprasternal minimal (+), Kelenjar getah bening tidak teraba
Hemitoraks depan Hemitoraks belakang

Inspeksi Bentuk dan pergerakan simetris Bentuk dan pergerakan simetris


Retraksi intercostal (-/-) Retraksi intercostal (-/-)
Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi Pergerakan simetris Pergerakan simetris kanan = kiri


kanan = kiri
Ictus cordis tidak teraba
Perkusi Sonor kedua lapang paru Sonor kedua lapang paru

Auskultasi
Paru VBS +/+ VBS +/+
Ronkhi (+/+) Ronkhi (+/+)
Wheezing (-/-) Wheezing (-/-)

Jantung
S1=S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi Datar, tidak ada retraksi epigastrium

Auskultasi Bising usus (+) normal

Perkusi Timpani, ruang traube kosong

Palpasi Datar, soepel, nyeri tekan abdomen (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, turgor kulit kembali cepat
Ekstermitas Akral hangat, Capillary refill time < 2 detik, oedem -/-, turgor kembali
cepat, sianosis (-) , petekie (-)
Genital Tidak ada kelainan yang terlihat disekitar genital dan anus
Status Neurologis
Ransangan meningeal tidak ada kaku kuduk

Brudzinsky I/II/III -/-/-

Motorik kesan parase -/-, tonus normal

sensorik kesan dalam batas normal

Refleks fisiologis :
• Knee Pess Reflex +/+
+/+
• Achilles Pess Reflex
Refleks patologis :
• Babinsky -/-
• Chaddock -/-
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hemoglobin 12,0 gr/dl
Leukosit 5.300 /µl
Trombosit 271.000/ mm3
Hematokrit 34,8% Pemeriksaan Thorax AP :

Hitung Jenis • Cor : besar dan bentuk normal


- Eosinofil -
• Pulmo : tampak infiltrate di paru
- Basofil -
- Segmen 67% kanan
- Limposit 30%
- Monosit 03% • Sinus phrenicocostalis kanan kiri
tajam
Igm Salmonella (-)
Swab antigen Kesimpulan :
(-)
• Pneumonia
Dasar diagnosis

Anamnesis Pem.fisik Pem.Penunjang

• Batuk produktif • PCH (+) • foto toraks: Pneumonia


• Demam awal tinggi • Hidung : sekret bening (+)
• Sesak nafas • Sesak nafas
• Riwayat lingkungan kontak • Retraksi suprasternal minimal
erat dengan ayah perokok (+)
• Auskultasi paru : Rh +/+
• SpO2 94%
• RR 36x/menit

Susp ec Virus
Diagnosis Kerja Pneumonia dd/ Bakterialis
Kebutuhan cairan harian
Penatalaksanaan
• 1.150 cc
• IVFD D5 ¼ NS 31 tpm mikro
Mampu minum
• Inj. Paracetamol 130 mg / 8 jam (eks IGD)  (selanjutnya
• 400 cc
Inj. PCT 130 mg bila T >38.5 oC)
= 750 cc
• Inj. Ondancentron 2 mg / 8 jam

• Inj. Ceftriaxon 400 mg / 12 jam

• Nebul NS 4cc / 8 jam

• PO : Paracetamol sirup 4 x 1 ¼ cth Prognosis


• QAV : ad bonam
Puyer ( Ambroxol 7 mg, CTM 0,7 mg
• QAF : ad bonam
Dexamethason 0,13 mg, Vit C 20 mg) 3x1 • QAS : ad bonam

Amoxicilin sirup 3 x 1 cth


DISKUSI
Definisi
Pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius, yang menimbulkan konsolidasi paru yang terkena dan
pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang, dan fibrin.

Isidensi dan Epidemiologi


• Infeksi saluran nafas bawah (Pneumonia) Penyebab utama morbiditas & mortalitas anak <
5 tahun di seluruh dunia, terutama di negara berkembang & diperkirakan 1,2 juta kematian
tiap tahun
• Insidensi anak <5 tahun: 10-20 kasus / 100 anak / tahun (negara berkembang), dan 2-4
kasus / 100 anak / tahun di negara maju.
nelson textbook of pediatric 20th edition & Kapita Selekta UI edisi V tahun 2020
Nelson Textbook of Pediatric 20th Edition
Faktor Risiko

• Malnutrisi

• Berat badan lahir rendah

• Tidak mendapat ASI eksklusif

• Tidak mendapat imunisasi


campak

• polusi udara dalam rumah

• Kepadatan hunian

Nelson Textbook of Pediatric 20th Edition


Klasifikasi berdasar klinis dan epidemiologi
• Pneumonia Komuniti
• Pneumonia Nosokomial (hospital):
• Timbul dalam waktu 48 -72 jam setelah dirawat di rumah
sakit
• Etio tersering bakteri daripada virus.
• 90% muncul saat penggunaan ventilasi mekanik.
• Pneumonia pada penderita Immunocompromised
• Pneumonia Aspirasi

Klasifikasi berdasarkan Predileksi Infeksi


• Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
lapangan paru.
• Pneumonia lobaris. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau
segmen.
• Pneumonia interstisial.

Klasifikasi Berdasarkan Penyebab


Pneumonia Bakterial (tipikal), Pneumonia Atipikal, Pneumonia Jamur, Pneumonia Virus
PATOGENESIS
PATOFISIOLOG
IS

Pediatric Pneumonia
May, 2018
Calgary “Guide to
Understanding Disease”
Diagnosis

Kriteria Diagnosis pneumonia dengan Trias Pneumonia

a. Batuk

b. Demam Anamnesis
Demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, dan sesak napas
c. Sesak • Pada bayi → gejala tidak khas, sering kali tanpa demam dan batuk
• Anak besar → nyeri kepala, nyeri abdomen, sertai muntah

Pemeriksaan Fisik

• Neonatus → takipnea, grunting, pernapasan cuping hidung, retraksi dinding dada, sianosis, dan malas
menetek

• Anak prasekolah → batuk produktif/nonproduktif, dan dispnea

Takipnea berdasarkan WHO:

• Usia <2 bl → ≥60×/mnt • Usia 2–<12 bl → ≥50×/mnt • Usia 1–5 th → ≥40×/mnt


pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak ed 5 2014
Pemeriksaan penunjang 3. Pemeriksaan mikrobiologis

spesimen : usap tenggorok, sekret nasofaring,


1. Pemeriksaan Radiologis bilasan bronkus, darah, cairan pleura, aspirasi
paru .

4. Polymerase Chain Reaction

Diagnosis pneumonia viral :


isolasi virus atau deteksi genom virus atau antigen
pada sekret saluran nafas

• Viral pneumonia : normal/ meningkat <20.000 /mm3 dengan


lymphocyte predominance.
2. Pemeriksaan laboratorium
• Bacterial pneumonia : 15,000- 40,000/mm3, and a
predominance granulocytes.
pendekatan gejala dan tanda dari virus atau
bakteri

1.Staphylococcus aureus:
Progresivitas penyakit sangat cepat
gejala respiratori sangat berat: grunting, sianosis, takipnea,
gambaran radiologis necrotizing pneumonia, pneumonia dengan
komplikasi (efusi pleura, empiema, piopneumotoraks)
perburukan klinis dan radiologis yang sangat cepat
Pada keadaan pascainfeksi campak (saat ini atau 4 mgg sebelumnya)
Pada kulit penderita dapat dijumpai bisul atau abses

pedoman diagnosis dan terapi


2. Streptococcus grup A:
Penyebab tersering faringitis, tonsilitis dengan limfadenitis koli,
demam, malaise, sakit kepala, dan gejala pada abdomen
Sering merupakan komplikasi infeksi kulit pada anak dengan varisela
Penyakit memburuk dalam 24 jam
Sering diikuti dengan syok septik, empiema, dan pneumatokel yang
terjadi dalam beberapa hr sampai 1 mgg sesudah pengobatan
pedoman diagnosis dan terapi
ilmu kesehatan anak ed 5 2014
diagnosis banding

Diagnosis Banding

a. Bronkitis Akut : tidak sesak, tidak ada ronkhi basah kasar, presentasi ringan, sering berkaitan
dengan infeksi virus sal. nafas atas, tidak ditemukan konsolidasi

b. TB : kronis dgn gejala konstituional, ada kontak pasien TB, ditemukan cavitas

c. CHF : edema perifer, kardiomegali, hipotensi

d. bronkhiolitis : terdengar suara tambahan mengi, dada hipersonor, dan gambaran hiperinflasi

kapita selekta FK UI ed 5 2020


kriteria rawat inap
bayi :
 saturasi oksigen <92%, sianosis
 frekuensi napas >60x/menit
 distres pernafasan, apnea intermitten, atau grunting
 tidak mau minum/ menetek
 keluarga tidak bisa merawat dirumah
anak :
 saturasi oksigen <92%, sianosis
 frekuensi napas 50x/menit
 distres pernafasan
 terdapat tanda dehidrasi
 keluarga tidak bisa merawat nelson textbook of pediatric ed 20th

nelson ed20, kapita selekta ed5


perawatan di rumah sakit

1.Terapi oksigen
 Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
 indikasi : saturasi oksigen <90% pada udara kamar untuk mempertahankan saturasi
oksigen ≥90%, dan pada penderita dengan distres napas
 nasal kanul, sungkup,head box
 observasi saturasi setiap 4 jam

1.Analgetik antipiretik
3. Terapi Cairan

indikasi : Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau kelelahan

 NGT :
 dapat menekan pernapasan → harus dihindari pada anak yang sakit berat,
terutama bayi dengan lubang hidung yang kecil
 menggunakan ukuran yg kecil
 cairan IV
 indikasi : muntah-muntah atau sakit berat
 diberikan 80% dari kebutuhan basal
 dipantau elektrolit serum dan balans cairan ketat
Penatalaksanaan

Revisi terapi antibiotik WHO terbaru untuk pneumonia pada anak berdasarkan gejala
klinis :
Rekomendasi 1
● Anak-anak dengan takipnea tanpa retraksi otot dada atau tanpa tanda bahaya umum
harus diobati dengan amoksisilin oral: setidaknya 40mg/kg/dosis dua kali sehari
(80mg/kg/hari) selama lima hari.
● Di daerah dengan prevalensi HIV rendah, berikan amoksisilin selama tiga hari.
● Anak-anak dengan takipnea yang gagal pada pengobatan lini pertama dengan
amoksisilin harus dipertimbangkan untuk dirujuk ke fasilitas di mana terdapat pengobatan
lini kedua yang sesuai.
○ lini kedua : co-amoxiclav, azithromycin, eritromisin

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
Rekomendasi 2
● Anak-anak usia 2-59 bulan dengan retraksi otot dada harus diobati dengan
amoksisilin oral: setidaknya 40mg/kg/dosis dua kali sehari selama lima hari.
Rekomendasi 3
● Anak-anak usia 2-59 bulan dengan pneumonia berat harus diobati dengan ampisilin
parenteral (atau penisilin) dan gentamisin sebagai pengobatan lini pertama.
● Ampisilin: 50 mg/kg, atau benzil penisilin: 50.000 unit per kg IM/IV setiap 6 jam
setidaknya selama lima hari
● Gentamisin: 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama minimal lima hari
● Ceftriaxone dosis 1x50mg/kgBB IV harus digunakan sebagai pengobatan lini kedua
pada anak-anak dengan pneumonia berat yang gagal pada pengobatan lini pertama.

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
Rekomendasi 4
● Ampisilin (atau penisilin bila ampisilin tidak tersedia) ditambah gentamisin atau
seftriakson direkomendasikan sebagai regimen antibiotik lini pertama untuk bayi
yang terinfeksi HIV dan bayi yang terpajan HIV dan untuk anak di bawah usia 5
tahun dengan retraksi otot dada atau pneumonia berat.
● Untuk bayi yang terinfeksi dan terpajan HIV dan untuk anak-anak dengan retraksi otot
dada atau pneumonia berat, yang tidak menanggapi pengobatan dengan ampisilin
atau penisilin plus gentamisin, seftriakson saja direkomendasikan untuk digunakan
sebagai pengobatan lini kedua.

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
Rekomendasi 5
● Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk dugaan Pneumocystis jirovecii (sebelumnya
Pneumocystis carinii) pneumonia (PCP) direkomendasikan sebagai pengobatan
tambahan untuk bayi yang terinfeksi HIV dan terpapar HIV yang berusia dari 2 bulan hingga
1 tahun dengan retraksi otot dada atau pneumonia berat.
● Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP) tidak
disarankan untuk anak yang terinfeksi HIV dan terpajan di atas usia 1 tahun dengan retraksi
otot dada atau pneumonia berat.

Revised WHO classification and treatment


of childhood pneumonia at health facilities.2014
tanda bahaya

anak berusia 2 bulan - 5 tahun anak dibawah 2 bulan


- malas minum
 tidak dapat minum - kejang
 kejang - kesadaran menurun
 kesadaran menurun - stridor
 - mengi
stridor
- demam/badan terasa dingin
 mengi
 gizi buruk

buku ajar respirologi anak IDAI 2008


Tatalaksana Pneumonia Berat

 Rawat di rumah sakit


 Pemberian oksigen bila saturasi O2 <90%, target saturasi >95%
 suction jika ada sekret kental di tenggorokan yg tidak dapat dikeluarkan
 kebutuhan cairan rumatan sesuai umur, anjurkan ASI dan cairan oral
 jika ada distress pernafasan berat hindari makan peroraal, berikan NGT atau IV
 Pemberian antibiotik
 Terapi demam

pedoman diagnosis dan terapi IKA 2014


kapita selekta ed 5
kriteria pulang

 Perbaikan secara klinis


 Nafsu makan membaik
 bebas demam 12–24 jam
 stabil
 saturasi O2 >92% dalam udara ruangan selama 12–24 jam (tanpa O2)
 orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotik oral

pedoman diagnosis dan terapi


ilmu kesehatan anak ed 5 2014
komplikasi Pencegahan
• Pleural effusion 57% • Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak,
• empyema pneumokokus, dan H. influenzae
• abscess • Vaksin influenza : untuk bayi >6 bl dan usia remaja
• bronchopleural fistula • Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bl disarankan untuk
• necrotizing pneumonia diberikan vaksin influenza dan pertusis
• acute respiratory distress syndrome
Infeksi extrapulmoner 10%

• meningitis
• arthritis
• pericarditis
• osteomyelitis
Pencegahan
• endocarditis • Prognosis umumnya bonam, namun tergantung dari faktor
• hemolytic uremic syndrome penderita, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik
• sepsis yang tepat dan adekuat.
• perbaikan klinis terjadi dalam 48-72 jam setelah
pemberian antibiotik

nelson textbook of pediatric ed 20th


kapita selekta ed 5 2020

Anda mungkin juga menyukai