Anda di halaman 1dari 43

BRONKOPNEUMONIA

Disusun Oleh :
Dayu Fitria Indriati 1102012049
Pembimbing :
dr. Hj. Nurvita Susanto,Sp.A
dr. H. Budi Risjadi, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MD
Umur : 10 bulan 6 hari
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan Terakhir :-
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Babakan Bolang
No. RM : 563653
Tanggal masuk RS : 21 Juni 2017
Tanggal Pemeriksaan : 22 Juni 2017
ANAMNESIS
MRS

1 Hari SMRS Sesak nafas bertambah berat diikuti


suara seperti berdahak dan adanya
muntah 4x berisi susu dan lendir, BAB
2 Hari SMRS Demam tinggi terus menerus, dan BAK tidak ada keluhan
yang semakin lama semakin tinggi,
batuk disertai sesak nafas tanpa
Batuk berdahak, dahak sulit
kebiruan dan tanpa ada pencetus,
dikeluarkan, demam (-)
menganggu keseharian pasien dan
sulit tidur, sulit makan dan minum,
suara nafas terdengar seperti
dahak tidak dapat keluar
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama


Dahulu sebelumnya

Riwayat penyakit TB disangkal


Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat alergi pada keluarga disangkal

Riwayat imunisasi ibu mengaku selama ini hanya


Riwayat Imunisasi
melakukan 2x imunisasi pada saat setelah lahir
Hepatitis B 1x dan saat pasien berumur 1 bulan Polio 0
1x.
ANAMNESIS
Riwayat Alergi Disangkal

anak kedua dari ibu berusia 26 tahun dan tidak ada riwayat keguguran
sebelumnya. Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya 1bulan/kali ke
bidan sejak usia kehamilan 1 bulan, selama kehamilan ibu pasien
Riwayat Kehamilan
tidak mengalami tekanan darah tinggi, tidak pernah mengalami pendarahan
melalui jalan lahir, tidak minum jamu, tidak mengonsumsi obat-obatan,
tidak merokok.

Pasien lahir dari ibu P2A0 lahir spontan dibantu oleh bidan setempat pada
usia kehamilan 37-38 minggu, lahir langsung menangis. Berjenis kelamin
Riwayat Persalinan
laki-laki, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 50 cm. Bayi tidak
kuning, tidak sesak, tidak ada infeksi.

0 - 6 bulan : ASI. Pasien minum ASI dengan baik 8-10x/hari.


6 bulan sekarang : ASI + susu formula + bubur saring. Pasien masih
Riwayat makan dan terus minum ASI. Susu formula terkadang diberikan 1-2 kali sehari
minum dalam botol kecil, dan bubur saring dengan susu, pisang dan sayur yang
dihaluskan diberikan 2 kali sehari dalam mangkuk kecil.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 21 Juni 2017 (IGD)
Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Nadi : 135x/m equal isi cukup
Respirasi : 56x/menit
Suhu : 37.9 0C
Tekanan darah :
Berat Badan : 8 kg
Tinggi Badan : 72 cm
Status gizi
BB/U : > 0 SD
TB/U : > 1 SD
BB/TB : -1 SD
BMI/U : < 0 SD
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Thorax : Bentuk dan gerak statis dan dinamis, retraksi
Normocephali interkostal (+)

Mata COR : Bunyi Jantung Murni Regular, Murmur (-) Gallop (-)
Konjungtiva : Tidak anemis Pulmonal : Vesicular Breath Sound kanan = kiri, Rhonki +/+
Wheezing -/- Slem +/+
Sklera : Tidak ikterik
Abdomen
Pupil bulat isokor
Refleks Cahaya Langsung : +/+ Inspeski : Datar, tidak ada kelainan kulit,
retraksi epigastrik (+)
Hidung
Palpasi : Soepel, hepar/lien tidak teraba
Sekret (-/-), PCH (+) Epistaksis (-/-). membesar
Mulut Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
POC (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Leher
Ekstremitas
KGB tidak teraba membesar
Ekstremitas atas : akral hangat, CRT <2,
turgor baik
Ekstremitas bawah : akral hangat, CRT <2,
turgor baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING

Bronkopneumonia e.c Viral infection


Bronkopneumonia e.c Bacterial
infection
Bronkhiolitis
DIAGNOSIS KERJA

BRONKOPNEUMONIA BERAT
ANJURAN PEMERIKSAAN

C-Reactive Protein (CRP)


Uji Serologis (ASTO)
Pemeriksaan mikrobiologis
TATALAKSANA

IGD : Melati :
Puasa IVFD N4 800 cc/24 jam -> 4 ggt/menit
IVFD N4 30 gtt/menit (mikro)
Oksigen 1-2 L/menit Cefotaxime 3x 250 mg (iv)
Cefotaxime 3 x 250 mg (iv) Amikasin 1x120 mg (iv)
Amikasin 3 x 40 mg (iv) Paracetamol 3 x cth (po)
Paracetamole 3 x 3/4cth (po) Nebu combivent per 8 jam
Nebu Combivent per 8 jam Diet ML 3x/sehari
ASI Adlib
Penatalaksanaan

Medikamentosa Non-medikamentosa
IVFD N4 800 cc/24 jam -> 30 ggt/menit
Tirah baring
(mikro)
Puasa
Amphisilin 4 x 400mg (IV) O2 1-2 liter/menit (pernasal canul)
Edukasi keluarga tentang penyakit, keadaan
Gentamisin 1 x 60mg (IV) umum, dan prognosis penyakit serta rencana
tatalaksana dan pemeriksaan
Inf Paracetamol 3 x 80mg (IV) -> bila demam Edukasi untuk tidak memberi makan dan minum
dengan resiko yang akan dihadapi
Bila demam segera panggil petugas kesehatan
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : ad bonam


Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah
tepat?
1. Anamnesis : Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS
Sesak nafas bertambah berat tanpa kebiruan
Suara nafas seperti ada dahak namun tidak keluar
Tidak ada riwayat sesak setelah minum atau makan
Demam dirasakan tinggi terus menerus sejak 1 hari SMRS
Batuk berdahak sejak 2 hari SMRS
Muntah sebanyak 4x 4 jam SMRS berisi susu
BAB dan BAK tidak ada keluhan
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Composmentis Pemeriksaan Penunjang
Tanda vital : Rontgen thoraks : Menyokong
Nadi : 135x/menit bronkopneumonia
Respirasi : 56x/menit
Suhu : 37,9 0C Diagnosis : Bronkopneumonia
Status Generalis
Hidung
PCH (+)
Thoraks
Inspeksi : Retraksi
interkostal (+)
Auskultasi : Rhonki +/+ Slem +/+
Abdomen
Inspeksi : Retraksi
epigastrium (+)
KRITERIA DIAGNOSIS
Dasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gorna dkk tahun 1993 adalah
ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini :
1. sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan
dinding dada
2. panas badan
3. Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
5. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan
limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang
predominan)
2. Apakah penatalakasanaanya sudah tepat?

IGD : Melati :
Puasa IVFD 800 cc/24 jam -> 4 ggt/menit
IVFD N4 30 gtt/menit (mikro)
Oksigen 1-2 L/menit Cefotaxime 3x 250 mg (iv)
Cefotaxime 3 x 250 mg (iv) Amikasin 1x120 mg (iv)
Amikasin 3 x 40 mg (iv) Paracetamol 3 x cth (po)
Paracetamole 3 x 3/4cth (po) Nebu combivent per 8 jam
Nebu Combivent per 8 jam Diet ML 3x/sehari
ASI Adlib
Tanpa retraksi- gejala berat Anak usia 2-59bulan +retraksi
Amoksisilin oral 40mg/dosis 2x/hari slm 5 Amoksisilin oral 40mg/dosis 2x/hari slm 5
hari hari

Penatalaksaan umum
Anak usia 2-59bulan +pneumonia berat
Pemberian oksigen lembab 2-4 Amphisilin IV + gentamisin (lini 1)
Pasien HIV / terpapar HIV
Amphisilin (ata penisilin)+gentamisin atau
L/menit Ceftriakson (lini 2)
ceftriakson
Pemasangan infus Amphisilin 50mg/kgbb
Gentamisin 7,5mg/kgbb
(lini 1)

Penatalaksanaan khusus
Mukolitik, ekspektoran dan obat
penurun panas
Pemberian antibiotika Terapi empirik kotrimoksazol untuk pasien
PCP + HIV
3. Bagaimana komplikasi yang dapat timbul
pada kasus ini?
Empiema torasis
Perikarditis purulenta
Pnemothoraks
atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta, miokarditis
4. Bagaimana prognosis dari pasien ini?
Prognosis pada pasien ini ad bonam,
karena hal yang faktor membuat/ memperberat angka mortalitas
pada pasien ini tidak ada, contohnya malnutrisi, Infeksi yang sangat
berat.

Tinjauan pustaka
bronkopneumonia
Definisi
Bronkopneumonia adalah infeksi pada parenkim paru yang terbatas
pada alveolus kemudian menyebar secara berdekatan ke bronkiolus
distal terminalis.
epidemiologi
Bronkopneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah
kesehatan utama di Negara berkembang dan menjadi penyebab
utama morbiditas dan mortalitas anak usia dibawah 5 tahun.
Klasifikasi

1. Pneumonia lobaris 1. Pneumonia bacterial 1. Pneumonia yg didapat


2. Pneumonia 2. Pneumonia virus di masyarakat.
interstisial 3. p. mikoplasma 2. Pneumonia yg didapat
3. Bronkopneumonia 4. p. jamur di RS

1. Pneumonia atipikal 1. Pneumonia akut


2. Pneumonia tipikal 2. Pneumonia persisten
Etiologi
Etiologi sesuai dengan kelompok usia anak :
Usia Etiologi yang Sering Etiologi yang Jarang Usia Etiologi yang Sering Etiologi yang Jarang
Lahir-20 hari Bakteri Bakteri 4 bulan-5 tahun Bakteri Bakteri
E. colli Bakteri anaerob Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B
Streptococcus group Streptococcus group D Mycoplasma Moraxella catharalis
B pneumoniae
Listeria Haemophillus influenzae Streptococcus Neisseria meningitidis
moonocytogenes pneumoniae
Streptococcus pneumoniae Virus Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum Virus Adeno Virus
Virus Virus Influenza Virus Varisela-Zoster
Virus Sitomegalo Virus Parainfluenza
Usia Etiologi yang Sering VirusEtiologi
Herpes yang Jarang
Simpleks Usia Virus Rino
Etiologi yang Sering Etiologi yang Jarang
3 minggu-3 Bakteri Bakteri Respiratory
5 tahun-remaja Bakteri Syncytial Bakteri
bulan Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis virus
Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae
Streptococcus Haemophillus influenzae tipe B Mycoplasma pneumoniae Legionella sp
pneumoniae Streptococcus Staphylococcus aureus
Virus Moraxella catharalis pneumoniae
Virus Adeno Staphylococcus aureus Virus
Virus Influenza Ureaplasma urealyticum Virus Adeno
Virus Parainflueza 1,2,3 Virus Virus Epstein-Barr
Respiratory Syncytial virus Virus Sitomegalo Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Patogenesis

Stadium Stadium
Stadium Stadium
hepatisasi hepatisasi
hiperemis resolusi
merah kelabu
Stadium I ( hiperemis)

Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti) :


Aliran darah & permeabilitas kapiler, hiperemis terjadi akibat pelepasan
mediator dari sel mast histamin & prostaglandin dan mengaktivasi
komplemen.

Vasodilatasi otot vaskular paru dan permeabilitas kapiler paru.

Perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi


pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.

Meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida


perpindahan gas dalam darah mengakibatkan penurunan saturasi O2 Hb.
Stadium ii (hepatisasi merah)

Alveolus terisi eritrosit, eksudat, fibrin sebagai reaksi peradangan.

Lobus menjadi padat dengan penumpukan eritrosit dan cairan


sehingga warna paru menjadi merah.
Pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal
sehingga anak akan bertambah sesak.
Stadium iii (hepatisasi kelabu)
Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi dan terjadi fagositosis sisa-
sisa sel.
Lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna
merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami
kongesti.
Stadium IV (resolusi)
degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang

Respon imun dan Sisa fibrin dan


Jaringan kembali
peradangan eksudat lisis dan di
semula
mereda absorbsi makrofag
Manifestasi klinis:
Gejala infeksi umum :
demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan napsu
makan, mual muntah, diare
Gejala gangguan respiratori
batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping
hidung, merintih, sianosis
Kriteria diagnosis :

Kriteria Sesak nafas disertai PCH & Retraksi.


diagnosis Demam
BP :
Ronkhi (crackles)
Foto toraks menunjukan infiltrate difus
leukositosis
Pemeriksaan penunjang

Darah perifer
lengkap : leukositosis CRP + Uji serologis
predominan PMN

Foto rontgen
Pemeriksaan
toraks : bercak
mikrobiologis
infiltrate.
Bronkopneumonia : ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak
bercak infiltrat halus yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan
corakan peribronkial
PEDOMAN DIAGNOSIS WHO
BAYI < 2 BULAN
PNEUMONIA
- napas cepat >60x/menit atau sesak napas
- harus rawat dan diberikan antibiotik

BUKAN PNEUMONIA
- tidak ada napas cepat atau sesak napas
- tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan
simtomatis
PEDOMAN DIAGNOSIS WHO
BAYI DAN ANAK 2 BULAN 5 TAHUN
Pneumonia berat
Bila ada sesak napas Bukan pneumonia
Harus dirawat dan diberikan antibiotic Bila tidak ada napas cepat dan sesak
napas
Pneumonia Tidak perlu dirawat dan tidak perlu
antibiotic, simptomatis
Bila tidak ada sesak napas
Ada napas cepat dengan laju napas
>50x/menit untuk anak usia 2 bln-1thn
> 40x/menit untuk anak >1-5 thn
Tidak perlu dirawat, berikan Antibiotik
oral.
Diagnosis banding
1. Pneumonia lobaris : Pada foto rotgen terlihat adanya konsolidasi
pada satu atau beberapa lobus.
2. Bronkiolitis
3. Aspirasi benda asing
4. Tuberkulosis
5. Atelektasis
penatalaksanaan

Penatalaksaan :
1. O2 2-4 lpm
2. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
3. Jika asidosis, beri bkarbonat intravena
4. Mukolitik
5. Penurun panas
6. Antibiotik berdasarkan penyebab dan manifestasi klinis
Anak usia 2-59bulan +pneumonia
berat
Tanpa retraksi- gejala berat Anak usia 2-59bulan +retraksi Amphisilin IV + gentamisin (lini 1)
Amoksisilin oral 40mg/dosis Amoksisilin oral 40mg/dosis Ceftriakson (lini 2)
2x/hari slm 5 hari 2x/hari slm 5 hari
Amphisilin 50mg/kgbb
Gentamisin 7,5mg/kgbb

Pasien HIV / terpapar HIV


Amphisilin (ata
Terapi empirik kotrimoksazol untuk
penisilin)+gentamisin atau
pasien PCP + HIV
ceftriakson
(lini 1)
komplikasi

Atelektasi Abses paru Empiema

Infeksi
Miokarditis
sistemik
prognosis
Pemberian antibiotic yang tepat dan adekuat dapat menurunkan
angka mortalitas pasien bronkopneumonia.
Mortalitas tinggi dapat disebabkan malnutrisi dan terlambatnya
datang untuk pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai