Anda di halaman 1dari 36

TATALAKSANA ASMA

MEDIKAMENTOSA

obat
obat pereda
pengendali
(reliever)
(controller)
Obat pereda (reliever)

Bronkodilator
• Short-acting β2 agonist : salbutamol, fenoterol, terbutalin
• Methyl xanthine : Teofilin

Antikolinergik
• Ipratropium Bromida

Kortikosteroid
• Kortikosteroid sistemik : prednisone, prednisolon, atau
triamsinolon  dosis 1 - 2 mg/kgBB/hari diberikan 2 - 3 kali
sehari selama 3 - 5 kali sehari
Obat - obat Pengontrol

Inhalasi glukokortikosteroid
• budesonide

Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)


• Zafirlukas

Long acting β2 Agonist (LABA)


• Salmeterol, formoterol

Teofilin lepas lambat


Terapi Suportif

terapi terapi
oksigen cairan
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
• Nama : Anak RS
• Usia : 11 tahun 5 bulan
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Biaro
• Agama : islam
• Pendidikan : pelajar
• Masuk RS : 26 Juli 2017
Anamnesis
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun 5 bulan
datang k IGD pukul 03.25 WIB dan dirawat di
bangsal Anak dengan:

Keluhan Utama:
Sesak nafas berbunyi menciut 14 jam yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang

Diberikan oleh ibu kandung.

• Batuk sejak 1 hari yang lalu, batuk berdahak,


dahak berwarna putih kental, tidak berdarah.
• Demam sejak 1 hari yang lalu, tidak tinggi,
demam hilang timbul, tidak menggigil, dan tidak
berkeringat.
• Sesak nafas berbunyi menciut 14 jam yang lalu.
Sesak dipengaruhi oleh aktifitas. Sesak tidak
dipengaruhi makanan dan cuaca dingin. Saat
sesak pasien masih mampu berbicara dengan
penggalan kalimat. Anak sudah diberi nebulisasi
ventolin sebanyak 1x di IGD kemudian sesak
berkurang dan dibolehkan pulang. 6 jam
kemudian pasien masuk kembali k IGD dengan
keluhan sesak, kemudian anak diberi nebulisasi
sebanyak 2x dengan jarak 20 menit, nebulisasi
ventolin 1x dan combivent 1x, sesak nafas
menciut masih ada.
• Mual dan muntah tidak ada.
• Riwayat kontak dengan penderita batuk lama
tidak ada.
• Riwayat terpapar dengan asap rokok tidak ada.
• Riwayat kontak dengan binatang berbulu seperti
kucing tidak ada.
• BAK warna dan jumlah biasa.
• BAB warna dan konsistensi biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Anak dikenal menderita asma sejak berusia 1 tahun,
dalam 1 bulan anak mendapat serangan lebih
kurang 4 kali. Terakhir dirawat 6 bulan yang lalu.
Pasien control ke spesialis anak, mempunyai alat
nebulisasi sendiri, dianjurkan untuk nebulisasi
3x/hari bila ada serangan. Terakhir serangan asma 2
bulan yang lalu.
• Riwayat bersin-bersin di pagi hari ada
• Riwayat alergi makanan tidak ada
• Riwayat alergi terhadap debu tidak ada.
• Riwayat alergi obat tidak ada
• Riwayat alergi serbuk bunga tidak ada.
• Kakek pasien menderita asma
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Pekerjaan Sosial
Ekonomi, Kejiwaan, dan
• Ayah pasien menderita Kebiasaan
asma.
• Anak kedua dari 3
bersaudara, lahir spontan,
cukup bulan, berat badan
lahir 2700 gram, panjang
badan lahir 50 cm, dan
langsung menangis.
• Imunisasi dasar lengkap,
booster tidak ada.
• Riwayat pertumbuhan dan
perkembangan dalam batas
normal.
• Sanitasi dan higiene
lingkungan baik.
Riwayat Makanan dan  Anak
Minuman: Makanan utama : 3x/
 Bayi hari, menghabiskan 1
ASI : umur 0 – 6 bulan porsi sedang
Susu formula: umur 6 -12 bulan Daging : 3x/ minggu
Nasi tim : umur 9 - 12 bulan Ikan : 2x/ minggu
Makan biasa: umur 12 bulan - Telur : 2x/ minggu
sekarang Sayur : 5x/ minggu
Kesan :kuantitas cukup, Buah : 5x/ minggu
kualitas cukup. Kesan: kuantitas cukup,
kualitas cukup.
Riwayat Imunisasi:
• BCG : (+) 0 bulan
• Polio : (+) 0,2,3 bulan
• DPT : (+) 2,3,4 bulan
• Hepatitis B : (+) 0,2,3 bulan
• Campak : (+) 9 bulan
Kesan : imunisasi dasar lengkap
Riwayat Perkembangan:

• Tengkurap : 4 bulan
• Berjalan : 12 bulan
• Duduk : 6 bulan
• Bicara : 12 bulan
• Berdiri : 9 bulan
• Membaca : 5 tahun
Kesan: perkembangan normal sesuai usia
• Riwayat Keluarga:
Ibu Ayah

Nama Demelita Kembrajaya


Umur 34 tahun 41 tahun
Pendidikan SMP SMP
Perkawinan ke- 1 1
Pekerjaan Guru Wiraswasta
Penghasilan/bulan Rp 2.000.000 Rp. 2.000.000,-
Penyakit - asma

Saudara kandung:
R/ laki- laki/ 15 tahun/ sehat
M/ perempuan/ 7 tahun/ sehat
Riwayat Perumahan dan Lingkungan:

• Rumah tempat tinggal : rumah semi permanen


• Sumber air minum : galon
• Buang air besar : jamban di dalam rumah
• Pekarangan : cukup luas
• Sampah : tempat pembuangan sampah
Kesan: higiene dan sanitasi lingkungan baik.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaran : komposmentis
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 128x/ menit, teratur
• Nafas : 40x/ menit, teratur
• Suhu : 37,70C
Berat badan : 26 kg
Tinggi badan : 127 cm
Berat badan/Usia : 88 %
Tinggi badan/Usia : 72 %
Berat badan/Tinggi badan :104 %
Status Generalisata
• Kulit : Teraba hangat
• Kelenjar getah bening : Tidak ditemukan pembesaran
KGB
• Kepala : Bulat, simetris
• Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, Pupil isokor,
diameter 2mm/ 2mm, refleks
cahaya +/+ normal
• Telinga : Tidak ditemukan kelainan
• Hidung : nafas cuping hidung
• Tenggorokan : Tonsil T2-T2, tidak
hiperemis
• Faring : tidak hiperemis
• Gigi dan mulut : Mukosa mulut dan bibir
basah
• Leher : JVP 5-2 cmH2O
Paru Jantung
• Inspeksi : normochest, • Inspeksi : iktus kordis
simetris, retraksi tidak terlihat
epigastrium • Palpasi : Iktus kordis
• Palpasi : teraba 1 jari medial Linea
fremitus kiri = kanan • Midclavicularis Sinistra
• Perkusi : sonor RIC V
• Auskultasi : • Perkusi : batas jantung
vesikuler, ekspirasi dalam batas normal
memanjang, wheezing • Auskultasi : irama
(+/+), ronkhi (-/-) teratur, bising tidak ada
Abdomen Ekstremitas
• Inspeksi : Perut tidak akral hangat, capillary
tampak membuncit refilling time< 2 detik, reflex
• Palpasi : Hati dan lien fisiologis +/+, reflex
tidak teraba, Nyeri patologis -/-, edema tungkai
Tekan ( - ) -/-
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus
(+) Normal
Pemeriksaan Laboratorium
Darah
• Hemoglobin : 12,9 g/dl
• Leukosit : 13.530/mm3
• Hematokrit : 38,1%
• Trombosit : 320.000/mm3
Diagnosis Kerja
Asma Bronkial Serangan berat respon buruk
episodik sering
Terapi
Terapi di IGD (26 juli 2017)
• Oksigen 3 liter per menit
• Nebulisasi ventolin 1x (1 nebule 2,5mg)
• Nebulisasi combivent 1x (1 unit dose vial)
• IVFD Dekstrose 5% 12 tetes/menit mikro
• Injeksi dexamethason 4 mg
Pasien rawat di bangsal anak
Terapi di bangsal (26 juli 2016, pukul: 08.00 WIB)
• Diet Makanan lunak 1500 kkal
• Oksigen 3 liter per menit
• Drip aminophilin 150 mg dalam 20cc Dekstrose
5% (habis dalam 30 menit) dilanjutkan drip
aminophilin 150 mg dalam 500 cc dekstrose 5%
6 tetes/menit makro
• Injeksi dexamethason 3 x 4 mg iv
• Nebulisasi combivent 1 unit dose vial/ 6 jam
• Ambroxol 3 x 12,5 mg p.o
• Amoxicilin 3 x 300 mg p.o
Follow Up
27 Juli 2017

S/ sesak nafas O/ A/ Asma bronkial episodik


berkurang KU : sakit sedang sering dalam perbaikan
Batuk (+) Kesadaran: composmentis P/
Demam (-) Tekanan Darah : 110/70 mmHg Stop drip aminophylin
BAB (+) Frekuensi nadi : 122 kali/ menit IVFD dekstrose 5% 6
konsistensi biasa Frekuensi napas : 35 kali/menit tetes/menit makro
BAK (+) jumlah Suhu : 37,5OC Teofilin 4 x 100 mg
dan warna biasa Mata : konjungtiva tidak anemis, Dexamethason (stop)
sklera tidak ikterik Prednisone 3 x 4 mg p.o
Thoraks : Ambroxol 3 x 12,5 mg
Paru
Inspeksi : normochest, simetris.
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-),
ronkhi (-/-)
Abdomen :distensi(-), nyeri tekan (-),
bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT
< 2 detik.
28 Juli 2017
(07.30 WIB)

S/ sesak nafas (-) O/ A/ Asma bronkial episodik


Batuk berdahak KU : sakit sedang sering dalam perbaikan
(+) Kesadaran : composmentis P/
Demam (-) Tekanan Darah : 110/70 mmHg IVFD dekstrose 5% (stop)
BAB (+) Frekuensi nadi : 94 kali/ menit Teofilin 4 x 100 mg
konsistensi biasa Frekuensi napas : 26 kali/menit Prednisone 3 x 4 mg p.o
BAK (+) jumlah Suhu : 36,8OC Ambroxol 3 x 12,5 mg
dan warna biasa Mata : konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
Thoraks :
Paru
Inspeksi : normochest, simetris.
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-),
ronkhi (-/-)
Abdomen:distensi(-), nyeri tekan (-),
bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2
detik.
29 Juli 2017
(07.30 WIB)

S/ sesak nafas (-) O/ A/ Asma bronkial episodik


Batuk berdahak KU : sakit sedang sering dalam perbaikan
(+) Kesadaran : composmentis P/
Demam (-) Tekanan Darah : 110/70 mmHg Pasien dibolehkan pulang
BAB (+) Frekuensi nadi : 90 kali/ menit Teofilin 4 x 100 mg p.o
konsistensi biasa Frekuensi napas : 24 kali/menit Prednisone 3 x 4 mg p.o
BAK (+) jumlah Suhu : 36,6OC Ambroxol 3 x 12,5 mg p.o
dan warna biasa Mata : konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
Thoraks :
Paru
Inspeksi : normochest, simetris.
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-),
ronkhi (-/-)
Abdomen: distensi(-), nyeri tekan (-),
bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
detik.
Diskusi
Telah dirawat seorang anak laki-laki usia 11
tahun 5 bulan dengan keluhan utama sesak nafas
berbunyi menciut sejak 14 jam yang lalu. Dari
anamnesis didapatkan batuk sejak 1 hari yang
lalu, batuk berdahak, dahak berwarna putih
kental; demam sejak 1 hari yang lalu, tidak tinggi,
hilang timbul; sesak nafas berbunyi menciut 14
jam yang lalu, dipengaruhi oleh aktifitas.
Batuk Adanya hiperksekresi mukus akibat
degranulasi sel mast yang
mengeluarkan histamin dan berbagai
mediator inflamasi lainnya.

Disebabkan oleh kontraksi otot polos


Sesak nafas bunyi
bronkial akibat inflamasi kronis
menciut
menyebabkan perubahan stuktur saluran
nafas menjadi hipertrofi dan hiperplasia
otot polos saluran napas.
Gejala klinis •Batuk
•Sesak nafas bunyi menciut

Pencetus aktivitas

Merangsang sel mast yang ada


disaluran nafas untuk mengeluarkan
mediatornya sehingga menyebabkan
obstruksi saluran nafas.

Riwayat atopi Rhinitis alergi


Ayah pasien menderita
asma

ASMA BRONKHIAL
Pemeriksaan fisik Pernafasan 40 kali/menit.

Takipneu
pada anak umur diatas 8 tahun (nilai normal
pernafasan dibawah 30 kali permenit) yang
merupakan gejala pada asma.

Ekspirasi memanjang dan wheezing


Auskultasi
dikedua lapangan paru

Adanya kontraksi otot polos bronkial


yang menyebabkan penyempitan
saluran nafas bagian bawah.
Pemeriksaan Leukosit:13.530/mm3
penunjang dengan kesan leukositosis

Akibat adanya infeksi yang


bermanifestasi sebagai demam.
Hal ini bisa disebabkan
kemungkinan adanya infeksi dari
saluran pernapasan atau infeksi
lain.
Pasien ditatalaksana dengan pemberian oksigen kanul
nasal 3 liter/menit dan pemberian nebulisasi dengan
ventolin 2 kali dan combivent 1 kali dimana

Masih didapatkan sesak nafas berbunyi menciut.

Berdasarkan derajat serangan asma menurut PNAA


(Pedoman Nasional Asma Anak) masuk kedalam Asma bronkhial
serangan berat karena Gejala masih ada setelah dilakukan
nebulisasi 3 kali.
Pasien mengalami serangan lebih kurang 4 kali dalam 1
bulan. Hal ini diklaksifikasi kedalam derajat asma menurut PNAA
(Pedoman Nasional Asma Anak) sebagai Asma episodik sering.
Dengan demikian, pada pasien ini didiagnosa sebagai Asma
bronkhial serangan berat episodik sering.

Anda mungkin juga menyukai