Anda di halaman 1dari 64

Case Report

DEMAM TIFOID
Oleh:
Dwi Taufik Oktariansyah, S.Ked 04054821820120

PEMBIMBING:
DR. HENRI AZIS, SP.A, M.KES
PENDAHULUAN
Demam tifoid = penyakit sistemik (Salmonella typhi)
Tanda klinis klasik : demam, malaise, nyeri perut, dan
diare/konstipasi
Demam tifoid yang tidak segera ditangani akan memberat 
delirium, perdarahan intestinal, perforasi usus, dan kematian
dalam jangka waktu 1 bulan

WHO memperkirakan jumlah


kasus demam tifoid di seluruh >> anak usia 5-19
dunia mencapai 16-33 juta dengan tahun
500-600 ribu kematian/tahun
PENDAHULUAN
UU No. 6 Th. 1962 tentang wabah 
Demam tifoid termasuk penyakit yang
mudah menular & dapat menyerang
banyak orang

Penularan oro-fecal:
• Cuci tangan yang kurang bersih setelah
buang air besar maupun setelah berkemih
• Lalat bisa menyebarkan bakteri secara
langsung dari tinja ke makanan
1. STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
• Nama : An. WND
• Umur / Tanggal Lahir : 11 tahun 5 bulan (11 April 2008)
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Nama Ayah : Tn.EN
• Nama Ibu : Ny.R
• Alamat : Kirab Remaja, Kabupaten Muara
Enim
• Suku Bangsa : Sumatra Selatan
• Dikirim oleh : IGD RS Rabain Muara Enim
• MRS : 21 November 2019 pukul 16.00
WIB
2. ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS DAN ALLOANAMNESIS (22 November 2019)
KELUHAN UTAMA
Muntah 5 jam SMRS

Keluhan tambahan : Demam, mual, batuk kering, pegal di


seluruh tubuh, nyeri kepala
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
• 3 Hari SMRS
• 1 HARI SMRS
Demam mula-mula tidak tinggi, berangsur- muntah dengan frekuensi 3x sehari,
angsur naik terutama pada malam hari. Demam
meningkat pada sore hingga malam hari dan
isi apa yang dimakan, berwarna
menurun saat pagi hari namun masih panas. kuning dan tidak menyemprot. Pasien
Demam tidak disertai menggigil. Ibu os masih mengalami demam yang naik
mengeluhkan mata anak yang merah setiap suhu turun, pegal di seluruh tubuh, batuk
tubuh anak meningkat pada malam hari. Anak
juga mengeluhkan batuk kering, pegal di seluruh kering dan nyeri kepala. Anak mulai
badan dan nyeri kepala. Pilek (-), sakit mengeluhkan nyeri perut. BAB masih
tenggorokan (-), sesak(-), keluar cairan dari tidak ada semenjak 2 hari yang lalu.
telinga (-), mual (-), muntah (-), mimisan (-), gusi
berdarah(-), bintik-bintik merah di badan (-), BAB
Nafsu makan tidak ada, anak
(-) dan ibu os mengeluhkan nafsu makan mengeluhkan rasa pahit setiap kali
anaknya mulai menurun. makan
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
• 5 JAM SMRS
anak merasa mual dan muntah
dengan frekuensi 5x, isi apa yang
dimakan, tidak menyemprot. Demam
dirasakan semakin tinggi, pegal di
seluruh tubuh, batuk kering , nyeri
kepala. Anak juga belum bisa BAB
sejak 3 hari yang lalu. BAK tidak ada
keluhan, lancar, banyak, kuning, dan
tidak nyeri.
Riwayat Penyakit DAHULU
– Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, Ibu pasien
mengaku lebih kurang 2 kali dalam setahun anaknya dirawat dengan
keluhan yang sama dengan diagnosis demam typhoid
– Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal (-)
– Riwayat bepergian ke daerah endemik (-)
– Riwayat sering jajan, tidak sarapan pagi di rumah (+)  chiki dan bakso
– Riwayat nyeri saat BAK (-)
– Riwayat kejang disangkal
– Riwayat alergi makanan dan obat disangkal
– Riwayat batuk lama dengan pengobatan selama 6 bulan disangkal
– Riwayat kontak dengan penderita batuk lama disangkal
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
• Masa Kehamilan : Cukup bulan
• Partus : Pervaginam
• Tempat : Klinik Bidan
• Ditolong oleh : Bidan
• Tanggal : 11 April 2008
• BB : 2.8 kg
• PB : 47 cm
• Lingkar kepala : Ibu tidak ingat
Riwayat Makanan
• ASI : 0 bulan – 2 tahun Tempe : 3-4 x seminggu
• Susu botol : 12 bulan – sekarang
Tahu : 3-4 kali seminggu
• Bubur Nasi : 12 -24 bulan
Sayuran : Hampir setiap hari
• Nasi Tim/lembek: 6 – 12 bulan
• Nasi Biasa : 24 bulan – sekarang Buah : Jarang
• Daging : 3-4x/minggu Kesan : anak diberikan
makanan sesuai dengan usianya
Kualitas : baik
Riwayat Imunisasi
IMUNISASI DASAR ULANGAN

Umur Umur Umur Umur

BCG 1 bln

DPT 1 2 bln DPT 2 4 bln DPT 3 6 bln

HEPATITIS B 1 2 bln HEPATITIS B 2 4 bln HEPATITIS B 3 6 bln

Hib 1 2 bln Hib 2 4 bln Hib 3 6 bln


POLIO 1 0 bln POLIO 2 2 bln POLIO 3 4 bln

CAMPAK 9 bln POLIO 4 6 bln

KESAN : Imunisasi Dasar Lengkap


Riwayat Keluarga

• Perkawinan : Perkawinan pertama


• Umur : Ayah 44 tahun, Ibu 40 tahun
• Pendidikan : SMA
• Penyakit yang pernah diderita : Sebelumnya saudara pasien
pernah menderita penyakit dengan keluhan yang sama.
Riwayat Perkembangan
• Gigi Pertama : Ibu tidak ingat
• Berdiri : 10 bulan
• Berbalik : Ibu tidak ingat
• Tengkurap : 5 bulan
• Duduk : 7 bulan
• Merangkak : Ibu tidak ingat
• Berjalan : 14 bulan
• Berbicara : 14 bulan

Kesan : Perkembangan baik


Riwayat Perkembangan Mental
• Isap Jempol : berhenti sejak usia 1 tahun
• Ngompol : berhenti sejak usia 2 tahun
• Sering Mimpi : tidak
• Aktivitas : aktif
• Membangkang : tidak
• Ketakutan : tidak

Kesan : Perkembangan mental baik


3. PEMERIKSAAN FISIK
Umum dan khusus
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 120 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup

Frekuensi Napas : 28 kali/menit

Suhu : 38,1o C

Edema (-), sianosis (-), dispnue (-), ikterus (-), dismorfik (-)
STATUS GIZI
BB : 32 kg
TB : 137 cm
• Status gizi : Gizi baik
• BB/U : 32/37*100%=86.4%
• TB (PB)/U : 137/147*100%=93%
• BB/TB (PB) : 32/35*100%=91.4%
• Lingkar kepala : 54 cm (0- (-2 SD)) (normocephali)
Pemeriksaan khusus
Normocephali simetris, rambut bewarna
hitam distribusi rata dan tidak mudah
dicabut

Konjungtiva anemis(-/-),sklera ikterik(-


/-), refleks pupil (+), d 3 mm, isokor
dextra-sinistra, eksoftalmos dan
enoftalmos (-), edema palpebra (-),
pergerakan mata kesegala arah baik
Pemeriksaan khusus
Deviasi septum (-),sekret(-/-), darah (-/-),
hidung bagian luar tidak ada kelainan,
pernapasan cuping hidung (-).
Bentuk normal, nyeri (-/-), pendengaran
baik
Bibir kering (-), stomatitis (-),lidah kotor di
bagian tengah, tepi
lidahhiperemis,tremorlidah(-),gusi berdarah
(-), faring hiperemis(-),T1/T1
Pemeriksaan khusus

Tidak ada pembesaran KGB pada


daerah axilla, leher, inguinal dan
submandibula, trakea di tengah,
kelenjar tiroid tidak teraba
membesar
Pemeriksaan khusus
INSPEKSIsimetris dextra- PALPASIsimetris, vocal
sinistra, tidak ada bagian dada fremitus sama dextra-sinistra,
yang tertinggal saat bernapas, tidak ada bagian dada yang
retraksi dinding dada (-), scar tertinggal saat bernapas, nyeri
(-), otot bantu pernapasan (-) tekan (-)

AUSKULTASIsuara napas
PERKUSIsonor pada semua vesikuler(+/+),ronkhi (-/-),
lapangparu wheezing(-/-)
Pemeriksaan khusus
INSPEKSIictus cordis
tidak terlihat PALPASIictus
cordistidakteraba

PERKUSIbatas jantung AUSKULTASIbunyi jantung


relatif dalam batas I dan II regular,bising
normal jantung (-)
PEMERIKSAAN KHUSUS
INSPEKSIdatar,perut PALPASInyeri
tekan(+),Liendanhepartidakteraba,ma
kembung(-)scar (-),peteki (- ssa(-)
)

PERKUSItimpani pada
seluruh kuadran abdomen AUSKULTASI
, shifting dullness (-) bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN KHUSUS
• Genitalia : tak diperiksa
• Anus dan rektum : tidak ada keluhan
• Extremitas
Atas : akral hangat, peteki (-/-), udem (-/-), pucat (-), CRT
< 3 detik
Bawah : akral hangat, peteki (-/-), udem (-/-), pucat (-), CRT
< 3 detik,
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri

Fungsi motorik N N N N

Gerakan Luas Luas Luas luas

Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni eutoni

Klonus - - - -
Reflek fisiologis (+) (+) (+) (+)

Reflek patologis - - - -

Gejala rangsang meningeal - - - -

Fungsi sensorik Normal Normal Normal Normal

Nervi Kraniales Tak diperiksa


Reflek primitif - - - -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 21 November 2019

Tes widal :
• Salmonella typhi O : 1/320
• Salmonella paratyphi AO : 1/160
• Salmonella paratyphi BO : 1/160
• Salmonella paratyphi CO : 1/160
• Salmonella typhi H : 1/320
• Salmonella paratyphi AH : 1/80
• Salmonella paratyphi BH : 1/80
• Salmonella paratyphi CH : 1/160
Tanggal 4
November 2019
DAFTAR MASALAH
• Demam
• Mual
• Muntah
• Batuk kering
• Pegal di seluruh tubuh
• Nyeri kepala
• Konstipasi
DIAGNOSIS BANDING

Demam Tifoid DBD Malaria Gastroenteritis


DIAGNOSIS KERJA

Demam Typhoid
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS DAN NON FARMAKOLOGIS
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGIS FARMAKOLOGIS
• Tirah baring • Ceftriakson 1x2 gr IV drip dalam D5% 50
cc
• IVFD RL gtt • Omeprazole 1x1 amp IV
dilanjutkan dengan
• Sucralfat syrup 3x1 cth PO
KAEN 3B gtt
XVI/mnt • Ambroxol 3x1 cth
• Paracetamol 3x500 mg PO
RENCANA PEMERIKSAAN

• Cek darah rutin


• Widal test
• NS-1
• Tes Malaria (DDR)
prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Demam tifoid  infeksi sistemik, disebabkan oleh Salmonella
enteric serovar typhi (S typhi)
• Salmonella enteric serovar paratyphi A, B (S. schottmuelleri),
dan C (S. hirschfeldii) juga dapat menyebabkan infeksi yang
disebut demam paratifoid
• Gejala klasik: demam, malaise, sakit perut, konstipasi atau
diare
EPIDEMIOLOGI
• Terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang yg
kondisi saniternya buruk.
• Bersifat endemik di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan
Oceania, namun 80% kasus berasal dari Bangladesh, China,
India, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan, atau Vietnam
• Demam tifoid menginfeksi sekitar 21,6 juta orang (kejadian 3,6
per 1.000 penduduk) & membunuh sekitar 200.000 orang/tahun
• >> kasus usia 5-19 tahun
EPIDEMIOLOGI
• Insidens demam tifoid tinggi (>100 kasus per 100.000 populasi
per tahun) dicatat di Asia Tengah dan Selatan, Asia Tenggara,
dan kemungkinan Afrika Selatan; yang tergolong sedang (10-
100 kasus per 100.000 populasi per tahun) di Asia lainnya,
Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (kecuali Australia dan
Selandia Baru); serta yang termasuk rendah (<10 kasus per
100.000 populasi per tahun) di bagian dunia lainnya.
ETIOLOGI
• Manusia  satu-satunya penjamu yg alamiah & reservoir Salmonella typhi
• Infeksi dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi
oleh feses
• Bakteri dapat bertahan hidup selama berhari-hari di air dan berbulan-
bulan dlm telur yg sudah terkontaminasi atau tiram beku
• Dosis yang infeksius adalah 103-106 organisme yang tertelan secara oral
• Demam tifoid di Indonesia berkaitan dengan rumah tangga:
 Anggota keluarga riwayat terkena demam tifoid
 Menggunakan piring yang sama untuk makan
 Tidak tersedia tempat buang air besar dalam rumah.
PATOGENESIS
• Kuman Salmonella typhi tertelan  bertahan asam lambung
 masuk melalui mukosa usus pada ileum terminalis
• Di usus, bakteri melekat pada mikrovili, kemudian melalui
barier usus yang melibatkan mekanisme membrane ruffling,
actin rearrangement, dan internalisasi dalam vakuola
intraseluler
• Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid mesenterika 
masuk pembuluh darah melalui sistem limfatik  bakteremia
primer (tidak didapatkan gejala & kultur darah biasanya (-)
• Periode inkubasi ini terjadi selama 8-14 hari.
MANIFESTASI KLINIS
• Setelah masa inkubasi  muncul keluhan atau gejala yang
bervariasi mulai dari yang ringan dengan demam yang tidak
tinggi, malaise, dan batuk kering sampai dengan gejala yang
berat dengan demam yang berangsur makin tinggi setiap
harinya, rasa tidak nyaman di perut, serta beraneka ragam
keluhan lainnya
• Gejala: demam sore hari dengan anoreksia, mialgia, nyeri
abdomen, dan obstipasi dapat disertai dengan lidah kotor,
nyeri tekan perut, dan pembengkakan pada stadium lebih
lanjut dari hati atau limpa atau kedua-duanya
MANIFESTASI KLINIS
• Pada anak, diare sering dijumpai pada awal gejala yang baru,
kemudian dilanjutkan dengan konstipasi
• Walaupun tidak selalu konsisten, bradikardi relatif saat
demam tinggi dapat dijadikan indikator demam tifoid
• Pada sekitar 25% dari kasus, ruam makular atau
makulopapular (rose spots) mulai terlihat pada hari ke 7-10,
terutama pada orang berkulit putih, dan terlihat pada dada
bagian bawah dan abdomen pada hari ke 10-15 serta
menetap selama 2-3 hari
DIAGNOSIS BANDING
– Stadium dini: influenza, gastroenteritis, bronchitis,
infeksi Dengue, malaria, bronkopneumonia
– Tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, malaria
– Demam tifoid berat: sepsis, leukemia
DIAGNOSIS
• Klasifikasi diagnosis demam tifoid:
• Demam Tifoid Klinis (probable)
Panas lebih dari 7 hari, didukung klinik lain: gangguan
GIT (typhoid tongue, rhagaden, anoreksia,
konstipasi/diare), hepatomegali, dan tidak ditemukan
penyebab lain dari panas (disertai hasil uji deteksi
antigen atau diagnosis serologis positif)
DIAGNOSIS
• Demam Tifoid Pasti (confirmed)
Demam tifoid klinis + Salmonella tyhphi (+) pada biakan
darah, urine atau feses
• Demam Tifoid Berat
Demam tifoid + keadaan: lebih dari minggu kedua sakit,
toksik, dehidrasi, delirium jelas, hepatomegali dan/atau
splenomegali, leukopenia <2000/ul, aneosinofilia,
SGOT/SGPT meningkat
TATALAKSANA
TATALAKSANA
EDUKASI DAN PENCEGAHAN
• Edukasi pasien untuk tirah baring, diet lunak mudah dicerna
selama sakit. Strategi pencegahan yang dipakai adalah untuk
selalu menyediakan makanan dan minuman yang tidak
terkontaminasi, higiene perorangan terutama menyangkut
kebersihan tangan dan lingkungan, sanitasi yang baik, dan
tersedianya air bersih sehari-hari
KOMPLIKASI
• Komplikasi: reaktif hepatitis, perdarahan
gastrointestinal, perforasi usus, ensefalopati tifosa,
serta gangguan pada sistem tubuh lainnya mengingat
penyebaran kuman adalah secara hematogen
• lainnya yang tercatat dengan demam tifoid termasuk
diantaranya perdarahan (menyebabkan kematian
yang cepat pada beberapa pasien), hepatitis,
miokarditis, pneumonia, koagulasi intravaskular
diseminata, trombositopenia dan sindrom uraemik
hemolitik.
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Gejala tifoid
• (1) demam remitten, (2) gangguan saluran pencernaan, (3) gangguan kesadaran.

Anamnesis:
• Pasien demam 3 hari yang remitten. Demam menjelang sore hari dan demam turun pagi
harinya sehingga pasien dapat bersekolah pada pagi harinya (aktivitas pasien tidak
terganggu)  KHAS DEMAM TIFOID
• Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual, muntah, konstipasi dan
anoreksia.
• Pasien jajan makanan dan minumam di luar rumah, yang tidak jelas kebersihannya
• Pasien sudah sering dirawat di rumah sakit dengan penyakit typhoid sebelumnya
Pemerikasaan fisiknya ditemukan :
• Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, selain suhu yang
meningkat, keadaan umum yang sedang, tanpa gangguan kesadaran,
• Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada
pinggirnya, tremor (-)  typhoid tongue
• tes widal Salmonella typhi O sebesar 1/640, parathypi A 1/320,
Salmonella thypi H sebesar 1/640.

diagnosis Demam Tifoid / Paratifoid dinyatakan positif bila titer O = 1/160


• Antibiotik Ceftriakson 1x2 gr IV drip dalam D5% 50 cc sebagai
pengobatan kausalnya.
– Merupakan Sefalosporin Generasi 1 digunakan untuk mengobati demam
tifoid, dengan pemberian selama 3 hari memberikan efek terapi sama
dengan regimen obat yang diberikan 10-14 hari. Respon yang baik juga
dilaporkan dengan pemberian ceftriaxon selama 5-7 hari.
• Paracetamol sebagai pengobatan simptomatis (demam, nyeri
seluruh tubuh dan nyeri kepala)
• Ambroxol untuk gejala batuk
• Omeprazole dan sukralfat untuk gejala saluran pencernaan berupa
mual dan muntah.
Adanyademamyangturunnaikatauintermittendisertaidenganmenggigil,diare,muntah,danterk
adangkejangmerupakanbeberapagejalapenyakitmalaria.

Akantetapipadapasieninitidakdidapatkanmenggigilsertatidak adanyariwayatkeluarkotaatauk
Malaria
ehutan.

setelah dilakukan pemeriksaan malariajugadidapatkan hasil negatif


Padaminggupertamapenyakitinibiasanyatidakditemukangejalaumumyangkhas,hanyaterdapatdemamantar
a2hingga7hariadanyamanifestasi perdarahan.

DemamBerdarahDengue

Padapasientidakadamanifestasiperdarahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai