Pembimbing:
dr. Hendy Halim, M.Sc, Sp.A
Penyusun:
Ricky
406181047
• Keluhan Utama :
• Demam sejak 4 hari
Riwayat Penyakit Sekarang
• Demam sejak 4 hari SMRS. Demam pertama kali dimulai pada Selasa 19 Maret 2019,
demam dirasakan hampir sepanjang hari. Pada saat awal demam suhu diukur mencapai
39.9oC sehingga diberi obat penurun panas menurut orang tua pasien bahwa demam
sudah turun namun tidak sempat diukur menurutnya badan anaknya tidak sepanas
pada saat sebelum diberi obat penurun panas. Setelah 4 – 6 jam pemberian obat
penurun panas, demam terjadi kembali dengan suhu 38.5oC dan langsung diberi obat
penurun panas kembali dan panas menurun hal ini terjadi selama 2 – 3 hari. Pada saat
demam pasien tidak mengeluh mengigil, kejang, penurunan nafsu makan, badan lemas
dan tidak menggangu aktifitas. Pada saat demam terjadi pasien tidak merasakan
adanya keluhan. Demam juga disertai dengan batuk, nyeri sendi, nyeri perut, dan gusi
berdarah.
• Batuk sejak 4 hari SMRS. Batuk dimulai pada Selasa 19 Maret 2019,
batuk mengeluarkan dahak bewarna keputihan tanpa disertai dengan
bercak darah. Batuk biasanya dirasakan lebih sering pada malam hari.
Batuk muncul tiba tiba dan tidak ada faktor pencetus atau riwayt
alergi. Pada saat batuk hanya terjadi sebentar dan tidak terus
menerus dan tidak mengganggu aktifitas pasien. Batuk tanpa di rasa
sesak dan tidak membuat pasien sulit tidur.
• Nyeri sendi sejak 4 hari SMRS. Nyeri sendi dimulai pada 19 Maret
2019. Nyeri sendi dirasakan 1 badan. Nyeri sendi yang dirasakan
seperti rasa ngilu pada sendi. Nyeri sendi dirasakan sepanjang hari
dan intensitas nyeri sendi tidak semakin meningkat. Nyeri sendi akan
lebih berat bila pasien terkena angin atau udara dingin dan akan
menghilang setelahnya. Nyeri sendi tanpa disertai dengan gangguan
pergerakan, rasa panas maupun rasa bengkak pada sendi yang
terkena. Nyeri sendi tidak mengganggu aktifitas pasien.
• Nyeri perut sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut dimulai pada 23 Maret
2019. Nyeri perut dirasakan di bagian ulu hati, nyeri seperti tertusuk
tusuk. Nyeri perut dirasakan sepanjang hari, nyeri yang dirasakan
selama sepanjang hari hampir sama. Nyeri tidak membaik meski telah
makan maupun minum. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
lambung. Pada saat nyeri perut tidak mengganggu aktifitas pasien dan
pasien masih dapat makan dan tidak ada rasa mual maupun muntah.
Menu Kalori
Pagi 1 mangkk bubur ayam 372
Total 1277
Pemeriksaan Fisik
Tanggal pemeriksaan : 23/03/2019; pukul 22.00 WIB IGD
• Mata: bentuk simetris, pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-)
• Mulut: sianosis (-), mukosa oral basah, faring hiperemis (-), tonsil T1/T1, hiperemis
(-), tremor lidah (-)
Paru-paru
• Inspeksi : bentuk simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi subcostal (-)
• Palpasi : tidak teraba massa, krepitasi (-), nyeri (-), stem fremitus kanan kiri sama kuat
Jantung
§ Palpasi : supel, turgor kulit kembali dengan cepat, massa (-), nyeri tekan
(+), hepatomegali 1/3 -1/3 ujung lancip, konsistensi kenyal.
• Tulang Belakang : dalam batas normal, kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)
• KGB: Tidak terdapat pembesaran KGB di regio colli sinistran dan dextra
Pemeriksaan Fisik
Tanggal pemeriksaan : 24/03/2019; pukul 00.10 WIB di bangsal anak
• Mata: bentuk simetris, pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-)
• Mulut: sianosis (-), mukosa oral basah, faring hiperemis (-), tonsil T1/T1, hiperemis
(-), tremor lidah (-)
Paru-paru
• Inspeksi : bentuk simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi subcostal (-)
• Palpasi : tidak teraba massa, krepitasi (-), nyeri (-), stem fremitus kanan kiri sama kuat
Jantung
§ Palpasi : supel, turgor kulit kembali dengan cepat, massa (-), nyeri tekan
(+), hepatomegali 1/3 -1/3 ujung lancip, konsistensi kenyal.
• Tulang Belakang : dalam batas normal, kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)
• KGB: Tidak terdapat pembesaran KGB di regio colli sinistran dan dextra
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan neurologis :
• Rangsang meningeal = Negatif
• Saraf cranialis I-XII = kesan normal
• Reflek fisiologis : biceps (+/+), triceps (+/+), patella (+/+),
achilles (+/+)
• Reflek patologis : babinski (-/-), chaddock (-/-), gordon (-/-),
schaeffer (-/-), hoffman tromner (-/-), klonus paha (-/-),
klonus kaki (-/-), oppenheim (-/-)
• Normotoni, normotrofi
• Kekuatan5555 5555
5555 5555
Pemeriksaan Penunjang
23 – Maret 24 Maret 2019 24 Maret 2019 25 Maret 2019 26 Maret 2019 Nilai
2019 pukul 04 .38 pukul 18.27 pukul 18.27 pukul 06.00 Normal
Hemoglobin 16.9 g/dL 15.4 g/dL 17.7 g/dL 17.7g/dL 15.7 g/dL 10,8 –
14.7 g/dl
Eritrosit 6 juta/µL 5.5 juta/µL 6.12 juta/µL 6.12 juta/µL 5.4 juta/µL 3.7 – 5,2
juta/µL
Leukosit 4 ribu /µL 4.9 ribu /µL 7.4 ribu /µL 7.4 ribu /µL 7 ribu /µL 5.000 –
13.500/µL
Non-farmakologi :
• Oral on demand
- Kebutuhan Kalori:
• Protein : 52 gram/ 24
• H2TL
• Mx
• Observasi TTV dan keadaan umum setiap 1 jam
• Observasi balance cairan dalam 3 jam
• Obeseravasi diuresis dalam 3 jam
• Observasi apabila perburukan KU
Prognosis
• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : Bonam
• Ad sanationam : dubia
Kesimpulan
• Telah diperiksa pasein anak laki laki berusia 17 tahun 8 bulan dengan
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang dapat menegakan
diagnosa DSS. Pasien mengalami demam pertama kali pada hari
selasa 19 Maret 2019 dan merupakan demam hari ke 4, pasien
mengalami fase syok pada hari sabtu 23 Maret 2019 pukul 22.00 WIB
setelah diberikan talaksana berupa resusitasi cairan berupa
250cc/jam selama 4 jam pasien akhirnya melwati fase syok terbeut.
Terapi berikutnya diberikan carian 5cc/bb/jam dan diturunkan
menjadi 3cc/bb/jam setelah 2 hari fase syok akhirnya penghentian
resussitasi cairan. Pasien akhirnya dipulangkan pada tanggal 26 Maret
2019 setelah pasien telah bebas demam 24 jam, dengan keadaan
klinis yang membaik.
Tinjauan pustaka
Demam dengue
• Demam dengue merupakan penyakit demam akut akibat infeksi virus
dengue, dengan manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari demam
akut hingga sindrom renjatan yang dapat menyebabkan mortalitas
• Virus dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus ini terdiri
dari empat jenis serotip, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN 3, dan DEN-4 yang
disebarkan melalui vektor yaitu nyamuk Aedes aegypti atau Aedes
albopictus
• Di Indonesia, di mana lebih dari 35% populasi negara ini tinggal di
daerah perkotaan, 150.000 kasus dilaporkan pada 2007 (tertinggi
dalam catatan) dengan lebih dari 25.000 kasus dilaporkan dari Jakarta
dan Jawa Barat.
• Hasil penelitian mengatakan bahwa kejadian DBD banyak pada
daerah dengan rumah tanpa pasokan air pipa, daerah yang tidak
dilayani oleh layanan sanitasi dan pengelolaan limbah yang buruk,
serta pada daerah berpenduduk padat. Hal ini mengarah pada
meningkatnya habitat untuk berkembang biak nyamuk.
• Pada kasus yang didapatkan seorang anak laki laku berusia 17 tahun
pasien mengatakan bahwa lingungan disekitarnya merupakan
lingkungan yang padat diserai dengan sanitasi yang kurang baik dan
banyak orang yang sedang terkena demam berdarah.
Pada kasus ini di dapatkan pasien telah
demam hari ke 4 yang dimana pada
pemeriksaan didapatkan suhu 36.3 -36.8oC
dengan jumlah trombosit yang rendah dan
nilai hematokrit yang meningkat
Pada kasus ini didapatkan
- Demam yang muncul mendadak
selama 4 hari yang disertai dengan
- Petechie di tangan dan kaki
- Gusi berdarah
- Tanda tanda gangguan
sirkulasi (tekanan nadi
20mmHg, takikardi (120x),
akral dingin, CRT memanjang
- Disertai dengan pemeriksaan
penunjang trombositopenia
dan hemakonsentrasi
• Kriteria diagnosis klinis1
• demam dengue
• Demam 2 – 7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus, bifasik
• Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa
uji tourniquet positif.
• Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
• Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah
• Leukopenia < 4000/mm3
• Trombositopenia < 100.000/mm3
• Demam berdarah dengue
• Demam 2 – 7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus (kontinua)
• Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
• Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
• Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah
• Hepatomegali
• Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala :
• Peningkatan nilai hematokrit, > 20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut
umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
• Trombositopenia < 100.000/mm3
• Tanda bahaya (Warning sign) Klinis :
• Demam turun tetapi keadaan anak memburuk, nyeri perut dan nyeri tekan
abdomen ,muntah yang menetap,letargi, gelisah, perdarahan mukosa,
pembesaran hati, akumulasi cairan, oliguria
• demam berdarah dengue dengan syok
• Syok terkompensasi :
• Takikardia, takipnea, tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <
20 mmHg,waktu pengisian kapiler > 2, kulit dingin, produksi urin menurun < 1
ml/kgBB/jam, anak gelisah.
• Syok dekompensasi :
• Takikardia, hipotensi (sistolik dan diastolik turun), nadi cepat dan kecil,
pernapasan kussmaul atau hiperpnea, sianosis, kulit lembab dan dingin.
• Pada kasus ini merupakan kasus demam berdarah dengan warning
sign dan syok terkompensasi dikarenakan pada kasus ini didapatkan
• Demam 2-7 hari yang timbul mendadak
• Terdapat manifestasi petekie spontan di ekstremitas
• Pemeriksaan penunjang trombositopenia < 100 ribu
• Warning sign: nyeri perut dan nyeri tekan abdomen, perdarahan mukosa,
hepatomegali
• Tanda tanda syok: takikardi, tekanan nadi 20 mmHg, CRT memanjang, akral
dingin.
Pada kasus ini tatalaksana DSS:
• Pemberian RL 500 cc/jam selama 4 jam
pertama
• Setelah keadaan klinis stabil
• 5cc/bb/jam dan menjdi 3 cc/bb/jam
• Setelah melewati 2 hari fase syok
pemberian cairan dihentikan.
• Kriteria memulangkan pasien antara lain pasien DHF
• tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik,
• nafsu makan membaik ,
• tampak perbaikan secara klinis, hematokrit stabil,
• tiga hari setelah syok teratasi, jumlah trombosit diatas 50.000/ml dan
cenderung meningkat, dan
• tidak dijumpai adanya distress pernafasan (akibat efusi pleura atau asidosis).
• Pada kasus ini pasien pulangkan setelah pasien telah bebas demam selama 24
jam, nafsu makan membaik, tampak adanya perbaikan klinis (akral hangat, nadi
normal, tekanan darah normal, nyeri perut tidak ada), peningkatan jumlah
trombosit , tidak terdapat distres pernafasan dan nilai hematokrit yang stabil