Anda di halaman 1dari 6

ma dapat digunakan dengan aman.

Banyak ahli sekarang ini mengajukan


verapamil sebagai pilihan pengobatan lini pertama. Verapamil lebih efektif
dibandingkan dengan placebo dan lebih baik dibandingkan dengan lithium. Praktek
klinis jelas mendukung penggunaan dosis verapamil yang relatif lebih tinggi pada
cluster headache.
Kortikosteroid dalam bentuk prednison 1 mg/kg sampai 60 mg selama empat
hari yang diturunkan bertahap selama tiga minggu diterima sebagai pendekatan
pengobatan perventif jangka pendek. Pengobatan ini sering menghentikan periode
cluster, dan digunakan tidak lebih dari sekali setahun.
Topiramat digunakan untuk mencegah serangan cluster headache. Dosis
biasanya adalah 100-200 mg perhari, dengan efek samping yang sama seperti
penggunaannya pada migraine.
Melatonin dapat membantu cluster headache sebagai preventif dan salah satu
penelitian terkontrol menunjukan lebih baik dibandingkan placebo. Dosis biasa
yang digunakan adalah 9 mg perhari. Obat-obat pencegahan lainnya termasuk
gabapentin (sampai 3600 perhari).10

Gambar 2. Gambaran Karakteristik Cephalgia

v
Tabel 3. Karakteristik Cephalgia
Cephalgia Sifat Lokasi Lama Frekuensi Gejala ikutan
nyeri
Migren Berdenyut Unilateral/bilateral 4-72 Sporadik, < 5 Mual muntah ,
tanpa aura jam serangan fotofobia,fonofobia
nyeri
Migren Berdenyut Unilateral < 60 Sporadik, 2 Gangguan visual,
dengan menit serangan gangguan sensorik,
aura didahului gangguan bicara
gejala
neurologi
fokal 5-20
menit
Tension Tumpul, Bilateral 30’ -7 Terus Depresi ansietas
Tipe tekan hari menerus stress
Headache diikat
Cluster Tajam, Unilateral orbita, 15-180 Periodik 1 x Lakrimasi
Headache menusuk supraorbital menit tiap 2 hari – ipsilateral.,
8x perhari rhinorrhoea
ipsilatral,
miosis/ptosis
ipsilatral, dahi &
wajah berkeringat
Neuralgia Ditusuk- Dermatom saraf V 15-60 Beberapa Zona pemicu nyeri
trigeminus tusuk detik kali sehari

Tabel 4. Red Flag pada Cephalgia

Possible
Red Flag Consider Investigation

v
Sudden Onset Headache SAH, Bleed into a mass Neuroimaging
AV Malformaion, Mass
lesion Lumbal Pucture
(especially posterior fossa)

Worsening Pattern Headache Mass Lesion, SDH Neuroimaging


Medical Overuse

Headache with systemic illness Meningitis, Encephalitis Neuroimaging


Lyme Disease,Collagen Lumbal Pucture
Vascular disease, systemic Blood Test
Infection

Mass Lesion, AV
Focal Neurological signs other Malformation Neuroimaging
than typical visual or sensorial Collagen Vascular Disease Collagen Vascular
Aura Evaluation

Papiloedema Mass Lesion, Pseudotumor Neuroimaging


Encephalitis, Meningitis Lumbal Pucture

v
ANALISIS KASUS

Seorang wanita berusia 41 tahun datang kontrol ke poliklinik Neurologi


RSMH karena sakit kepala bagian belakang kanan sejak + 1 tahun yang lalu. Awal
sensasi sakit seperti ditekan, sekarang dirasakan seperti berdenyut. Keluhan
dirasakan membaik ketika istirahat. Rasa sakit tidak berpindah-pindah. + 4 bulan
yang lalu, pasien diduga terkena stroke tipe sumbatan. Dari keluhan tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa terjadi cephalgia primer dengan tipe Tension Tipe
Headache
Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
Pada kasus ini dapat ditemukan beberapa faktor risiko. Riwayat stroke pada
Agustus 2017. Sudah melakukan CT-Scan dan rawat jalan dengan gejala sisa
berupa jalan yang mengot. Riwayat hipertensi, diabetes melitus dan trauma kepala
tidak ada. Pasien pernah mengonsumsi Aspilet 1 x 8 gram dan Amlodipin 1 x 5
gram.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum baik, tidak terdapat
kelainan pada pemeriksaan fisik umum dan spesifik. Pada pemeriksaan neurologis
didapatkan tidak ada kelainan pada pemeriksan fungsi N. Craniales. Pada
pemeriksaan fungsi motorik, gerakan pada lengan kanan dan tungkai kanan dinilai
kurang disertai kekuatan dengan nilai 3. Kelainan fungsi motorik tersebut disertai
dengan peningkatan refleks fisiologis, tonus, klonus dan refleks Babinski (pada
tungkai kanan). Gejala sisa stroke yang dialami penderita menyebabkan penderita
tidak dapat melawan tahanan yang kuat. Fungsi vegetatif, dan fungsi luhur tidak
ada kelainan. Tidak didapatkan gerakan abnormal dan pemeriksaan gait dan
keseimbangan. Pada kasus ini terlihat penderita berjalan tidak simetris (pincang),
cara jalan seperti ini biasa ditemukan pada penderita dengan salah satu tungkai

v
nyeri, sehingga bertumpu pada tungkai yang lainnya untuk mengurangi nyeri.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa pasien


menderita Cephalgia Kronik Primer. Diagnosis klinis yang didapatkan adalah
Cephalgia Kronik. Diagnosis topiknya adalah korteks cerebri, sedangkan diagnosis
etiologinya adalah suspek SOL.

DAFTAR PUSTAKA

1. Olesen J, Bousser MG, Diener HC, Dodick D, First M, Goadsby PJ, et al. Headache
Classification Committee. New appendix criteria open for a broader concept of
chronic migraine. Cephalalgia. 2006;26:742–6.
2. Silberstein S.D., Lipton R.B., Sliwinski M. Classification of daily and near-daily
headaches: field trial of revised IHS criteria. Neurology. 1996;47:871–875.
3. Goadsby, P.J., Lipton, R.B., Ferrari, M.D. Migraine — Current Understanding and
Treatment, N Engl J Med. 2002. 346:257-270.
4. Baehr, M dan M. Frostcher. Diagnosis Topik Neurologi Duus ; Anatomi, Fisiologi,
Tanda, Gejala. 2010. EGC : Jakarta
5. Bigal ME, Lipton R. Headache : classification in Section 6 :Headache and fascial
pain Chapter 54 McMahon ebook p.1-13.
6. Steiner TJ, Olesen J. Implementing The International Classification of Headache
Disorder, 2nd edition (ICHD-II). Handbook of clinical Neurology Headache.
2010;:147-59.
7. Migraine Headache Differential Diagnoses [Internet]. [cited 2017Nov20].
Available from:
http://www.bing.com/cr?IG=D70434B908C941008A1DD43E83282DD5&CID=3
843D5F573696B9C0147DEB5726F6A24&rd=1&h=CbyU8l-czs6e0je1m6igXr-
S2SoSQPoF3ArFB4C55fY&v=1&r=http%3a%2f%2femedicine.medscape.com%
2farticle%2f1142556-differential&p=DevEx,5070.1
8. Ginsberg, Lionel. Lectures notes Neurologi. Ed. Ke -8. Stephen D, Silberstein.
Wolff’s headache and Other Head Ache.London : Oxford University Press. 2008.
Erlangga : Jakarta

v
9. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Ed. Ke-2. 2009. FKUGM : Yogyakarta
10. ISH Classification ICHD II (International Classification of Headache Disorders).
Available from: http://hisclassification.org/_downloads/mixed/ICHD-
IIR1final.doc
11. CH [Internet]. docshare.tips. [cited 2017Nov20]. Available from:
http://docshare.tips/ch_58e052cfee3435c07c991460.html
12. Patestas, Maria A. dan Leslie P.Gartner.Cerebrum.A Textbook of Neuroanatomy.
United Kingdom: Blackwell. Price, Sylvia dan Lorraine M. 2006.69-70.
13. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala 2013. [cited
2017Nov20]. Available from: http.//www.sign.ac.uk/guidelines/published/numlist.
Html
14. Loder E, Biondi D. General Principles of Migraine Management: The Changing
Role of Prevention. Headache 2005;45[Suppl 1]:S33-S47.
15. Bigal ME, Rapoport AM, Sheftell FD, Tepper SJ. New migraine preventive
options: an update with pathophysiological considerations.
Rev.Hosp.Clín.Fac.Med.S.Paulo 2002;57(6):293-298.
16. Usai S, Grazzi L, Bussone G. Gingkolide B as migraine preventive treatment in
young age: results at 1-year follow-up. Neurol Sci 2011(32);Suppl 1:S197–S199.
17. Pringsheim T, Davenport WJ, Becker WJ. Prophylaxis of migraine headache.
CMAJ 2010(4);182(7):E269-E276.
18. Hahn SR, Nelson M, Lipton RB. Provider-patient migraine discussions: Results of
American Migraine Communication Study (AMCS). Presented at the 58th Annual
Meeting of the American Academy of Neurology; San Diego, California, April 1-
8, 2006. Poster P03.190.

Anda mungkin juga menyukai