Anda di halaman 1dari 80

Congestive Heart Failure e.

c CAD + Cardiomiopathy
Hepatopaty Congestive

Oleh:
Muhammad Galang Samudra, S.Ked
Muhammad Ikbar Fauzan, S.Ked
Radyat Fachreza, S.Ked

Pembimbing:
dr. M. Ayus Antoni, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, MARS

Case
Outline PENDAHULUAN

STATUS PASIEN

TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KASUS

2
Pendahuluan
Pendahuluan

Gagal jantung kongestif merupakan keadaan patofisiologis


berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
atau kemampuannya hanya ada jika disertai dengan peninggian
volume diastolik secara abnormal. Gagal jantung kongestif biasanya
disertai dengan kergagalan pada jantung kiri dan jantung kanan.
Pendahuluan
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4% - 2% dan
meningkat pada usia yang lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74
tahun. Prevalensi gagal jantung di Amerika Serikat mencapai 4,8
juta orang dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya. Di Indonesia
belum ada angka pasti tentang prevalensi penyakit gagal jantung.
Meskipun terapi gagal jantung mengalami perkembangan yang
pesat, angka kematian dalam 5-10 tahun tetap tinggi, sekitar 30-
40% dari pasien penyakit gagal jantung lanjut dan 5-10% dari
pasien dengan gejala gagal jantung yang ringan.
Pendahuluan

Penyebab dari CHF(Congestiva Heart Failure ) ini adalah


Sindrom koroner akut (SKA) terdiri dari angina pectoris tak stabil,
infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST dan infark miokard
akut dengan elevasi segmen ST. Menurut pedoman American
College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA)
perbedaan antara angina pectoris tak stabil dengan infark miokard
tanpa elevasi segmen ST adalah adanya penada jantung pada
pemeriksaan.
Pendahuluan

Diagnosis angina pectoris tak stabil bila pasien memiliki keluhan


iskemia tanpa disertai kenaikan penanda jantung seperti troponin
dan CK-MB, dengan atau tanpa disertai perubahan EKG untuk
iskemia seperti depresi segmen ST atau elevasi yang sebentar atau
adanya gelombang T negative.
Pendahuluan
Cardiomiopathy merupakan kelainan pada otot jantung yang
tidak disebabkan oleh penyakit jantung koroner, hipertensi atau
kelainan kongenital. Cardiomiopathy terdiri dari beberapa jenis.
Diantaranya ialah dilated cardiomiopathy yang merupakan salah
satu penyebab tersering terjadinya gagal jantung kongestif. Dilated
cardiomiopathy berupa dilatasi dari ventrikel kiri dengan atau tanpa
dilatasi ventrikel kanan. Dilatasi ini disebabkan oleh hipertrofi sel
miokardium dengan peningkatan ukuran dan penambahan jaringan
fibrosis.
Pendahuluan
Congestive hepatopathy merupakan kelainan hati yang sering
dijumpai pada penderita gagal jantung. Kelainan ini ditandai dengan
adanya gejala klinis gagal jantung (terutama gagal jantung kanan),
tes fungsi hati yang abnormal dan tidak ditemukan penyebab lain
dari disfungsi hati. Congestive hepatopathy juga dikenal dengan
istilah cardiac hepatopathy, nutmeg liver, atau chronic passive
hepatic congestion. Bila kondisi ini berlangsung lama akan
mengakibatkan timbulnya jaringan fibrosis pada hati, yang sering
disebut dengan cardiac cirrhosis.
STATUS PASIEN
Status Pasien
Identitas Pasien
Nama Ny. MSB
Umur 38 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pekerjaan Juru Masak
Alamat Bukit Baru/Ilir Barat I Palembang
Status Perkawinan Menikah
Tanggal Periksa 8 Oktober 2019

11
Keluhan Utama
Sesak bertambah hebat sejak 1 hari SMRS

Riwayat Perjalanan Penyakit

1 Bulan 2 Minggu 1 Hari

12
1 Bulan SMRS
Pasien mengeluh sesak yang muncul tiba-tiba saat pasien
beraktivitas. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca. Sesak
terutama timbul ketika pasien berjalan sejauh + 50 meter.
Sesak berkurang saat pasien beristirahat dalam posisi
duduk. Pasien sering terbangun pada malam hari karena
sesak nafas. Pasien mengaku lebih nyaman bila duduk dan
apabila tidur harus diganjal dengan 2 bantal. Selain itu
pasien juga mengeluh bengkak di kedua tungkai bawah
dan kaki (+).
13
Nyeri dada (-), batuk (-), demam (-), nafas berbunyi
mengi (-), perut membesar (-), nyeri perut (-) mual (-),
muntah (-), nafsu makan berkurang (-), penurunan BB
(-), berkeringat di malam hari (-), mata sembab (-). BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien berobat ke RS
Muhammadiyah dikatakan sakit jantung dan paru-paru
terendam air. Pasien dirawat selama 3 hari, diberi obat-
obatan, dan disuruh kontrol kembali namun pasien
tidak datang.

14
± 2 minggu SMRS
Pasien kembali mengeluhkan sesak yang muncul tiba-
tiba saat beraktivitas. Sesak tidak dipengaruhi oleh
cuaca. Sesak terutama timbul ketika pasien berjalan
sejauh + 50 meter. Sesak berkurang saat pasien
beristirahat dalam posisi duduk. Pasien sering
terbangun pada malam hari karena sesak nafas. Pasien
mengaku lebih nyaman bila duduk dan apabila tidur
harus diganjal dengan 2 bantal.

15
Selain itu pasien juga mengeluh perut agak membesar.
Bengkak di kedua tungkai bawah dan kaki (+). Nyeri dada
(-), batuk (-), demam (-), nafas berbunyi mengi (-), perut
membesar (-), nyeri perut (-) mual (-), muntah (-), nafsu
makan berkurang (-), penurunan BB (-), berkeringat di
malam hari (-), mata sembab (-). BAK dan BAB tidak ada
keluhan. Pasien kembali berobat ke RS Muhammadiyah
dan disarankan melakukan pemeriksaan USG.

16
1 Hari SMRS

Pasien mengeluh sesak bertambah hebat. Sesak dipicu


aktivitas ringan seperti berjalan ke kamar mandi + 10
meter. Sesak berkurang saat pasien duduk dengan
posisi badan lebih dicondongkan ke depan. Pasien juga
mengeluhkan perut yang semakin membesar (+) nyeri
(+) bergerak mengikuti posisi tubuh, berkurang dengan
posisi tegak, mata dan badan kuning (+) BAK teh tua
(+) BAB dempul (+) hitam (-), mual (+), muntah hitam (-)
sembab pada kedua tungkai (+) lalu pasien dibawa ke
IGD RS Bari Palembang 17
R. Penyakit Dahulu
Riwayat nyeri dada 4 bulan yang lalu dibawa berobat ke RS
Muhammadiyah, dikatakan pasien menderita penyakit
jantung. Pasien tidak rutin kontrol.
Riwayat darah tinggi (+) baru diketahui 4 bulan yang lalu.
Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat asma disangkal.
Riwayat alergi obat disangkal.
R. Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal 18
R. Kebiasaan
• Riwayat merokok (+) 1 hari 2-3 bungkus sejak usia 17
tahun
• Riwayat konsumsi alkohol (+) sejak usia 17 tahun berhenti
setelah menikah (usia 25 tahun)
• Riwayat menyukai makan berlemak karena pekerjaan.
• Riwayat olahraga jarang.

19
R. Pengobatan
• NRF 2x 5mg selama 4 bulan
• ISDN 3x 5mg selama 4 bulan
• Spironolaktone 1x 25 mg

R. Gizi
Makan teratur 3 kali sehari, porsi sedang.

20
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 95x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 26x/menit, tipe pernapasan
abdomino-torakal
Suhu : 36,3o C
Berat Badan : 78 kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT : 28,67 kg/m2 (overweight)

21
Keadaan Spesifik

Kepala
Bentuk : Normocephali
Ekspresi : Wajar
Rambut : Hitam
Alopesia : (-)
Deformitas : (-)
Perdarahan temporal: (-)
Nyeri tekan : (-)
Wajah sembab : (-)

22
Mata
Eksoftalmus : (-)
Endoftalmus : (-)
Palpebral : Edema (-)
Konjungtiva palpebra: Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (+/+)
Kornea : Katarak (-)
Pupil: Bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya
(+/+)

23
Hidung
Sekret : (-)
Epistaksis : (-)
Napas Cuping hidung : (-)

Telinga
Meatus akustikus eksternus : lapang
Nyeri tekan : processus mastoideus (-/-), tragus (-/-)
Nyeri tarik : aurikula (-/-)
Sekret : (-)
Pendengaran : baik

24
Mulut
Higiene : baik
Bibir : cheilitis (-), rhagaden (-),sianosis(-)
Lidah : kotor (-), atrofi papil (-)
Mukosa
Mulut : basah,stomatitis (-), ulkus (-)
Gusi : hipertrofi (-), berdarah (-), stomatitis (-)
Faring hiperemis : (-)

25
Leher
Inspeksi : trakea deviasi (-)
Palpasi : pembesaran kel. tiroid/struma -
Tekanan vena jugularis : (5+2) cmH2O

Tidak terdapat pembesaran KGB pada regio periauricular,


submandibula, cervical anterior dan posterior,
supraclavicula, infraclaviculla, axilla, dan inguinal.

26
Dada
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, sela iga melebar (-), retraksi
dinding dada (-), spider nevi (-).
Statis dan dinamis : simetris kanan sama dengan kiri

Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri

Perkusi : Redup dari ics 5 sampai ke basal paru dextra et


sinistra.

Auskultasi: Vesikuler (+/+) normal, ronkhi basah halus (+/+)


dari ics 5 sampai ke basal paru dextra et sinistra, wheezing
(-/-)
27
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS V linea axilaris
anterior sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea axilaris
anterior sinistra
Perkusi : Batas atas ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan ICS V linea midclavicularis
dextra
Batas kiri ICS V linea axilaris anterior sinistra.
Auskultasi : HR 95 x/menit. M1>M2, T1>T2, A1<A2,
P1<P2 reguler, murmur sistolik 3/6 punctum maksimum di
katup mitral dan katup trikuspid, gallop S3 (+)
28
Abdomen
Inspeksi : Cembung, venektasi (+), scar (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan seluruh region (+), hepar
2 jari di bawah arcus costae tepi tumpul,
lien tidak teraba, ballotement ginjal (-)
Refleks Hepatojugular (+)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (+) nyeri ketok
CVA(-)

29
Ekstremitas
Inspeksi Superior : Deformitas (-), kemerahan (-), kulit
kering (-/-),edema (-/-), koilonikia (-), sianosis (-), jari
tabuh (+), flapping tremor (-), onikomikosis (-), palmar
eritem (-/-)
Inferior : Deformitas (-), kemerahan (-), edema
pretibial (+/+), edema dorsum pedis (+/+), koilonikia (-
), sianosis (-), onikomikosis (-)
Palpasi :
Superior :Akral hangat (-/-), Edema (-/-), krepitasi (-/-),
CRT <2
Inferior :Akral hangat (-/-), Edema pretibial (+/+),
edema dorsum pedis (+/+), krepitasi (-/-), CRT <2 detik 30
ROM :
Superior : Kekuatan 5, ROM aktif-pasif luas.
Inferior : Kekuatan 5, ROM aktif-pasif luas.

Alat Kelamin : Oedema skrotum, transluminasi (+)

31
Kulit
Kulit : Sawo matang
Efloresensi : (-)
Pigmentasi : (-)
Jaringan parut : (-)
Turgor : Baik
Keringat : Baik
Pertumbuhan rambut: Dalam batas normal
Lapisan lemak : Tipis
Ikterus : (+)
Lembab/kering : Kering

32
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Darah
Hemotologi
Hemoglobin (Hb) : 10 g/dl (14-16)
Eritrosit (RBC) : 3,66 x 106/mm3 (4,5-5,5)
Leukosit (WBC) : 5,9 x 103/mm3
Trombsit : 195 x 103/mm3
Hematokrit (HT) : 30 %
Hitung jenis (DC) : 0 / 0 / 2 / 65 / 26 / 7

33
Kimia Darah
CPK : 853 U/L (<190)
CK-MB : 81 ng/mL(<25)
Trigliserid : 103.0 mg/dl
Kolestrol total : 175 mg/dl
Kolestrol HDL : 54 mg/dl
Kolestrol LDL : 100 mg/dl
Protein Total : 6,8 g/dl
Albumin : 2,5 g/dl (3,8-5,1)
Globulin : 4,3 g/dl (1,5-3)
Glukosa Darah Sewaktu : 85 mg/dl

34
Ginjal
Ureum : 102 mg/dL (20-40)
Creatinin : 6,19 mg/dL (0,9-1,3)
Uric Acid : 7,49 mg/dL (3,4 - 7)

Elektrolit
Natrium (Na) : 138 mEq/L
Kalium : 4,76 mEq/L

Seroimunologi
HBsAG : Negatif
Tampak Cardiomegali
(CTR >50%) All chamber
dengan kongestif
pulmonum (peningkatan
corakan bronkovaskular)
+ Efusi Pleura Dextra et
Sinistra (sudut
costophrenicus
menumpul)

36
Congestive Liver
Asites
Irama : Sinus
Axis : LAD
HR : 95x /menit
P Wave: normal
QRS : narrow
PR Interval : normal
ST-T Segement:
T inverted pada lead
I,AvL, V5 dan V6
QT Interval : normal
LVH : R di AVL + S V3
<28 atau S di V1 + R di
V5/6 <35
RVH : R/S di V1 < 1

Kesan: NSTEMI High


Lateral + LAD + Low
Voltage
Diagnosis
•CHF NYHA III e.c CAD + Cardiomiopaty
•Congestif Hepatopaty

Diagnosis Banding
CHF NYHA III e.c HHD
Sirrosis Hepatis ec Alkoholik
Penatalaksanaan

Non Farmakologis:
O2 5 L/menit via nasal canule
Edukasi mengenai kongestif jantung, penyebab dan
bagaimana mengenal serta upaya bila timbul keluhan, dan
dasar pengobatan
Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan hindari
makanan yang dapat meningkatkan kolestrol total dan gula
tinggi.

40
Penatalaksanaan
Farmakologis:
Inj. Furosemid 3x 1 ampul 20mg (iv)
Sprinolakton 3x25 mg
Kalium Slow Release 1x600mg
ISDN 3x5 mg
NRF 2x5mg
Inj. Lansoprazole 1x30 mg (iv)
Curcuma 3x800mg tab

41
Rencana Pemeriksaan
•Echocardiografi
•Cath Lab

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal Jantung Kongestif
Definisi

Gagal jantung kongestif adalah sindroma klinis kompleks yang


merupakan hasil dari gangguan fungsional atau struktural jantung di mana
terjadi gangguan pengisian ventrikel atau pemompaan darah.
Definisi

Gangguan jantung ini dapat merupakan hasil langsung akibat


disfungsi sistotik ventrikel kiri dan/atau disfungsi diastolik ataupun dari
bawaan yang menghasilkan sekumpulan gejala dan tanda klinis.
Etiologi
Penyebab Gagal Jantung Kiri
Etiologi

Penyebab Gagal Jantung Kanan


Klasifikasi

 Gagal Jantung Akut-Kronik (Onset)

Gagal Jantung Kanan-Kiri (Lokasi)

Gagal Jantung Sistolik-Diastolik (Fungsi)


Klasifikasi

NYHA
Patofisiologi

Balancing
Manifestasi Klinis
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan

Gejala Temuan Klinis Gejala Temuan Klinis

Dyspnoea Diaphoresis Edem Perifer


Tekanan Vena
Orthopnoea Takikardi
Jugular meningkat
Paroxysmal Nocturnal Takipnoe Tidak nyaman pada
Dyspnoea Ronki paru perut kuadran kanan Hepatomegali

Fatigue P2 mengeras atas Edem perifer


S3 gallop
Diagnosis
Kriteria Framingham

*Minimal 1 kriteria mayor


Diagnosis
Kriteria Framingham

*Minimal 2 kriteria minor


Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana

• Farmakologi

Glikosida Jantung
Terapi Diuretik
Ace Inhibitor
Vasodilator
Antikoagulan
Tatalaksana
Non Farmakologi
Anjuran umum:
1. Edukasi: terangkan hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
2. Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan dapat dilakukan seperti biasa.
3. Sesuaikan kemampuan fisik dengan profesi yang masih bisa dilakukan
4. Gagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang.

Tindakan umum:
1. Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 gram pada gagal jantung ringan dan 1 gram pada gagal jantung berat,
jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
2. Hentikan rokok
3. Aktivitas fisik ( latihan jasmani: jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu selama
20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung ringan dan sedang)
4. Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut.
Penyakit Jantung Koroner
Definisi

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat


otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh
darah koroner.
Etiologi (Faktor Risiko)

Usia
Jenis Kelamin
Rokok
Alkohol
Diabetes
Trombosis
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Obesitas
Klasifikasi

UAP

NSTEMI

STEMI
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
 Nyeri dada tumpul sebelah kiri, diffuse, dapat menjalar ke lengan kiri
mengikuti penjalaran ulna
Sesak napas
Keringat dingin
Takikardi
Sempoyongan
Diagnosis (Pemeriksaan Penunjang)

Nyeri dada khas


 EKG
 Lab (CK-MB dan Troponin)
Tatalaksana

MONACO
Morfin
Oksigen
Nitrat
Aspirin
Clopidogrel
Kardiomiopati
Definisi

Kardiomiopati berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, yang


ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah
dan berdenyut secara normal.
Gejala Klinis
 Nyeri dada
 Batuk
 Sesak
 Fatigue
 Pusing
 Asites
 Edema tungkai bawah
 Irama jantung abnormal
 Murmur
Pemeriksaan Penunjang

 EKG (Sinus takikardi atau atrium fibrilasi, aritmia ventrikel)


 CT Scan atau MRI (Dilatasi ventrikel kiri, disfungsi sistolik)
 Lab (Peningkatan BNP)
Tatalaksana

 Antagonis Aldosteron = Spironolakton (25-50 mg/hari)


Sirosis Kardiak
(Hepatopati Kongestif)
Definisi
Congestive hepatopathy merupakan kelainan hati yang sering
dijumpai pada penderita gagal jantung. Kelainan ini ditandai dengan
adanya gejala klinis gagal jantung (terutama gagal jantung kanan), tes
fungsi hati yang abnormal dan tidak ditemukan penyebab lain dari
disfungsi hati.
Definisi

Congestive hepatopathy juga dikenal dengan istilah cardiac


hepatopathy, nutmeg liver, atau chronic passive hepatic congestion. Bila
kondisi ini berlangsung lama akan mengakibatkan timbulnya jaringan
fibrosis pada hati, yang sering disebut dengan cardiac cirrhosis atau
cardiac fibrosis.
Etiologi

 Gagal Jantung Kongestif


 PJK
 HHD
 Kardiomiopati
 Penyakit Jantung Kongenital
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Gabungan antara gejala gagal jantung (Kriteria Framingham) dan


gejala sirosis (SEKASIH)

 Splenomegali
 Eriterma Palmar
 Kolateral Vein
 Asites
 Spider Nevi
 Inverse Albumin-Globulin
 Hematemesis-Melena
Diagnosis

 Diagnosis gagal jantung +

Diagnosis sirosis
 SEKASIH
 Lab (SGOT SGPT, Bilirubin, Albumin, Globulin, PT, INR)
Tatalaksana

 Atasi penyakit yang mendasari


Prognosis
Child-Turcotte-Pugh
THANK YOU 

80

Anda mungkin juga menyukai