Anda di halaman 1dari 17

KASUS

Pembimbing: dr. Sanggap Sitompul, Sp. JP (FIHA)

Disusun Oleh:
Dhea Permata, S. Ked

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2021
Anamnesis
Identitas Pasien Keluhan Utama
 Nama : Flora Analua

 Pendidikan Terakhir : 1 SMP


Sesak nafas sejak 3 hari yang
 Umur : 13th lalu
 Agama : Hindu Kaharingan

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Dx : CHF ec. MR berat, Cor Pulmonal,


Susp. Congestive hepar + AKI,
hipoglikemi

 Tanggal Pemeriksaan : 24 mei 2021

 Ruangan : icvcu
 MRS : 23 mei 2021
Riwayat Penyakit Sekarang
 Seorang wanita berusia 13th datang ke IGD RSUD Doris
Sylvanus pada tanggal 22 mei 2021 dengan keluhan sesak
nafas sejak 5 jam yang lalu. sesak nafas muncul secara tiba- Riwayat Penyakit Dahulu
tiba tanpa diikuti rasa nyeri. sesak bisa terjadi saat istirahat  Batuk dan demam, jantung
dan beraktivitas dan sering menyebabkan pasien bangun meradang dan terjadi
pada malam hari dan ketika sesak pasien tidur pembengkakan pada waktu kelas 5
menggunakan 3 bantal. Sesak disertai dengan batuk kering. SD
sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal yang
 Hipertensi (-)
serupa. Diketahui pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi
royco setiap hari nya dan lebih suka jajan makanan instan  Anemia (-)
daripada makan nasi. Pasien juga tinggal dilingkungan
orang-orang yang perokok.  Alergi (-)

 DM (-)

 Asma (-)
Riwayat kebiasaan, Sosial
Ekonomi dan Budaya :
 Merokok (-)

 Keluarga pasien perokok (+)

 Mengkonsumsi alkohol (-)


Riwayat Penyakit Keluarga
 DM (-)
 Pasien makan teratur, nafsu makan
baik tetapi pasien memiliki kebiasaan  Kolesterol (-)
mengkonsumsi royco setiap hari nya
 Asma (-)
dan lebih suka jajan makanan instan
daripada makan nasi.  Alergi (-)

 Hipertensi (-)

 Penyakit jantung lainnya (-)


Pemeriksaan Fisik
  Kepala  Thorax
Keadaan Umum : Tampak
Sakit Sedang a. Paru anterior
Bentuk : Normocephali
 GCS : E4 V5 M6 Ukuran : Normocephali Inspeksi : simetris kiri = kanan, retraksi (-),
ictus cordis tidak terlihat, massa (-), skar (-)
 Kesadaran : compos mentis Rambut : Hitam distribusi merata,
tidak mudah di cabut Palpasi : femitus vocal kanan = kiri, massa (-)
 BB : 35 kg, TB : 135, IMT :
19,2 Mata : SI (+/+), CA (+/+), Pupil Isokor Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Kiri = Kanan batas paru-hepar di ICS VI, linea
 TTV :
midclavicular dextra
Telinga : Deformitas (-/-), discharge
TD : 124/99 mmHg (-/-), nyeri tekan (-/-) Paru-gaster di ICS VI, linea aksilaris anterior
RR : 25x/menit dextra
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-),
deformitas (-/-) dan simetris Auskultasi : suara nafas (+/+) vesikuler
Nadi : 91x/menit
Mulut : Sianosis (-), lingua pucat (-), kanan dan kiri (+), suara nafas tambahan :
Suhu : 36,6ᵒC atrofi (-) rhonki (-/-) wheezing (-/-)
 Leher : Pembesaran KGB (-), b. Paru posterior : DBN
SpO2 : 100%
Pembesaran Thyroid (-),
Peningkatan JVP (-)
Jantung Abdomen
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat  Cembung (-), spider nervi (-), bekas
 Palpasi : ictus cordis teraba di ics v, linea pembedahan (-)
midclavicularis sinistra  Auskultasi : bising usus (+)
 Perkusi : 9x/menit
batas kanan : ics IV linea parasternalis dextra  Perkusi : seluruh kuadran regio
batas kiri : ics VI linea midclavicularis sinistra tympani, pekak pada hepar (+),
 Auskultasi : S1-S2 tunggal, irregular, asites (+)
murmur (+), gallop (-)  Palpasi : nyeri tekan (-), susp.
Hepatomegali, pemb. Lien (-)

Ekstremitas
 Ektremitas atas : akral hangat
(+/+), edema (-/-), sianosis (-/-),
motorik : 6, sensorik : DBN
 Ekstremitas bawah : akral hangat
(+/+), edema (+/+), sianosis (-/-),
motorik : 6, sensorik : DBN
Pemeriksaan Penunjang
CONGESTIVE
HEART FAILURE
EC MITRAL
REGURGITATIO
N
CONGESTIVE HEART FAILURE
 kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal ini
terjadi karena kelainan pada otot-otot jantung sehingga tidak bisa bekerja secara
normal.
DIAGNOSIS CHF

 Penegakan diagnosis CHF berdasarkan framinghan dilakukan dengan


ditemukannya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor,
yaitu:
 New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4
kelas:
Gagal Jantung Akut
TERAPI CHF

 Diuretik:
 Furosemidoral / IV bila tanda dan gejala kongesti masih ada, dengan dosis 1
mg/kg BB atau lebih
 2. ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila tidak ada kontra indikasi; dosis
dinaikan bertahap sampai dosis optimal tercapai
 3. Beta blocker dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi, dosis naik bertahap
Bila dosis sudah optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), dengan: -
Irama sinus, dapat ditambahkan Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg, maksimal
2 X 5mg. - Irama atrialfibrilasi - respons ventrikel cepat serta fraksi ejeksi
rendah, tetapi fungsi ginjal baik, berikan digoxin dosis rumat 0,25mg pagi.
 4. Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone Antagonist) dosis kecil bila
tidak ada kontra indikasi.
REGURGITASI MITRAL

 Regurgitasi mitral sama dengan mitral regurgitation (MR) adalah suatu


keadaan dimana terdapat aliran balik dari ventrikel kiri ke dalam atrium kiri
pada saat sistol, akibat tidak dapat menutupnya katup mitral secara
sempurna.
Terapi regurgitasi mitral

 1. Pengelolaan Medika mentosa


 a. Vasodilator. - ACE inhibitor : captopril 3x 12.5– 100 mg - ARB : valsartan 1-2x
20 –160 mg - Arterio dilator langsung: hidralazin 4x 12.5– 100mg
 b. Diuretik - Furosemid : drip IV sampai 20mg/jam, atau sampai 3x 80mg (oral) -
Kalium sparing diretik: spironolakton sampai 1x 100 mg
 c. Antiaritmia u- Amiodaron : dari 3 x 400 mg dilanjutkan dengan 1 x100mg -
Digoksin oral :1 x 0.125 -0.25mg tab - Beta blocker: metoprolol sampai 2x100mg
atau bisoprolol 1x1,25-10 mg
 d. Suplemen elektrolit : - Kalium Chloridaoral sampai 3 x 2 tablet, - KCl
dripintravena (sesuai rumus koreksi– tidak boleh >20mEq/jam)
 e. Antikoagulan / antri trombositoral: - Warfarin :1 - 6 mg / hari (target kadar
INR2– 3) - Aspirin: 1 x 80-160 mg cxxx (AF usia
TERAPI

3. Pengelolaan Bedah Ditentukan pada forum konferensi bedah oleh tim/ pokja valvular a. Waktu
Operasi Prinsip penentuan waktu operasi untuk kasus MR adalah tidak terlalu cepat dan tidak
terlambat; waktu operasi ditentukan oleh: - Waktu terjadinya MR : o Bila akut – operasi segera, o
Bila kronik- ada beberapa pertimbangan. - Simtomatik merupakan indikasi waktu operasi -
Severitas MR: asimptomatik MR berat merupakan indikasi waktu operasi bila telah timbul disfungsi
LV secara echo, AF, HP - Disfungsi LV secara ekokardiografi : LVESD > 45 mm, EF< 60% - Adanya
penyulit: Atrial Fibrilasi (AF) dan / atau hipertensi pulmonal (tekanan sistolik arteri pulmonal > 50
mmHg) - Perlu pertimbangan seksama apakah masih diperlukan operasi bila LVESD >55 mm
dan/atau EF prostetik mekanik.
DAFTAR PUSTAKA
1. PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA 2016 PANDUAN
PRAKTIK KLINIS (PPK) DAN CLINICAL PATHWAY (CP) PENYAKIT JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH.

Anda mungkin juga menyukai