Juni 2014 Identitas penderita Nama : Tn. M Usia : 50 tahun Alamat : Karang Asem 01/05, Brebes Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status : Sudah menikah Pekerjaan : Buruh Tanggal masuk : 22 Mei 2014 Tanggal periksa : 23 Mei 2014 Ruang rawat : Mawar No. CM : 751988
ANAMNESIS Keluhan utama : Sesak Nafas
Keluhan tambahan : Mudah lelah
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSMS pada tanggal 22 Mei 2014 dengan keluhan sesak napas. Keluhan tersebut sudah mulai dirasakan pasien sejak 6 bulan lalu. Awalnya pasien hanya merasakan sesak ketika sedang bekerja, namun beberapa minggu terakhir semakin memberat sehingga pasien merasakan sesak sepanjang hari walaupun sedang beristirahat, hal tersebut membuat pasien untuk datang ke IGD. Pasein mengaku merasa semakin sesak jika dalam posisi tidur sehingga pasien lebih memilih untuk duduk agak membungkuk. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya batuk, terutama pada malam hari saat pasien mencoba untuk berbaring. Pasien juga mengatakan bahwa sejak 3 bulan lalu perut dan kedua kaki pasien bengkak dan semakin bertambah besar. Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit yang sama : disangkal Riwayat mondok : Diakui (2 bulan lalu) Riwayat darah tinggi : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat sakit ginjal : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat sakit kuning/liver : disangkal Riwayat sakit tenggorokan/penyakit kulit : disangkal Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit yang sama : ayah pasien meninggal karena sesak yang diduga oenyakit jantung Riwayat darah tinggi : disangkal Riwayat penyakit gula : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat sakit ginjal : disangkal Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
Riwayat sosial dan exposure Community Pasien adalah bapak dari tiga orang anak, dan suami dari seorang istri. Pasien tinggal bersama satu orang istri dan dua orang anak nya. Hubungan antara pasin dan tetangga sangat baik . Home Pasien tinggal di sebuah rumah dengan istri. Rumah yang dihuni oleh 4 orang, terdiri dari 3 kamar dan saat ini hanya 1 kamar yang diisi oleh 2 orang. Kamar mandi dan jamban berada di dalam rumah. Atapnya memakai genteng dan lantai terbuat dari semen. Occupational Pasien saat ini sebagai buruh tani, pasien bekerja rata rata 11 jam/hari dengan aktivitas yang berat seperti membajak sawah. Pasien biasanya bekerja diselingi istirhat pada jam 12 hingga jam 13 siang. Personal habit Pasien mempunyai kebiasaan merokok dan minum kopi. Pasien merokok sejak usia 13 tahun, dalam sehari pasien paling sedikit menghabiskan 2 bungkus rokok kretek. Setiap hari pasien selalu mengkonsumsi kopi paling sedikit 3 cangkir/hari. Pasien tidak pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang, tidak pernah melakukan hubungan seksual bebas, maupun riwayat memakai tattoo. Pasien mengaku sering mengkonsumsi jamu yang dibeli dari warung didekat rumah pasien, pasien mengakui bahwa itu adalah jamu pegal pegal, sediaan serbuk untuk diseduh, dalam seminggu pasien bisa mengkonsumsi 4 bungkus jamu tersebut.
Drugs and Diet Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan. Menu makan pasien terdiri dari nasi sayur-mayur,, kadang disertai lauk-pauk dan kadang hanya nasi dan sayur saja, sangat jarang mengkonsumsi buah buahan selain pisang. sangat jarang mengkonsumsi susu. Pasien makan sehari 2 kali dengan porsi besar dikarenakan pasien mengaku agar tidak mudah lelah saat bekerja. Biaya Pengobatan Pasien berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke bawah. Penghasilan pasien dari pekerjaannya dan dari istri nyajauh kurang dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari keduanya. Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari BPJS PBI (JAMKESMAS) PEMERIKSAAN FISIK 23 Mei 2014 Keadaan umum : tampak sesak Kesadaran : Composmentis
Vital sign tanggal 23 Mei 2014 Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 96 /menit ireguler Pernapasan : 28 /menit Suhu : 36,1 C Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 65 kg Status gizi (IMT) : 25,39 (overweight)
Status generalis
Pemeriksaan kepala Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (+)
Rambut :Warna rambut hitam, tidak mudah rontok dan terdistribusi merata
Telinga : Discharge (-), deformitas (-) Hidung : Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-) Mata : Simetris, edema palpebra (-/-) konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), mata kering (-), reflex cahaya (+/+) normal, pupil isokor diameter 3 mm Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (-), bibir sianosis (+), lidah sianosis (+), lidah kotor (-) Pemeriksaan leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-) Palpasi : JVP 5+ 3cm Pemeriksaan thorax Paru Inspeksi : dinding dada tampak simetris dan tidak tampak ketertinggalan gerak antara hemithorax kanan dan kiri. Eksperium memanjang (-), kelainan bentuk dada (-), retraksi intercostalis (-). Palpasi : Apex vokal fremitus sinistra = dextra Basal vokal fremitus sinistra = dextra Perkusi : Perkusi orientasi selurus lapang paru sonor Batas paru-hepar SIC V LMCD o Auskultasi : Apex suara dasar vesikuler +/+, RBH +/+, RBK -/-, Basal suara dasar vesikuler +/+ dan Wheezing-/-
Jantung Inspeksi : ictus Cordis tampak di SIC V 2 jari lateral LMCS P.parasternal (-) p.epigastrium (+). Palpasi : ictus Cordis teraba pada SIC V 2 jari lateral LMCS Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD Batas atas kiri : SIC II LPSS Batas bawah kanan : SIC V LPSD Batas bawah kiri : SIC V 2 jari lateral LMCS Auskultasi : M 1 >M 2 P 1 <P 2
T 1 >T 2 A 1 >A 2 ireguler, Gallop (-), Murmur (+) sistolik.
Pemeriksaan penunjang EKG : (22 Mei 2014 jam 19.56)
EKG 22 Mei 2014 Jam 20.58 EKG 24 Mei 2014 Jam 05.39 Echo tanggal 24 Mei 2014 Jam 05.39 resume Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan mudah lelah Pasien mengaku sesak napas semakin bersat dirsakan sejak pertama kali dirasakan 6 bulan lalu Pasien merasakan sesak walaupun sedang istirahat Pasien mengaku batuk terutama pada malam hari Pasien mengaku perut dan kedua kaki bengkak sejak 3 bulan lalu dan semakin memberat. Pasien pernah dirawat di rumash sakit dengan keluhan yang sama sekitar 2 bulan lalu. Pemeriksaan Fisik Vital sign Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 96 /menit reguler, isi cukup Pernapasan : 28 /menit Suhu : 36,1C Status generalis Mata : ca -/-, sclera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-) Mulut : bibir sianosis (+), lidah sianosis (+) Leher : JVP 5+3 cm
Status lokalis Pemeriksaan jantung: Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SIC V 2 jari lateral LMCS, P.parasternal (-) p.epigastrium (-). Palpasi : ictus Cordis teraba pada SIC V jari lateral LMCS Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD Batas atas kiri : SIC II LPSS Batas bawah kanan : SIC IV LPSD Batas bawah kiri : SIC V, 2 jari lateral LMCS Auskultasi: M 1 >M 2 P 1 <P 2
T 1 >T 2 A 1 >A 2 , reguler, Gallop (-), Murmur (+) sistolik
Pemeriksaan Ekstrimitas: Pitting edema +/+
DIAGNOSIS KERJA Congestive Heart Failure (CHF) e.c. Dilated Cardiomyopathy (DCM)
PENATALAKSANAAN
Farmakologi : IVFD RL 10 tpm Inj. Furosemid 2 x 1 ampul (IV) Inj. Digoksin ampul (IV) PO. Spironolacton 1 x 25 mg tablet PO. Aspilet 1 x 80 mg tablet PO. Simvastatin 1 x 20 mg tablet Cek Echocardiography Non farmakologi : Bed rest. Diet tinggi kalori tinggi protein Edukasi penyakit kepada pasien meliputi terapi, komplikasi penyakit, prognosis penyakit.
PROGNOSIS Ad fungsional : dubia ad malam Ad vitam : dubia ad malam Ad sanationam : dubia ad malam
Tinjauan Pustaka Definisi kardiomiopati suatu kelompok heterogen dari penyakit miokardium yang terkait dengan disfungsi mekanik dan/atau elektrik yang biasanya (tidak selalu) menunjukkan adanya hipertrofi atau dilatasi ventrikular yang tidak sesuai dan karena adanya berbagai penyebab yang biasanya adalah faktor genetik. DCM Merupakan jenis kardiomiopati yang paling banyak ditemukan. Dengan deskripsi kelainan yang ditemukan : dilatasi ventrikel kanan dan atau ventrikel kiri, disfungsi kontraktilitas pada salah satu atau kedua ventrikel, aritmia, emboli dan sering kali disertai gejala gagal jantung kongestif (CHF). Satu dari tiga kasus gagal jantung kongestif terjadi pada kardiomiopati dilatasi, dan yang lainnya merupakan konsekuensi dari penyakit jantung coroner. Etiopatogenesis Family : (mutasi genetik) dapat terjadi pada sitoskeletal gen (gen distrofin dan desmin) Gangguan gizi : defisiensi vitamin Gangguan endokrin Contohnya pada disfungsi kelenjar gondok atau disfungsi hipofisis, yaitu: Hipotiroidism,di mana pada keadaan ini tardapat penambahan substansi intrasel antara serabut otot dan vaquolisasi serabut, juga kadang ditemukannya infark. Hiperpituitarism, pada keadaan ini pun ditemukan adanya fib rosis interstitial yang dianggap akibat iskemi karena penambahan besar jantung yang melebihi pembekalan darah yang tersedia. Kardiomiopati peripartum Kardiomiopati dapat timbul selama bulan terakhir kehamilan ataupun beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Obat-obatan Derivat antasiklin terutama dexorubisin (adrimisin) dapat menyebabkan gagal jantung yang fatal siklofosfamid dapat menyebabkan gagal jantung kongestif secara akut atau dalam waktu 2 minggu setelah pemberian Miokarditis Pada keadaan ini dapat ditimbulkan oleh bakteri yang akan mengeluarkan toksin menghambat sintesis protein dan menimbulkan reaksi antigen- antibodi, pada akhirnya menyebabkan otot melemah jantung berdilatasi, lembek, dan hipokontraktilitas. Penyakit arteri koroner pasokan darah ke otot jantung tidak memadai cedera yang menetap, dan sebagai kompensasinya dari hilangnya kemampuan pemompaan, otot jantung akan meregang kardiomopati kongestif Gejala Klinis Pemompaan sistolik yang memburuk terjadi pada kardiomiopati dilatasi dilatasi kedua ruang ventrikel akibat terganggunya fungsi sistolik, sehingga aliran tidak dapat keluar efek pada ruang ventrikel yang menyebabkan gejala-gejala gagal jantung kongestif, seperti sesak saat aktivitas, orthopnoe, lemah, dispnoe paroksimal nocturnal, edema perifer, dan palpitasi Gejala menonjol adalah dyspnoe dan fatigue .Tanda- tanda gagal jantung kongestif timbul secara bertahap. Pada beberapa kasus sering ditemukan gejala nyeri dada yang tidak khas. Bila terdapat keluhan nyeri dada yang tipikal, dipikirkan kemungkinan terdapat penyakit jantung iskemia secara bersamaan (Nasution, 2007). Pemeriksaan Fisik Pembesaran jantung dengan derajat yang bervariasi, tekanan nadi yang sempit akibat gangguan pada isi sekuncup. Pulsus Alternans dapat terjadi bila terdapat gagal ventrikel kiri yang berat.Tekanan darah dapat normal atau rendah Jenis pernapasan Cheyne-stokes menunjukkan prognosis yang buruk. Peningkatan tekanan vena jugularis bila terdapat gagal jantung kanan.Bunyi jantung ketiga dan keempat dapat pula terdengar, serta dapat ditemukan regurgutasi mitral ataupun trikuspid. Hati akan membesar dan seringkali teraba pulsasi, edema perifer serta asites akan timbul pada gagal jantung kanan yang lanjut
Pada pemeriksaan fisik jantung dapat ditemukan tanda-tanda sebagai berikut: Prekordium bergeser ke arah kiri Impuls pada ventrikel kanan Impuls apikal bergeser ke lateral yang menunjukkan dilatasi ventrikel kiri Gelombang presistolik pada palpasi, serta pada auskultasi terdengar presistolik gallop (S4) Split pada bunyi jantung kedua Gallop ventrikular (S3) terdengar bila terjadi dekompensasi jantung Perbandingan jantung normal (kiri), kardiomiopati hipertropik (tengah), dan kardiomiopati dilatasi (kanan) Pemeriksaan Penunjang radiologi dada akan terlihat pembesaran jantung akibat dilatasi ventrikel kiri, walau sering terjadi pembesaran pada seluruh ruang jantung. Pada lapang paru akan terlihat gambaran hipertensi pulmonal serta edema alveolar dan interstitial ( EKG gambaran sinus takarkadi atau fibrilasi atrial, aritmia ventrikel, abnormalitas atrium kiri, abnormalitas segmen ST yang tidak spesifik dan kadang-kadang tampak gambaran gangguan konduksi intraventrikular dan low voltage Penatalaksanaan NON MEDIKAMENTOSA Pasien memerlukan rawat inap di rumah sakit hingga gejala akut hilang. Diet rendah garam Pasien dapat melanjutkan aktivitas regulernya jika masih dapat ditoleransi Mengontrol berat badan berat badan yang meningkat 3-4 kg lebih dari 1 atau 2 hari menunjukkan akumulasi cairan. Mengurangi rokok dan konsumsi alkohol. MEDIKAMENTOSA 1. ACE-inhibitor (seperti Captopril, Enalapril, Lisinopril, Enalapril ), untuk mencegah perkembangan dilatasi jantung dan berguna untuk pasien DCM. Obat ini merupakan suatu vasodilator. 2. ARB (Angiotensin Receptor Blockers) mirip dengan golongan ACEi dan digunakan sebagai pengganti ACEi jika timbul efek samping yang berat akibat penggunaan ACEi. 3. Beta-blockers (seperti Metoprolol, Carvedilol, Bisoprolol ) , Jika timbul gagal jantung, maka terjadi peningkatan produksi adrenalin yang dapat menyebabkan kerusakan jantung yang lebih parah. Hal tersebut dapat dicegah dengan penggunaan beta bloker jangka panjang. 4. Digoxin, untuk mengontrol denyut jantung jika terjadi fibrilasi atrium.Meskipun denyut jantung normal, Digoxin diberikan untuk membantu meningkatkan kontraksi otot jantung (inotropik positif).Tapi hanya diberikan jika gejala penyakit tidak dapat diatasi dengan pemberian ACEi dan beta-blocker. 5. Diuretika (seperti Furosemide, Bumetamide, Amiloride ), untuk mengurangi retensi cairan dalam tubuh dengan meningkatkan produksi urine 6. Antagonis aldosteron (Spironolakton ), obat diuretika yang dapat mengurangi pembentukan jaringan parut pada ventrikel dan dapat memperbaiki prognosis pada penyakit ini. 7. Warfarin/antikoagulan, untuk mencegah pembentukan bekuan darah, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan darah tidak dapat membeku. 8. Amiodarone( anti aritmia), untuk penatalaksanaan kelainan irama jantung/aritmia. Obat ini dapat mengurangi insidensi untuk fibrilasi atrium dan mengurangi risiko kematian mendadak Komplikasi 1. Gagal jantung 2. Atrial fibrillation (AF)/fibrilasi atrium 3. Bekuan darah/Thromboemboli 4. Kelainan irama/rhythm/aritmia. Beberapa kelainan irama yang dapat terjadi pada DCM : Ektopik ventrikular Kadang-kadang ada 1 denyut tambahan di luar denyut jantung. Ventrikular takikardia Merupakan denyut jantung yang sangat cepat. Berkaitan dengan penurunan drastis dari tekanan darah dan gejala dari pusing sesak nafas atau bahkan pingsan Ventricular fibrillation (VF)/fibrilasi ventrikel Dapat menyebabkan kolaps dan bahkan kematian jika tidak disembuhkan. 5. Sudden death/ kematian mendadak 6. Heart block
Prognosis Secara umum prognosis penyakit ini jelek. Prediktor risiko kematian tinggi: terdapatnya gallop protodiastolik (S3), aritmia ventrikel, usia lanjut, dan kegagalan stimulasi inotropik terhadap ventrikel yang telah mengalami miopati tersebut semakin besar ventrikel yang disertai disfungsi semakin berat berhubungan erat dengan prognosis yang semakin buruk. Uji latih kardiopulmonal juga berguna sebagai gambaran prognostik.Keterbatasan yang bermakna dari kapasitas latihan yang digambarkan dengan penurunan ambilan oksigen aiatemik maksimal merupakan prediktor mortalitas dan dipergunakan sebagai indikator dan pertimbangan untuk transplantasi jantung Kesimpulan Diagnosis pasien Tn. M, usia 50 tahun adalah Congestive Heart Failure (Chf) E.C. Dilated Cardiomyopathi (DCM) Penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan pada kasus ini adalah pemberian digoxin dan diuretic sebagai terapi suportif pada pasien Prognosis pasien pada kasus ini adalah: Ad vitam : dubia ad bonam Ad fungsional : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad malam
DAFTAR PUSTAKA Carrol JD, Crawford MH, 2009, Restrictive Cardiomyopathies, dalam Crawford MH (ed.), Current Diagnosis and Treatment in Cardiology, 172-178, London: Prentice Hall International. Maron BJ dkk, 2006, Contemporary Definitions and Classification of The Cardiomyopathies, Circulation, 113, 1807-1816. Mestroni L. Gilbert EM dkk, 2009, Dilated Cardiomyopathies, dalam Fuster V, ORourke RA, Walsh RA dkk (ed.), Hursts The Heart 12 th edition, 476-489, New York: McGraw-Hill. Nasution SA, 2007, Kardiomiopati, dalam Sudoyo AW dkk (ed.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III, 1600-1603, Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.