Koas :
Indah Dian Shafira (1918012136)
Lazulfa Inda Lestari (1918012097)
Nabila Ayuningtyas (1918012101)
Via Jasinda Neola (1918012085)
Keluhan Tambahan:
Keluhan Utama:
Pusing berputar,
Bicara pelo wajah terasa baal,
mual, muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS ADT dengan keluhan bicara pelo 1 minggu SMRS. Pasien mengatakan keluhan
dirasakan tiba-tiba. Pasien juga mengekuhkan pusing berputar selepas bangun tidur. Awalnya pasien bangun
hendak solat subuh, secara tiba-tiba kepala terasa berputar. Pasien berusaha berdiri namun tidak bisa dan saat
berbicara tidak seperti biasanya. Kepala terbentur dan penurunan kesadaran disangkal. Pasien mengatakan
merasakan mual dan muntah.
Keluhan telinga berdenging, dan kejang disangkal. Pasien juga mengatakan wajah kanan terasa tebal. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi. Riwayat penyakit DM, stroke, trauma kepala disangkal. Sebelumnya,
pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.
TIMELINE
Leher
• Jejas leher (-)
• Pembesaran KGB: (-)
• Pembesaran Tiroid: (-)
• Trakhea : deviasi (-), letak ditengah
Status Pasien - PF
Status General
Flank Area
• Inspeksi : lesi (-), massa (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), deformitas
(-)
Status Pasien - PF
Status General
Abdomen
• Inspeksi : Datar, lesi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 8 kali/menit
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Organomegali (-)
Ekstremitas
• Superior : CRT <2’’, edema (-/-), akral hangat
• Inferior : CRT <2’’, edema (-/-), akral hangat
Motorik
- Reflek Fisiologi
a. Bicep = +2/+2
- Gerak = aktif
b. Tricep = +2/+2
Status Pasien-PF
- Kekuatan Otot c. Patella = +2/+2
d. Achiless = +2/+2
5 5
- Reflek Patologis
1) Hoffman trommer = -/-
5 5 2) Babinsky = -/-
3) Chaddock = -/-
4) Oppenheim = -/-
- Tonus = normotonus 5) Schaefer = -/-
6) Gordon = -/-
- Klonus = (-)
7) Gonda = -/-
Sensorik
1. Eksteroreseptif
- Raba = - (bagian maxilla dextr)/+
- Nyeri = - (bagian maxilla) /+ Status Pasien-PF
- Suhu = Tidak dilakukan
2. Propioseptif
- Sikap = +/+
- Getar = tidak dilakukan
- Asteriognosis = +/+
- Grafognosis = +/+
Status Pasien - PF
Status Neurologis
N. Trigeminus N. Fasialis
• Sensibilitas: • Pasif
• Ramus oftalmikus • Diam
: : simetris
hipestesi (-) • Kerutan dahi : simetris
• Ramus maksilaris : • Posisi alis : simetris
hipestesi (+) • Celah kelopak mata : simetris
• Ramus mandibularis : hipestesi (-) • Lipatan nasolabialis : simetris
• Sudut bibir : normal
• Aktif
• Motorik:
• Mengerutkan dahi :
• M. maseter : (+/+) simetris
• M. temporalis : (+/+) • Mengangkat alis : simetris
• M. Pterygoid : (+/+) • Menutup mata kuat-kuat : simetris
• Menggembungkan pipi : simetris
• Sensoris
• Refleks: • Pengecapan 2/3 depan lidah : normal
• Refleks kornea : (+/+)
Status Pasien
(15/01/2022)
GDS : 136 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang (15/01/2022)
Hematologi Rutin Hasil Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 13,2 13,0 – 18,0 g/dL
Leukosit 13.290* 4.000 – 10.000 /uL
Eritrosit 4,24* 4,4 – 5,6 Juta /uL
Hematokrit 41,6 40 – 50 %
Trombosit 239.000 150.000 – 450.000 /uL
MCV 98,1 80 – 100 fL
MCH 31,1 28 – 34 pg
MCHC 31,7* 32 – 36 g/dL
Basofil 0,1 0–1 %
Eosinofil 0,2* 2–4 %
Batang 0 3–5 %
Segmen 87,2 50 – 70 %
Limfosit 9,8* 18 – 42 %
Monosit 2,7 2 – 11 %
Pemeriksaan Penunjang
03
Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
Stroke iskemik
• IVFD Ringer Laktat 20 tpm Tatalaksana
• Diazepam 2 mg (3x1)
• Paracetamol 500 mg (3x1)
• Ondansentron inj 8 mg/8 jam
• Sucralfat syr (3xC1)
• Miniaspi 80 mg (1x1)
• Amlodipin 5 mg (1x1)
• Citicolin inj 500 mg/12 jam
• Ceftriaxon inj 1 gr/12 jam
• Atorvastatin 20 mg (1x1)
• Difenhidramin Hcl inj 10 mg
• Betahistin mesylate 6 mg (2x2)
• Flunarizin 5 mg (2x1)
Prognosis
Interpretasi
• <-1. : Stroke iskemik
• >+1 : Stroke hemorrhagic
• -1 s.d. +1 : Sulit ditentukan,
dibutuhkan pemeriksaan CT Scan
SKORING
Diagnosis Stroke
Anamnesis: Tanda dan Gejala:
Pada kasus stroke iskemik hiperakut (0-6 jam - CT angiography dan CT scan perfusi,
setelah onset), CT Scan biasanya tidak sensitive - Magnetic Resonance Imaging (MRI)
mengidentifikasi infark serebri karena terlihat - Scanning karotis Duplex,
normal pada > 50% pasien, namun cukup sensitive - Digital Angiography
untuk mengidentifikasi perdarahan intracranial akut - Lumbal pungsi untuk menyingkirkan
dan/atau lesi lain yang merupakan kriteria eksklusi meningitis atau perdarahan subarachnoid
terapi trombolitik, dapat pula membedakan stroke Ketika CT scan negative.
iskemik dengan tumor otak.
Refleks Fisiologis:
Biceps: +2 Refleks
Triceps: +2 Fisiologis
Patella: +2 normal
Achilles: +2
Pemeriksaan N. V:
(Sensoris) Hipestesia(+) pada V.III
(Motorik) dalam batas normal
● Refleks Patologis:
5) Schaefer = -/-
6) Gordon = -/-
7) Gonda = -/-
(PERDOSSI,
2016)
Difenhidramin Hcl berperan sebagai Flunarizine adalah golongan
antagonis reseptor histamin H1. antagonis kalsium yang bekerja
Diphenhydramine bersaing dengan dengan menghambat kanal kalsium di
histamin bebas untuk menempati reseptor dalam sistem vestibuler sehingga
histamin H1 terutama di saluran mengurangi jumlah ion kalsium
pencernaan, uterus, pembuluh darah besar intrasel. Penghambat kanal kalsium ini
dan otot bronkus. Efek antikolinergik berfungsi sebagai supresan vestibuler
dari diphenhydramine diduga berasal dari (Wahyudi, 2012)
efek antimuskarinik pada sistem saraf
pusat sehingga juga dapat bekerja sebagai
antiemesis (Simons, 2011)
Betahistin mesylate adalah analog
histamin untuk terapi gangguan
vaskuler dan vasomotor, untuk
pengobatan vertigo, motion sickness
dan gangguan vestibuler sentral atau
perifer. (Indriawati, 2017)
Quo ad Vitam Dubia ad Bonam
Prognosis