Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS :

HSP
Oleh : Winno Pradana
Pendamping :
dr. Musa Ghufron, MMR
dr. Desy Yudha R.

PROGRAM INTERNSHIP RS MUHAMMADIYAH GRESIK


2019
Data pasien
• Nama penderita : An. A F
• Umur : 4 Tahun 8 Bulan
• Pekerjaan :-
• Alamat : Gresik
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Bangsal : Ruang Anak
Anamnesis
• Keluhan utama : Nyeri Perut dan kemerahan
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Lokasi : Seluruh lapang perut nyeri dan kemerahan pada seluruh eksremitas sampai
pantat
• Onset : 2 Hari
• Kuantitas : Nyeri perut sepanjang hari
• Kualitas : -
• Faktor perberat : -
• Faktor peringan : -
• Kronologi :
• Pasien datang pada tanggal 22 April 2019 datang ke poli periksa dengan keluhan
nyeri perut seluruh lapang perut disertai bercak merah-merah pada seluruh kaki
hingga pantat kanan dan kiri, pasien juga mengeluh susah berjalan karena nyeri pada
lututnya, keluhan tidak disertai demam, batuk (-) , pilek (-). Pasien merasa mual (+)
dan muntah 4x tidak disertai darah. Sebelum sakit pasien berkegiatan seperti biasa
• Nafsu makan pasien menurun, BAK dan BAB normal tidak terdapat darah dan
frekuensi normal. atas dasar keluhan tersebut, pasien memutuskan untuk berobat ke
RS Muhammadiyah Gresik.
• Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat penyakit keluarga

• Jantung: Disangkal • Hipertensi : Disangkal


• DM : Disangkal
• Asma : Disangkal
• Jantung : Disangkal
• Alergi : Disangkal
• Asma : Disangkal
• Operasi : Disangkal • Alergi : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Status Present
Keadaan umum : Tampak lemah
Jenis Kelamin : Laki-Laki Kesadaran : Komposmentis.
Usia : 4 Tahun 8 Bulan Kepala : Normocephale (+)
BB : 13.5 kg Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : Conjutiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Tanda Vital
Telinga : Normotia (+), secret (-/-). Gangguan
Tekanan darah : - pendengaran (-)
Nadi : 120x / menit, irama regular. Hidung : Simetris, sekret (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
septum deviasi (-)
Suhu : 36,2ºC (aksila) Mulut : sianosis (-/-) stomatitis (-/-)
RR : 24 x / menit Thorax : Simetris, retraksi suprasternal (-) intercostal (-)
subcostal (-)
Pemeriksaan fisik
Paru-paru Jantung
Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
dan dinamis. Palpasi : Iktus kordis teraba, tidak kuat angkat, tidak
melebar.
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama,
Perkusi : Redup, tidak ada pelebaran batas jantung
nyeri tekan (-/-), masa (-/-) jejas (-/-)
Auskultasi : Reguler, Bunyi jantung I-II reguler ,
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, dan
gallop (-), bising (-)
redup jantung
Auskultasi : Suara dasar : vesikuler
Suara tambahan : wheezing (-), ronkhi
(-)
Inspeksi : Datar, sikatrik (-) tanda inflamasi (-
• Ekstremitas
) Pemeriksaan Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) seluruh
Edema -/- -/-
lapang perut , turgor kulit kembali cepat (+),
massa - ), hepar dan lien tidak teraba. Capillary refill <2” <2”
Sianosis -/- -/-
Perkusi : Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
• Status Lokalis
Auskultasi : Peristaltik (+) normal.
• Eksremitas : Terdapat purpura (+) dan
ekimosis (+) pada regio gluteus dextra et
sinistra sampai dengan akral
ASSESSMENT
• Henoch Schonlein Purpura
• ITP
Initial Planning
Initial plan Diagnosis : • Initial Plan Monitoring
-Lab darah rutin • Mengamati Keadaan Umum dan Tanda
-Fungsi Ginjal Vital
-Urin Lengkap
• Initial plan Edukasi :
-Biopsi Ginjal/Kulit
Initial plan Therapy Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
-D5 1/2 NS 1200cc/hari
pasien tentang penyakitnya
-Inj Cefotaxim 2x400 mg
-Inj Ranitidin 2x15 mg
-Inj Antrain 3x150mg
-Inj ODR 3x3 mg k/p
-Prednison tab 2-2-2
-Sucralfat 3x1
Parameters Result Normal range

Wbc 9.52 4,0- 10.0

RBC 4,75 3,00-6,00


HGB 12.6 12,00-16,00
HCT 37.1 35,0-45,0
MCV 77.9 81,0-101,0
MCHC 34.0 31,0-35,0

PLT 126 150-400


Kreatinin 0.73 0.6-1.3
Follow up (24 April 2019)
Subyektif Obyektif Assesment Planning
Muntah pagi Ku : Lemah Henoch Tx Tetap
4x, Nyeri Lutut TD = - Schonlein
Berkurang N =115x/menit Purpura
S = 36,5
RR = 20x/menit
Secara umum status generalis baik
(+)
Status Lokalis : Kemerahan
berkurang
Follow Up 25 April 2019
Subyektif Obyektif Assesment Planning

Nyeri Berkurang, Pasien Ku : baik Henoch Schonlein Pasien bisa pulang , instruksi rawat
sudah bisa jalan (+), TD = - Purpura jalan
Keluhan lain (-) N =110x/menit
S = 36,3
RR = 22x/menit
Secara umum status generalis
baik (+)

Status lokalis
Purpura berkurang,
kemerahan berkurang, nyeri
sendi sudah membaik.
TINJAUAN PUSTAKA

Henoch Schonlein Purpura


Definisi
• Henoch-Schönlein Purpura adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh
vaskulitis pembuluh darah kecil sistemik yang ditandai dengan lesi
spesifik berupa purpura nontrombositopenik, artritis atau atralgia,
nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinalis, dan kadang – kadang
nefritis atau hematuria. ).
• Purpura Henoch-Schönlein merupakan penyakit autoimun (IgA
mediated) berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan
pada anak-anak. Nama lain penyakit ini adalah purpura anafilaktoid,
purpura alergik dan vaskulitis alergik
Epidemiologi
• Penyakit ini terutama terdapat pada anak umur 2 – 15 tahun (usia anak
sekolah) dengan puncaknya pada umur 4 – 7 tahun. Terdapat lebih banyak
pada anak laki – laki dibanding anak perempuan (1,5 : 1).(1,3) Rata-rata 14
kasus per 100.000 anak usia sekolah. HSP umumnya merupakan benign self-
limited disorder; < 5% kasus menjadi kronis; hanya < 1 % kasus berkembang
menjadi gagal ginjal.
Etiologi
• Sampai sekarang penyebab penyakit ini belum diketahui. Diduga beberapa
faktor memegang peranan, antara lain faktor genetik, infeksi traktus
respiratorius bagian atas, makanan, gigitan serangga, paparan terhadap dingin,
imunisasi ( vaksin varisela, rubella, rubeolla, hepatitis A dan B, paratifoid A
dan B, tifoid, kolera) dan obat – obatan (ampisillin, eritromisin, kina,
penisilin, quinidin, quinin)
Patofisiologi
• 1. Molecular Mimicry
• 2. Patogen memulai inflamasi dan menimbulkan kerusakan jaringan ->
Menimbulkan autoantigen yang tidak terpapar system imun
• 3.Bila mikroba sangat invasive -> Interaksi dengan protein pembuluh darah -
> Neoantigen -> Aktivasi Sistem Imun
• 4. Superantigen -> Langsung berinteraksi dengan sel T
PATOFISIOLOGI
Manifestasi Klinis
• HSP biasanya muncul dengan trias berupa ruam purpura pada ekstremitas
bawah, nyeri abdomen atau kelainan ginjal dan artritis. . Namun trias tidak
selalu ada, sehingga seringkali mengarahkan kepada diagnosis yang tidak
tepat.
DIAGNOSIS
Kriteria Definisi

Purpura non trombositopenia (palpable Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba,
purpura) terdapat elevasi kulit, tidak berhubungan
dengan trombositopenia

Usia onset ≤ 20 tahun Onset gejala pertama ≤ 20 tahun


Gejala abdominal / gangguan saluran cerna Nyeri abdominal difus, memberat setelah
(Bowel angina) makan atau diagnosis iskemia usus, biasanya
termasuk BAB berdarah

Granulosit dinding pada biopsi Perubahan histologi menunjukkan granulosit


pada dinding arteriol atau venula
Px Penunjang
• DIF
• ANCA
• Urin Lengkap
• Fungsi Ginjal
DD
• Diferensial diagnosis dari HSP berdasarkan gejala yang dapat timbul antara
lain akut abdomen, meningitis akibat meningokokus, SLE, endokarditis
bakterial, ITP, demam reumatik
• Reaksi alergi obat obatan,
• Nefropati IgA
• Artritis reumatoid
Pengobatan
• Tidak ada pengobatan definitif pada penderita HSP. Pengobatan adalah suportif
dan simtomatis, meliputi pemeliharaan hidrasi, nutrisi, keseimbangan elektrolit dan
mengatasi nyeri dengan analgesic
• .Metilprednisolon IV dapat mencegah perburukan penyakit ginjal bila diberikan
secara dini. Dosis metilprednisolon 250 – 750 mg/hr IV selama 3 – 7 hari
dikombinasi dengan siklofosfamid 100 – 200 mg/hr untuk fase akut HSP yang
berat.
• Dilanjutkan dengan pemberian kortikosteroid (prednison 100 – 200 mg oral) selang
sehari dan siklofosfamid 100 – 200 mg/hr selama 30 – 75 hari sebelum akhirnya
siklofosfamid dihentikan langsung dan tappering-off steroid hingga 6 bulan
• Terapi prednison dapat diberikan dengan dosis 1 – 2 mg/kgBB/hr secara
oral, terbagi dalam 3 – 4 dosis selama 5 – 7 hari.
• Methylprednison iv 15-30mg/kg/dose dalam 30 menit 1x sehari
Prognosis
• Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat sembuh secara spontan dalam
beberapa hari atau minggu (biasanya dalam 4 minggu setelah onset). Rekurensi
dapat terjadi pada 50% kasus. Pada beberapa kasus terjadi nefritis kronik, bahkan
sampai menderita gagal ginjal. Bila manifestasi awalnya berupa kelainan ginjal yang
berat, maka perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal setiap 6 bulan hingga 2 tahun
pasca sakit.
• Penyulit yang dapat terjadi antara lain perdarahan saluran cerna, obstruksi,
intususepsi, perforasi, gagal ginjal akut dan gangguan neurologi. Penyulit pada
saluran cerna, ginjal dan neurologi pada fase akut dapat menimbulkan kematian,
walaupun hal ini jarang terjadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai