Disease Stage V
Yolanda Fitriani (712021037)
Pembimbing:
Prof. dr. Eddy Mart Salim, Sp.PD, KAI
01
Pendahuluan
Latar Belakang
CKD Kelainan struktur / fungsi ginjal > 3 bulan
TEORITIS
Untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah
wawasan ilmu tentang laporan kasus ini
PRAKTIS
Sebagai masukan guna lebih meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan terutama dalam memberikan informasi
kepada pasien dan keluarga tentang kegawatan pada pasien.
02
Laporan Kasus
IDENTIFIKASI
Nama Nn AS
Jenis Kelamin Perempuan
Tanggal Lahir 07 September 1997 / 25 tahun
Alamat Jl. A. Yani, Lr. Manggis Ujung, Silaberanti, Palembang
Pekerjaan Tidak Bekerja
Agama Islam
No. Reg. RS 88-39-41
Tanggal Pemeriksaan 28 Maret 2023
Ruang AD 8 Bed 1
Dokter Pemeriksa Dr. Adhi Permana, Sp. PD
Keluhan Utama
Dahulu
● Riwayat hipertensi tidak terkontrol
Keluarga
● Riwayat penyakit darah tinggi pada ayah
● Riwayat penyakit diabetes melitus pada ibu
Kebiasaan Gizi
Pasien suka makan asin dan Makan 2x/hari 1 piring. Teratur.
jarang olahraga Nafsu makan baik
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Tinggi Badan
Tampak sakit ringan 161 cm
Pernapasan
20x/menit, regular, tipe thoracoabdominal
Temperatur
36,1oC
Keadaan Spesifik
statis dinamis statis dinamis Kordis tidak terlihat spider nevi (-), benjolan (-),
- Palpasi: Stem - Palpasi: Stem - Palpasi: Iktus Kordis bekas operasi (-)
tidak teraba - Palpasi: Tegang, nyeri tekan
fremitus kanan = kiri fremitus kanan = kiri
- Perkusi: Batas epigastrium (-), hepar lien
- Perkusi: Sonor - Perkusi: Sonor
jantung normal tidak teraba
- Auskultasi: Vesikuler, - Auskultasi: Vesikuler,
- Auskultasi: BJ I-II - Perkusi: Timpani
Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
normal, murmur (-), - Auskultasi: BU normal
gallop (-)
Keadaan Spesifik
Genitalia Ekstremitas
Tidak dilakukan Edema (+)
pemeiksaan
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan Rontgen Thorax
Pada pemeriksaan foto Thorax AP di dapatkan:
- Cor tidak membesar
- Corakan bronkovaskuler normal
- Tidak tampak infiltrate
- Diafragma kanan dan kiri licin
- Sinus kostofrenikus kanan dan kiri lancip
- Tulang-tulang intak
- Soft tissue baik
Diagnosis Kerja
Non-Farmakologi Farmakologi
● Edukasi mengenai penyakit ● Inj. Furosemid 2x1 amp
pasien ● Nefrosteril Inf. 1x1 fls
● Diet rendah garam ● Amlodipine 1x5 mg tab
● Pengaturan cairan ● Asam Folat 3x5 mmg tab
● Transfusi PRC ● Lansoprazole 2x1 caps
● Hemodialisa ● Sucralfate syr 3x1 cth
● CaCO3 3x1 tab
Prognosis
Quo ad Vitam
01 Dubia
Quo ad Fungsionam
02 Dubia
Quo ad Sanationam
03 Dubia
Tanggal Catatan Tindakan
28/03/2023 S: - Furosemide 2x1
Pasien mengeluh sesak napas - Nefrosteril 1 x1 fls
- Amlodipine 1x5 mg
O:
KU: tampak sakit sedang
Sens: Compos Mentis
Nadi: 98x/mnt
RR: 21x/mnt
TD: 160/90 mmHg
Temp: 36,1oC
SpO2: 98%
A:
Chronic Kidney Disease Stage V + Anemia
Tanggal Catatan Tindakan
29/03/2023 S: - Furosemide 2x1 amp
Pasien mengeluh sesak napas - Nefrosteril 1x1 fls
- Amlodipine 1x5 mg
O: - CaCO3 3x1
- Asam folat 3x1
KU: tampak sakit sedang
- Lansoprazole 3x1 caps
Sens: Compos Mentis
- Sucralfate Syr 3x1
Nadi: 98x/menit
RR: 23x/menit
TD: 160/80 mmHg
Temp: 36,5oC
SpO2: 98%
A:
Chronic Kidney Disease Stage V + Anemia
03
Tinjauan Pustaka
Chronic Kidney Disease
Indonesia
PGK terjadi sekitar 12,5%/tahun
FAKTOR RISIKO
● Hipertensi ● Penyakit autoimun seperti lupus
● Diabetes melitus eritematosus sistemik
● Pertambahan usia ● Keracunan obat
● Ada riwayat keluarga penyakit ● Infeksi sistemik
ginjal kronik ● Infeksi saluran kemih
● Obesitas ● Batu saluran kemih
● Penyakit kardiovaskular ● Penyakit ginjal bawaan
● Berat lahir rendah
Patofisiologi
Terjadi Hipertrofi
Penyakit yang Hiperfiltrasi ↑ Tekanan kapiler
pengurangan struktural &
mendasari glomerulus
massa ginjal fungsional nefron
Nefron yang
masih utuh Maladaptasi
Secara perlahan akan terjadi ↓ fungsi mengalami ↑ (sklerosis nefron)
nefron yang progresif, yang ditandai ↑ beban eksresi
kadar urea dan kreatinin serum.
Klasifikasi
Kategori LFG LFG ml/mnt/1,73 m2 Arti
G1 ≥ 90 Normal atau tinggi
G2 60-89 Sedikit menurun
G3a 45-59 Sedikit-sedang menurun
G3b 30-44 Sedang-berat menurun
G4 15-29 Berat menurun
G5 <15 Gagal ginjal
Jantung dan vaskuler Hipertensi, sindroma overload, payah jantung, pericarditis uremik, tamponade
Gastrointestinal Anoreksia, mual, muntah, gastritis, ulkus, colitis uremik, perdarahan saluran
cerna
Manifestasi Klinis
Sistem Organ Manifestasi Klinis
Ginjal Nokturia, poliuria, haus, proteinuria, hematuria
Reproduksi Penurunan libido, impotensi, amenorrhea, infertilitas, genikomasti
Syaraf Letargi, malaise, anoreksia, drowsiness, tremor, mioklonus, asteriksis, kejang,
penurunan kesadaran, koma
Tulang Kalsifikasi jaringan lunak
Sendi Gout, pseudogout, kalsifikasi
Darah Anemia, kecenderungan berdarah karena penurunan fungsi trombosit, defisiensi
imun akibat penurunan fungsi imunologis dan fagositosis
Endokrin Intoleransi glukosa, resistensi insulin, hiperlipidemia, penurunan kadar
testosteron dan estrogen
Farmasi Penurunan ekskresi lewat ginjal
Diagnosis
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
● Analisis urin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit, imunodiagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Foto polos abdomen, USG, nnefrotomogram, pielografi retrograde, MCU
TATALAKSANA
01 02 03
DIALISIS KOREKSI KOREKSI
HIPERKALEMI ANEMIA
04 05 06
KOREKSI PENGENDALIAN TRANSPLANTASI
ASIDOSIS HIPERTENSI GINJAL
KOMPLIKASI
LFG
Derajat Penjelasan Komplikasi
(ml/men/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal ≥ 90 -
2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG 60-89 Tekanan darah mulai meningkat
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG 30-59 Hiperfosfatemia
sedang Hipokalsemia
Anemia
Hiperparatiroid
Hiperosmosisteinemia
4 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG 15-29 Malnutrisi
berat Asidosis metabolik
Cenderung hiperkalemia
Dislipidemia
5 Gagal ginjal < 15 Gagal jantung
Uremia
PROGNOSIS
04
Analisa Kasus
Pasien didiagnosis dengan CKD stage V + Anemia.
● Anemia penyakit ginjal kronis (CKD) adalah bentuk anemia yang terjadi pada
penyakit ginjal kronis (CKD). Di antara komplikasi CKD lainnya, sering
dikaitkan dengan hasil yang buruk pada CKD dan meningkatkan mortalitas.
Pasien datang ke poliklinik RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan
sesak napas sejak ± 2 hari SMRS. Sesak dirasakan menetap terutama saat tidur
dan bangun tidur, dan membaik saat posisi duduk.
● Sesak nafas yang dirasakan pada pasien ini akibat dari gagal ginjal edema
paru atau efusi pleura.
● Pada penyakit ginjal kronis, setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Gejala
umum yang ditemukan yaitu lemah, malaise, dan edema. Manifestasi
gastrointestinal mencakup anoreksia, mual dan muntah. Sedangkan gatal-
gatal seluruh tubuh merupakan gejala dermatologi yang disebabkan karena
uremia
Pasien mempunyai riwayat hiprtensi ada tidak terkontrol. Hal ini juga dibuktikan dengan
pemeriksaan tekanan darah pasien yaitu 160/90 mmHg.
● Penyebab terjadinya anemia pada pasien dengan CKD antara lain kehilangan darah,
pemendekan masa hidup sel darah merah, uremic milieu, kapasitas produksi
erythropoietin atau defisiensi erythropoietin (EPO), defisiensi zat besi.
Pada pemeriksaan laboratorium juga didapatkan peningkatan ureum (226mg/dL), peningkatan
kreatinin (6.1 mg/dL), dan peningkatan kalium (5.9 mEq/L). Pada pemeriksaan USG ginjal
didapatkan kesan parenkimal kidney disease bilateral dan kista ukuran 0,6 cm di ginjal kanan.
● Salah satu cara menegakkan diagnosis gagal ginjal dengan menilai kadar ureum dan
kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya dapat diekskresikan oleh ginjal.
● Pada pasien ini terjadi penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yaitu berdasarkan rumus
Cockroft-Gault pada pasien adalah 14 mL/ menit. Dimana berdasarkan klasifikasinya,
pasien ini sudah masuk ke dalam CKD stage 5 atau end stage renal disease
● Pasien diberikan tatalaksana non farmakologi dan farmakologi.
● Dialisis dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius,
seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki
abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat
dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan pendarahan, dan
membantu menyembuhkan luka.
Pada pasien diberikan transfusi darah.
● Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa peberian transfusi dapat
dilakukan pada pasien anemia pada CKD. Pemberian tranfusi pada penyakit
ginjal kronik harus dilakukan secara hati-hati, berdasarkan indikasi yang tepat
dan pemantauan yang cermat. Tranfusi darah yang dilakukan secara tidak
cermat dapat mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia dan
pemburukan fungsi ginjal. Sasaran hemoglobin adalah 10 g/dL, keadaan lebih
buruk jika target Hb terlalu tinggi. Monitoring anemia selama 1-3 kali dalam
satu bulan.
05
Kesimpulan
Telah dipaparkan kasus dengan diagnosis Chronic Kidney Disease
(CKD) Grade V + Anemia. Pasien disarankan lebih lanjut untuk tetap
dirawat sampai sembuh, dan tetap konsultasi ke dokter spesialis
penyakit dalam
TERIMA
KASIH