Anda di halaman 1dari 53

Chronic Kidney

Disease Stage V
Yolanda Fitriani (712021037)

Pembimbing:
Prof. dr. Eddy Mart Salim, Sp.PD, KAI
01
Pendahuluan
Latar Belakang
CKD  Kelainan struktur / fungsi ginjal > 3 bulan

WHO memperkirakan akan terjadi peningkatan pasien CKD


pada tahun 1995-2025 sebesar 41,4%

Berdasarkan Pernefri, pasien dengan penyakit


ginjal meningkat 10%/tahun
Maksud dan Tujuan

Diharapkan semua sarjana kedokteran


01 dapat memahami kasus CKD

Diharapkan adanya pola berpikir kritis


02 setelah dilakukan diskusi

Diharapkan untuk dapat


03 mengaplikasikan pemahaman yang
didapat menyenai kasus
Manfaat

TEORITIS
Untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah
wawasan ilmu tentang laporan kasus ini

PRAKTIS
Sebagai masukan guna lebih meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan terutama dalam memberikan informasi
kepada pasien dan keluarga tentang kegawatan pada pasien.
02
Laporan Kasus
IDENTIFIKASI
Nama Nn AS
Jenis Kelamin Perempuan
Tanggal Lahir 07 September 1997 / 25 tahun
Alamat Jl. A. Yani, Lr. Manggis Ujung, Silaberanti, Palembang
Pekerjaan Tidak Bekerja
Agama Islam
No. Reg. RS 88-39-41
Tanggal Pemeriksaan 28 Maret 2023
Ruang AD 8 Bed 1
Dokter Pemeriksa Dr. Adhi Permana, Sp. PD
Keluhan Utama

Dada terasa sesak


Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke poliklinik RSMP dengan keluhan dada terasa sesak sejak ± 2 hari SMRS.
Sesak yang dirasakan menetap dan tidak dipengaruhi aktivitas berat. Sesak membaik saat
pasien duduk. Sesak yang ditasakan tidak dipengaruhi cuaca, atau pencetus sebelumnya.
Sesak juga tidak disertai dengan mengi.
Pasien juga mengeluh badan terasa lemas, kelopak mata terasa bengkak, dan kaki terasa
gatal. Pasien mengaku sejak ± 2 hari SMRS mengalami sakit kepala, nyeri ulu hati, nyeri
pada lutut, gatal-gatal seluruh tubuh, dan kaki bengkan. Demam, mual, dan muntah
disangkal, BAB dan BAK normal.
Pasien sempat dirawat di salah satu Rumah Sakit di Malaysia ± 1 minggu SMRS dan rutin
melakukan cuci darah 1 minggu 2 kali.
Riwayat Penyakit

Dahulu
● Riwayat hipertensi tidak terkontrol

Keluarga
● Riwayat penyakit darah tinggi pada ayah
● Riwayat penyakit diabetes melitus pada ibu
Kebiasaan Gizi
Pasien suka makan asin dan Makan 2x/hari 1 piring. Teratur.
jarang olahraga Nafsu makan baik
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Tinggi Badan
Tampak sakit ringan 161 cm

Kesadaran Keadaan Gizi


Compos Mentis Normal

Berat Badan Tekanan Darah


66 Kg 160/90 mmHg
Diagnosis
Nadi
98x/menit, regular, isi dan tegangan cukup, kualitas baik

Pernapasan
20x/menit, regular, tipe thoracoabdominal

Temperatur
36,1oC
Keadaan Spesifik

Kepala Mata Telinga Hidung


- Bentuk: - Eksoftalmus: - - Liang telinga: - Bag. Luar: Normal
Normocephali - Endoftalmus: - normal - Septum: Deviasi (-)
- Ekspresi: Wajar - Palpebra: edema (+/+) - Serumen: (+) - Deformitas: (-)
- Konjungtiva: anemis
- Simeteris - Sekret: (-) - Epistaksis: (-)
(+/+)
- Rambut: Hitam, - Nyeri tekan: (-) - Penyumbatan: (-)
- Sklera: Ikterik (-)
tidak mudah - Ggn.
- Pupil: Isokor, reflek
dicabut ataupun Pendengaran: (-)
cahaya (+)
rontok - Gerakan: Baik ke
segala arah
Keadaan Spesifik

Mulut Tenggorokan Leher Kulit


- Bibir: sianosis (-) - Tonsil: T1-T1 Tenang - Inspeksi: Simetris, - Hiperpigmentasi: (-)
- Gigi: Lengkap - Faring: Hiperemis (-) benjolan (-) - Ikterik: (-)
- Lidah: Normal - Palpasi: - Ptekie: (-)
Pembesaran - Sianosis: (-)
tiroid/KGB (-) - Turgor: Baik
- JVP: 5-2 cm H2O - Jaringan Parut: (-)
Keadaan Spesifik

Paru Depan Paru Belakang Jantung Abdomen


- Inspeksi: Simetris - Inspeksi: Simetris - Inspeksi: Iktus - Inspeksi: Datar, venektasi (-),

statis dinamis statis dinamis Kordis tidak terlihat spider nevi (-), benjolan (-),

- Palpasi: Stem - Palpasi: Stem - Palpasi: Iktus Kordis bekas operasi (-)
tidak teraba - Palpasi: Tegang, nyeri tekan
fremitus kanan = kiri fremitus kanan = kiri
- Perkusi: Batas epigastrium (-), hepar lien
- Perkusi: Sonor - Perkusi: Sonor
jantung normal tidak teraba
- Auskultasi: Vesikuler, - Auskultasi: Vesikuler,
- Auskultasi: BJ I-II - Perkusi: Timpani
Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh (-)
normal, murmur (-), - Auskultasi: BU normal
gallop (-)
Keadaan Spesifik

Genitalia Ekstremitas
Tidak dilakukan Edema (+)
pemeiksaan
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan Rontgen Thorax
Pada pemeriksaan foto Thorax AP di dapatkan:
- Cor tidak membesar
- Corakan bronkovaskuler normal
- Tidak tampak infiltrate
- Diafragma kanan dan kiri licin
- Sinus kostofrenikus kanan dan kiri lancip
- Tulang-tulang intak
- Soft tissue baik

Kesan: Radiologis tak tampak kelainan thorax (inspirasi kurang dalam)


Pemeriksaan USG

Parenkimal Kidney Disease Blateral

Kista Ukuran 0,6 cm di Ginjal kanan


Pemeriksaan EKG
Kesan: Normal
Resume
● Pasien datang ke poliklinik RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan sesak napas sejak ± 2 hari
SMRS. Sesak dirasakan menetap terutama saat tidur dan bangun tidur, dan membaik saat posisi duduk.
Pasien juga mengeluh badan terasa lemas, kelopak mata bengkak, kaki gatal. Seka ± 2 hari SMRS,
pasien juga mengeluh sakit kepala, nyeri ulu hati, dan lutut, gatal-gatal seluruh tubuh, dan kaki bengkak.
● Riwayat hiprtensi ado tidak terkontrol, pasien rutin melakukan cuci darah 1 minggu 2 kali.
● Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, sensorium compos mentis,
tekanan darah 160/90 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, temperature 36,1oC, dan saturasi oksigen
98%. Pada pasien didapatkan konjungtiva anemis (+/+) dan edema pada palpebra.
● Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb pasien rendah yaitu 5,4 g/dl dengan hematokrit 16,4%,
peningkatan ureum (226mg/dL), peningkatan kreatinin (6.1 mg/dL), dan peningkatan kalium (5.9 mEq/L).
● Pada pemeriksaan USG ginjal didapatkan kesan parenkimal kidney disease bilateral dan kista ukuran
0,6 cm di ginjal kanan.
Diagnosis Banding
1. Chronic Kidney Disease Stage V + Anemia
2. Acute Kidney Injuri + Anemia Defisiensi Besi

Diagnosis Kerja

Chronic Kidey Disease Stage V + Anemia


Tatalaksana

Non-Farmakologi Farmakologi
● Edukasi mengenai penyakit ● Inj. Furosemid 2x1 amp
pasien ● Nefrosteril Inf. 1x1 fls
● Diet rendah garam ● Amlodipine 1x5 mg tab
● Pengaturan cairan ● Asam Folat 3x5 mmg tab
● Transfusi PRC ● Lansoprazole 2x1 caps
● Hemodialisa ● Sucralfate syr 3x1 cth
● CaCO3 3x1 tab
Prognosis

Quo ad Vitam
01 Dubia

Quo ad Fungsionam
02 Dubia

Quo ad Sanationam
03 Dubia
Tanggal Catatan Tindakan
28/03/2023 S: - Furosemide 2x1
Pasien mengeluh sesak napas - Nefrosteril 1 x1 fls
- Amlodipine 1x5 mg

O:
KU: tampak sakit sedang
Sens: Compos Mentis
Nadi: 98x/mnt
RR: 21x/mnt
TD: 160/90 mmHg
Temp: 36,1oC
SpO2: 98%

A:
Chronic Kidney Disease Stage V + Anemia
Tanggal Catatan Tindakan
29/03/2023 S: - Furosemide 2x1 amp
Pasien mengeluh sesak napas - Nefrosteril 1x1 fls
- Amlodipine 1x5 mg

O: - CaCO3 3x1
- Asam folat 3x1
KU: tampak sakit sedang
- Lansoprazole 3x1 caps
Sens: Compos Mentis
- Sucralfate Syr 3x1
Nadi: 98x/menit
RR: 23x/menit
TD: 160/80 mmHg
Temp: 36,5oC
SpO2: 98%

A:
Chronic Kidney Disease Stage V + Anemia
03
Tinjauan Pustaka
Chronic Kidney Disease

Merupakan suatu kelainan struktur / fungsi ginjal >

3 bulan yang berdampak pada Kesehatan dengan

penurunan LFG < 60 ml/min/1,73m2.


Epidemiologi
PGK merupakan penyebab kematian
terbanyak ke-12, sekitar 1,1 jt orang
meninggal akibat PGK di seluruh dunia

Indonesia
PGK terjadi sekitar 12,5%/tahun
FAKTOR RISIKO
● Hipertensi ● Penyakit autoimun seperti lupus
● Diabetes melitus eritematosus sistemik
● Pertambahan usia ● Keracunan obat
● Ada riwayat keluarga penyakit ● Infeksi sistemik
ginjal kronik ● Infeksi saluran kemih
● Obesitas ● Batu saluran kemih
● Penyakit kardiovaskular ● Penyakit ginjal bawaan
● Berat lahir rendah
Patofisiologi

Terjadi Hipertrofi
Penyakit yang Hiperfiltrasi ↑ Tekanan kapiler
pengurangan struktural &
mendasari glomerulus
massa ginjal fungsional nefron

Nefron yang
masih utuh Maladaptasi
Secara perlahan akan terjadi ↓ fungsi mengalami ↑ (sklerosis nefron)
nefron yang progresif, yang ditandai ↑ beban eksresi
kadar urea dan kreatinin serum.
Klasifikasi
Kategori LFG LFG ml/mnt/1,73 m2 Arti
G1 ≥ 90 Normal atau tinggi
G2 60-89 Sedikit menurun
G3a 45-59 Sedikit-sedang menurun
G3b 30-44 Sedang-berat menurun
G4 15-29 Berat menurun
G5 <15 Gagal ginjal

Perhitungan LFG dengan rumus Cockroft-Gault untuk orang dewasa, yaitu:


LFG (ml/mnt/1,73m2) =

140 − 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛


𝑥 (0,85 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎)
72 𝑥 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑠𝑒𝑟𝑢𝑚
Manifestasi Klinis

Sistem Organ Manifestasi Klinis

Umum Lemah, malaise, gangguan pertumbuhan dan debilitas, edema

Kulit Pucat, rapuh, gatal, bruising

Kepala dan leher Fetor uremia

Mata Fundus hipertensi, mata merah

Jantung dan vaskuler Hipertensi, sindroma overload, payah jantung, pericarditis uremik, tamponade

Respirasi Efusi pleura, nafas Kussmaul, pleuritis uremik

Gastrointestinal Anoreksia, mual, muntah, gastritis, ulkus, colitis uremik, perdarahan saluran

cerna
Manifestasi Klinis
Sistem Organ Manifestasi Klinis
Ginjal Nokturia, poliuria, haus, proteinuria, hematuria
Reproduksi Penurunan libido, impotensi, amenorrhea, infertilitas, genikomasti
Syaraf Letargi, malaise, anoreksia, drowsiness, tremor, mioklonus, asteriksis, kejang,
penurunan kesadaran, koma
Tulang Kalsifikasi jaringan lunak
Sendi Gout, pseudogout, kalsifikasi
Darah Anemia, kecenderungan berdarah karena penurunan fungsi trombosit, defisiensi
imun akibat penurunan fungsi imunologis dan fagositosis
Endokrin Intoleransi glukosa, resistensi insulin, hiperlipidemia, penurunan kadar
testosteron dan estrogen
Farmasi Penurunan ekskresi lewat ginjal
Diagnosis

ANAMNESIS dan PEMERIKSAAN FISIK


● Sesuai dengan etiologi, perjalanan penyakit, dan gambaran klinis

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
● Analisis urin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit, imunodiagnosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Foto polos abdomen, USG, nnefrotomogram, pielografi retrograde, MCU
TATALAKSANA

01 02 03
DIALISIS KOREKSI KOREKSI
HIPERKALEMI ANEMIA

04 05 06
KOREKSI PENGENDALIAN TRANSPLANTASI
ASIDOSIS HIPERTENSI GINJAL
KOMPLIKASI
LFG
Derajat Penjelasan Komplikasi
(ml/men/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal ≥ 90 -
2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG 60-89 Tekanan darah mulai meningkat
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG 30-59  Hiperfosfatemia
sedang  Hipokalsemia
 Anemia
 Hiperparatiroid
 Hiperosmosisteinemia
4 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG 15-29  Malnutrisi
berat  Asidosis metabolik
 Cenderung hiperkalemia
 Dislipidemia
5 Gagal ginjal < 15  Gagal jantung
 Uremia
PROGNOSIS
04
Analisa Kasus
Pasien didiagnosis dengan CKD stage V + Anemia.

● Chronic Kidney Disease (CKD) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal dengan


penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/min/1,73 m2
selama minimal 3 bulan.5

● Anemia penyakit ginjal kronis (CKD) adalah bentuk anemia yang terjadi pada
penyakit ginjal kronis (CKD). Di antara komplikasi CKD lainnya, sering
dikaitkan dengan hasil yang buruk pada CKD dan meningkatkan mortalitas.
Pasien datang ke poliklinik RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan
sesak napas sejak ± 2 hari SMRS. Sesak dirasakan menetap terutama saat tidur
dan bangun tidur, dan membaik saat posisi duduk.

● Sesak nafas yang dirasakan pada pasien ini akibat dari gagal ginjal  edema
paru atau efusi pleura.

● Tetapi pada pemeriksaan rontgen thorak tidak didapatkan efusi pleura


maupun kardiomegali
Sejak ± 2 hari SMRS, pasien juga mengeluh sakit kepala, nyeri ulu hati, dan
lutut, gatal-gatal seluruh tubuh, dan kaki bengkak.

● Pada penyakit ginjal kronis, setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Gejala
umum yang ditemukan yaitu lemah, malaise, dan edema. Manifestasi
gastrointestinal mencakup anoreksia, mual dan muntah. Sedangkan gatal-
gatal seluruh tubuh merupakan gejala dermatologi yang disebabkan karena
uremia
Pasien mempunyai riwayat hiprtensi ada tidak terkontrol. Hal ini juga dibuktikan dengan
pemeriksaan tekanan darah pasien yaitu 160/90 mmHg.

● Hipertensi yang berlangsung lama  perubahan resistensi arteriol aferen  penyempitan


arteriol eferen akibat perubahan struktur mikrovaskuler  iskemik glomerular 
inflamasi pelepasan mediator inflamasi, endotelin dan aktivasi angiostensin II intrarenal
 apoptosis, meningkatkan produksi matriks dan deposit pada mikrovaskuler glomerulus
 sklerosis glomerulus atau nefrosklerosis
Pasien rutin melakukan cuci darah 1 minggu 2 kali.

● Cuci darah atau hemodialisa dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi


gagal ginjal yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis
memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan
pendarahan, dan membantu menyembuhkan luka.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan terjadi penurunan hemoglobin
dan hematokrit. Hal ini merupakan tanda adanya anemia.

● Penyebab terjadinya anemia pada pasien dengan CKD antara lain kehilangan darah,
pemendekan masa hidup sel darah merah, uremic milieu, kapasitas produksi
erythropoietin atau defisiensi erythropoietin (EPO), defisiensi zat besi.
Pada pemeriksaan laboratorium juga didapatkan peningkatan ureum (226mg/dL), peningkatan
kreatinin (6.1 mg/dL), dan peningkatan kalium (5.9 mEq/L). Pada pemeriksaan USG ginjal
didapatkan kesan parenkimal kidney disease bilateral dan kista ukuran 0,6 cm di ginjal kanan.

● Salah satu cara menegakkan diagnosis gagal ginjal dengan menilai kadar ureum dan
kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya dapat diekskresikan oleh ginjal.

● Pada pasien ini terjadi penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yaitu berdasarkan rumus
Cockroft-Gault pada pasien adalah 14 mL/ menit. Dimana berdasarkan klasifikasinya,
pasien ini sudah masuk ke dalam CKD stage 5 atau end stage renal disease
● Pasien diberikan tatalaksana non farmakologi dan farmakologi.

● Tatalaksana non farmakologis yang diberikan pada pasien yaitu edukasi


mengenai penyakit pasien, diet rendah garam, pengaturan carian, transfusi PRC,
serta hemodialisa.

● Sedangkan tatalaksana farmakologis yang diberikan pada pasien yaitu Inj.


Furosemid 2x1 amp, Nefrosteril inf 1x1 fls, Amlodipine 1x5 mg tab, Asam folat
3x5 mg tab, Lansoprazole 2x1 caps, Sucralfate syr 3x1 cth, dan CaCo3 3x1 tab
● Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk
mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Semua
faktor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik harus dicari dan
diatasi.

● Dialisis dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius,
seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki
abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat
dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan pendarahan, dan
membantu menyembuhkan luka.
Pada pasien diberikan transfusi darah.

● Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa peberian transfusi dapat
dilakukan pada pasien anemia pada CKD. Pemberian tranfusi pada penyakit
ginjal kronik harus dilakukan secara hati-hati, berdasarkan indikasi yang tepat
dan pemantauan yang cermat. Tranfusi darah yang dilakukan secara tidak
cermat dapat mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia dan
pemburukan fungsi ginjal. Sasaran hemoglobin adalah 10 g/dL, keadaan lebih
buruk jika target Hb terlalu tinggi. Monitoring anemia selama 1-3 kali dalam
satu bulan.
05
Kesimpulan
Telah dipaparkan kasus dengan diagnosis Chronic Kidney Disease
(CKD) Grade V + Anemia. Pasien disarankan lebih lanjut untuk tetap
dirawat sampai sembuh, dan tetap konsultasi ke dokter spesialis
penyakit dalam
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai