PENDAHULUAN
Blok Sistem Endokrin adalah blok keduabelas pada semester IV dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan studi kasus skenario C
yang memaparkan Andi,seorang anak laki-laki,12 tahun, dibawa ibunya datang ke
PoliklinikRSMP dengan keluhan sering BAK, sering minum dan cepat lapar sejak 1 buln
yang lalu. Berat badan andi turun 5 kg walaupun nafsu makan baik. Selain itu, ia juga
mengeluh mual dan penglihatan kabur dalam 2 minggu terakhir. Tidak ada keluhan sesak
nafas ataupun nyeri dada. Tidur cukup, tidak cepat lelah, dan masih bisa berkonsentrasi
saat belajar. Pasien senang ngemil makanan dan minuman yang manis. Aktivitas sehari-
hari sekolah dan hanya nonton serta main game. Riwayat keluarga: kedua orang tua,
kakek dan nenek menderita DM tipe 2 dan darah tinggi.
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
PEMBAHASAN
Selain itu, ia juga mengeluh mual dan penglihatan kabur dalam 2 minggu
terakhir. Tidak ada keluhan sesak nafas ataupun nyeri dada. Tidur cukup, tidak cepat
lelah, dan masih bisa berkonsentrasi saat belajar. Pasien senang ngemil makanan dan
minuman yang manis. Aktivitas sehari-hari sekolah dan hanya nonton serta main game.
Riwayat keluarga: kedua orang tua, kakek dan nenek menderita DM tipe 2 dan
darah tinggi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan spesifik
Kimia darah : gula darah sewaktu 380 mg/dl, kolesterol 274 mg/dl, trigliderida 400 mg/d.
Urin rutin : warna kuning, jernih, BJ 1,010 ; WBC 0-1/Ibp, reduksi (4+) , silinder(-)
9) Pemeriksaan Laboratorium
Kimia darah : gula darah sewaktu 380 mg/dl, kolesterol 274 mg/dl, trigliderida 400
mg/d.
Sering minum :
- Dehidrasi
- Diabetes
Cepat lapar :
- hipertiroid (gangguan metabolisme)
- diabetes melitus (gangguan metabolism)
(Sherwood, 2011)
(Sherwood, 2010).
Cepat lapar glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel hiperglikemi sel tidak
bisa menggunaka glukosa sebagai sumber energi kekurangan kalori rasa lapar
(Silbernagl,2007)
Penurunan BB
Karena defisiensi insulin menyebabkan glukosa didalm darah tidak adapat
diangkut kedalam sel tubuh mengambil cadangan untuk pembentukan energi
Peningkatan penguraian protein penciutan otot penurunan berat badan
(Sherwood, 2010)
(Sherwood, 2010)
(Silbernagl,2007)
3. Selain itu, ia juga mengeluh mual dan penglihatan kabur dalam 2 minggu terakhir.
a) Apa kemungkinan andi mual dan penglihatan kabur dalam 2 minggu terakhir ?
Jawab :
Penglihatan kabur kemungkinan disebabkan karena adanya gangguan pada aliran
vaskularisasi.
4. Tidak ada keluhan sesak nafas ataupun nyeri dada. Tidur cukup, tidak cepat lelah, dan
masih bisa berkonsentrasi saat belajar.
a) Apa makna tidak ada keluhan sesak nafas ataupun nyeri dada?
Jawab :
Menyingkirkan diagnosis banding berupa OSAS (Obstructive Sleep Apnea
Syndrome). OSAS adalah suatu sindrom obstruksi total atau parsial jalan nafas
yang menyebabkan gangguan fisiologis yang bermakna dengan dampak klinis
yang bervariasi. Beberapa keadaan dapat merupakan faktor risiko OSAS seperti
hipertofi adenoid dan atau tonsil, obesitas, disproporsi sefalometri, dan kelainan
daerah hidung.
Sedangkan tidak ada nyeri dada dan sesak nafas menyingkirkan diagnosis banding
emboli paru, penyakit pleura, kardiovaskular.
b) Apa makna tidur cukup,tidak cepat lelah dan masih bisa berkonsenterasi saat
belajar ?
Jawab :
Yaitu untuk menyingkirkan diagnosis banding berupa cushing sindrom dimana
pada cushing sindrom terdapat manifestasi berupa lemak dan cepat lelah pada
87% penderita
(Sudoyo, 2009)
5. Pasien senang ngemil makanan dan minuman yang manis. Aktivitas sehari-hari
sekolah dan hanya nonton serta main game.
a) Apa makna pasien senang ngemil makanan dan minuman yang manis ?
Jawab:
Menyingkirkan diagnosis banding berupa OSAS (Obstructive Sleep Apnea
Syndrome). Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya OSAS pada
anak. Manifestasi klinis OSAS pada anak adalah kesulitan bernafas pada saat
tidur, mendengkur, hiperaktif, mengantuk pada siang hari, dan kadang-kadang
enuresis
Pola makan yang sering ngemil dan minum manis serta pola hidup sedentary
maka akan menyebabkan kelebihan kalori bagi tubuh sehingga kelebihan energi
6. Riwayat keluarga: kedua orang tua, kakek dan nenek menderita DM tipe 2 dan darah
tinggi
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang , kesadaran kompos mentis
Tanda Vital : TD 130/95 mmHg, Nadi 90x/menit, Temp 37,0oC,
RR : 20 x/menit
Status nutrisi BB 65 kg (> P 97 kurva NCHS-CDC tahun 2000), TB 140 cm ( P 5
kurva NCHS-CDC tahun 2000), BM-TS33,1 kg/m2 (> P 95 kurva BMI NCHS-CDC)
a) Apa interpretasi pemeriksaan fisik ?
Jawab:
Obesitas
Intake > uptake penimbunan lemak dalam sel lemaksel mengalami
hipertropi resistensi insulin pada jaringan otot dan adipose peningkatan
glukosa plasma sekresi insulin semakin meningkathiperinsulinemia lebih
Apple shape body : lemak banyak dibagian atas tubuh (dada dan
pinggang).
Pear shape body : lemak banyak dibagian bawah tubuh (pinggul dan
paha).
Obesitas sentral dan apple shape cenderung beresiko lebih besar mengalami
sindrom metabolic dibandingkan obesitas perifer dan pear shape body.
(Sudoyo, 2006)
8. Pemeriksaan spesifik
Kepala : Konjungtiva anemis, wajah membulat, pipi tembem, dagu
rangkap
Leher : relative pendek
Thorax : membusung dengan payudara membesar
Abdomen : membuncit serta dinding perut yang berlipat-lipat
Ektremitas : pada posis berdiri kedua tungkai membentuk hruf X
Pemeriksaan genital : penis tampak kecil
a) Apa interpretasi dari pemeriksaan spesifik ?
Jawab:
Mekanisme anemia :
Obesitas Peningkatan konversi testosteron menjadi estrogen Hipogonadisme
Kerusakan HHG Kerusakan Sel Leydig Penurunan testosteron
Penurunan fungsi testosteron Penurunan pembentukkan sel darah anemia
Mekanisme kaki X :
obesitas kaki menopang berat badan yang berlebihan kaki X
(guyton, 2009)
9. Pemeriksaan Laboratorium
Kimia darah : gula darah sewaktu 380 mg/dl, kolesterol 274 mg/dl, trigliderida 400
mg/d.
Urin rutin : warna kuning, jernih, BJ 1,010 ; WBC 0-1/Ibp, reduksi (4+) , silinder(-)
Gds : resistensi insulin glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel glukosa
banyak beredar di vaskular hasil pemeriksaan 380 mg/dl
Urine +4: jumlah glukosa di ginjal melebihi nilai ambang reabsorpsi ginjal
sebesar 180 mg/dl sehingga glukosa terdapat di urine, sehingga saat
dilakukan pemeriksaan reduksi didapatkan hasil dengan nilai +4
(guyton, 2009)
+ +
Obesitas
+ +
Hipertensi
- +
Kelelahan
+ +
DM
+ -
Penurunan BB
+ +
Muka bulat
Dagu rangkap + -
Keterangan :
+ : Ada
: Tidak ada
Tabel 6. Karakteristik diit tahap I & tahap II untuk menurunkan kadar kolesterol
TAHAP I TAHAP II
Total lemak <30% dari total kalori <30% dari total kalori
Asam lemak jenuh <10% dari total kalori <7%dari total kalori
(SAFA)
4. Obat-obatan
Obat-obatan hanya diberikan bila dengan pengaturan diet yang adekuat tidak
berhasil dalam mengontrol faktor risiko yang ada.
- Untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida (statins,
fibrates atau asam nikotinat)
- Untuk menurunkan tekanan darah (diuretik atau ACE inhibitors)
- Untuk menurunkan kadar gula darah (metformin, insulin injeksi atau
keduanya).
- Untuk mengurangi efek pembekuan darah dapat digunakan aspirin,
terutama dengan risiko tinggi penyakit jantung.
3 236-280
4* -
Jika hipertensi timbul tanpa disertai diabetes atau gagal ginjal kronik,
pemberian obat antihipertensi adalah untuk mendapatkan tekanan darah
<140/90 mmHg. Bila disertai dengan diabetes atau gagal ginjal kronik sasaran
tekanan darah < 130/80mmHg.
TABLE 9
13 years of age:
150 to 300 mg
per day
Tidak semua oral hipoglikemik dapat diberikan pada anak dengan diabetes
tipe 2, tetapi sangat tergantung dari mekanisme yang mendasari terjadinya
diabetes. Pemberian metformin dosis 1000mg/hari sampai 2000 mg/hari dibagi 2
dosis pada saat sarapan pagi dan makan malam, efektif mengontrol kadar glukosa
plasma. Metformin juga dihubungkan dengan penambahan berat badan yang
minimal atau tidak terjadi kenaikan berat badan serta penurunan kadar kolesterol
LDL.
1. FOLLOW UP
- Pengawasan ditujukan terhadap kadar kolesterol darah, berat badan, aktivitas
fisik serta komplikasi yang timbul.
- Pengaturan tekanan darah, gula darah, kolesterol total, trigliserida, kolesterol
HDL dan LDL serta berat badan harus berada dalam batasan normal.
- Kontrol teratur sebulan sekali dilakukan untuk monitoring terhadap
komponen diatas. Pemeriksaan profil lipid setiap 3 bulan sekali bila kadar
kolesterol LDL ≥ 130mg/dL. Bila kadar kolesterol LDL< 110mg/dL
dilakukan ulangan 5 tahun sekali, bila borderline LDL 110-129mg/dL
2.6 Hipotesis
Andi, 12 tahun menderita sindrom metabolic dan anemia karena faktor risiko genetika
dan lingkungan
obesitas
komorbiditas
Sindrom metabolik
DAFTAR PUSTAKA
Behram dkk. 2014. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed. . Jakarta : EGC
Haris S, Tambunan T. 2009. Hipertensi pada sindrom metabolik. Jakarta: Sari Pediatri
Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Troxler RG, Park MK. Hyperlipidemia in Childhood. Dalam Park MK. Pediatric Cardiology
for Practitioners. 4th ed. Mosby.2002.hal.439.