Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

PNEUMONIA AKUT PADA DISPEPSIA KRONIS DENGAN STRESS AKUT

OLeh :
dr. Hudson G Worabai

Pembimbing :
dr. Benny Trisaktyari, Sp.PD, FINASIM

PROGRAM INTERENSHIP DOKTER INDONESIA


WAHANA RSUD NABIRE
TAHUN 2022
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Sesak
• Riwayat penyakit sekarang:
Pasien di rujuk dari puskesmas topo jaya dengan keluhan sesak sejak sore
pasien juga mengatakan nyeri dada tembus kebelakang, Hal ini dialami
pasien secara mendadak setelah marahan dengan anaknya, di karenakan
masalah keluarga, pasien juga mengatakan masalah dengan anaknya ± 9
IDENTITAS PENDERITA bulan membuat dirinya sering telat makan dan kadang juga tidak makan
Nama : Ny. R seharian penuh dan setiap kali makan pasien cepat merasa kenyang dan
hanya makan sedikit, rasa terbakar pada dada disangkal, saat ini pasien tidak
Umur : 47 Tahun bisa makan dan minum dikarenakan setiap kali makan dan minum merasa
Jenis kelamin : Perempuan mual, Batuk berdahak (+), Demam (+) batuk darah (-) Keringat malam (-),
Suku : Jawa muntah (-).BAK lancar dan BAB berwarna hitam disangkal.
Agama : Islam
 Riwayat penyakit dahulu
Alamat : Jl. Manggis Topo Pasien mengaku tidak pernah merasa sesak seperti saat ini. Pasien mengaku
NO. RM : 293679/22 mempunyai riwayat penyakit lambung dan sering berobat di puskesmas topo
Tanggal Masuk : 22–05–2022 ± 8 bulan dan diberikan obat Antasida dan Omeperazol, riwayat pengobatan
tuberculosis paru disangkal, riwayat pengobatan diabetes mellitus disangkal,
riwayat pengobatan hipertensi disangkal.
 Riwayat penyakit Keluarga
Disangkal
• Riwayat Alergi
Alergi obat dan makanan disangkal.
• Riwayat Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga mempunyai dua anak, satu anak kandung
dan satu anak angkat, tinggal dirumah bersama suami dan anak kandungnya
sedangkan anak angkatnya kerja di wanggar.
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis  Thoraks
Keadaan umum: tampak sakit sedang Kedua lapang paru Simetris (+),Retraksi (-)
Kasadaran : Compos Mentis (GCS :E4V5M6)  Pulmo
I : Normochest, dinding dada simetris
• Tanda Vital P : ekspansi dada simetris
Tekanan Darah : 100/60 mmHg P : Sonor di kedua lapang paru
Nadi : 110 x/menit A : Vesikuler (+/+), ronkhi basah halus(+/+), wheezing (-/-)
Respirasi : 26 x/menit  Cor
Suhu : 38,5 oC I : Tidak tampak ictus cordis
SpO2 : 96% dengan O2 sungkup 8 lpm P : Iktus cordis tidak teraba, thrill tidak teraba
P : Batas Kiri atas ICS II linea parasternal sinistra
• Kulit Batas Kanan atas ICS II linea parasternal dextra
Warna sawo matang, pucat (-) Batas kiri bawah ICS V antara linea midclavicula dan
• Kepala axilaris anterior
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka - Batas kanan bawah ICS V linea stemalis dextra
• Mata A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-
Conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-).
• Hidung  Abdomen
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), Inspeksi : perut datar
sekret (-/-). Auskultasi : bising usus (+) normal
• Telinga Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-). Palpasi : supel, hepar dan lien tidak membesar, nyeri
• Mulut tekan abdomen pada region epigastrik.
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher  Ekstremitas :
Simetris, limfonodi tidak membesar, peningkatan JVP Oedem ekstremitas (-/-), Akral Hangat (+/+)
(-) nyeri tekan (-), benjolan (-), kaku (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

X – Ray Thoraks AP 22 / 05/ 2022


- Tampak bercak infiltrate di kedua
lapang paru
- Cor CTI > 0,5 aorta normal
- Kedua sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak
Kesan :
- Pneumonia
- Cardiomegaly
• Jenis gelombang : Sinus 
kerena gelombang R-R
terdapat 2 gelombang
• Irama : Reguler  R-R
interval jarak sama
• Heart rate : 300/2,5 =
120x/m
• Axis : lead I (+) dan Lead
avF (+) = Normoaxis

Kesan : Sinus Takikardi


DIAGNOSIS

DIAGNOSIS IGD
Diagnosis primer : Obs. Dypsneu ec pneumonia
Diaganosis Sekunder : Dyspepsia
TERAPI IGD

- O2 sungkup 8 lpm
- IVFD Ringer Lactat 20 tpm
- Inj. Cefotaxime 1gr/8jam (IV) Skin test
- Inj. Omeprazole 40mg/12 jam (IV)
- Inj. Antrain 1gr/8jam
- Paracetamol tab 3 x 500mg (PO)
- Konsul dr. Benny,SpPD  Saran
- Sucralfat Sirup 4 x 1 cth (PO)
- Domperidone sirup 4 x 1 cth (PO)
- N-Acetylcysteine 3 x 200mg (PO)
- Inj. Antrain diganti dengan santagesik 1gr/8 jam
FOLLOW UP RUANGAN

 Tanggal 23/ 05/ 2022


Assesment :
Subjectif: Pneumonia pada pasien dyspepsia
Demam (+), Sesak (+), Nyeri Uluh hati(+) kronis dengan stress akut

Objectif : Planning
Keadaan umum : tampak sakit sedang • O2 Nasal Kanul 3 Lpm
• IVFD Dextrose 5% 500ml : Ringer
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : E4V5M6) Laktat 500ml /12 jam (IV)
TD : 90/60 mmhg N : 108x/m • Inj. Cefotaxim 1 gr/ 8 jam (skin
test) (IV)
RR : 24 x/m SpO2 : 98% SB: 37,6°C • Inj. Omeprazol 40 mg/ 12 jam (IV)
Pemeriksaan fisik : • Inj. Santagesik 1gr/ 8 jam (IV)
• Sucralfat Sirup 4 x 1 cth (PO)
Kepala dan leher dalam batas normal • Domperidone sirup 4 x 1 cth (PO)
Thoraks : Paru : Simetris, suara nafas vesikuler, Rhonki basah • Alprazolam 2 x 0,25mg (PO)
• N-Acetylcysteine 3 x 200mg (PO)
halus (+/+), wheezing -/- • Paracetamol 3 x 500mg (K.P)
Jantung : BJ I – II Reguler,, mumur (-), Gallop (-)
Terapi Non Farmakolgi
Abdomen : Datar, bising Usus (+), , perkusi :timpani, Nyeri -Diet makan makanan yang pedas,
tekan pada region epigastrium, Hepar lien tidak teraba asam, kopi, teh dan jahe
- Edukasi Psikis
Ektremitas : udem (-/-), akrat Hangat (+/+)
Tanggal 24/ 05/2022
Subjectif: Assesment : Pneumonia pada pasien
Nyeri Uluh hati (-), Sesak berkurang, demam (+) dyspepsia kronis dengan stress akut
Objectif :
Keadaan umum : tampak sakit sedang Planning
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : E4V5M6) • O2 Nasal Kanul 3 Lpm
TD : 100/60 mmhg N : 110x/m • IVFD Dextrose 5% 500ml : Ringer
Laktat 500ml /12 jam (IV)
RR : 24 x/m SpO2 : 99% SB: 37,6°C
• Paracetamol tab 3 x 500mg (K.P)
(PO)
Pemeriksaan fisik : • Inj. Cefotaxim 1 gr/ 8 jam (skin
Kepala dan leher dalam batas normal test) (IV)
Thoraks : Paru : Simetris, suara nafas vesikuler, Rhonki • Omeprazol 40 mg/ 12 jam (IV)
basah halus (+/+), wheezing -/- • Sucralfat Sirup 4 x 1 cth (PO)
Jantung : BJ I – II Reguler,, mumur (-), Gallop (-) • Domperidone sirup 4 x 1 cth (PO)
• Alprazolam 2 x 0,25mg (PO)
• N-Acetylcysteine 3 x 200mg (PO)
Abdomen : Datar, bising Usus (+), , perkusi :timpani,
Nyeri tekan pada region epigastrium, Hepar lien tidak Terapi Non Farmakologi
teraba • Diet makan makanan yang peds,
asam, kopi, teh dan jahe
Ektremitas : udem (-/-), akrat Hangat (+/+) • Eduasi Psikis
Tanggal 25/ 05/ 2022
Subjectif:
Demam (+), Nyeri Uluh hati (-), Sesak (+)
Assesment : Pneumonia pada pasien
Objectif : dyspepsia kronis dengan stress akut
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : Planning
• O2 Sungkup 8 lpm
E4V5M6)
• IVFD NaCl 500ml/12 jam (IV)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Dopamin 3-5mcg/KgBB (IV)
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : E4V5M6)
• Paracetamol drip 1gr/ 8jam (IV)
TD : 80/60 mmhg N : 101 x/m
• Inj. Cefotaxim 1 gr/ 8 jam (skin
RR : 24 x/m SpO2 : 96 % SB: 37,9°C
test) (IV)
• Inj. Omeprazol 40 mg/ 12 jam
Pemeriksaan fisik : (IV)
Kepala dan leher dalam batas normal • Sucralfat Sirup 3 x 1 cth (PO)
Thoraks : Paru : Simetris, suara nafas vesikuler, Rhonki • Domperidone sirup 4 x 1 cth (PO)
basah halus (+/+), wheezing -/- • Alprazolam 2 x 0,25mg (PO)
Jantung : BJ I – II Reguler,, mumur (-), Gallop (-) • N-Acetylcysteine 3x200mg (PO)

Terapi Non Farmakologi


Abdomen : Datar, bising Usus (+), , perkusi :timpani,
• Diet makan makanan yang peds,
Nyeri tekan pada region epigastrium, Hepar lien tidak asam, kopi, teh dan jahe
teraba • Eduasi Psikis

Ektremitas : udem (-/-), akrat Hangat (+/+)


Tanggal 26/ 05/ 2022 Pemeriksaan Penunjang Radiologi
Subjectif: X – Ray Thoraks AP 26 / 05/ 2022
Demam (-), Nyeri Uluh hati (-), Sesak (-) - Opasitas inhomogen pada kedua
lapang paru
Objectif : - Cor kesan membesar, aorta normal
- Kedua sinus dan diafragma baik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
- Tulang-tulang intak
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6) Kesan :
Keadaan umum : tampak sakit sedang - Pneumonia
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : E4V5M6)
TD : 110/60 mmhg N : 86 x/m
RR : 20 x/m SpO2 : 98 % SB: 36,6°C

Pemeriksaan fisik :
Kepala dan leher dalam batas normal
Thoraks : Paru : Simetris, suara nafas vesikuler, Rhonki
basah halus (+/+), wheezing -/-
Jantung : BJ I – II Reguler,, mumur (-), Gallop (-)

Abdomen : Datar, bising Usus (+), , perkusi :timpani,


Nyeri tekan pada region epigastrium (-), Hepar lien tidak
teraba

Ektremitas : udem (-/-), akrat Hangat (+/+)


Assesment :
Pneumonia pada pasien dyspepsia kronis dengan stress
akut

Planning
• IVFD Dextrose 5% 500ml /Ringer Lactat 500ml /12
jam (IV)
• Inj. Cefotaxim 1 gr/ 8 jam (skin test) (IV)
• Omeprazol 40 mg/ 12 jam (IV)
• Paracetamol drip 1 gr (KP)
• Sucralfat Sirup 3 x 1 cth (PO)
• Domperidone sirup 4 x 1 cth (PO)
• N-Acetylcysteine 3 x 200mg (PO)

Terapi Non Farmakologi


-Diet makan makanan yang peds, asam, kopi, teh dan jahe
-Edukasi Psikis
Tanggal 27/ 05/ 2022
Subjectif:
Demam (-), Nyeri Uluh hati (-), Sesak (-)

Objectif :
Keadaan umum : tampak sakit sedang Assesment : Pneumonia pada pasien
dyspepsia kronis dengan stress akut
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Planning
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : E4V5M6)
• IVFD NaCl 500ml/ 12 jam (IV)
TD : 110/70 mmhg N : 84 x/m
• Inj. Cefotaxim 1 gr/ 8 jam (skin
RR : 20 x/m SpO2 : 99 % SB: 36,5°C
test) (IV)
• Lansoprzol 1x 20mg (PO)
Pemeriksaan fisik : • Sucralfat Sirup 3 x 1 cth (PO)
Kepala dan leher dalam batas normal • Domperidone sirup 3 x 1 cth (PO)
Thoraks : Paru : Simetris, suara nafas vesikuler, Rhonki • N-Acetylcysteine 3x200mg (PO)
basah halus (+/+), wheezing -/-
Jantung : BJ I – II Reguler,, mumur (-), Gallop (-) Terapi Non Farmakologi
• Diet makan makanan yang peds,
asam, kopi, teh dan jahe
Abdomen : Datar, bising Usus (+), , perkusi :timpani,
• Eduasi Psikis
Nyeri tekan pada region epigastrium (-), Hepar lien tidak
teraba

Ektremitas : udem (-/-), akrat Hangat (+/+)


Tanggal 28/ 05/ 2022 Assesment : Pneumonia pada pasien
Subjectif: dyspepsia kronis dengan stress akut
Demam (-), Nyeri Uluh hati (-), Sesak (-)
Planning
Objectif : • Levofloxacin 1 x 500mg
• Lanzoprazol 1 x 30mg
Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Sucralfat Sirup 3 x 1 cth
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6) • Domperidone sirup 4 x 1 cth
Keadaan umum : tampak sakit sedang • N-Acetylcysteine 3x200mg (PO)
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS : E4V5M6) • BPL
TD : 110/60 mmhg N : 80 x/m
RR : 18 x/m SpO2 : 99 % SB: 36,6°C Terapi Non Farmakologi
• Diet makan makanan yang peds,
Pemeriksaan fisik : asam, kopi, teh dan jahe
Kepala dan leher dalam batas normal • Eduasi Psikis
Thoraks : Paru : Simetris, suara nafas vesikuler, Rhonki
basah halus (+/+), wheezing -/-
Jantung : BJ I – II Reguler,, mumur (-), Gallop (-)
PROGNOSIS
Abdomen : Datar, bising Usus (+), , perkusi :timpani,
Ad Vitam : Bonam
Nyeri tekan pada region epigastrium (-), Hepar lien tidak
teraba Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
Ektremitas : udem (-/-), akrat Hangat (+/+)
PEMBAHASAN
MENGAPA PADA KASUS PASIEN INI DI DIAGNOSIS
DENGAN PNEUMONIA ?
Karena pada anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
didapatkan pada pasien ini yaitu sesak,
nyeri dada, batuk berdahak, demam dan Pada kasus ini sesuai dengan teori
menggigil. pada pemeriksaan fisik pasien pneumonia, karena Diagnosis pasti
tampak sakit sedang, vital sign pneumonia ditegakkan jika pada foto
didapatkan Tekanan darah 100/60 mmhg, toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
Nadi 110x/m, Suhu badan 38,5°C, progresif ditambah dengan 2 atau lebih
Respirasi 26x/m, saturasi Oksigen 96%
gejala :
dengan O2 Sungkup 8 lpm, pada
pemeriksaan thoraks didapatkan rhonki a) Batuk dahak/ purulent.
basah halus pada kedua lapang paru. dan b) Suhu tubuh > 38C /riwayat demam.
pada pemeriksaan penunjang c) Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-
laboratorium dapat dilihat pada tabel tanda konsolidasi, suara napas
adanya peningkatan leukosit 12.960 bronkial dan ronki.
(103/uL) dan neutrophil 86.300 (103/uL) d) Leukosit > 10.000 atau < 4500.
dan Pada pemeriksaan penunjang
radiologi didapatkan tampak bercak
infiltrate pada kedua lapang paru dan
adanya cardiomegaly
BAGAIMANA TATALAKSANA PNEUMONIA PADA KASUS
INI ?
• Penatalaksanaan pneumonia oleh American
Thoracic Society (ATS), untuk terapi yang
Pada pasien ini diberikan terapi suportif dianjurkan adalah terapi dengan golongan β-
yaitu sebagai berikut : lactam (cefotaxim, ceftriaxon,
• O2 sungkup 8 lpm ampicillin/sulbactam, dosis tinggi ampicillin
intravena) yang dikombinasi dengan makrolide
• IVFD Dextrose 5% 500ml : Ringer
atau doksisiklin oral atau intravena, atau
Laktat 500ml /12 jam (IV) pemberian fluroquinolon antipneumococcal
• Paracetamol 3 x 500mg (K.P) intravena saja.
• Inj. Cefotaxim 1 gr/ 8 jam (skin test)
(IV) • Pada kasus ini digunakan pemilihan
• Inj. Santagesik 1 amp/ 8 jam (IV) penatalaksanaan monoterapi yang digunakan
• N-asetilsistein 3 x 200mg (PO) adalah obat golongan β-lactam yaitu Cefotaxim
1gr/8jam sebagai agen tunggal.

• Tatalaksana pneumonia pada pasien ini • Penatalaksanaan Dual terapi yang dimaksud
sesuai dengan teori kerena sebelum adalah kombinasi antara regimen yang terdiri
antibiotika definitif diberikan antibiotik dari antibiotika β-lactam, makrolide, atau
empiris dan terapi suportif perlu fluroquinolon. Sedangkan monoterapi yang
diberikan untuk menjaga kondisi pasien. dimaksud adalah penggunaan golongan β-
lactam atau fluoroquinolon sebagai agen
tunggal.
MENGAPA PADA KASUS INI DI DIAGNOSIS DENGAN
DYSPEPSIA ?
• Dispepsia menurut kriteria Roma III adalah
suatu penyakit dengan satu atau lebih gejala
Karena pada anamnesis, pemeriksaan fisik
yang berhubungan dengan gangguan di
dan pemeriksaan penunjang didapatkan pada
gastroduodenal yaitu : Nyeri epigastrium, Rasa
kasus ini yaitu pasien sering telat makan,
terbakar di epigastrium, Rasa penuh atau tidak
setelah makan pasien merasa cepat kenyang,
nyaman setelah makan, Rasa cepat kenyang.
tidak bisa makan dan minum dikarenakan
Gejala yang dirasakan harus berlangsung
setiap kali makan pasien merasa mual.
setidaknya selama 3 bulan terakhir. Riwayat
Riwayat penyakit dahulu pasien mempunyai
penyakit seperti riwayat makanan (diet),
riwayat penyakit lambung, pasien juga
masalah psikologis dan factor social, sehingga
mempunyai masalah keluarga ± 9 bulan. Pada
memungkinkan mencari hubungan antara gejala
pemeriksaan fisik : tampak sakit sedang,
yang timbul dengan diet, aktifitas maupun
Tekanan darah 100/60mmhg, Nadi 110x/m,
stress. Pemeriksaan penunjang menurut teori
Respirasi 26x/m, saturasi oksigen 96% dengan
Biasanya meliputi hitung jenis sel darah
pemberian O2 8 lpm, pada pemeriksaan region
lengkap Jika ditemukan leukositosis berarti
abdomen didapatkan tekan pada regio
terdapat tanda – tanda infeksi.
epigastrium dan Pada pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan penunjang endoscopy merupakan
laboratorium didapatkan peningkatan leukosit
pemeriksaan baku pada dyspepsia, selain
12.960 (103/uL) dan neutrofil 86.300 (103/uL)
sebagai diagnostic sekaligus terapeutik.
dan terdapat penurunan Haemoglobin namun
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
namun tidak spesifik.
dan pemeriksaan penunjang maka diagnosis
kasus ini dengan dyspepsia sesuai dengan teori
BAGAIMANA PENATALAKSANAAN DYSPEPSIA ?

Pada pasien ini diberikan terapi farmakologi dan


non farmakologi untuk dyspepsia sebagai berikut : • Tatalaksana pada pasien ini sudah sesuai
dengan teori, pada dyspepsia belum
Terapi Farmakologi :
diinvestigasi Strategi tatalaksana optimal pada
• IVFD Dextrose 5% 500ml : Ringer Laktat fase ini adalah memberikan terapi empiric
500ml /12 jam (IV) selama 1-4 minggu sebelum hasil investigasi
• Omeprazol 40 mg/ 12 jam (IV) awal, yaitu pemeriksaan adanya ulkus, Obat
• Inj. Santagesik 1 gr/ 8 jam (IV) yang dipergunakan dapat berupa antasida, anti
• Sucralfat Sirup 4 x 1 cth (PO) sekresi asam lambung (PPI misalnya
• Domperidone sirup 4 x 1 cth (PO) omeprazole, rabeprazole dan lansoprazole
dan/atau H2-reseptor antagonis(H2RA),
Terapi Non Farmakologi : prokinetik, dan sitoprotektor (misalnya
• Diet makan makanan yang pedas, asam, kopi, rebamipide) dimana pilihan ditentukan
teh dan jahe berdasarkan keluhan dan riwayat pengobatan
• Edukasi Psikis pasien sebelumnya.
MENGAPA PASIEN INI DI DIAGNOSIS DENGAN STRESS ?

• Berdasarkan keluhan pasien ini didiagnosis


stress akut sesuai dengan teori. Stress adalah
ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan
oleh seseorang akan mengganggu dan dapat
• Karena pada anamnesis dan pemeriksaan menimbulkan reaksi fisiologis, emosi, kognitif,
fisik pasien sesak secara mendadak setelah maupun perilaku, Stress di bagi menjadi dua
marahan dengan anaknya, di karenakan yaitu stress akut dan stress kronis. tress dilihat
masalah keluarga, pasien juga mengatakan dari tanda dan gejala fisik yang muncul akibat
masalah dengan anaknya ± 9 bulan. Pada stres adalah mudah lelah, meningkatnya denyut
pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah jantung, insomnia, nyeri kepala, berdebar- debar,
110/60 mmhg, Nadi : 110x/m, Respirasi : nyeri dada, napas pendek, merasa sesak secara
26x/m Saturasi oksigen 96% dengan tiba-tiba bila dihadapkan dengan hal yang
pemberian Oksigen 8 lpm. membuat orang itu stress, gangguan lambung,
mual, tremor, ekstremitas dingin,wajah terasa
panas, berkeringat, sering flu, menstruasi
terganggu, otot kaku dan tegang terutama pada
bagian leher, bahu dan punggung.
BAGAIMANA PENTALAKSANAAN STRESS AKUT PADA
KASUS INI ?
Berdasarkan penatalaksanaan stress akut pada
pasien ini sudah sesuai dengan teori, menurut
teori Obat yang sering dipakai untuk mengobati
stress akut adalah obat anti cemas (anxietas)
golongan benzodiazepine seperti diazepam,
lorazepam, alprazolam dan anti depresi (anti
Terapi farmakologi dan non farmakologi stress depressant) golongan SSRI seperti fluoxetine,
akut pada pasien ini diberikan : sertraline.
Terapi Farmakologi Terapi psikoterapi adalah:

• Alprazolam 0,5 mg 2 x ½ tab • Pendekatan perilaku: Pendekatan perilaku


dilakukan dengan mengubah perilaku yang
menimbulkan stress akut
Terapi Non Farmakologi
• Pendekatan Kognitif: Pendekatan kognitif
• Edukasi psikis merupakan pendekatan yang bertujuan untuk
mengubah pola pikir individu agar berpikir
positif dan sikap yang positif
• Metode Coping Stres Menggunakan Teknik
Relaksasi: Relaksasi dilakukan dengan
tujuan untuk melepaskan semua ketegangan-
ketegangan yang selama ini dialami oleh
individu
BAGAIMANA DISPEPSIA DAPAT MENYEBABKAN
PNEUMONIA PADA KASUS INI ?

• Pada teori Penelitian yang


dilakukan di Taiwan juga
• Pada kasus ini dari riwayat penyakit
menunjukkan bahwa pasien dengan
dahulu Pasien mengaku tidak pernah
penggunaan PPI > 4 bulan memiliki
merasa sesak seperti saat ini dan
resiko pneumonia yang lebih tinggi.
Pasien juga mengaku mempunyai
secara signifikan lebih tinggi
riwayat penyakit lambung dan
daripada kasus kontrol. Dari kasus
sering berobat di puskesmas topo ±
diatas sudah sesuai dengan teori
8 bulan dan diberikan obat Antasida
bahwa penggunaan Obat golongan
dan Omeperazol
PPI yang lebih dari 4 bulan dapat
menyebabkan pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai