Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

Atrial Fibrilation

Oleh:
Indah Karuniawati Rame, S.Ked
Pembimbing:
dr. Magma Purnawan Putra Sp. JP
SMF/ BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF W.Z JOHANNES
KUPANG
2019
PENDAHULUAN
• Atrial Fibrilasi (AF) merupakan takikardia supraventikular dengan karakteristik aktivasi
atrium yang tidak terkoordinasi.

• Atrial fibrilasi merupakan salah satu jenis aritmia jantung yangpaling umum terjadi. AF
dialami oleh 1-2 % populasi dan meningkat dalam 50 tahun kedepan. Di Amerika Serikat
diperkirakan 2,3 juta penduduk menderita AF dengan lebih dari 10% berusia diatas 65
tahun dan diperkirakan akan terus bertambah menjadi 4,78 juta pada tahun 2035.

• AF seringkali tidak terdeteksi secara dini dan tidak mendapatkan perawatan yang
optimal sehingga faktor risiko kuat untuk kematian dengan peningkatan 1,5 – 1,9 kali
dalam analisis Framingham.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. AL
• Umur : 71 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Manulai I
• Status Pernikahan : Menikah
• Pendidikan terakhir : SD
• Suku Bangsa : Rote
• Pembayaran : BPJS kelas III
• Ruang : Teratai
• Tanggal MRS IGD : 23/12/2019 15.30 WITA
• Tanggal MRS ruangan : 23/12/2019
Keluhan utama
Sesak Nafas sejak 3 hari SMRS
(Didapat dari auto anamnesis di ruangan Teratai)
• Riw. Penyakit sekarang
• Pasien mengeluhkan sesak sejak 3 hari SMRS. Awalnya pasien mengalami batuk
berdahak berwarna putih pilek + 1 minggu terus menerus. Kemudian pasien mengalami
sesak pada saat bekerja kemudian pasien dibawah ke Puskesmas untuk diuap tetapi sesak
tidak membaik sehingga dibawah ke IGD. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada dada
sebelah kiri terasa tertikam tembus sampai punggung belakang dan tidak menjalar ke
tangan sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan + 5-10 menit nyeri ini sudah sering dirasakan
sejak + 1tahun lalu tetapi tidak seberat ini.Pasien juga mengalami jantung berdebar-debar 1
hari SMRS dan pasien sudah sering mengalami hal seperti ini sehingga pasien sudah
terbiasa. Pasien juga mengalami lemas seluruh tubuh dimulai dari kaki dan tangan 1 hari
SMRS. Pasien juga merasa cepat capek pada saat beraktivitas. Pusing (-), mual muntah (-),
demam (-). BAK dan BAB baik.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien sebelumnya memiliki riwayat stroke, hipertensi
dan jantung pada tahun 2017.
• Riwayat Keluarga : anak kandung laki-laki pasien juga
mengalami hipertensi.
• Riwayat Pengobatan : Pasien mengkonsumsi obat
tekanan darah tinggi, jantung dan stoke secara tidak
teratur, dan pasien juga tidak kontrol teratur di
Puskesmas Bakunase.
• Riwayat Kebiasaan :
• Pasien biasanya makan bubur setiap pagi dan makan
nasi, daging, telur, mie dan terkadang sayur pada siang
dan malam hari. Pasien juga sering terlambat makan.
Pasien juga sering mengkonsumsi teh dan kopi setiap
pagi. Pasien sering minum air dimana pasien biasanya
meminum air yang banyak > 10 gelas perharinya.
• Tempat Tinggal Pasien :
• Pasien sebenarnya tinggal rumah pasien yang beralamat
di Manulai II bersama anak dan anak mantunya beserta
cucunya.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
• Tanda Vital
• TD 140/100 mmHg
• Nadi 115x/menit, ireguler, kuat angkat
• Napas 20x/menit
• Suhu 36,8oC
• Status Gizi
• BB :58 kg
• TB : 160 cm
• IMT : 22.65 kg/m2
• Status Gizi : gizi baik
Pemeriksaan Fisik
• Kulit : Pucat (-), sianosis (-), ikterik (-)
• Kepala :
• Rambut : warna hitam, tidak mudah tercabut
• Mata : Cekung (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
• Telinga : Tanda peradangan (-/-), Jejas (-/-), Nyeri tekan mastoid
• (-/-), sekret (-/-)
• Hidung : Deformitas (-/-), deviasi septum (-/-), massa (-/-), cuping
hidung (-/-)
• Mulut : mukosa bibir kering, lidah kotor (-), tonsil T1/T1hiperemis (-/-)
• Leher : Pembesaran KGB (-/-), struma (-), pembesaran tyroid (-/-),
tekanan vena jugularis 6 cmH2O
Pemeriksaan Fisik
Thorax Pulmo
• Anterior
Cor
• Inspeksi : Pengembangan dada simetris,
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat retraksi (-/-)
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba • Palpasi : Nyeri tekan (-/-), taktil fremitus D=S
• Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4 • Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
• Auskultasi :
parasternal dextra
• Batas kiri jantung ICS 6 axillaris anterior Vesikuler Ronchi Wheezing
• Auskultasi : S1,S2 tunggal, ireguler,
+ + - - - -
murmur (+), gallop (-)
+ + - - - -
+ + + + - -
Pemeriksaan Fisik
Pulmo Posterior
• Inspeksi : Pengembangan dada simetris, retraksi (-/-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-/-), taktil fremitus D=S
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
• Auskultasi :

Vesikuler Ronchi Wheezing


+ + - - - -
+ + - - - -
+ + + + - -
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• Inspeksi : datar, jejas (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 10x/menit
• Palpasi : Distensi (-), hepar tidak dan lien tidak teraba dibawah arcus costae, shifting dullness (-), Nyeri
ketok sudut costovertebra (-/-), Nyeri tekan (-)
• Perkusi : Timpani, Liver span 10 cm

Ekstremitas : Jejas (-/-), edema (-/-), akral hangat (+/+), CRT > 2 detik
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium Hematologi
tanggal 23/12/2019 (Pukul :
17:25 WITA)
Pemeriksaan Penunjang.docx
Pemeriksaan Penunjang
Daftar Masalah Dan Rencana Penatalaksanaan

A. Clue and Cue • 2. Pemeriksaan Fisik


• 1. Anamnesis : • Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
• Sesak sejak 1 hari SMRS • Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
• Batuk berlendir berwarna putih sejak 1 minggu • Tanda Vital
SMRS • TD 140/100 mmHg
• Pilek sejak 1 minggu SMRS • Nadi 115x/menit, ireguler, kuat angkat
• Nyeri dada kiri terasa tertikam tembus • Napas 20x/menit
punggung belakang sejak 1 minggu SMRS. • Suhu 36,8oC
• Nyeri dirasakan + 5-10 menit nyeri ini sudah • Status Gizi
sering dirasakan sejak + 1tahun lalu.
• Jantung berdebar-debar 1 hari SMRS • BB :58 kg
• Lemas seluruh tubuh dimulai dari kaki dan • TB : 160 cm
tangan 1 hari SMRS. • IMT : 22.65 kg/m2
• Riwayat jantung, stroke dan hipertensi tahun • Status Gizi : gizi baik
2017, konsumsi obat tidak teratur. • Cor : S1S2 Tunggal, ireguler, Murmur (+)
Planning Diagnosa
Planning Terapi
• Echocardiografi Terapi Suportif
• Bedrest
Medikamentosa
Planning Monitoring
• Furosemid 2 ampul/12 jam IV • Keluhan utama
• Captopril 3x25mg PO
• Aspilet 1x80mg PO • TTV
• Digoxin 0-0-0.25mg PO • EKG
POMR
POMR.docx
TINJAUAN PUSTAKA
Atrial Fibrilation
• Definisi
aritmia jantung menetap yang paling umum didapatkan ditandai dengan
ketidakteraturan irama dan peningkatan frekuensi atrium sebesar 350-650
x/menit sehingga atrium menghantarkan implus terus menerus ke nodus AV.

Epidemiologi
Pada populasi umum prevalensi atrial fibrilasi terdapat sekitar1-2% dan
diperkirakan kejadian atrial fibrilasi akan terus meningkat 0,1% setiap tahunnya
pada populasi umur 50 tahun ke atas.
Etiologi
• Peningkatan tekanan atau resistensi atrium
• Proses Infiltratif dan Inflamasi
• Proses Infeksi
• Kelainan Endokrin
• Neurogenik
• Iskemik Atrium
• Obat-obatan
• Keturunan atau Genetik
Klasifikasi
American Heart Assoiation (AHA), atrial fibriasi (AF) dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
» AF deteksi pertama yaitu tahap dimana belum pernah terdeteksi AF sebelumnya dan
baru pertama kali terdeteksi.
» AF paroksimal bila atrial fibrilasi berlangsung kurang dari 7 hari. Lebih kurang 50%
atrial fibrilasi paroksimal akan kembali ke irama sinus secara spontan dalam waktu
24 jam. Atrium fibrilasi yang episode pertamanya kurang dari 48 jam juga disebut AF
Paroksimal.
» AF persisten bila atrial fibrilasi menetap lebih dari 48 jam tetapi kurang dari 7 hari.
Pada AF persisten diperlukan kardioversi untuk mengembalikan ke irama sinus.
» AF kronik atau permanen bila atrial fibrilasi berlangsung lebih dari 7 hari. Biasanya
dengan kardioversi pun sulit untuk mengembalikan ke irama sinus (resisten).
Patofisiologi
• Pada dasarnya mekanisme atrial fibriasi terdiri dari 2 proses, yaitu
proses aktivasi fokal dan multiple wavelet reentry. Pada proses
aktivasi fokal bisa melibatkan proses depolarisasi tunggal atau
depolarisasi berulang. Pada proses aktivasi fokal, fokus ektopik
yang dominan adalah berasal dari vena pulmonalis superior.
Selain itu, fokus ektopik bisa juga berasal dari atrium kanan, vena
cava superior dan sinus coronarius. Fokus ektopik ini
menimbulkan sinyal elektrik yang dapat mempengaruhi potensial
aksi pada atrium dan menggangu potensial aksi yang dicetuskan
oleh nodus sino-atrial (SA).
• Sedangkan multiple wavelet reentry, merupakan proses potensial
aksi yang berulang dan melibatkan sirkuit atau jalur depolarisasi.
Mekanisme multiple wavelet reentry tidak tergantung pada
adanya fokus ektopik seperti pada proses aktivasi fokal, tetapi
lebih tergantung pada sedikit banyaknya sinyal elektrik yang
mempengaruhi depolarisasi. Timbulnya gelombang yang menetap
dari depolarisasi atrial atau wavelet yang dipicu oleh depolarisasi
atrial prematur atau aktivas aritmogenik dari fokus yang tercetus
secara cepat.
• Pada multiple wavelet reentry, sedikit banyaknya sinyal
elektrik dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu periode refractory,
besarnya ruang atrium dan kecepatan konduksi. Hal ini
bisa dianalogikan, bahwa pada pembesaran atrium
biasanya akan disertai dengan pemendekan periode
refractory dan terjadi penurunan kecepatan konduksi.
Ketiga faktor tersebut yang akan meningkatkan sinyal
elektrik dan menimbulkan peningkatan depolarisasi serta
mencetuskan terjadinya atrial fibrilasi.
Tanda dan Gejala
• peningkatan denyut jantung,
• ketidakteraturan irama jantung
• ketidakstabilan hemodinamik
• pusing,
• kelemahan,
• kelelahan,
• sesak nafas
• nyeri dada.
Faktor Risiko
• Usia di atas 50 tahun
• Kelainan Jantung
• Diabetes militus
• Hipertiroidisme
• Penyakit paru
• Neurogenik
Tatalaksana
• Mencegah pembekuan darah (tromboembolisme)
• Pengendalian denyut jantung
• Mengembalikan irama jantung
• Operatif
PEMBAHASAN
Teori Kasus
 aritmia jantung menetap yang paling
umum didapatkan ditandai dengan
ketidakteraturan irama dan peningkatan
frekuensi atrium sebesar 350-650 x/menit  Pasien sering mengalami jantung
sehingga atrium menghantarkan implus berdebar- debar, sering merasa cepat capek
terus menerus ke nodus AV. dan lelah, pasien juga sering mengalami
 Atrial fibrilasi juga memberikan gejala sesak nafas yang semakin hari semakin
lain yang diakibatkan oleh penurunan memberat dan nyeri pada dada.
oksigenisasi darah ke jaringan, seperti
pusing, kelemahan, kelelahan, sesak nafas
dan nyeri dada.
Teori Kasus
Gejala dari atrial fibrilasi adalah peningkatan
denyut jantung, ketidakteraturan irama jantung dan Nadi 115x/menit, ireguler, kuat angkat.
ketidakstabilan hemodinamik.
Teori Kasus
Gambaran elektrokardiogram atrial fibrilasi adalah Hasil EKG
irama yang tidak teratur dengan frekuensi laju jantung Irama asinus
bervariasi (bisa normal/lambat/cepat). Jika laju jantung HR 69 bps Ireguler
Normoaxis
kurang dari 60 kali permenit disebut atrial fibrilasi
Gel P tidak dapat dievaluasi
dengan respon ventrikel lambat (SVR), jika laju jantung
Kompleks QRS normal
60-100 kali permenit disebut atrial fibrilasi respon Gel T normal
ventrikel normal (NVR) sedangkan jika laju jantung Atrial Fibrilation Normal Ventrikel Respon
lebih dari 100 kali permenit disebut atrial fibrilasi
dengan respon ventrikel cepat (RVR). Kecepatan QRS
biasanya normal atau cepat dengan gelombang P tidak
ada atau jikapun ada menunjukkan depolarisasi cepat dan
kecil sehingga bentuknya tidak dapat didefinisikan.
Teori Kasus
Mencegah pembekuan darah  Captopril 3x25mg PO
(tromboembolisme).
 Aspilet 1x80mg PO
Pengendalian denyut jantung
 Digoxin 0-0-0.25mg PO
Mengembalikan irama jantung
Kesimpulan
Pasien seorang perempuan umur 71 tahun datang dan didiagnosis AF
yang diduga disebabkan karena peningkatan tekanan atau resistensi atrium
oleh karena peningkatan usia, dimana faktor usia berpengaruh terhadap
atrial fibrilasi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi resiko
terjadinya atrial fibrilasi. Usia merupakan salah satu faktor terkuat dalam
kejadian atrial fibrilasi. Sebuah studi di Framingham menyebutkan bahwa
meningkatnya kejadian atrial fibrilasi pada beberapa kondisi yaitu usia di atas
50 tahun. Pasien juga mendapatkan penanganan yang sesuai untuk
penyakitnya dan pasien pulang dan mengikuti control di poli jantung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai