Anda di halaman 1dari 51

PERSISTENT DUCTUS

ARTERIOSUS

PEMBIMBING :
Dr. KISHORE RJ SISWAN,SpA

OLEH :
Angela Vanessa
FK UKRIDA 11-2006-135
Identitas
• Nama : An. SD
• No. RM : 22 35 32
• Umur : 4 tahun 9 bulan
• Tanggal lahir : 05/09/2003
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Tanggal masuk : 20/06/2008
(sudah dirawat 7 hari di IKA II)
Anamnesa
• Keluhan utama : batuk pilek
• Riwayat Penyakit Sekarang :
– 2 hari SMRS pasien batuk tidak
berdahak, disertai pilek, sekret
cair dan bening. Demam, sesak
nafas, keringat malam, sianosis, dan
muntah disangkal.
– Sebelumnya pasien berobat ke
puskesmas dan dicurigai ada
kelainan jantung sehingga dirujuk
ke RS. Sekarang pasien sudah 7
hari dirawat di IKA II, kondisi
pasien saat ini baik, tidak ada
keluhan. Pasien cepat lelah, kurang
aktif dan kurang nafsu makan.
• Riwayat penyakit dahulu
– Sejak bayi, pasien sering sakit
batuk dan pilek
– TB paru saat umur 1 tahun

• Riwayat penyakit keluarga


– Penyakit Jantung bawaan disangkal
• Riwayat Kehamilan
– Perawatan antenatal teratur setiap
bulan.
– Penyakit selama kehamilan tidak
ada.

• Riwayat persalinan
– Lahir spontan, gemelli II, 34
minggu, ditolong bidan. BBL 1400
gram. Langsung menangis.
Perkembangan Fisik
• Pertumbuhan gigi I = 6 bulan
• Psikomotor

Umur Umur
Tengkurap -- Berjalan 2,5 th
Duduk -- Bicara 1,5 th
Berdiri -- Baca-tulis -

• Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan


tidak sesuai umur
Riwayat Makanan
Makanan biasa Frekuensi
• Nasi : 2x/hari, @ 3-4 sendok makan
• Sayur : 1x/hari @ 1 sendok makan
• Daging / ikan : 2x/minggu @1 potong kecil
• Telur : 2-3x/minggu @1 butir
• Tahu / tempe : 1-2x/hari @ 1 potong
• Susu : Dancow, 3-4x/hari

Kesan : kualitas dan kuantitas makanan kurang.


Riwayat Imunisasi
I II III Ulangan
BCG + - - -
DPT + + + -
Polio + + + -
Campak + - - -
Hep B + + - -
Kesan : Pemberian imunisasi dasar dan ulangan tidak
lengkap
Pemeriksaan Fisik 27 Juni 2008
Tinggi Badan: 101 cm
Berat Badan: 12 kg
Status Gizi : 12 / 16 x 100% = 75 %
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/50 mmHg
Nadi : 109 x/menit, reguler, cukup,ekual
Suhu axilla: 36,7 º C
RR : 35 x/mnt, thorakoabdominal
• Kepala: Normocephal, UUB sudah menutup
• Muka : Raut muka tenang, nyeri tekan sinus (-)
• Mata : Kelopak mata tidak cekung dan tidak
oedem, ptosis (-), CA-/-, SI -/-, pupil
bulat, isokor
• Telinga : Normotia, serumen +/- , membrane
timpani sulit dinilai.
• Hidung : Bentuk normal, cavum nasi lapang.
Septum deviasi (-), konka hiperemis-/-,
secret -/-
• Mulut : Bibir sianosis (-), pucat (-). Selaput lendir
basah. Tonsil T1-T1 tenang. Faring tenang.
• Leher : Bentuk normal, trakea lurus di tengah,
KGB tidak teraba. JVP 5±2 cmH2O.
• Thorax : Bentuk pektus karinatum,
sikatriks (-), benjolan (-),
retraksi supra sternal
• Paru
– Inspeksi : simetris, tipe pernafasan
torakoabdominal.
– Palpasi : Vocal fremitus kedua
hemitoraks sama.
– Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
– Auskultasi : Suara nafas vesikuler,
Ronkhi -/-, wheezing -/-
• Jantung

– Inspeksi : Ictus cordis tampak


pada sela iga V linea
midclavicula sinistra

– Palpasi : Ictus cordis teraba


pada sela iga V, linea midclavicula
sinistra, kuat angkat, thrill +.
– Perkusi :
• Batas kanan: sela iga VI, linea parasternalis
• Batas kiri: sela iga VII, linea axillaris ant
• Batas atas: sela iga III, linea midclavicula

– Auskultasi: Bunyi jantung I-II reg, bising


sistolik dan diastolik (+) kontinu pada sela iga
II linea parasternal sinistra, menjalar
infraklavikular sampai punggung. Derajat
bising 3/6. Gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : Datar, tidak ada benjolan.
– Palpasi : Supel, turgor kulit baik, massa (-),
ballotemen (-), hepar lien tidak
teraba.
– Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
– Auskultasi : BU (+)
• Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), jari tabuh(-).
• Pemeriksaan Neurologis :
Refleks fiologis : +
Refleks patologis : -
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Thorax (tgl 03/06/08)
– Kesan : Kardiomegali
• Echocardiografi (tgl 04/06/08)
– Kesan : PDA
• Catheterisasi (tgl 23/06/08)
– Kesimpulan : PDA
• Laboratorium (tgl 27/06/08)
– Hasil Nilai Rujukan
• Hb 12,3 13-18 g/dl
• Ht 36 40-52 %
• Eritrosit 4,3 4,3-6,0 juta/ul
• MCV 84 80-96 fl
• MCH 29 27-32 pq
• MCHC 34 23-36 g/dl
• Leukosit 8100 4500-13500/ul
• Basofil 0 0-1 %
• Eosinofil 1 1-3 %
• Batang 2 2-6 %
• Segmen 48 50-70 %
• Limfosit 48 20-40 %
• Monosit 1 2-8 %
• Trombosit 196.000 150rb-400rb /ul
• Prot total 7,1 6-8,5 g/dl
• Albumin 4,4 3,5-5,0 g/dl
• Globulin 2,7 2,5-3,5 g/dl
• Bil Total 1,0 < 1,5 mg/dl
• SGPT 37 < 40 U/L
• SGOT 26 < 35 U/L
• Ureum 20 20-50 mg/dl
• Kreatinin 1 0,5-1,5 mg/dl
• Natrium 148 135-145 mEq/L
• Kalium 5,4 3,5-5,3 mEq/L
• Klorida 109 100-106 mEq/L
• Alkali Fosfatase 206 < 258 u/L
Resume
Pasien ♀,4 tahun 9 bulan, BB 12 kg,PB 101
cm, status gizi moderate malnutrision. 2
hari SMRS batuk pilek. Demam, sesak
nafas, keringat malam, sianosis, muntah
disangkal, dan dicurigai ada kelainan
jantung. Sekarang pasien sudah 7 hari
dirawat di IKA II untuk rencana operasi,
kondisi pasien saat ini baik dan tidak ada
keluhan.
Sejak bayi hampir setiap bulan pasien
terkena sakit batuk dan pilek. Pasien
juga terlihat kurang aktif dan kurang
nafsu makan. Pasien pernah
menderita TB paru saat umur 1 tahun.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan
bentuk thorak pektus karinatum dan
terdapat retraksi supra sternal. Pada
jantung, ictus cordis tampak dan
teraba pada sela iga V linea
midclavicula sinistra, kuat angkat,
thrill +,
• terdapat pelebaran batas jantung
dengan batas kanan jantung pada sela
iga VI linea parasternalis dextra,
batas kiri jantung pada sela iga VII
linea axillaris anterior, dan batas atas
jantung pada sela iga III linea
midclavicula sinistra.
• Juga terdapat bising pansistolik
kontinu pada sela iga II linea
parasternal sinistra, menjalar
infraklavikular sampai punggung,
dengan derajat bising = 3/6.
Pada pemeriksaan foto thorax
didapatkan kesan kardiomegali,
echocardiografi : kesan PDA,
catheterisasi : kesan PDA.
Pemeriksaan laboratorium dalam
batas normal.
Diagnosa Kerja
D/ Etiologi = jantung bawaan asianotik
D/ Anatomi = Persisten Duktus Arteriosus (PDA)
D/ Fungsional =NYHA kelas II

Diagnosa Banding
VSD
Rencana Pemeriksaan
• Konsultasi ke bagian Bedah Thorak
• Konsultasi ke bagian Gigi dan Mulut
• Konsultasi ke bagian THT

Penatalaksanaan
• Operasi : Ligasi PDA
• Lytamin syr 1 x cth 1
Prognosis
• Ad vitam : Dubia ad bonam
• Ad functionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
Follow Up
27 Juni 2008
• Subjektif : Tidak ada keluhan
• Objektif :
– KU : tampak sakit sedang, Kesadaran : CM
– TD 100/50 mmHg RR 35 x/m Nadi 109 x/m S 36,7oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Pektus karinatum, retraksi supra sternal
– cor → BJ I-II reg, bising (+) kontinu, gallop (-)
– pulmo → SN vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).
• Asessment : PDA post catheterisasi hari ke 4
• Planning : Rencana konsul bedah thorak
Lytamin 1 x 1 cth
29 Juni 2008

• Subjektif :Demam (+), pilek (+), batuk (+) dahak (-)


• Objektif :
– KU : tampak sakit sedang, Kesadaran : CM
– TD 100/60 mmHg RR 30 x/m Nadi 100 x/m S 37,2oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Pektus karinatum, retraksi supra sternal
– cor → BJ I-II reg, bising (+) kontinu, gallop (-)
– pulmo → SN vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).
• Asessment : PDA post catheterisasi hari ke 6
• Planning : Rencana konsul bedah thorak
Cefadroxil 200mg 3 x 1
Paracetamol syr 3 x 1 cth (jika perlu)
Fluimucyl 100mg 3 x 1
Lytamin 1 x 1 cth
01 Juli 2008

• Subjektif :Demam (-), pilek (-), batuk (+) dahak (-)


• Objektif :
– KU : tampak sakit sedang, Kesadaran : CM
– TD 100/50 mmHg RR 32 x/m Nadi 106 x/m S 36,1oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Pektus karinatum, retraksi supra sternal
cor → BJ I-II reg, bising (+) kontinu, gallop (-)
pulmo → SN vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).
– Lab
Hasil Nilai Rujukan
pH 7,328 7,37-7,45
pCO2 43,5 32-46 mmHg
pO2 84,2 71-104 mmHg
HCO3 22,3 21-29 mEq/L
BE -3,6 -2 - +2 mEq/L
O2 Saturation 95,6 94-98 %
• Asessment : PDA post catheterisasi hari ke 8
• Planning : Rencana konsul bedah thorak
Cefadroxil 200mg 3 x 1
Paracetamol syr 3 x 1 cth (jika perlu)
Fluimucyl 100mg 3 x 1
Lytamin 1 x 1 cth
2 Juli 2008

• Subjektif : Tidak ada keluhan


• Objektif :
– KU : tampak sakit sedang, Kesadaran : CM
– TD 100/60 mmHg RR 38 x/m Nadi 103 x/m S 35,8oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Pektus karinatum, retraksi supra sternal cor
→ BJ I-II reg, bising (+) kontinu, gallop (-) pulmo → SN
vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).
• Asessment : Pre op PDA
• Planning : Rencana konsul bedah thorak
Lytamin 1 x 1 cth

• * Telah dilakukan operasi thorakotomi untuk ligasi PDA


3 Juli 2008

• Subjektif : Batuk (+) dahak (-)


• Objektif :
– KU : tampak baik, Kesadaran : CM
– TD 100/70 mmHg RR 26 x/m Nadi 96 x/m S 36oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Luka operasi tertutup kassa
cor → BJ I-II reg, murmur (-), gallop (-)
pulmo → SN vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).
– Lab
Hasil Hasil
Prot total 5,4* Albumin 3,7
Globulin 1,7* Bil Total 0,7
SGPT 13 SGOT 50*
Ureum 15* Kreatinin 0,8
Natrium 136 Kalium 3,5
Klorida 104 Alkali Fosft 251
Glukosa sewaktu 76 pH 7,288*
pCO2 44,7 pO2 99,8
HCO3 20,9 BE -5,6*
O2 Saturation 98,9
• Asessment: Post op ligasi PDA hari ke 1
• Planning : IVFD KaEn 3B 3 t/m
Cefotaxim 2 x 250mg
Rantin 2 x ½ amp
Digoxin 1 x ¼ tab
Vit C 1 x200mg
4 Juli 2008

• Subjektif : Tidak ada keluhan


• Objektif :
– KU : tampak baik, Kesadaran : CM
– TD 100/70 mmHg RR 24 x/m Nadi 100 x/m S 36oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Luka operasi tertutup kassa
cor → BJ I-II reg, murmur (-), gallop (-)
pulmo → SN vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).

• Asessment : Post op ligasi PDA hari ke 2


• Planning : Aff infus
Cefotaxim 2 x 250mg
Rantin 2 x ½ amp
Digoxin 1 x ¼ tab
Vit C 1 x200mg
7 Juli 2008

• Subjektif : Tidak ada keluhan


• Objektif :
– KU : tampak baik, Kesadaran : CM
– TD 100/70 mmHg RR 24 x/m Nadi 96 x/m S 36oC
– Mata : CA-/-, SI-/-
– THT : serumen (+) AD-AS, secret (-), perdarahan (-)
– Thorax : Luka operasi tertutup kassa
cor → BJ I-II reg, murmur (-), gallop (-)
pulmo → SN vesikuler, rhonki (-), Wheezing (-)
– Abdomen : supel, BU (+) normal, timpani.
– Extremitas : akral hangat,sianosis (-),clubbingfinger (-).
• Asessment : Post op ligasi PDA hari ke 5
• Planning : Pasien boleh pulang, obat oral dilanjutkan
Cefotaxim 2 x 250mg
Digoxin 1 x ¼ tab
Vit C 1 x200mg
Konsul 1 minggu lagi
Tinjauan Pustaka

Persisten Ductus Arteriosus (PDA)


merupakan gagalnya penutupan pada
ductus arteriosus sehingga darah
aorta dialirkan ke dalam arteri
pulmonalis. Selama kehidupan janin
kebanyakan dari darah arterial
pulmonal dialirkan melalui ductus
arteriosus ke dalam aorta.
Penutupan fungsional duktus normalnya
terjadi 10-15 jam sesudah lahir dan
menjadi ligamentum arteriosum pada
usia 2-3 minggu.
Penderita wanita melebihi laki-laki
(2:1), juga banyak terjadi pada bayi
prematur dan BBLR.
Penyebab paling sering adalah karena
infeksi rubella ibu selama awal
kehamilan.
Patofisiologi

Pada saat lahir, duktus arteriosus


tetap terbuka, sehingga darah dari
ventrikel kiri ke aorta, kemudian
menuju a.pulmonalis (kebalikan
sirkulasi janin). Aliran dalam duktus
terjadi saat systole maupun diastole
sehingga terdengar bising kontinyu.
Karena darah aorta ada yang mengalir
melalui duktus, ventrikel kiri harus
bekerja lebih berat dan tekanan
diastole lebih rendah. Sehingga
amplitudo nadi menjadi besar, pada
kapiler akan tampak denyutan (water
hammer pulse).
Gambaran Klinis

• Pada beberapa kasus PDA tidak


menimbulkan gejala klinik, pada umumnya
gejala tersebut adalah takikardi,
gangguan pernafasan, nafas pendek,
kesulitan makan, sering menderita infeksi
saluran napas, cepat lelah, dan banyak
berkeringat.
• Terdapat tanda-tanda fisik yang
mencolok seperti tekanan nadi yang
lebar, akibat kebocoran darah dari
aorta pada waktu systole maupun
diastole. Juga terdapat pembesaran
jantung, tetatp dapat berukuran
normal bila duktus kecil.
• Impuls apeks jelas, dan pada pembesaran
jantung, mengangkat. Getaran maksimalnya
pada sela iga 2 kiri. Terdapat bising
kontinyu mulai segera sesudah mulainya
bunyi pertama, mencapai intensitas
maksimal pada akhir systole, dan menyusut
pada akhir diastole. Bising ini mungkin
terlokalisasi di sela iga 2 kiri atau menjalar
ke bawah linea parasternalis kiri atau ke
klavikula kiri.
Pemeriksaan Penunjang

• Foto Thorak
• EKG
• Echocardiografi
• Kateterisasi Jantung
Diagnosis Banding

• Fistula arteriovena koroner


• Fistula arteriovena pulmonal
• Stenosis pulmonal perifer
• Insuffisiensi aorta
• VSD
• Fistula arteriovena sistemik
Tatalaksana

• Operasi penutupan PDA dengan


pemotongan duktus. Pada pengikatan selalu
memberi peluang terjadinya rekanalisasi.
• Pemberian inhibitor prostaglandin
(indometacin) dapat memacu penutupan
duktus pada bayi prematur berumur < 7
hari, dengan dosis 0,2mg/kgBB/12jam
diberikan 3 x. Tetapi efeknya hanya
sementara, sehingga tetap perlu dilakukan
operasi.
Analisa Kasus

Pada pasien ini didapatkan diagnosa PDA yang


ditegakkan berdasarkan :
• Pasien ♀ lahir prematur, BBLR, sering sakit batuk
dan pilek sejak bayi, cepat lelah, kurang aktif dan
kurang nafsu makan.
• Menurut kepustakaan, Penderita wanita melebihi
laki-laki (2:1), juga banyak terjadi pada bayi
prematur dan BBLR. Dengan gejala klinis takikardi,
gangguan pernafasan, nafas pendek, kesulitan
makan, sering menderita infeksi saluran napas,
cepat lelah, dan banyak berkeringat.
• Ictus cordis tampak dan teraba pada
sela iga V linea midclavicula sinistra,
kuat angkat, thrill +. Terdapat
pembesaran jantung. Juga terdapat
bising sistole dan diastole kontinu
pada sela iga II linea parasternal
sinistra, menjalar infraklavikular
sampai punggung, dengan derajat
bising 3/6.
• Menurut kepustakaan, pada kasus PDA
sedang atau besar, jantung membesar
sedang atau sangat menbesar. Impuls
apeks jelas, dan pada pembesaran jantung,
mengangkat. Terdapat bising kontinyu
mulai segera sesudah mulainya bunyi
pertama, mencapai intensitas maksimal
pada akhir systole, dan menyusut pada
akhir diastole. Bising ini mungkin
terlokalisasi di sela iga 2 kiri atau menjalar
ke bawah linea parasternalis kiri atau ke
klavikula kiri.
• Pada pemeriksaan penunjang dengan
pemeriksaan foto thorax didapatkan
kesan kardiomegali, echocardiografi :
kesan PDA, catheterisasi : kesan
PDA.
• Menurut kepustakaan, pada kasus PDA
terdapat pembesaran jantung dan dapat
dilihat dengan adanya kardiomegali pada
foto thorak. Dengan pemeriksaan
echokardiografi dapat secara langsung
memperlihatkan duktus arteriosus.
Kateterisasi mungkin masih diperlukan bila
dicurigai terdapat hipertensi pulmonal atau
diduga ada kelainan penyerta lain.
• Untuk penatalaksanaan PDA pada
pasien ini yaitu dilakukan operasi
ligasi duktus. Menurut kepustakaan
Operasi penutupan PDA dengan
pemotongan duktus. Pada pengikatan
selalu memberi peluang terjadinya
rekanalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Dalam : Hassan R, Alatas H,
Latief A, Penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2, Jakarta :
Balai Penerbit, 1985. h. 715-6.
• Bernstein Daniel. Duktus Arteriosus Paten. Dalam : Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, Penyunting. Nelson Ilmu kesehatan Anak. Edisi
ke-15, 2000.h.1582-4.
• Markum, AH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1, Jakarta : Balai
Penerbit, 1991. h 563-7
• Keller Roberta, Cyman Ronald. Persistent Doppler Flow Predicts Lack of
Response to Multiple Courses of Indomethacin in Premature Infants
With Recurrent Paten Ductus Arteriosus. American Academy of
Pediatrics 2008; diambil dari : http://www.pediatrics.org diakses tanggal
5 Juli 2008.
• Sekar KC, Corff KE. Treatment of patent ductus arteriosus. Journal of
Perinatology 2008; diambil dari : www.yahoo.com. Diakses tanggal 5 Juli
2008.
• McCurnin Donald. Effect of Ductus Ligation on Cardiopulmonary Function
in Premature Baboons. Diambil dari : www.yahoo.com. Diakses tanggal 5
juli 2008.
• Mudiyono Bambang, dkk. Penanganan Penyakit Jantung Pada Bayi dan
Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2005. h 10-3.
• Mirzanie H, Leksana. Buku Saku Anak Pediatricia. Jogjakarta : Tosca
Enterprise, 2006. h III.17-20

Anda mungkin juga menyukai