Anda di halaman 1dari 64

MALARIA VIVAX

Oleh: dr. Marisa Perucana Sinambela

Dokter Pendamping: dr. Anggy Lestari

Dokter Pembimbing: dr. Deiby Saranty, Sp.PD


BAB I
PENDAHULUAN

 Malaria masih merupakan problem


kesehatan masyarakat secara global
dan memerlukan perhatian khusus.

 Malaria tersebar luas di seluruh


dunia, baik di daerah tropis,
subtropis, maupun daerah beriklim
dingin.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Tn. M
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Desa Putat Atas, Kec. Sei Pandan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh
No. RM : 11.19.10
MRS : 09 Februari 2017
Tanggal pemeriksaan : 10 Februari 2017
SUBYEKTIF

Keluhan Utama: Demam


Riwayat Penyakit Sekarang:

• Pasien datang ke IGD RSUD Pambalah


Batung dengan keluhan demam yang dialami
sejak 2 minggu yang lalu. Demam dialami
naik turun setiap harinya, meninggi pada
malam hari. Demam disertai menggigil pada
malam harinya, dan keringat tanpa melakukan
aktivitas berat. Kesulitan tidur juga dialami
pasien. Pasien juga mengeluhkan 1 minggu
terakhir sering pusing, mudah merasa lelah.
SUBYEKTIF
Riwayat Penyakit Sekarang:

• Pasien mengeluhkan selera makan berkurang, dan mengalami


penurunan berat badan yang tidak diketahui nilainya. Riwayat
mengalami keluhan yang sama sebelumnya disangkal pasien.
• Buang air kecil normal dengan frekuensi 3x/hari, warna
kemerahan, kencing seperti keluar pasir (-), nyeri saat buang air
kecil (-), dan darah (-). Buang air besar berwarna merah atau
hitam (-), BAB tidak ada keluhan.
SUBYEKTIF

Riwayat Penyakit Dahulu:


• Riwayat malaria disangkal
• Riwayat diabetes melitus, tekanan darah tinggi, asma,
keganasan, sakit jantung disangkal pasien

Riwayat Penyakit Keluarga:


• Riwayat malaria pada keluarga, teman kerja, dan tetangga
disangkal pasien
• Riwayat diabetes melitus, tekanan darah tinggi, asma,
keganasan dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal
• Tetangga sebelah rumah pasien sedang dalam pengobatan
TB
SUBYEKTIF

Riwayat Pengobatan:
Pasien mengobati keluhannya dengan pengobatan tradisional.
Keluhan tidak berkurang

Riwayat Pribadi:
Pasien bekerja sebagai buruh pekerja kayu di hutan di daerah
Kalimantan Timur

Riwayat Alergi:
Riwayat alergi makanan dan alergi obat disangkal pasien
OBYEKTIF

Status Generalisata
• Keadaan Umum :sedang
• Kesadaran :compos mentis
• GCS :E4V5M6
• Status Gizi
• Berat Badan :58 kg
• Tinggi Badan :165 cm
• BMI :21,3 (normal)
• Vital Sign
• Tekanan Darah :110/80 mmHg
• Nadi :94 x/menit, regular dan kuat angkat
• Frekuensi Nafas :24 x/menit, regular dan simetris
• Suhu :36,1ºC, suhu aksiler
• SpO2 :98% tanpa O2
STATUS LOKALISATA

Kepala:
Ekspresi wajah : normal
Bentuk dan ukuran : normal
Rambut : normal
Edema : (-)
Malar rash : (-)
Parese N. VII : (-)
Nyeri tekan kepala : (-)
Massa : (-)
STATUS LOKALISATA

Mata:
• Simetris
• Alis : normal
• Exopthalmus (-/-)
• Ptosis (-/-)
• Edema palpebra (-/-)
• Konjungtiva: pucat (+/+), hiperemia (-/-)
• Sclera : icterus (-/-), hyperemia (-/-), pterygium (-/-)
• Pupil : isokor, bulat, refleks pupil (+/+), miosis (-/-), midriasis (-/-)
• Kornea : normal
• Lensa : katarak (-/-)
• Pergerakan bola mata ke segala arah : normal
• Nyeri (-) pada penekanan
STATUS LOKALISATA

Telinga:
• Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan
• Lubang telinga : normal, secret (-/-)
• Nyeri tekan tragus : (-/-)
• Peradangan pada telinga: (-)
• Pendengaran : kesan normal
Hidung:
• Simetris, deviasi septum (-/-)
• Napas cuping hidung (-/-)
• Perdarahan (-/-), secret (-/-)
• Penciuman kesan normal
STATUS LOKALISATA

Mulut:
• Simetris
• Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis (-), pursed lips
breathing (-)
• Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)
• Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah berselaput
(-), tremor (-), lidah kotor (-)
• Gigi : dalam batas normal
• Faring : hiperemis (-), pus (-), perdarahan (-)
STATUS LOKALISATA

Leher:
• Kaku kuduk (-)
• Scrofuloderma (-)
• Pemb.KGB (-)
• JVP : 5 + 2 (tidak meningkat)
• Otot bantu nafas SCM aktif (-)
• Pembesaran kelenjar thyroid (-)
THORAKS

1. Inspeksi:
• Bentuk & ukuran : normal, simetris
• Pergerakan dinding dada : simetris
• Permukaan dada : papula (-), petechiae (-), purpura (-),
ekimosis (-), spider naevi (-), vena
kolateral (-), massa (-), ginekomasti (-)
• Penggunaan otot bantu nafas : hipertrofi (-)
• Iga dan sela iga : simetris
• Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: retraksi (-), simetris
• Fossa jugularis : tidak tampak deviasi
• Tipe pernapasan : abdominal torakal
• Ictus cordis : tidak tampak
THORAKS

2. Palpasi:
• Trakea : deviasi (-)
• Nyeri tekan (-), benjolan (-), edema (-), krepitasi (-)
• Gerakan dinding dada : simetris
• Fremitus vocal : normal
• Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra
THORAKS

3. Perkusi:
Sonor Sonor
• Densitas
Sonor Sonor

Sonor Sonor
• Batas paru-hepar:
• Inspirasi : ICS VI
• Ekspirasi : ICS IV
• Batas paru-jantung:
• Kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra
• Kiri : ICS V linea mid clavicula sinistra
THORAKS

4. Auskultasi:
• Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-), suara
tambahan (-)
• Pulmo :
Vesikuler Vesikuler

Vesikuler Vesikuler

Vesikuler Vesikuler
ABDOMEN

Inspeksi:
• Distensi (-), mengikuti gerak nafas, darm countuor (-), darm
steifung (-).
• Umbilicus: masuk merata
• Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), ikterik
(-), massa (-), vena kolateral (-), caput meducae (-), papula (-),
petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), spider nevy (-)

Auskultasi:
• Bising usus (+) normal, frekuensi 12 x/menit
• Metallic sound (-)
• Bising aorta (-)
Perkusi: Timpani Timpani
Timpani Timpani
Timpani Timpani
• Nyeri ketok (-)
• Shifting dullness (-)

Palpasi:
• Nyeri tekan (-)
• Massa (-), hepar dan renal tidak teraba
• Pembesaran Lien: Schuffner III
EKSTREMITAS

• Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edema -/-, deformitas


-/-, ikterik -/- , pucat +/+
• Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/-, deformitas
-/-, ikterik -/-, pucat +/+
• Pergerakan sendi : dalam batas normal

• Genitourinaria: Tidak dievaluasi


RESUME

Anamnesis:
• Laki – laki, 32 tahun
• Demam
• Disertai menggigil pada malam hari dan berkeringat.
• Pusing
• Mudah lelah
• Sulit tidur
• Nafsu makan menurun, lemas (+)
• Terdapat penurunan berat badan
• Bekerja sebagai pekerja kayu di hutan di daerah Kalimantan
Timur
PEMERIKSAAN FISIK

• Vital Sign
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Nadi : 94 x/menit, regular dan kuat angkat
• Frekuensi Nafas : 24 x/menit, regular dan simetris
• Suhu : 36,1ºC, suhu aksiler
• SpO2 : 98% tanpa O2
• Mata : Konjungtiva pucat (+/+)
• Abdomen : Pembesaran Lien (Schuffner III)
• Ekstremitas Atas : Pucat
• Ekstremitas Bawah : Pucat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap (09 Februari 2017)

PARAMETER NILAI NORMAL


HEMOGLOBIN 4,10 12 - 16 G/DL
ERYTROSIT 1, 39 3,5 – 5,5 X 106 /µL

HEMATOKRIT 11, 40 40,0 – 50,0 %

MCV 82, 40 80 – 96 fL

MCH 30, 10 28 – 33 pg

LEUKOSIT 3.600 4.000- 11.000/ mm3

TROMBOSIT 99.000 100.000 – 400.000/mm3

GOLONGAN DARAH O
KIMIA DARAH
09 Februari 2017

Parameter Nilai Rujukan

- GDS 153 70-200 mg/dl

- Cholesterol 149 < 200 mgl/dl

- SGOT 29 0 – 40 U/L

- SGPT 32 0 – 41 U/L

- Urea 23,70 10 – 50 mg/ dl

- BUN 4,70 – 23,40 mg/dl


11

- Creatinine 0,90 0,90 – 1,30 mg/dl


PARASITOLOGI

Jenis Pemeriksaan Hasil

Malaria P. VIVAX +
GAMETOSIT
ASSESSMENT

• Malaria Vivax
• Anemia Gravis
PLANNING

Diagnostik: -
Terapi:
Medikamentosa:
• IVFD RL 18 tetes per menit
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Ambroxol 3 x 30 mg
• Darplex 1 x 3 tab
• Primakuin 1 x 1 tab
• Sulfas Ferosus 2 x 300 mg
• Asam Folat 1 x 400 mcg
• Rencana Transfusi PRC 1 kolf
Monitoring:
• Keluhan dan tanda vital harian
• Cek laboratorium parasit count

Prognosis:
• Dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN

Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Planning


11 Demam (-), sakit KU: sedang - Malaria Vivax • IVFD RL 18 tetes per menit
Februari kepala (+) selera Kes: CM - Anemia Gravis • Paracetamol 3 x 500 mg
2017 makan menurun (<), GCS: E4V5M6 • Ambroxol 3 x 30 mg
mual (+), muntah (-), TD: 160/80 mmHg • Darplex 1 x 3 tab
batuk berdahak, BAB N :86 x/menit, regular dan • Primakuin 1 x 1 tab
(+) dan BAK (+) kuat angkat • Sulfas Ferosus 2 x 300 mg
normal RR: 22 x/menit, regular dan • Asam Folat 1 x 400 mcg
simetris • Rencana transfusi PRC 1
T: 36,1ºC, suhu aksiler kolf
Mata: Konjungtiva pucat
Abdomen : Lien Schuffner
III
Ekstremitas : Anemis
HASIL LABORATORIUM DARAH LENGKAP
Selasa, 11 Februari 2017

HEMOGLOBIN 4,70 12 - 16 g/dL

ERYTROSIT 1,57 3,5 – 5,5 x 106 /µL

HEMATOKRIT 13,19 40,0 – 50,0 %

MCV 83,40 80 – 96 fl

30, 20
MCH 28 – 33 pg

LEUKOSIT 3.300 4.000- 11.000/ mm3

TROMBOSIT 95.000 100.000 – 400. 000/mm3


Jenis Hasil
Pemeriksaan
Malaria P. VIVAX +
GAMETOSIT,
Parasitemia : 578 Parasit/uL darah
12 Demam (-), sakit kepala KU: Lemah - Malaria Vivax • IVFD RL 18 tetes per menit
Februari (+), lemas, selera makan Kes: CM - Anemia Gravis • Ranitidine 3 x 50 mg
2017 menurun (<), mual (+), GCS: E4V5M6 • Paracetamol 3 x 500 mg
muntah (-), batuk TD: 160/80 mmHg • Ambroxol 3 x 30 mg
berdahak, BAB (+) dan N :86 x/menit, regular dan • Darplex 1 x 3 tab
BAK (+) normal kuat angkat • Primakuin 1 x 1 tab
RR: 22 x/menit, regular dan • Sulfas Ferosus 2 x 300 mg
simetris • Asam Folat 1 x 400 mcg
T: 36,1ºC, suhu aksiler • Rencana Transfusi PRC 2
Mata: Konjungtiva anemis kolf
Abdomen : Lien Schuffner 3
Ekstremitas : Anemis

13 Nyeri perut kiri atas, KU: sedang - Malaria Vivax • IVFD RL 18 tetes per menit
Februari demam (-), mual (+), Kes: CM - Anemia Gravis • Paracetamol 3 x 500 mg
2016 muntah (-) , selera GCS: E4V5M6 • Ambroxol 3x 30 mg
makan (+), pandangan TD: 110/50 mmHg • Darplex 1 x 3 tab
kabur, BAB (+) dan N :76 x/menit, regular, kuat • Primakuin 1 x 1 tab
BAK (+) normal angkat • Sulfas Ferosus 2 x 300 mg
RR: 20 x/menit, regular dan • Asam Folat 1 x 400 mcg
simetris • Rencana Transfusi PRC 1
T: 36,1 ºC, suhu aksiler kolf
• Konsul dokter spesialis mata
HASIL LABORATORIUM DARAH LENGKAP
Senin, 13 Februari 2017

HEMOGLOBIN 8, 00 12 - 16 g/dL

ERYTROSIT 2, 61 3,5 – 5,5 x 106 /µL

HEMATOKRIT 22, 20 40,0 – 50,0 %

MCV 85, 20 80 – 96 fl

MCH 30,90 28 – 33 pg

LEUKOSIT 5.400 4. 000- 11.000/ mm3

TROMBOSIT 184.000 100.000 – 400.000/mm3


PARASITOLOGI

Jenis Pemeriksaan Hasil


Malaria 27 Parasit/ uL darah
JAWABAN KONSUL MATA
13 Februari 2017
Jawaban Konsul Mata (13 Februari 2017)
• Visus OD : 0,5
• Visus OS : 4/60
• Segmen Anterior : dalam batas normal
• Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan:
• OD : Perdarahan (+), Eksudat (+)
• OS : Perdarahan (+)
Kesimpulan : Perdarahan retina ODS e. c Hematologic at Vascular- related
Planning:
• Sesuai terapi dokter spesialis penyakit dalam
• Terdapat kecurigaan papiledema, tetapi tidak terlalu jelas
• Kelainan pada kedua mata, khususnya retina dan nervus berkaitan dengan
underlying disease pasien.
13 Nyeri perut kiri atas, KU: sedang - Malaria Vivax Pasien memutuskan
Februari mual (+), muntah (-) Kes: CM - Anemia Gravis untuk pulang APS
2017 , selera makan (+), GCS: E4V5M6 (Atas Permintaan
17. 00 pandangan kabur, TD: 100/80 mmHg Sendiri)
WITA BAB (+) dan BAK N :88 x/menit, regular, kuat
(+) normal angkat
RR: 20 x/menit, regular dan
simetris
T: 37,0ºC, suhu aksiler
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Malaria
 Mal : buruk
Area : udara
Penyakit yang sering timbul di daerah dengan udara
buruk akibat dari lingkungan yang buruk.
Penyakit infeksi yang disebabkan parasit plasmodium
(protozoa), ditularkan oleh nyamuk anopheles betina.
ETIOLOGI MALARIA

1. Plasmodium falciparum: malaria falciparum/malaria tertiana


maligna/malaria tropika/malaria pernisiosa
2. Plasmodium vivax: malaria vivax/ malaria tertiana benigna
3. Plasmodium ovale: malaria ovale/malaria tertiana benigna
ovale
4. Plasmodium malariae: malaria malariae/ malaria kuartana
5. Plasmodium knowlesi dilaporkan pertama kali di Malaysia
(1965) dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala
klinis
EPIDEMIOLOGI MALARIA

Tabel 1. Estimasi Kasus Malaria Tahun 2000-2015


Sumber :World Malaria Report 2015, http://apps. who. int/iris/bitstream/10665/200018/1/9789241565158_eng.pdf
ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) TAHUN
2015 MENURUT PROVINSI
ENDEMISITAS MALARIA DI INDONESIA PADA
TAHUN 2012-2015
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
Plasmodim Plasmodim Plasmodim Plasmodim
falciparum vivax ovale Malariae
Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9 hari 10-15 hari
Hipnozoit - + + -
Jumlah merozoit 40. 000 10. 000 15. 000 15. 000
hati
Skizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron
Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam
Pembesaran eritrosit - ++ + -

Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner James Ziemann

Pigmen Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitam


Jumlah merozoit 8-24 12-18 8-10 8
eritrosit
Daur dalam nyamuk 10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari
pada 270 C
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
a. Keluhan utama yang khas pada malaria disebut “trias malaria”
yang terdiri dari 3 stadium yaitu :
Menggigil
Demam
Keringat
b. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria
c. Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
d. Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
PEMERIKSAAN FISIK

• Suhu tubuh aksiler > 37,5 °C


• Konjungtiva atau telapak tangan pucat
• Sklera ikterik
• Pembesaran limpa (splenomegali)
• Pembesaran hati (hepatomegali)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Apusan darah tebal dan tipis


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rapid Diagnostic Test


KRITERIA MALARIA BERAT

Menurut Kriteria WHO 2006, malaria berat ditegakkan apabila:


1. Malaria serebral: malaria dengan penurunan kesadaran.
2. Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokit < 15%) pada hitung parasit > 10.000/uL, bila
anemianya hipokromik / mikrositik dengan mengenyampingkan adanya anemia defisiensi besi,
talasemia/hemoglobinopati lainya.
3. Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB pada anak setelah
dilakukan rehidrasi, dan kreatinin >3 mg%).
4. Edema paru / ARDS (Acute Respitatory Distress Syndrome)
5. Hipoglikemi: gula darah < 40 mg %
6. Gagal sirkulasi atau syok, tekanan sistolik <70 mmHg disertai keringat dingin atau perbedaan
temperatur kulit-mukosa >10 C.
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, traktus disgestivus atau disertai kelainan laboratorik adanya
gangguan koagulasi intravaskuler.
8. Kejang berulang lebih dari 2x/24 jam setelah pendinginan pada hipertemia
9. Asidemia (pH < 7.25 atau asidosis atau plasma bikarbonat <15 mmol/L)
10. Makroskopik hemoglobinuri (black water fever) oleh karena infeksi pada malaria akut (bukan karena
obat anti malaria pada kekurangan G6PD)
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan
otak
KRITERIA MALARIA BERAT

1. Gangguan kesadaran ringan (GCS <15) di Indonesia sering


dalam keadaan delirium atau somnolen
2. Kelemahan otot (tidak bisa duduk/berjalan) tanpa kelainan
neurologis
3. Hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemik atau daerah
tak stabil malaria
4. Ikterik (bilirubin >3 mg%)
5. Hiperpireksia (temperatul rektal >400 C) pada orang dewasa
/anak.
DIAGNOSA BANDING MALARIA

Malaria Tanpa Komplikasi


• Demam Tifoid
• Demam dengue
• Infeksi Saluran Pernafasan Atas.
• Leptospirosis Ringan
• Infeksi virus akut lainnya.
PENGOBATAN MALARIA VIVAKS
MENURUT BERAT BADAN
DENGAN DHP DAN PRIMAKUIN
PENGOBATAN MALARIA VIVAKS MENURUT BERAT BADAN
DENGAN ARTESUNAT + AMODIAKUIN DAN PRIMAKUIN
KOMPLIKASI MALARIA

 Rupture lienalis
 Malaria cerebral
 Anemia hemolitik
 Black water fever
 Algid malaria
PENCEGAHAN MALARIA

Pengendalian Vektor
• Larvasida untuk memberantas jentik-jentik
• Semprot insektisida
• Penggunaan pembunuh serangga : DEET (10-35%) atau picaridin 7%.

Proteksi personal/Personal Protection


• Menghindari gigitan nyamuk pada waktu puncak nyamuk mengisap
• Penggunaan jala bed (kelambu) yang direndam insektisida sebelumnya,
kawat nyamuk
• Memakai baju yang cocok dan tertutup.

Kemoprofilaksis: Doksisiklin 2 mg/kgBB setiap hari


PROGNOSIS MALARIA

1. Kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.


Malaria berat yang tidak ditanggulangi mortalitas anak-anak 15%,
dewasa 20%, kehamilan sampai 50%

2. a. Gangguan 3 fungsi organ: 50%.


b. Gangguan 4 atau lebih fungsi organ:75%.

3. - Kepadatan parasit <100. 000/µL, mortalitas <1%.


- Kepadatan parasit 100. 000/µL, mortalitas >1%.
- Kepadatan parasit >500. 000/µL, mortalitas >5%.
BAB IV DISKUSI KASUS

No KASUS TEORI

1. - Demam sejak 2 minggu yang  Keluhan utama yang khas pada malaria disebut “trias malaria” yang

lalu, naik turun setiap harinya, terdiri dari 3 stadium yaitu :stadium menggigil,stadium puncak

meninggi pada malam hari. demam, stadium berkeringat.

- Didahului menggigil. Setelah  Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama, kemudian menjadi

demam, keringat banyak pada intermiten dengan perbedaan suhu pagi dan sore yang nyata, suhu

malam hari tanpa melakukan meninggi kemudian turun menjadi normal.

aktivitas berat.  Kurva demam pada permulaan penyakit tidak teratur, disebabkan

beberapa kelompok parasit yang masing-masing mempunyai saat

sporulasi sendiri, hingga demam tidak teratur.

 Kemudian kurva demam menjadi teratur, yaitu dengan periodesitas

48 jam.
2. - Pasien bekerja sebagai  Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia.

buruh pekerja kayu di Berdasarkan API, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di Kalimantan,

hutan di daerah Sulawesi dan Sumatera

Kalimantan Timur  .Penyakit malaria di beberapa daerah masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat dan beberapa diantaranya menimbulkan KLB khususnya di

daerah yang mempunyai kawasan hutan

 Penderita sebagian besar terinfeksi karena pekerjaan mereka berada di sekitar

hutan seperti pendulang emas, pencari hasil hutan, pekerja tambang atau

tempat tinggal mereka di tepi hutan


3.  Pasien mengeluhkan pusing dan  Plasmodium vivax menyerang retikulosit sehingga menyebabkan

mudah merasa lelah. anemia biasanya pada kondisi yang kronis.

 Pada pemeriksaan fisik didapatkan  Skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit

konjungtiva anemis.  Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan

 Pemeriksaan lab: Hb: 4,10 g/dL gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit yang terinfeksi

parasit pecah.

4. Pada pemeriksaan fisik abdomen  Limpa merupakan organ retikuloendetelial. Limpa mengalami

ditemukan splenomegali shuffner III pembesaran dan pembendungan

 Dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi

fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak

terinfeksi.

 Pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta

peningkatan makrofag
5. Pasien mendapat terapi Pengobatan Malaria Vivax tanpa komplikasi

1. Darplex 1 x 3 tab

2. Primakuin 1 x 1 tab

Anda mungkin juga menyukai