Anda di halaman 1dari 46

MINICEX 1

GASTROENTERITIS
Dibuat oleh:
Maria Bonaruli Parasianna Purba (406162123)
Pembimbing:
dr. Eddy Mulyono, SpPD, FINASIM

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


RSUD RAA Soewondo Pati
Periode 9 Juli – 15 September 2018
LAPORAN KASUS
◦ Identitas Pasien
◦ Nama : Tn Rasman
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Usia : 59 tahun
◦ Alamat : Sambirejo 5/3 Gabus, Pati, Jawa Tengah
◦ Pekerjaan : Tani
◦ Pendidikan : SMP
◦ Status perkawinan : Menikah
◦ Suku bangsa : Jawa
◦ Agama : Islam
◦ Tanggal masuk : 23 Juli 2018
◦ Anamnesis
◦ Anamnesa didapatkan dari autoanamnesis dilakukan pada
tanggal 23 Juli 2018 pukul 04.00 WIB bertempat di Ruang Dahlia
◦ Keluhan utama:
Mencret
◦ Keluhan tambahan:
Mual, lemas, nyeri kedua lutut
Riwayat penyakit sekarang
◦ 2 hari SMRS pasien mengalami BAB cair dengan frekuensi >5x/hari, warna kuning,
ampas +, lendir +, bau busuk -, darah -. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu ati. Nyeri
dirasakan seperti di tusuk-tusuk. BAK dbn, demam (-)
◦ HMRS pasien mengeluh BAB Cair tidak membaik setelah minum obat warung. Pasien
mengaku BAB 8x sejak tadi pagi,disertai dengan mual. Nyeri perut juga masih
dirasakan pasien. Pasien merasa lemas tidak spesifik pada seluruh tubuh dan pusing.
BAK dbn, keluhan demam, penurunan nafsu makan disangkal
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari SMRS HMRS

• BAB cair >5x/hari, warna • BAB cair >8x/hari dan tidak membaik
kuning, ampas +, lendir +, bau dengan obat warung
busuk -, darah - • Mual
• Nyeri ulu ati • Nyeri ulu ati (+)
• Lemas
• Pusing
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga

• Riwayat keluhan serupa (-) • Riwayat penyakit serupa pada


• Riwayat darah tinggi (+) keluarga (-)

• Riwayat kencing manis (-) • Riwayat darah tinggi (+)

• Riwayat dislipidemia (-) • Riwayat kencing manis (-)

• Riwayat Hiperurisemia (+), nyeri • Riwayat dislipidemia (-)


kedua lutut (+) • Riwayat Hiperurisemia (-)
• Asma (-) • Asma (-)
• Riwayat penyakit jantung (-) • Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat penyakit ginjal (-) • Riwayat penyakit ginjal (-)
• Alergi obat dan makanan (-) • Alergi obat dan makanan (-)
◦ Riwayat asupan nutrisi:
◦ Pola makan teratur, 3x sehari, porsi normal, dengan sayur dan
lauk pauk
◦ Riwayat kebiasaan:
◦ Riwayat merokok, minum minuman beralkohol, pemakaian
narkoba/obat – obatan terlarang dan olahraga rutin disangkal.
Pemeriksaan Fisik Umum
◦ Dilakukan pada tanggal 23 Juli 2018 pukul 04.00 WIB.
◦ Keadaan umum : Tampak sakit sedang
◦ Tanda vital : Kesadaran: compos mentis, GCS E4V5M6
◦ TD : 200/110 mmHg
◦ Nadi : 85 kali/menit, regular, isi cukup
◦ RR : 20 kali/menit
◦ Suhu aksila : 36,8oC
◦ BB : 63 kg
◦ TB : 168 cm
◦ IMT : 22,34 (status gizi normal)
Kepala : Normosefali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-), pupil isokor Ø 3 mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+)/(+), mata cekung -/-

Hidung : Bentuk hidung normal, penciuman baik, tidak ada nafas cuping
hidung
Telinga : Nyeri tarik aurikula (-)/(-), nyeri tekan tragus (-)/(-), nyeri tekan
mastoid (-/-), liang telinga lapang, serumen prop (-)/(-), benda asing
(-)/(-)
Mulut : Bentuk rahang normal, sulkus nasolabialis simetris, mukosa mulut
kering, sianosis oral (-), kelenjar parotis tidak membesar

Tenggorok : T1-T1, tidak hiperemis, detritus (-), mukosa faring tidak hiperemis, post
nasal drip (-)
Leher : Jejas akibat trauma (-), nyeri (-), letak trakea di tengah, tidak ada
pembesaran KGB, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Dinding dada : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis, jejas akibat trauma (-),
retraksi supraklavikula (-), retraksi subkostal (-), retraksi interkostal (-)
Jantung : Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra, lebar 2 cm, tidak
kuat angkat, thrill sistolik/diastolik tidak ditemukan.
Perkusi : Batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra
Batas jantung kanan di ICS IV parasternal line dextra
Batas jantung kiri ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : BJI-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru depan : Inspeksi : Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis

Palpasi : Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor di semua lapang paru, batas paru-hati di ICS V MCLD
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), friction rub (-/-)
Paru belakang : Inspeksi : Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis
Palpasi : Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), friction rub (-/-)
Abdomen : Inspeksi : tampak datar

Auskultasi : BU meningkat, 36x/menit

Perkusi : Timpani di keempat kuadran, shifting dullness (-), fluid wave (-), liver span 5 cm,
nyeri ketok sudut kostovertebra (-/-), castle sign (-)

Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba
membesar, ballotement ginjal (-/-)

 Anus dan Genitalia  Kelenjar Getah Bening


 Tidak ada kelainan  Tidak ada pembesaran KGB
 Ekstremitas dan Tulang Belakang  Pemeriksaan neurologis
 Akral hangat, CRT < 2s, sianosis (-),  Kaku kuduk dan rangsang meningeal (-)
edema kaki -/-
 Refleks fisiologis ++/++
 Tidak ada nyeri tekan, kifosis (-),
 Refleks patologis -/-
lordosis (-), skoliosis (-)
 Motorik : normotrofi, normotoni, kekuatan 5555/5555
 Kulit
 Sensorik : normal
 Turgor kuli baik, sianosis -, kulit kering
-
Pemeriksaaan Laboratorium Tanggal 23/7/2018 :
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal GDS 98 mg/dL 70-160
Leukosit 9.0 10^3 /µL 3.6 – 11.0 Ureum H 98.7 mg/dL 19 – 49
Eritrosit L 4.43 10^6 /µL 4.5 – 5.4 Creatinin H 2.52 mg/dl 0,6 – 1.3
Hemoglobin L 12.0 g/dL 13.0– 17.0 Natrium 143.1 Mmol/L 135-155
Hematokrit L 34.5 % 35 – 47 Kalium 4.34 Mmol/L 3.6-5.5
MCV L 77.96 fL 80 – 100 Chlorida H 109.9 Mmol/L 95-108
MCH 27.1 Pg 26 – 34 SGOT 27.0 U/L <35
MCHC 34.8 % 32 – 36 SGPT 12.9 U/L <45
Trombosit 269 10^3 /µL 150 – 450 Kolesterol 160 Mg/dl <200
RDW-CV 17.1 % 11.5 – 14.5 TG 62 Mg/dl <150
RDW-SD 47.2 fL 35 – 47 UA H 8.9 Mg/dl <7
PDW 13.4 fL 9.0 – 13.0 HDL 76 Mg/dl
MPV 10.6 fL 6.8 -10.0 LDL 112 Mg/dl <150
P-LCR 32.1 % HbsAg - - -
Hitung Jenis Hasil Satuan Nilai Normal S typhi o - - -
Netrofil 55.50 % 50.0 – 70.0 S typhi H - - -
Limfosit L 16.20 % 25.0 – 40.0 Paratyphi A - - -
Monosit 7.20 % 2.0 – 8.0 Paratyphi B - - -
Eosinofil H 20.50 % 2–4
Basofil 0.60 % 0-1
◦ Resume
◦ Telah diperiksa seorang laki-laki, 68 tahun datang dengan keluhan,
◦ BAB cair >8x/hari, ampas +, lendir +
◦ Nyeri ulu ati, mual
◦ Badan lemas & kepala pusing
◦ Nyeri kedua lutut
◦ Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 200/110mmHg, BU meningkat 36x/m, nyeri tekan
epigatrium, mukosa mulut kering
◦ Pada pemeriksaan penunjang didapatkan

Eritrosit 4.43 10^6 /µL 4.2 – 5.4

Hemoglobin 12 g/dL 11.7 – 15.5


Limfosit 16.20 % 25 – 40
Eosinofil 20.50 % 2–4
Uric acid 8,9 mg/dL <7
DIAGNOSIS
◦ Diagnosis kerja :
◦ Gastroenteritis akut dehidrasi sedang
◦ HT urgency
◦ Hiperurisemia
Clinical reasoning
◦ Gastroenteritis akut dehidrasi sedang
◦ BAB cair >8x/hari
◦ Lendir +, ampas +
◦ Nyeri ulu ati
◦ Nyeri tekan epigastrium
◦ Mukosa bibir kering
◦ HT urgency
◦ TD 200/110 mmHg
◦ Hiperurisemia
◦ Nyeri pada kedua lutut
◦ UA 8,9 mg/dl
Rencana diagnostik
◦ Analisis feses
◦ EKG
Tatalaksana
◦ Inf RL 20 tpm
◦ Inj levofloxacin 1 x 500mg
◦ Inj ranitidin 2 x 1 ampul
◦ Po diaform 2 tab tiap BAB (maksimal 12 tablet/hari)
◦ Po amlodipin tab 10mg 0-0-1
◦ Po candesartan tab 8 mg 1-0-0
◦ Po clonidin 2 x 1
◦ Po allupurinol 1 x 100 mg
◦ Po alprazolam 1 x 0.5 mg
Rencana Terapi Non Farmakologis
◦ Istirahat cukup
◦ Nutrisi cukup
◦ Pemberian cairan untuk mengatasi dehidrasi
◦ Kurangi makan tahu, tempe, emping, paru, kikil untuk mengurangi risiko peningkatan
kadar asam urat
◦ Menjaga higien dan sanitasi
Rencana Evaluasi
◦ Monitoring KU dan TTV
◦ Evaluasi tanda-tanda dehidrasi
◦ Evaluasi hasi analisis feses & EKG
◦ Evaluasi asam urat
Edukasi
◦ Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit, gejala, penyebab,
serta tatalaksana
◦ Menjelaskan kepada pasien untuk mengurangi konsumsi makanan yang dapat
meningkatkan kadar asam urat seperti tahu, tempe, emping, paru, kikil
Prognosis
◦ Ad vitam : ad bonam
◦ Ad sanationam : ad bonam
◦ Ad functionam : ad bonam
GASTROENTERITIS
Definisi
◦ Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair,
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya >200gr atau 200ml/24 jam
◦ BAB encer >3x/hari
◦ Menurut WHO  pasase feses dengan konsistensi lebih encer dan frekuensi lebih
sering. Atau pasase feses lebih dari 200g/hari.
◦ Gastroenteritis akut  onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung <14 hari, sedang
diare kronik  >14 hari.
Patofisiologi
Diare osmotik

Diare sekretorik

Diare inflamatorik/eksudatif

Diare dismotilitas
Diare Osmotik
◦ Terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam
lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah
malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.
Diare Sekretorik
◦ Terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang ataupun sekresi
yang meningkat.
◦ Yang khas  diare dengan volume tinja yang banyak sekali
◦ Diare tetap berlangsung walaupun puasa makan/minum
◦ Penyebab  enterotoksin dari kolera & e. Coli, reseksi ileum (gangguan absorbsi
garam empedu), efek obat laksatif
Diare Eksudatif/inflamatorik
◦ Proses inflamasi  kerusakan mukosa usus  produksi mukus >>, eksudasi air dan
elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbsi air dan elektrolit
◦ Inflamasi bisa disebabkan oleh infeksi (disentri shigella) dan non infeksi (kolitis ulseratif
dan penyakit Cohn)
Diare Dismotilitas
◦ Disebabkan dismotilitas usus sehingga waktu transit di usus memendek dan absorpsi
berkurang atau disebabkan neuromiopati yang menyebabkan stasis dan overgrowth
bakteri.
◦ Penyebab bisa hipertiroidisme, sindrom karsinoid, obat-obatan prokinetik, diabetes
melitus, atau irritable bowel syndrome.
Patogenesis
Asam lambung,
Kemampuan tubuh untuk
Faktor pejamu motilitas usus,
mempertahankan diri dari
imunitas,
organisme penyebab diare
mikroflora usus

Daya penetrasi yang bisa


Faktor kausal merusak sel mukosa,
kemampuan produksi toksin,
daya lekat kuman
Bakteri yang tidak merusak mukosa (V.
Diare karena Cholera, Enterotoxigenic E. Coli)  toksin 
bakteri non terikat pd mukosa usus halus  nikotinamid
invasif adenin dinukleotid  ↑ siklik amp  sekresi
aktif klorida, air, kalium, natrium, ion
bikarbonat ke dalam lumen usus

Diare karena Bakteri yg merusak (Enteroinvasive E. Coli,


bakteri/parasit salmonela, shigella)  nekrosis dan ulserasi
invasif usus  diare lendir + darah
Diagnosis
◦ Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang
sistematik dan cermat.
◦ Pada pasien perlu ditanyakan
◦ Riwayat penyakit
◦ Latar belakang dan lingkungan pasien
◦ Riwayat pemakaian obat terutama antibiotik
◦ Riwayat perjalanan
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
◦ Onset, durasi, frekuensi, progresivitas, kualitas diare (konsistensi feses, darah, lendir)
◦ Gejala penyerta (muntah, nyeri perut, demam)
◦ Riwayat makanan/minuman yang dikonsumsi 6 – 24 jam terakhir
◦ Adakah keluarga atau orang disekitarnya dgn gejala serupa
◦ Kebersihan/kondisi tempat tinggal
◦ Riwayat bepergian
Pemeriksaan fisik
◦ Keadaan umum
◦ Tanda vital
◦ Status gizi
◦ Tanda dehidrasi
◦ Tanda anemia
◦ Kualitas dan lokasi nyeri perut
◦ Colok dubur (dianjurkan utk usia >50 th dan feses berdarah)
◦ Identifikasi penyakit komorbid
Gastroenteritis 2016 3
Penilaian derajat dehidrasi menurut
WHO
Penilaian Skor 1 Skor 2 Skor 3
Keadaan umum Baik Lesu / haus Gelisah, mengantuk,
hingga syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan 30x/m 30-40x/menit >40x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi 120x/m 120-140x/m >140x/m

skor
<6 : tanpa dehidrasi
7 – 12 : dehidrasi ringan sedang
>12 : dehidrasi berat
Dehidrasi sedang-berat
Indikasi
Vomitus Persisten
Rawat
Diare yang progresif dan makin berat dalam 48 jam
Inap
Lansia dan geriatrik
Pasien immunokompromais
Diare akut disertai komplikasi
Tatalaksana Diare Akut
•Rehidrasi
•Nutrisi
•Terapi Simtomatik
•Terapi terhadap Etiologi
Jumlah cairan rehidrasi berdasarkan
derajat dehidrasi :

Dehidrasi Minimal
• Kebutuhan cairan (mL) : 103%x30-40 cc/KgBB/hari

Dehidrasi Ringan-Sedang
• Kebutuhan cairan (mL) : 109%x30-40cc/KgBB/hari

Dehidrasi Berat
• Kebutuhan cairan (mL) : 112%x30-40cc/KgBB/hari
Nutrisi
◦ Pemberian makanan harus langsung dimulai 4 jam setelah rehidrasi. Makanan
diberikan dalam bentuk small and frequent feeding dibagi menjadi makan 6x sehari
◦ Diet terdiri dari menu tinggi kalori dan mikronutrien, seperti nasi, gandum, daging,
sayur-sayuran.
Simtomatik
Antimotilitas
• Loperamid 4mg dosis awal, dilanjutkan 2mg tiap diare. Maksimal 16mg/24 jam.

Antisekretorik
• Bismuth subsalisilat

Antispasmodik
• Papaverin 30-60mg 3x sehari
• Mebeverin 35-100mg 3x sehari
• Hyoscien-n-butilbromid 10mg 2-3x sehari

Pengeras feces
•Atalpugit 2 tablet @630mg tiap diare. maksimal 12 tablet/hari
44
Komplikasi
◦ Komplikasi sistemik ◦ Komplikasi saluran cerna
◦ Hipovolemia ◦ Perforasi
◦ Hiponatremua ◦ Toksik megakolon
◦ Hipokalemia
◦ Hipoglikemia
◦ Sepsis
◦ Kejang dan ensefalopati
◦ Sindroma uremik hemolitik
◦ Kurang energi protein

Anda mungkin juga menyukai