Anda di halaman 1dari 77

MINI CEX

SEORANG PEREMPUAN DENGAN


DIABETES MELLITUS TIPE 2
Pembimbing: dr. Eddy Mulyono, SpPD, FINASIM

Oleh: Renny Benettan (406162092)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A. Soewondo Pati
Periode 9 Juli – 15 September 2018
1.
LAPORAN KASUS
Identitas pasien

▪ Nama lengkap: Ny. K ▪ Pendidikan: SD


▪ Umur: 68 tahun ▪ Status Perkawinan: Sudah
▪ Jenis kelamin: Perempuan menikah
▪ Alamat: Triguno 5/1 ▪ Agama: Islam
Pucakwangi, Pati, Jawa tengah ▪ Suku Bangsa: Jawa
▪ Pekerjaan: Petani ▪ Tanggal masuk: 15 Agustus 2018
▪ Status Pembayaran: JAMKESDA

3
4
Anamnesis
Anamnesa didapatkan dari aloanamnesis dilakukan pada tanggal 16
Agustus 2018 pukul 13.00 WIB bertempat di ICU

Keluhan utama
▪ Luka bakar

Keluhan tambahan
▪ Sering haus, sering lapar, sering BAK, penurunan BB

5
Riwayat Penyakit Sekarang

6 hari SMRS HMRS


- Luka bakar (tersiram air - Luka bakar (tersiram air
panas) di tangan, kaki, bokong panas) di tangan, kaki, bokong
kanan dan bokong kiri kanan dan bokong kiri
- Sering BAK (+) - Sering BAK (+)
- Sering haus (+) - Sering haus (+)
- Sering lapar (+) - Sering lapar (+)
- ↓ BB - ↓ BB

6
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
▪ Keluhan serupa : (-) ▪ Keluhan serupa : (-)
▪ Darah tinggi : (-) ▪ Darah tinggi : (-)
▪ Kencing manis : (+) sjk 5 ▪ Kencing manis : (-)
thn yll ▪ Penyakit jantung : (-)
▪ Penyakit jantung : (-) ▪ Penyakit ginjal : (-)
▪ Penyakit ginjal : (-) ▪ Penyakit hati : (-)
▪ Penyakit hati : (-) ▪ Asma : (-)
▪ Asma : (-) ▪ Alergi obat : (-)
▪ Alergi obat : (-) 7
Riwayat Asupan Nutrisi
▪ Pola makan teratur, 3x sehari, porsi normal, jarang makan
sayuran dan buah-buahan

Riwayat Kebiasaan
▪ Riwayat merokok, minum minuman beralkohol,
pemakaian narkoba/obat – obatan terlarang dan olahraga
rutin disangkal
8
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2018 pukul 13.05 WIB

Keadaan umum: tampak sakit berat (GCS E4M4V2)


Tanda vital:
Tekanan darah : 109/46 mmHg
Nadi : 167 kali/menit, reguler, isi cukup
RR : 20 kali/menit
Suhu aksila : 39,5oC
Data antopometri : BB 45 kg, TB 155 cm, IMT 18,73 (normal)

9
Kepala Normosefali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-),
pupil isokor Ø 3 mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung
(+/+)
Hidung Bentuk hidung normal, penciuman baik, tidak ada nafas cuping
hidung
Telinga Nyeri tarik aurikula (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), liang telinga lapang, serumen prop (-/-), benda asing (-
/-)
Mulut Bentuk rahang normal, sulkus nasolabialis simetris, mukosa mulut
tidak kering, sianosis oral (-), kelenjar parotis tidak membesar
Tenggorok T1-T1, tidak hiperemis, detritus (-), mukosa faring tidak hiperemis,
post nasal drip (-)
Leher Jejas akibat trauma (-), nyeri (-), letak trakea di tengah, tidak ada
pembesaran KGB, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid 10
Jantung Inspeksi Pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi Pulsasi iktus kordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra,
lebar 2 cm, tidak kuat angkat, thrill sistolik/diastolik tidak
ditemukan
Perkusi Batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra
Batas jantung kanan di ICS IV parasternal line dextra
Batas jantung kiri ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru Inspeksi Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, retraksi (-)
Palpasi Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi Sonor di semua lapang paru, batas paru-hati di ICS V MCLD
Auskultasi Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-),
friction rub (-/-)
11
Abdomen Inspeksi Tampak datar
Auskultasi BU (+) 22x/menit
Perkusi Timpani di keempat kuadran, shifting dullness (-), fluid
wave (-), liver span 5 cm, nyeri ketok sudut kostovertebra
(-/-), castle sign (-)
Palpasi Supel, nyeri tekan (-), hepar - lien tidak teraba membesar,
ballotement ginjal (-/-)
Anus dan Genitalia Kelenjar Getah Bening
- Tidak ada kelainan - Tidak ada pembesaran KGB
Ekstremitas dan Tulang Belakang Pemeriksaan neurologis
- Akral hangat, CRT < 2s, sianosis (-), - Kaku kuduk dan rangsang meningeal (-)
edema (-) - Refleks fisiologis ++/++
- Tidak ada nyeri tekan, kifosis (-), lordosis - Refleks patologis -/-
(-), skoliosis (-) - Motorik : normotrofi, normotoni,
Kulit kekuatan 5555/5555
- Petekie (-), ekimosis (-) 12 - Sensorik : normal
Status lokalis

Dx Sn Sn Dx

Mid dermal 7%
Deep dermal 1%

Mid dermal 1% Mid dermal 1%

Mid dermal 17%

Anterior Posterior

13
14
Pemeriksaan Penunjang (Lab 15/8/2018)
Nilai
Hematologi Hasil Satuan
Normal
Leukosit 14,6↑ 10^3 /µL 3.6 – 11.0
Eritrosit 4,58 10^6 /µL 4.2 – 5.4
Nilai
Hemoglobin 12,7 g/dL 13,2-17,3 Kimia Klinik Hasil Satuan
Normal
Hematokrit 37,5 % 35 – 47 GDS 1110↑ mg/dL 70-160
Trombosit 319 10^3 /µL 150 – 450 Ureum 189,4↑ mg/dL 10-50
Creatinine 1,55↑ mg/dL 0,6-1,2
Nilai
Hitung Jenis Hasil Satuan Natrium 147,1 mmol/L 135-155
Normal
Netrofil 86↑ % 50-70 Kalium 4,51 mmol/L 3,6-5,5

Limfosit 4↓ % 25-40 Chlorida 111,0↑ mmol/L 95-108

Monosit 9,9↑ % 2-8


Eosinofil 0↓ % 2-4
15
Basofil 0 % 0-1
Resume
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 68 tahun
dengan keluhan luka bakar

Pada anamnesa didapatkan:


▪ Luka bakar (tersiram air panas) di tangan, kaki, bokong
kanan dan bokong kiri
▪ Sering BAK (+), sering haus (+), sering lapar (+)
▪ ↓ BB
16
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
▪ KU tampak sakit berat, GCS E4M4V2
▪ HR: 167 x/menit
▪ Suhu: 39,5oC
▪ Status lokalis:
▫ Mid dermal burn pada lengan bawah kanan, tungkai
kanan, bokong kanan dan bokong kiri
▫ Deep dermal burn pada lengan bawah kanan
17
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:
Nilai Nilai
Hematologi Hasil Satuan Kimia Klinik Hasil Satuan
Normal
Normal
GDS 1110↑ mg/dL 70-160
Leukosit 14,6↑ 10^3 /µL 3.6 – 11.0
Ureum 189,4↑ mg/dL 10-50
Creatinine 1,55↑ mg/dL 0,6-1,2
140−𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑥 𝐵𝐵
GFR = Chlorida 111,0↑ mmol/L 95-108
𝑐𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛𝑒 𝑥 72
140−68 𝑥 45
=
1,55 𝑥 72
3240
= = 29,03 18
111.6
Diagnosis

▪ Mid dermal burn injury e.c. scalding 26%


▪ Deep dermal burn injury e.c. scalding 1%
▪ Diabetes mellitus tipe 2 dengan krisis hiperglikemia
▪ CKD stage IV

19
Clinical reasoning

Diabetes mellitus tipe 2 dengan krisis hiperglikemia


▪ Anamnesa: ▪ Pemeriksaan penunjang:
▫ Sering BAK ▫ GDS 1110
▫ Sering haus
▫ Sering lapar
▫ ↓ BB
▫ Riwayat DM 5 tahun

20
Clinical reasoning

CKD stage IV

140−𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑥 𝐵𝐵 140−68 𝑥 45 3240


GFR = = = = 29,03
𝑐𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛𝑒 𝑥 72 1,55 𝑥 72 111.6

21
Tatalaksana
Medikamentosa ▪ SP insulin 4 U/jam
▪ Inf RL 30 tpm ▪ SP vascon 0,05 mg/kgBB/jam
▪ Inf Metronidazole 3x500mg ▪ PO aspilet 1x80 mg
▪ Inj Ciprofloxacin 2x400mg ▪ Salep Burnazin
Ceftriaxone 2x1 gr
Non-Medikamentosa
Ketorolac 3x1 amp
Ranitidin 2x1 amp ▪ Tirah baring
Paracetamol 3x1 gr ▪ GV dengan NaCl
Omeprazole 1x40 mg ▪ Diet DM dan lunak 22
Rencana diagnostik

▪ Analisa gas darah


▪ GDS setiap pagi

23
Rencana evaluasi

▪ Monitoring KU dan TTV


▪ Monitoring progresivitas dan komplikasi
▪ Evaluasi perbaikan tanda dan gejala yang dialami pasien
▪ Evaluasi hasil GDS setiap pagi

24
Edukasi

▪ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai


diabetes mellitus tipe 2 dan penyulit yang terjadi
▪ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai luka
bakar
▪ Motivasi asupan cairan dan makanan yang cukup

25
Prognosis

▪ Ad vitam : dubia ad bonam


▪ Ad sanationam : dubia ad malam
▪ Ad functionam : dubia ad malam

26
2.
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELLITUS TIPE 2
Definisi

▪ Suatu kelompok penyakit metabolik dgn karakteristik


hiperglikemia yg tjd krn kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya

28
Patogenesis

29
1. Kegagalan sel β pankreas
▫ ↓ sekresi insulin
▫ Obat: SU, meglitinid, GLP-1 agonis, DPP-4 inhibitor
2. Liver
▫ Resistensi insulin  glukoneogenesis  prod glukosa
dlm keadaan basal o/ liver ↑
▫ Obat: metformin  menekan glukoneogenesis

30
3. Otot
▫ Gang kinerja insulin yg multiple di intramioselular 
gang forforilasi tirosin  gang transport glukosa dlm
sel otot  ↓ sintesis glikogen  ↓ oksidasi glukosa
▫ Obat: metformin, TZD
4. Sel lemak
▫ Sel lemak  resisten thdp efek antilipolisis dari insulin
 ↑ proses lipolisis & ↑ kadar asam lemak bebas/FFA
▫ FFA  glukoneogenesis, resistensi insulin di liver &
otot, gang sekresi insulin  lipotoksisitas
▫ Obat: TZD
31
5. Usus
▫ Defisiensi GLP-1 & resistensi thdp GIP  ↓ efek incretin
Incretin dipecah o/ enzim DPP-4  obat: DPP-4 inhibitor
▫ Enzim α-glukokinase  pecah polisakarida 
monosakarida  diserap usus  ↑ glukosa darah 
obat: α-glukokinase inhibitor
6. Ginjal
▫ DM  ↑ ekspresi SGLT-2  ↑ penyerapan glukosa
kembali
▫ Obat: SGLT-2 inhibitor
32
7. Sel α pankreas
▫ Keadaan puasa  sintesis glukagon ↑  kadar di
plasma ↑  HGP dlm keadaan basal ↑
▫ Obat: GLP-1 agonis, DPP-4 inhibitor, amylin
8. Otak
▫ Disfungsi neurotransmitter
▫ Obat: GLP-1 agonis, amylin, bromokriptin

33
Klasifikasi
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
Tipe 1 - Autoimun
- Idiopatik
Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
Tipe 2 relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
- Defek genetik fungsi sel beta
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit eksokrin pankreas
- Endokrinopati
Tipe lain
- Karena obat atau zat kimia
- Infeksi
- Sebab imunologi yang jarang
- Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
34
Diabetes mellitus gestasional
Diagnosis
Keluhan klasik: Keluhan lain:
▪ Poliuria ▪ Lemah badan
▪ Polidipsia ▪ Kesemutan
▪ Polifagia ▪ Gatal
▪ ↓ berat badan yg tdk dpt ▪ Mata kabur
dijelaskan sebabnya ▪ Disfungsi ereksi pada pria
▪ Pruritus vulva pada wanita
35
Diagnosis
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. (Puasa = tidak ada asupan kalori
minimal 8 jam)
atau
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram
atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik
atau
Pemeriksaan HbA1c ≥6,5%
36
Diagnosis

37
▪ Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
▫ GDP 100-125 mg/dl + TTGO glukosa plasma 2 jam
<140 mg/dl
▪ Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
▫ GDP <100 mg/dl + TTGO glukosa plasma 2 jam 140-
199 mg/dl

38
Screening
u/ menegakkan dx DMT2 & preDM pd kelompok risiko tinggi yg
tdk menunjukkan gejala klasik DM, yaitu:
1. BB lebih (IMT ≥ 23 kg/m2), disertasi 1 atau lebih FR:
Aktivitas fisik kurang, first-degree relative DM, kelompok
ras/etnis tertentu, perempuan dgn riw melahirkan bayi
BBL>4kg atau riw DMG, HT, HDL<35 mg/dl atau TG>250
mg/dl, wanita dgn sindrom polikistik ovarium, riw preDM,
obesitas berat, akantosis nigrikans, riw peny KV
2. Usia >45 thn tanpa FR di atas 39
Screening

40
Penatalaksanaan

▪ Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM,


memperbaiki kualitas hidup, ↓ risiko komplikasi akut
▪ Tujuan jangka panjang: mencegah & menghambat
progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati
▪ Tujuan akhir pengelolaan: ↓ morbiditas & mortalitas
DM

41
4 Pilar Manajemen Diabetes

Terapi
Nutrisi
Edukasi
Media
(TNM)

Terapi
Jasmani Farmako
-logis

42
1. Edukasi

▪ Tentang DM (definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, PF, PP,


tatalaksana, evaluasi, komplikasi, dll)
▪ Edukasi perawatan kaki

43
44
2. Terapi Nutrisi Medis

Jenis

3J

Jadwal Jumlah
45
2.1 Jenis
▪ Karbohidrat ▪ Lemak
▫ 45-65% total asupan ▫ 20-25% kebutuhan energi
energi ▫ Komposisi:
▫ Karbohidrat berserat ▫ Lemak jenuh ≤ 7%
tinggi ▫ Lemak tak jenuh ganda <10%
▫ Sisanya lemak tak jenuh
▫ Sukrosa ≤ 5% total
tunggal
asupan energi
▫ batasi  lemak jenuh & trans 
daging berlemak, susu fullcream
46
▪ Protein ▪ Natrium
▫ 10-20% total asupan ▫ <2300 mg/hari
energi ▫ Garam dapur, vetsin,
▫ Ikan, udang, cumi, daging soca, bahan
tanpa lemak, ayam tanpa pengawet spt
kulit, produk susu rendah natrium benzoat,
lemak, kacang-kacangan, natrium nitrit
tahu, tempe
47
▪ Serat ▪ Pemanis alternatif
▫ 20-35 gr/hari ▫ Berkalori  gula alkohol 
▫ Kacang-kacangan, isomalt, lactitol, matitol,
buah, sayuran, sumber mannitol, sorbitol, xylitol
karbohidrat tinggi  fruktosa  ↑LDL, boleh yg
serat alami (buah & sayur)
▫ Tdk berkalori  aspartam,
sakarin, acesulfame potassium,
sukralose, neotame
48
2.2 Jumlah

Kebutuhan kalori basal (25-30 kal/KgBB ideal) ± faktor-faktor

Rumus BROCA:
BBI: 90% x (TB dlm cm – IMT: BB (kg)/TB2
100) x 1 kg

49
Jumlah kalori minimal:
2.2 Jumlah Laki-laki  1000-1200 kal/hari
Perempuan  1200-1600 kal/hari

Kebutuhan kalori basal (25-30 kal/KgBB ideal) ± faktor-faktor

▪ Jenis kelamin ▪ Aktivitas fisik/pekerjaan


▫ Perempuan: 25 kal/kgBB ▫ (+) 10-50% tgt berat-ringan
▫ Laki-laki: 30 kal/kgBB aktivitas
▪ Umur ▪ Stres metabolik
▫ >40 thn  (-) 5% u/ @ ▫ (+) 10-30%
dekade antara 40-59 thn ▪ Berat badan
▫ 60-69 thn  (-) 10% ▫ Gemuk  (-) 20-30%
▫ >70 thn  (-) 20% ▫ Kurus  (+) 20-30% 50
2.3 Jadwal

3 porsi besar u/ makan pagi (20%), siang (30%), & sore (25%)
serta
2-3 porsi makanan ringan (10-15%)

51
3. Jasmani
▪ 3-5x/mgg selama sekitar 30-45 menit
▪ Aerobik intensitas sedang (50-70% denyut jantung
maksimal)  jalan cepat, sepeda santai, jogging,
berenang
▪ DM tanpa KI  resistance training (latihan beban) 2-
3x/mgg
▪ HATI-HATI
▫ GD <100 mg/dl  konsumsi KH dulu
▫ GD >250 mg/dl  tunda latihan jasmani 52
4. Terapi Farmakologi

▪ Obat antihiperglikemia oral


▪ Obat antihiperglikemia suntik
▪ Terapi kombinasi

53
4.1 Obat antihiperglikemia oral
▪ Pemacu sekresi insulin ▪ Penghambat absorpsi
(insulin secretagogue) glukosa di sal cerna
▫ Sulfonilurea ▫ Acarbose
▫ Glinid ▪ DPP-IV inhibitor
▪ Peningkat sensitivitas ▫ Sitagliptin
thdp insulin ▫ Linagliptin
▫ Metformin ▪ SGLT-2 inhibitor
▫ Tiazolidindion ▫ Canagliflozin
▫ Empagliflozin
54
55
4.2 Obat antihiperglikemia suntik - Insulin
Pada keadaan:
▪ HbA1c >9% + dekompensasi ▪ Stres berat (infeksi sistemik,
metabolik operasi besar, infark miokard
▪ ↓ BB cepat akut, stroke)

▪ Hiperglikemia berat + ketosis ▪ DMG

▪ Krisis hiperglikemia ▪ Gang fs ginjal & hati

▪ Gagal kombinasi OHO dosis ▪ KI &/atau alergi OHO


optimal ▪ Perioperatif

56
4.2 Obat antihiperglikemia suntik - Insulin
Jenis dan lama kerja insulin:
▪ Cepat/rapid-acting (5-15 menit)
▪ Pendek/short-acting (30-60 menit)
▪ Menengah/intermediate-acting
▪ Panjang/long-acting
▪ Ultra panjang/ultra long-acting
▪ Campuran tetap (cepat/pendek + menengah)
57
58
59
4.2 Obat antihiperglikemia suntik - Insulin

Dasar pemikiran terapi insulin:


▪ Sekresi insulin fisiologis
▫ Insulin basal  defisiensi  hiperglikemia pd keadaan
puasa
▫ Insulin prandial  defisiensi  hiperglikemia stlh
makan

60
4.2 Obat antihiperglikemia suntik - Insulin

Dasar pemikiran terapi insulin:


▪ Sasaran pertama  glukosa darah basal  insulin basal
(kerja sedang/panjang)  ↑ 2-4 U @ 3-4 hari bila
sasaran terapi belum tercapai  GDP telah tercapai,
HbA1C belum  kendali gula darah prandial  insulin
kerja cepat/pendek

61
4.2 Obat antihiperglikemia suntik - Insulin
Cara penyuntikan:
▪ Subkutan, alat suntik tegak lurus thdp cubitan permukaan
kulit
▪ Keadaan khusus  IM, IV drip/bolus
▪ Jarum  dipakai 1x, tp bisa dipakai 2-3x pd ps yg sama
▪ Lokasi: perut sekitar pusar s/d ke samping, kedua lengan
atas samping (bukan daerah deltoid), kedua paha
samping
62
4.2 Obat antihiperglikemia suntik – GLP-1 agonis
▪ Sel B  ▪ Obat:
▫ ↑ pelepasan insulin ▫ Liraglutide
▫ Efek ↓ BB  DM dgn ▫ Exenatide
obes ▫ Albiglutide
▫ Hambat pelepasan ▫ Lixisenatide
glukagon
▫ Hambat nafsu makan
▪ ES: sebah, muntah
63
4.3 Terapi kombinasi

▪ OHO: harus 2 macam obat dgn mekanisme kerja yg


berbeda
▪ GD belum tercapai  2 OHO + insulin
▪ Tdk bisa pakai insulin  3 OHO

64
65
Kelainan komorbid

▪ Dislipidemia
▪ Hipertensi
▪ Obesitas
▪ Gangguan koagulasi

66
Kelainan komorbid - dislipidemia
▪ Lebih ↑ risiko penyakit KV
▪ Periksa profil lipid @ tahun  profil lipid baik  bisa @ 2
thn
gambaran yg sering didapat: ↑ Tg, ↓ HDL, LDL N/ ↑ sdkt
▪ Perubahan perilaku  ↓ asupan kolesterol & lemak
jenuh, ↑ aktivitas  memperbaiki profil lemak
▪ Terapi farmakologi sedini mungkin

67
Kelainan komorbid - dislipidemia
Sasaran terapi:
▪ Target utama  ↓ LDL
▪ DM tanpa peny KV  target LDL <100 mg/dl
▪ DM, usia >40 thn, ≥ 1 FR peny KV  statin
FR peny KV  riw keluarga, HT, merokok, dislipidemia,
albuminuria
▪ Usia < 40 thn + FR peny KV  gagal dgn ubah gaya
hidup  FK
68
Kelainan komorbid - dislipidemia
▪ DM + ACS/peny pemb darah lain/byk FR lain:
▫ Target LDL <70 mg/dl
▫ Tdk capai target dgn statin toleransi max  target ↓
LDL 30-40%
▫ Target TG <150 mg/dl
▫ Target HDL >50 mg/dl
▫ TG ≥ 500 mg/dl  fibrat  u/ cegah pankreatitis
▪ Wanita hamil  statin = KI
69
Kelainan komorbid - hipertensi

▪ Indikasi: TD >140 & >90


▪ Sasaran: TD <140 & <90
▪ Pengelolaan:
▫ Non- FK: perubahan gaya hidup  ↓ BB, ↑ aktivitas
fisik, hentikan rokok & alkohol, ↓ garam
▫ FK: ARB, ACE-I, B-blocker, diuretik, a-blocker, CCB

70
Kelainan komorbid - obesitas

▪ Obesitas, t.u. obesitas sentral berhubungan dgn sindrom


dismetabolik (dislipidemia, hiperglikemia, hipertensi) yg
didasari o/ resistensi insulin
▪ ↓ 5-10%  hasil baik

71
Kelainan komorbid – gang koagulasi

▪ Aspirin 75-162 mg/hari


▫ Tdk boleh u/ <21 thn  sindrom Reye
▫ Alergi atau KI thdp aspirin  clopidogrel 75 mg/hari
▪ Aspirin  pencegahan pd penyandang DM dgn FR KV

72
Penyulit DM

▪ Penyulit Akut
▫ Krisis hiperglikemia  KAD dan HHS
▫ Hipoglikemia
▪ Penyulit menahun
▫ Makroangiopati
▫ Mikroangiopati

73
Penyulit akut – krisis hiperglikemia
SHH
KAD
(Status Hiperglikemia
(Ketoasidosis diabetik)
Hiperosmolar)
GDS 300-600 mg/dl 600-1000 mg/dl
Tanda & gejala (+) (-)
asidosis
Plasma keton (+) kuat (+)/(-)
Osmolaritas plasma ↑ (300-320 mOs/ml Sgt ↑ (330-380 mOs/ml)
Anion gap ↑ N atau sdkt ↑

74
Penyulit akut - hipoglikemia
▪ GD < 70 mg/dl
▪ Hipoglikemia: ↓ konsentrasi glukosa serum dgn/tanpa
adanya gejala sistem otonom, spt adanya Whipple’s
Triad:
▫ Terdapat gejala hipoglikemia
▫ Kadar GD yg rendah
▫ Gejala berkurang dgn pengobatan
▪ Obat yg sering menyebabkan hipoglikemia SU, insulin
75
Penyulit menahun
▪ Makroangiopati
▫ Pembuluh darah jantung  PJK
▫ Pembuluh darah tepi  ulkus iskemik pd kaki
▫ Pembuluh darah otak  stroke iskemik atau hemoragik
▪ Mikroangiopati
▫ Retinopati
▫ Nefropati
▫ Neuropati

76
[Thank you]

77

Anda mungkin juga menyukai