Oleh :
Pembimbing :
dr. Alva Samantha I. Djitmau, Sp.Pd
LATAR BELAKANG
Ikterus (jaundice) Perancis (jaune) kuning.
gambaran klinis perubahan warna (kulit, sklera mata, dan mukosa) kuning karena (↑)
bilirubin plasma >2 mg/dl.
ikterus obstruktif yaitu ikterus obstruksi intrahepatik dan ikterus obstruktif ekstrahepatik (tumor
atau kanker caput pancreas).
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. EI
• Umur : 56 Tahun
• No.DM : 505087
• Status : Kawin
Kronologis : Pasien datang ke IGD RSUD Abepura diantar oleh keluarga dengan membawa surat rujukan dari
RSUD Wamena dengan diagnosis Ikterik ec Susp.Cholelithiasis. Pasien mengaku ± 5 hari SMRS RSUD Wamena,
perut pasien terasa penuh dan kembung, nyeri di daerah perut kiri atas seperti ditusuk-tusuk, mual, muntah 1x
berisi makanan, napsu makan berkurang diikuti BAB berlendir berwarna hitam sebanyak 4x selanjutnya BAB
berwarna Pucat dan BAK berwarna seperti teh. Pasien mengaku sejak saat itu pasien merasa lemas, Berat
badannya turun dan sulit beraktivitas karena kedua kakinya mengalami bengkak.. Pasien juga mengaku
merasakan demam yang hilang timbul, serta mata dan kulitnya menjadi kekuningan. Keluhan lain yang juga
dialami pasien yaitu pusing berputar yang berkurang jika pasien beristirahat, nyeri kepala seperti diremas-remas,
dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Pasien mengaku sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini, dan
didalam keluarga pasien juga tidak ada yang sakit seperti ini. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 15 tahun
Kolesterol
214 - - - mg/dL 0-250
Total
Non
HbsAg - - - Non reaktif
reaktif
HCV Non
- - - Non reaktif
Antibody reaktif
Non
PITC - - - Non reaktif
reaktif
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PATOGENESIS
1 Pemeriksaan Rutin
Darah : Perlu diperhatikan jumlah leukosit, bila jumlahnya meningkat, maka berarti terdapat infeksi.
Urin : Apabila urin berwarna gelap kecoklatan atau seperti teh dicurigai adanya peningkatan kadar bilirubin direk yang
diekskresikan melalui urin yang mengarah pada ikterus obstruktif.
Feses : Feses yang berwarna dempul, menandakan bahwa terdapatnya gangguan aliran bilirubin direk ke dalam saluran
intestinal akibat adanya suatu sumbatan pada aliran empedu.
C. PTC (Percutaneus
Transhepatic Cholaniography)
D. ERCP (Endoscopic Retrograde
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk Cholangio Pancreaticography)
melihat duktus biliaris serta untuk
menentukan letak penyebab sumbatan. Pemeriksaan ERCP merupakan tindakan
langsung dan invasif untuk mempelajari traktus
biliaris dan system duktus pankreatikus.
Tatalaksana Ikterus Obstruktif
DEFINISI
Karsinoma pancreas adalah salah satu bentuk ETIOLOGI
keganasan pancreas. Kanker yang berasal dari kelenjar Penyebab pasti kanker pancreas belum jelas
eksokrin lebih sering ditemukan dari pada yang berasal namun dikenal beberapa factor resiko untuk
dari kelenjar endokrin. Adenocarsinoma pancreas terjadinya kanker pancreas dapat disebabkan
ductal merupakan tipe kanker pancreas yang banyak oleh yaitu: 1). Factor kebiasaan : Merokok,
ditemukan, dimana 80% lokasi lesinya terletak dibagian konsumsi alcohol, konsumsi kopi dan teh,
kepala kelenjar pancreas sehingga dapat menimbulkan pengaruh obat-obatan seperti aspirin dan
gejala kuning yang progresif dan sering datang pada NSAID. 2). Factor Lingkungan, misalnya :
stadium dini, dibanding lesi pada corpus dan Perokok pasif. 3). Kondisi Medis Penderita :
caudanya. Diabetes mellitus, pankreatitis kronik, kholesistitis
dan kholesistektomi, alergi, ulkus peptikum dan
gastrektomi. 4). Factor Endogen : Obesitas,
PATOGENESIS factor hormone, stress oksidatif; 5). Pengaruh
Genetik
Factor genetic cukup memegang peranan penting
untuk terjadinya kanker pankreas. Ada 4 gen yang
paling banyak berperan dan mengalami mutasi
yaitu KRAS, p161/CDKN24, TP53, dan SMDA4
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik
Keluhan nyeri didaerah abdomen merupakan Gejala klinis kanker pancreas tidak spesifik
yang paling sering banyak dikeluhkan oleh
pada tahap awal, akan tetapi bila sudah
penderita kanker pancreas yaitu mencapai 80%.
ada tanda-tanda sumbatan terutama
Adanya keluhan buang air besar berdarah
lokasi lesi pada kepala kelenjar pancreas,
menunjukan adanya erosi tumor pada
dari pemeriksaan fisik penderita tampak
duodenum. Gejala awal dapat berupa rasa
kuning, disertai dengan pruritus, kadang-
penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual,
kadang ditemukan pembesaran kantong
muntah, dan badan lesu, kuning, kehilangan
empedu (courvosier sign) pada 20% kasus.
berat badan, diare, dan feses yang berwarna
pucat.
Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium (hiperglikemia ringan atau sedang, hiperbilirubinemia, hiperamilasemia, hiperlipasemia,
hipoalbuminemia ringan, prothombine time yang memanjang, anemia normokrom).
2) Pemeriksaan diagnostic imaging non invasif dan invasive Pemeriksaan diagnostic imaging non invasif
Ultrasonografi, Dilakukan bila jelas ada tanda-tanda kuning, juga untuk mendeteksi tumor yang
berukuran > 2cm, adanya dilatasi dari duktus pancreas,tetapi tidak bias digunakan untuk deteksi dini.
CT-Scan abdomen, Dilakukan bila kecurigaan adanya kanker pancreas, pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan paling akurat karena dapat mendeteksi ukuran tumor 2-3 mm, tetapi tidak dapat
mendeteksi keterlibatan pembuluh darah dari hati.
MRI, PET (Positron Emission Tomography)
3). Penanda Tumor adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk melihat atau
menapis adanya kanker. CA 19-9 merupakan satu-satunya penanda tumor yang direkomendasi oleh
NACB dan EGTM untuk menapis adanya kanker pankreas. CA 19-9 juga digunakan untuk menilai
prognosis dan memonitor respon terapi yang telah diberikan.
Tatalaksana
Dalam mendiagnosis suatu penyakit diperlukan Anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang mendalam dan sesuai dengan keluhan yang dialami pasien. Anamnesis pada
pasien ini yaitu pasien seorang wanita berinisial EI, umur 56 tahun datang ke IGD RSUD Abepura
diantar oleh keluarga dengan membawa surat rujukan dari RSUD Wamena dengan diagnosis Ikterik
ec Susp.Cholelithiasis.
Pasien mengaku ± 5 hari SMRS RSUD Wamena, perut pasien terasa penuh dan kembung, nyeri di
daerah perut kiri atas seperti ditusuk-tusuk, mual, muntah 1x berisi makanan, napsu makan
berkurang diikuti BAB berlendir berwarna hitam sebanyak 4x selanjutnya BAB berwarna Pucat dan
BAK berwarna seperti teh. Pasien mengaku sejak saat itu pasien merasa lemas, Berat badannya
turun dan sulit beraktivitas karena kedua kakinya mengalami bengkak.. Pasien juga mengaku
merasakan demam yang hilang timbul, serta mata dan kulitnya menjadi kekuningan. Keluhan lain
yang juga dialami pasien yaitu pusing berputar yang berkurang jika pasien beristirahat, nyeri kepala
seperti diremas-remas, dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Pasien mengaku sebelumnya tidak
pernah mengalami sakit seperti ini, dan didalam keluarga pasien juga tidak ada yang sakit seperti
ini. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 15 tahun lalu dan suka memakan makanan berlemak
seperti daging-dagingan.
Berdasarkan anamnesa pada pasien tersebut, dapat dikatakan bahwa keluhan yang
ditemukan pada pasien sesuai dengan teori yang didapatkan yaitu manifestasi klinis yang
secara umum dikeluhkan oleh pasien ikerus, yaitu berupa: Warna kuning pada sklera mata
dan jaringan lainnya disertai pruritus, warna urin gelap seperti teh, dan warna feses pucat.
Gejala awal tumor kaput pankreas tidak spesifik dan samar, juga didapati pada pasien ini,
yaitu rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, dan badan lesu. Keluhan
nyeri didaerah abdomen merupakan yang paling sering banyak dikeluhkan oleh penderita
kanker pancreas. Adanya keluhan buang air besar berdarah/hitam pada pasien
menunjukan adanya erosi tumor pada duodenum. Anamnesis riwayat yang berhubungan
dengan factor resiko seperti merokok dan sering memakan makanan berlemak seperti
daging juga didapati pada pasien tersebut.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan sklera ikterik, konjungtiva anemis, nyeri tekan abdomen
regio epigastrium dan hipokondrium kiri, dan piting edema pada kedua tungkai. Sesuai
dengan teori bahwa gejala klinis kanker pancreas tidak spesifik pada tahap awal, akan
tetapi bila sudah ada tanda-tanda sumbatan terutama lokasi lesi pada kepala kelenjar
pancreas, dari pemeriksaan fisik penderita akan tampak kuning, dan adanya ascites
minimal yang menunjukan sudah terjadi metastasis.
Untuk membantu menegakan diagnosis, maka pada pasien ini juga dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang diantaranya 1). Pemeriksaan laboratorium rutin (darah, urin, dan
feses) dan tes fungsi hati; 2). Pemeriksaan radiologi (Roentgen Thorax PA dan USG
abdomen). Pemeriksaan penunjang yang dilakukan sudah sesuai dengan teori untuk
menegakan suatu ikterus obstruktif karena adanya sumbatan ekstrahepatik.
2. Bagaimana Penatalaksanaan pada pasien ini ?
Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan bahwa, tatalaksana pasien dengan ikterus
obstruktif sangat tergantung pada penyakit dasar penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
penyakit hepatoseluler, ikterus akan menghilang sejalan dengan perbaikan penyakitnya.
Jika penyebabnya adalah sumbatan bilier ekstra-hepatik biasanya membutuhkan tindakan
pembedahan.
Pada kasus ini pasien didiagnosis dengan ikterus obstruktif ec.Suspek Tumor caput pancreas
yang berarti untuk mengatasinya harus dengan tindakan pembedahan. Hal ini menjelaskan
terapi yang diberikan pada pasien tersebut bersifat suportif.
KESIMPULAN
Ikterus adalah gambaran klinis berupa perubahan warna pada kulit, sklera mata, dan mukosa yang
menjadi kuning karena adanya peningkatan konsentrasi bilirubin dalam plasma, yang mencapai
lebih dari 2 mg/dl.
Terdapat 3 jenis ikterus berdasarkan lokasi penyebabnya, yaitu ikterus prahepatik, Ikterus
intrahepatik, dan ikterus ekstrahepatik (obstruktif). Penyebab ikterus obstruktif secara garis besar
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu ikterus obstruksi intrahepatik dan ikterus obstruktif ekstrahepatik.
Salah satu penyebab icterus obstruktif ekstrahepatik adalah tumor atau kanker caput pancreas.
manifestasi klinis icterus obstruktif : Warna kuning pada sklera mata, sublingual, dan jaringan lainnya,
Warna urin gelap seperti the. Warna feses seperti dempul.
Gejala awal tumor kaput pankreas tidak spesifik dan samar, gejala awal dapat berupa rasa penuh,
kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, dan badan lesu.
Tatalaksana pasien dengan ikterus obstruktif sangat tergantung pada penyakit dasar
penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penyakit hepatoseluler, biasa ikterus akan menghilang
sejalan dengan perbaikan penyakitnya. Jika penyebabnya adalah sumbatan bilier ekstra-hepatik
biasanya membutuhkan tindakan pembedahan.
LAMPIRAN GAMBARAN KLINIS PADA PASIEN