URETEROLITHIASIS
Pembimbing :
dr. Hengkinarso Subekti, Sp.U
Disusun Oleh :
Fanisa Tria Rani 1102015069
Normocephal, dengan rambut berwarna Napas cuping hidung (-), sekret (-),
hitam keputihan, pertumbuhan rambut baik deviasi septum (-)
Mata Mulut
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Faring hiperemis (-), tonsil T1T1,
lagofthalmus (-/-), edeme palpebra (-/-),
deviasi uvula (-), deviasi lidah (-)
pupil isokor, RCL (+/+), RTCL (+/+)
Telinga Leher
Bentuk normal, pendengaran dalam
Tidak ada pembesaran KGB, trakea di
batas normal, serumen (-/-), liang telinga
tengah, JVP tidak meningkat
tidak menyempit
PARU Abdomen
Inspeksi : Bentuk normochest dan pergerakan dada simetris Inspeksi : Terlihat datar
kanan-kiri, retraksi sela iga (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Fremitus taktil dan vocal simteris kanan-kiri,massa (-) Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen, pekak alih (-),
Perkusi : Sonor kedua lapang paru, peranjakan paru hati (+) undulasi (-)
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (-), hepatomegali,
splenomegali (-), massa (-)
Jantung Ekstremitas
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba
Edema tungkai (-), pitting edema (-), akral hangat, CRT <2
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea parasternalis dextra,
detik
batas kiri jantung ICS IV linea midclavicularis sinistra, pinggang
jantung ICS II linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I dan BJ II ireguler, murmur (-), gallop (-)
REGIO REGIO SUPRA
COSTOVERTEBRAE PUBIS
- Inspeksi : Bentuk pinggang simetris,
- Inspeksi : Kemerahan (-), benjolan (-)
kemerahan (-/-), benjolan (-/-)
- Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), buli
- Palpasi : Nyeri tekan (-/-), ballottement (-/-)
kesan kosong
- Perkusi : Nyeri ketok CVA (-/-)
REGIO GENETALIA
REGIO ANAL
EKSTERNA
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
URINALISA
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia urin
Berat jenis 1,021 1,015 – 1,025
pH 5,5 4-8 – 7,4
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
KIMIA KLINIK Darah/Hb Negatif Negatif
Ureum darah 18 mg/dL 20-40 Protein Negatif Negatif
mL/min/1,73 Sedimen
m2 Leukosit 3 /L <6
Eritrosit 2 /L <6
Silinder 0 /L < 0,5
Eoitel 1 /L <4
Kristal 0 /L < 20
Bakteri 2 /L < 23
Tampak lesi hiperekhoik ukuran +/- 0,69x0,27
cm pada vesikouretro junction.
Kesan : Batu vesikouretro junction
Kesan :
Nefrolithiasis sinistra
Simple cyst ginjal sinistra
Ureterolithiasis dextra
● Pasien laki-laki, usia 47 tahun, datang dengan keluhan nyeri saat BAK, nyeri
pada bagian punggung bawah bagian tengah hingga perut bagian bawah.
Pasien juga merasa BAK terkadang terasa kurang lancar. Kencing keruh (-),
berwarna merah (-), terasa adanya pasir/batu saat BAK (-). Riwayat
vesikolithiasis 2 tahun lalu diterapi dengan ESWL. Riwayat kebiasaan
kurang minum air putih, duduk +10 jam perhari.
● Pada pemeriksaan CT-Scan Abdomen non kontras didapatkan kesan
Nefrolithiasis sinistra dan Ureterolithiasis dextra serta simple cyst ginjal
sinistra. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan kadar
ureum.
Ureterolithiasis dextra
Nefrolithiasis sinistra
Simple cyst ginjal sinistra.
Non-
OPERATIF
Medikamentosa
Edukasi : • Ureteroscopy lasertripsi
1 : 3000
FAKTOR RESIKO
Ekstrinsik Intrinsik
Asupan Jenis
Diet Pekerjaan Umur Herediter
air kelamin
Nefrolithiasis :batu pada ginjal
Nukleasi dan
stone
Kristalisasi
vesikolithiasi
ureterolithiasis nefrolithiasis uretrolithiasis
s
01 Rasa sakit yang tiba- 02 Mual dan 03 Pasien-pasien dengan
tiba pada panggul muntah batu-batu kecil yang
dan memancar tidak menghalangi
secara inferior dan atau yang memiliki
anterior, hematuria batu staghorn
mungkin tidak
menunjukkan gejala
atau mengalami
gejala-gejala sedang
dan mudah dikontrol.
Lokasi dan Karakteristik nyeri pada Nefrolitiasis
Batu yang menghalangi • Nyeri panggul yang parah hingga berat tanpa radiasi ke pangkal paha;
gejala berkemih iritatif (misalnya, frekuensi, disuria); nyeri suprapubik,
sambungan ureteropelvis frekuensi / urgensi urin, disuria, stranguria, gejala usus
Batu saluran kemih bagian atas • Nyeri menjalar ke daerah panggul atau lumbar
Magnetic Retrograde
resonance Ureterorenogr
imaging (MRI) aphy
USG
Plain
radiograph/intrav
enous urography
Computed
tomography
Computed
tomography
Magnetic Retrograde
resonance imaging Ureterorenography
(MRI)
Penyakit radang
Aneurisma
panggul (PID)
arteri ginjal
Non-
Medikamentosa
Medikamentosa
● ESWL (Extracorporeal
● NSAID dan Opioids
Shockwave Lithotripsy)
● MET (Medical Expulsive
● URS (Flexible
Therapy)
Ureteroscopy)
● PNL (Precutaneous
Nephrolithotomy)
ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
Teknik : menggunakan x-ray untuk menarget lokasi batu, dan shockwaves dengan
kekuatan antara 15-22 kilowatt untuk memecah belah batu menjadi ukuran yang
lebih kecil sehingga dapat keluar melalui urin.
Indikasi :
• Batu dengan ukuran < 3 cm
• Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan medial.
• Tidak adanya obstruksi ginjal
• Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat sehingga lebih rapuh dan
mudah untuk dipecah
● Gagal ginjal akut sebanyak 2-3 liter perhari. adanya infeksi serta obstruksi.
● Diet untuk mengurangi kadar Makin besar ukuran suatu
sampai kronik
zat-zat komponen pembentuk
batu, makin buruk
● strikture ureter batu.
prognosisnya
● obstruksi ginjal ● Aktivitas harian yang cukup
● Pemberian
● sepsis
medikamentosa.
○ Sja’bani M. Batu Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid II. Jakarta : Interna Publishing (2014)
○ Glenn, James F. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher, 1991
○ Patel, et all. Urolithiasis: the role of imaging. 2012. Available: https://wchh.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/tre.265
○ Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih Edisi Pertama. Jakarta : IAUI (2018).
○ Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. 2020. Available: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
○ Nahdi TF. Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra dengan Infeksi Saluran Kemih Atas. Medula. 2013 Oktober; 1(4) : 45-53.
○ Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Malang: CV. Infomedika; 2007.
○ Sjamsuhidayat.R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi III. Jakarta : EGC. 2005. Seitz, et all. EUA Guidelines on Urolithiasis.
2016. European Association of Urology. Available: https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-Urolithiasis-2016-1.pdf
○ Turk C, Knoll T, Pterick A et al. Guidelines on Urolithiasis. European Association of Urology 2015. March 2015. 20 11.
○ Wardana ING. Urolithiasis. Denpasar : Bagaian Anatomi FK UNUD (2017).
○ McGraw Hill Companies; 2006. hal 2829 -2859.Gardjito W. Urolitiasis. Dalam : Sjamsuhidajat R, dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu Bedah.
Buku II, Edisi kedua. Jakarta: EGC ; 2005. hal : 756 – 764
○ Cheng, et all. What the Radiologist Needs to Know About Urolithiasis: Part 1— Pathogenesis, Types, Assessment, and Variant
Anatomy. 2011. Available: https://www.ajronline.org/doi/pdf/10.2214/AJR.10.7285
○ Rasyid, dkk. PPK Batu Saluran Kemih. 2018. Ikatan Ahli Urologi Indonesia: Jakarta. Available:
http://103.139.98.4/iaui/Guideline%20BSK%20IAUI%202018%20(Final%20Cetak_120919).pdf
○ Bawari S, Sah AN, Tewari D. Urolithiasis : An Update on Diagnostic Modalities and Treatment Protocols. Indian Journal of
Phamaceutical Sciences. 2017 Maret-April; 79(2) : 164-174.
○ Klezl, Petr & Stanc, Otakar & Richterová, Romana & Gilbert, Zdeněk & Záťura, František. (2013). Benign fibroepithelial polyp of the
ureter. Central European journal of urology. 66. 168-71. 10.5173/ceju.2013.02.art15. Available in
https://www.researchgate.net/publication/260432195_Benign_fibroepithelial_polyp_of_the_ureter
TERIMAKASIH