Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

URETEROLITHIASIS
Pembimbing :
dr. Hengkinarso Subekti, Sp.U

Disusun Oleh :
Fanisa Tria Rani 1102015069

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 28 MARET 2022 - 7 MEI 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD PASAR REBO JAKARTA
● Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis  adanya batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan atau infeksi pada saluran kemih.
● Urolithiasis penyebab terbanyak kelainan pada saluran kemih,
kekambuhan pembentukan batu merupakan masalah yang sering
muncul pada semua jenis batu dan oleh karena itu menjadi bagian
penting perawatan medis pada pasien dengan batu ureter.
● Dengan perkembangan teknologi kedokteran terdapat banyak pilihan
tindakan yang tersedia untuk pasien, namun pilihan ini dapat juga
terbatas karena adanya variabilitas dalam ketersediaan sarana di
masing-masing rumah sakit maupun daerah
● Nama : Tn. H
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Usia : 47 tahun
● Alamat : Jl. Bali Rakyat
● Status Pernikahan : Menikah
● Agama : Islam
● Tanggal pemeriksaan : 13 April 2022
● No RM : 2015 62 XX XX
Keluhan Utama
Nyeri saat BAK

Riwayat Penyakit Sekarang


Tn. H, usia 47 tahun, datang ke poli urologi RSUD Pasar Rebo pada tanggal 6 April 2022
dengan keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 6 hari SMRS. Pasien mengatakan nyeri pada
bagian punggung bawah bagian tengah hingga perut bagian bawah. Pasien juga merasa BAK
terkadang terasa kurang lancar. Kencing keruh, berwarna merah, terasa adanya pasir/batu saat
BAK disangkal. Keluhan demam, mual, muntah, susah BAB disangkal. Pasien datang untuk
kontrol ke poli urologi pada tanggal 13 April 2022 setelah dilakukan pemeriksaan CT-Scan
abdomen nonkontras. Pasien mempunyai riwayat batu pada buli 2 tahun SMRS dan sudah
dilakukan terapi laser (ESWL).
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA

• Riwayat serupa : 2 tahun yll • Riwayat hipertensi : Ada


• hipertensi : Ada • Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal • Riwayat TB paru : disangkal
• Riwayat TB paru : disangkal • Riwayat gastritis : disangkal
• Riwayat gastritis : disangkal • Riwayat diabetes melitus : Ada
• Riwayat diabetes melitus : disangkal • Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat operasi : ESWL • Riwayat keganasan : disangkal
Riwayat Pengobatan Riwayat Pribadi dan
Sosial

• Amlodipine 5mg Pasien mengonsumsi air mineral sekitar


1,5 liter per hari. Pasien bekerja sebagai
kuli emping dan supir yang mengharuskan
untuk duduk lebih dari 10 jam perhari.
STATUS
GENERALIS STATUS GIZI
- Keadaan Umum : Baik - BB : 77kg
- Kesadaran : Compos Mentis - TB : 171cm
- GCS : 15 (E4 M6 V5) - IMT : 26,3 (Obesitas I)
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 ℃
- SpO2 : 99 %
Kepala Hidung

Normocephal, dengan rambut berwarna Napas cuping hidung (-), sekret (-),
hitam keputihan, pertumbuhan rambut baik deviasi septum (-)

Mata Mulut
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Faring hiperemis (-), tonsil T1T1,
lagofthalmus (-/-), edeme palpebra (-/-),
deviasi uvula (-), deviasi lidah (-)
pupil isokor, RCL (+/+), RTCL (+/+)

Telinga Leher
Bentuk normal, pendengaran dalam
Tidak ada pembesaran KGB, trakea di
batas normal, serumen (-/-), liang telinga
tengah, JVP tidak meningkat
tidak menyempit
PARU Abdomen
Inspeksi : Bentuk normochest dan pergerakan dada simetris Inspeksi : Terlihat datar
kanan-kiri, retraksi sela iga (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Fremitus taktil dan vocal simteris kanan-kiri,massa (-) Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen, pekak alih (-),
Perkusi : Sonor kedua lapang paru, peranjakan paru hati (+) undulasi (-)
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (-), hepatomegali,
splenomegali (-), massa (-)

Jantung Ekstremitas
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba
Edema tungkai (-), pitting edema (-), akral hangat, CRT <2
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea parasternalis dextra,
detik
batas kiri jantung ICS IV linea midclavicularis sinistra, pinggang
jantung ICS II linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I dan BJ II ireguler, murmur (-), gallop (-)
REGIO REGIO SUPRA
COSTOVERTEBRAE PUBIS
- Inspeksi : Bentuk pinggang simetris,
- Inspeksi : Kemerahan (-), benjolan (-)
kemerahan (-/-), benjolan (-/-)
- Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), buli
- Palpasi : Nyeri tekan (-/-), ballottement (-/-)
kesan kosong
- Perkusi : Nyeri ketok CVA (-/-)

REGIO GENETALIA
REGIO ANAL
EKSTERNA
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
URINALISA
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia urin
Berat jenis 1,021 1,015 – 1,025
pH 5,5 4-8 – 7,4
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
KIMIA KLINIK Darah/Hb Negatif Negatif
Ureum darah 18 mg/dL 20-40 Protein Negatif Negatif

Kreatinin 1,14 mg/dL 0,17-1,50 Urobilinogen Negatif Negatif


Darah Nitrit Negatif Negatif

eGFR 73,2 Leukosit esterase Negatif Negatif

mL/min/1,73 Sedimen
m2 Leukosit 3 /L <6
Eritrosit 2 /L <6
Silinder 0 /L < 0,5
Eoitel 1 /L <4
Kristal 0 /L < 20
Bakteri 2 /L < 23
Tampak lesi hiperekhoik ukuran +/- 0,69x0,27
cm pada vesikouretro junction.
Kesan : Batu vesikouretro junction
Kesan :
Nefrolithiasis sinistra
Simple cyst ginjal sinistra
Ureterolithiasis dextra
● Pasien laki-laki, usia 47 tahun, datang dengan keluhan nyeri saat BAK, nyeri
pada bagian punggung bawah bagian tengah hingga perut bagian bawah.
Pasien juga merasa BAK terkadang terasa kurang lancar. Kencing keruh (-),
berwarna merah (-), terasa adanya pasir/batu saat BAK (-). Riwayat
vesikolithiasis 2 tahun lalu diterapi dengan ESWL. Riwayat kebiasaan
kurang minum air putih, duduk +10 jam perhari.
● Pada pemeriksaan CT-Scan Abdomen non kontras didapatkan kesan
Nefrolithiasis sinistra dan Ureterolithiasis dextra serta simple cyst ginjal
sinistra. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan kadar
ureum.
Ureterolithiasis dextra
Nefrolithiasis sinistra
Simple cyst ginjal sinistra.
Non-
OPERATIF
Medikamentosa
 Edukasi : • Ureteroscopy lasertripsi

- Minum cukup air putih (2,5-3,5 L)


setiap hari
- Kurangi makanan kaya oksalat
seperti ubi, teh, cokelat, dan produk
kedelai
- Memilih makanan rendah garam
dan protein hewani
Quo Ad Vitam : Bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia
Urolithiasis atau batu saluran kemih merupakan
kejadian pembentukan batu yang disebabkan oleh
pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih
dalam jumlah yang berlebihan karena adanya faktor lain
sehingga mempengaruhi daya larut substansi
Urutan ke 3

Insidensi dan prevalensi yang


pasti dari penyakit ini di
Indonesia belum dapat 1 : 1000
ditetapkan secara pasti

1 : 3000
FAKTOR RESIKO

Ekstrinsik Intrinsik

Asupan Jenis
Diet Pekerjaan Umur Herediter
air kelamin
Nefrolithiasis :batu pada ginjal

Ureterolithiasis :batu pada


ureter

Vesikolithiasis :batu pada


vesika urinaria/ batu buli

Uretrolithiasis: batu pada


ureter
UKURAN LOKASI
• Calyx superior, medius, atau
• < 4 cm,
inferior;
• 4-10 cm,
• Pelvis renali;
• 10-20 cm,
• Ureter proksimal, medius, dan distal
• > 20 cm.
• Vesica urinaria.
Terdapat tiga penyempitan
sepanjang ureter yang
biasanya menjadi tempat
berhentinya batu yang turun
dari kaliks:

1. Ureteropelvic junction (UPJ)


2. Persilangan ureter dan vasa
iliaka
3. Muara ureter di dinding buli
(UVJ)
BERDASARKAN
ETIOLOGI
BERDASARKAN RADIOLOGI

Radiopak Radiopak radiolusen


lemah
Kalkuli kalsium oksalat Magnesium amonium Kalkuli asam urat,
dihidrat, kalsium oksalat phospat, apatite, dan amonium urat, xanthin,
monohidrat, dan sistin. 2,8-didroksiadenin, batu
kalsium phospat. karena obat-obatan.
Obatan.
Peningkatan menimbulkan
Faktor endapan
bahan supersaturasi
Resiko kristal
terlarut.
metabolit

Nukleasi dan
stone
Kristalisasi

vesikolithiasi
ureterolithiasis nefrolithiasis uretrolithiasis
s
01 Rasa sakit yang tiba- 02 Mual dan 03 Pasien-pasien dengan
tiba pada panggul muntah batu-batu kecil yang
dan memancar tidak menghalangi
secara inferior dan atau yang memiliki
anterior, hematuria batu staghorn
mungkin tidak
menunjukkan gejala
atau mengalami
gejala-gejala sedang
dan mudah dikontrol.
Lokasi dan Karakteristik nyeri pada Nefrolitiasis

Batu yang menghalangi • Nyeri panggul yang parah hingga berat tanpa radiasi ke pangkal paha;
gejala berkemih iritatif (misalnya, frekuensi, disuria); nyeri suprapubik,
sambungan ureteropelvis frekuensi / urgensi urin, disuria, stranguria, gejala usus

• Timbulnya nyeri kolik yang hebat di panggul dan perut bawah


Batu dalam ureter ipsilateral; radiasi ke testis atau daerah vulva; mual hebat
dengan atau tanpa muntah

Batu saluran kemih bagian atas • Nyeri menjalar ke daerah panggul atau lumbar

Kalkulus midureteral: • Nyeri menjalar ke anterior dan kaudal

• Nyeri menjalar ke pangkal paha atau testis (pria) atau


Batu ureter distal
labia majora (wanita)

Batu yang masuk ke kandung


kemih Sebagian besar tanpa gejala, retensi urin posisional
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG
● Mulai dari tanpa keluhan, sakit ● Riwayat penyakit sebelumnya dan
pinggang ringan hingga berat keluarga yang menderita urolitiasis.
(kolik), disuria, hematuria, ● Riwayat pola makan.
retensi urine, dan anuria. ● Riwayat pengobatan dan suplemen
● Nyeri pada kolik renalis ditandai seperti probenesid, inhibitor
nyeri akut dan berat pada regio protease, in- hibitor lipase,
flank yang menjalar ke anterior kemoterapi, vitamin C, vitamin D,
dan inferior abdomen. kalsium, dan inhibitor karbonik
anhidrase.
● Pemeriksaan fisik umum: Demam, anemia, syok
● Pemeriksaan fisik urologi :
• Sudut kostovertebra: Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
• Supra simfisis: Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
• Genitalia eksterna: Teraba batu di uretra
Kultur Urin dan Hematologi
Urinalisis
Analisa Batu
Rutin Lengkap
● Untuk melihat eritrosuria,
leukosuria, bakteriuria, nitrit, Prosedur analitik yang
pH urine, dan atau kultur
dilakukan spektroskopi
urine dengan menggunakan
dipstik. inframerah (IRS) atau difraksi
● Hanya pasien dengan risiko
sinar-X (XRD
tinggi terjadinya
kekambuhan, maka perlu
dilakukan analisis spesifik
lebih lanjut.
RADIOLOGI
Ultrasound Plain Computed
radiograph/intraveno tomography
us urography

Magnetic Retrograde
resonance Ureterorenogr
imaging (MRI) aphy
USG
Plain
radiograph/intrav
enous urography
Computed
tomography
Computed
tomography
Magnetic Retrograde
resonance imaging Ureterorenography
(MRI)

 Digunakan jika investigasi


● modalitas lini kedua untuk menilai
lain terbukti tidak
adanya obstruksi saluran kemih dan
meyakinkan.
dapat melihat batu sebagai ‘filling defect’.
 Teknik seperti itu juga
● Hal ini memungkinkan untuk
memungkinkan penempatan
penggambaran dilatasi ureter /
stent ureter dan / atau
pelvicalyeal sebagai akibat dari obstruksi
ekstraksi partikel batu.
ISK bawah Pielonefritis Abses ginjal

Penyakit radang
Aneurisma
panggul (PID)
arteri ginjal
Non-
Medikamentosa
Medikamentosa
● ESWL (Extracorporeal
● NSAID dan Opioids
Shockwave Lithotripsy)
● MET (Medical Expulsive
● URS (Flexible
Therapy)
Ureteroscopy)
● PNL (Precutaneous
Nephrolithotomy)
ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
Teknik : menggunakan x-ray untuk menarget lokasi batu, dan shockwaves dengan
kekuatan antara 15-22 kilowatt untuk memecah belah batu menjadi ukuran yang
lebih kecil sehingga dapat keluar melalui urin.

Indikasi :
• Batu dengan ukuran < 3 cm
• Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan medial.
• Tidak adanya obstruksi ginjal
• Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat sehingga lebih rapuh dan
mudah untuk dipecah

Kontraindikasi : penderita darah tinggi, kencing manis, gangguan pembekuan darah


dan fungsi ginjal, wanita hamil dan anak-anak, serta berat badan berlebih
(obesitas).
ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
URS (Flexible Ureteroscopy)

• Menggunakan endoskopi melalui saluran kemih bawah


hingga ke ureter dan calyx
• Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di
dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah
• Merupakan pilihan yang tepat untuk pasien yang
mengonsumsi obat antikoagulan/antiplatelet
PCNL (Precutaneous
Nephrolithotomy)

• Pada pasien yang gagal atau kontraindikasi


terhadap URS atau ESWL
• Indikasi : Batu lebih dari 20 mm, batu
staghorn, pasien dengan riwayat penyakit
ginjal kronis
• Kontraindikasi : pada ibu hamil, penyakit
perdarahan, dan infeksi saluran kemih yang
aktif
• Pasien dianjurkan untuk tetap terhidrasi dengan baik (tingkatkan cairan
menjadi 2,5-3,5 liter / hari untuk mencegah kekambuhan) dan hindari
makanan / minuman yang mengandung oksalat tinggi jika mereka memiliki
riwayat batu kalsium.
• Gaya hidup sehat
• Menghindari minyak ikan dan vitamin C juga terbukti mengurangi risiko
pembentukan batu.
• Asupan asam sitrat (jus lemon, jus jeruk, jus melon) untuk pencegahan
batu.
• Diet dengan asupan kalsium yang lebih tinggi.
PENCEGAHAN PROGONOSIS
KOMPLIKASI Prognosis batu saluran kemih
● Menghindari dehidrasi
dengan minum cukup dan
tergantung dari faktor-faktor

diusahakan produksi urin ukuran batu, letak batu, dan

● Gagal ginjal akut sebanyak 2-3 liter perhari. adanya infeksi serta obstruksi.
● Diet untuk mengurangi kadar Makin besar ukuran suatu
sampai kronik
zat-zat komponen pembentuk
batu, makin buruk
● strikture ureter batu.
prognosisnya
● obstruksi ginjal ● Aktivitas harian yang cukup
● Pemberian
● sepsis
medikamentosa.
○ Sja’bani M. Batu Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam Jilid II. Jakarta : Interna Publishing (2014)
○ Glenn, James F. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher, 1991
○ Patel, et all. Urolithiasis: the role of imaging. 2012. Available: https://wchh.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/tre.265
○ Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih Edisi Pertama. Jakarta : IAUI (2018).
○ Thakore P, Liang TH. Urolithiasis. 2020. Available: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559101/
○ Nahdi TF. Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra dengan Infeksi Saluran Kemih Atas. Medula. 2013 Oktober; 1(4) : 45-53.
○ Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Malang: CV. Infomedika; 2007.
○ Sjamsuhidayat.R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi III. Jakarta : EGC. 2005. Seitz, et all. EUA Guidelines on Urolithiasis.
2016. European Association of Urology. Available: https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-Urolithiasis-2016-1.pdf
○ Turk C, Knoll T, Pterick A et al. Guidelines on Urolithiasis. European Association of Urology 2015. March 2015. 20 11.
○ Wardana ING. Urolithiasis. Denpasar : Bagaian Anatomi FK UNUD (2017).
○ McGraw Hill Companies; 2006. hal 2829 -2859.Gardjito W. Urolitiasis. Dalam : Sjamsuhidajat R, dkk, (editor). Buku Ajar Ilmu Bedah.
Buku II, Edisi kedua. Jakarta: EGC ; 2005. hal : 756 – 764
○ Cheng, et all. What the Radiologist Needs to Know About Urolithiasis: Part 1— Pathogenesis, Types, Assessment, and Variant
Anatomy. 2011. Available: https://www.ajronline.org/doi/pdf/10.2214/AJR.10.7285
○ Rasyid, dkk. PPK Batu Saluran Kemih. 2018. Ikatan Ahli Urologi Indonesia: Jakarta. Available:
http://103.139.98.4/iaui/Guideline%20BSK%20IAUI%202018%20(Final%20Cetak_120919).pdf
○ Bawari S, Sah AN, Tewari D. Urolithiasis : An Update on Diagnostic Modalities and Treatment Protocols. Indian Journal of
Phamaceutical Sciences. 2017 Maret-April; 79(2) : 164-174.
○ Klezl, Petr & Stanc, Otakar & Richterová, Romana & Gilbert, Zdeněk & Záťura, František. (2013). Benign fibroepithelial polyp of the
ureter. Central European journal of urology. 66. 168-71. 10.5173/ceju.2013.02.art15. Available in
https://www.researchgate.net/publication/260432195_Benign_fibroepithelial_polyp_of_the_ureter
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai