BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh:
Savina Madliena
NPM 1102018025
Pembimbing:
1.1. Identitas
A. Identitas Pasien
Nama : An. M
No. RM : 455882
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 28 Maret 2022
Usia : 9 bulan 28 hari
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Timur
Tanggal dan Jam masuk RS : 21 Januari 2023
Pembiayaan : BPJS
2
C. Riwayat Kelahiran
Persalinan : G2P1A0
Usia gestasi : 36 minggu
Lahir secara : SC
Berat lahir : 3,100 gram
D. Riwayat Perkembangan
E. Riwayat Imunisasi
Lengkap
F. Riwayat Nutrisi
0-6 bulan : ASI eksklusif
1.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal
21 Januari 2023.
A. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 3 hari SMRS.
3
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli anak RS. TK II Moh Ridwan Meuraksa dengan
keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak
didahului batuk berdahak dan pilek sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit.
Dahak berwarna hijau tidak bercampur darah. Batuk dirasakan terus
menerus, lebih sering kambuh saat pasien tidur di malam hari dan terdengar
bunyi grok grok terutama saat dingin. Ibu pasien mengatakan pasien sempat
kejang 1 kali 5 hari smrs, ibu pasien juga sempat mengeluhkan 4 hari smrs
pasien BAB cair, berwarna kuning 3x sehari selama 2 hari, dua hari
setelahnya ibu pasien juga mengeluhkan pasien demam tinggi. Pasien
menjadi rewel, gelisah dan nafsu makannya berkurang. Karena sesak
bertambah parah, ibu pasien kemudian membawa pasien ke rumah sakit.
Riwayat tersedak air susu disangkal.
4
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
E. Keadaan Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, pasien saat ini tinggal bersama
ayah ibu dan dan kakak pertamanya,pasien anak ke 2 dari dua bersaudara.
Status ekonomi pasien dalam keadaan cukup, keluarga pasien dapat
memenuhi semua kebutuhan sehari-hari pasien seperti makan untuk
keluarga maupun kebutuhan di keluarga. Ibu pasien rutin membakar obat
nyamuk setiap malam dan ayah pasien merokok.
1.3. Pemeriksaan Fisik
A. Vital Sign
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis (GCS : E4M6V5)
Suhu : 36 oC
HR : 130x/menit
RR : 50x/menit
SpO2 : 95%
BB : 8,5 kg
PB : 70 cm
IMT : 22.64 kg/m2
B. Status Gizi
1. BB/U : 0 SD s.d 1 SD (Gizi baik)
5
2. TB/U : -1 SD s.d 0 SD (Normal)
6
4. BMI : 1 S s.d 2 SD (Normal)
C. Status Generalis
1. Kulit
7
Warna : sawo matang
Pucat : (-)
Jaringan Parut : (-)
Turgor : normal
Sianosis : (-)
2. Kepala
Bentuk : normochepal
Rambut : hitam, tidak mudah rontok
3. Mata
Konjungtiva anemis : (-)
Sklera ikterik : (-)
Pupil : Isokor
Refleks cahaya : RCL (+/+) RCTL (+/+)
Palpebra : cekung (-/-) edema (-)
4. Telinga
Bentuk : normal
Pendengaran : dalam batas normal
Darah dan sekret : tidak ditemukan
5. Hidung
Bentuk : normal
Nafas cuping hidung : (-)
Septum deviasi : tidak ditemukan
Sekret : (-)
6. Mulut
Lidah : thypoid tongue (-)
8
Tonsil : t1-t1, hiperemis (-)
7. Leher
Trakea : tidak deviasi
Kelenjar : ada pembesaran, NT (-)
8. Paru-paru
Inspeksi : simetris, retraksi (+)
Perkusi : sonor pada kedua paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronki (+/+), whezzing (-/-)
9. Jantung
Auskultasi : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
10. Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : tympani pada seluruh lapang abdomen, shifting
dullnes (-)
Palpasi : NT (+), hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit
kembali cepat
11. Ektremitas
Akral : hangat, CRT <2dtk
Tonus : normal
Sianosis : (-)
Edema : (-)
9
- Pemeriksaan Laboratorium
2/11/2022
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 9.7 g/dL 10.7-14.7
Leukosit 8.1 ribu/uL 5-14.5
Hematokrit 28 % 31-43
10
Trombosit 649 ribu/uL 184-440
3/11/2022
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 9.9 g/dL 10.7-14.7
Leukosit 10.5 ribu/uL 5-14.5
Hematokrit 29 % 31-43
Trombosit 660 ribu/uL 184-440
1.5. Diagnosis Kerja
Bronchopneumonia
Anemia
1.6. Tatalaksana
- Kaen 1b 15 tpm mikrodrip
- Inj. Ampicilin 4x250mg
- Inj. Gentamisin 1x35mg
- Puyer batuk 3x1
1.8. Follow Up
S/ Batuk berdahak berkurang, pilek berkurang, demam (-), sesak (-), muntah (-)
BAB dan BAK dalam batas normal.
11
O/ Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36.4
HR : 110x/menit
RR : 22x/menit
SpO2 : 97%
A/ Bronchopneumonia + anemia
1.9. Edukasi
Edukasi penyakit : bronchopneumonia adalah penyakit
yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan
ASI eksklusif
Imunisasi lengkap
Mengurangi polusi udara di dalam ruangan
1.10. Prognosis
• Quo ad Vitam : ad bonam
• Quo ad Fungsional : ad bonam
• Quo ad Sanationam : ad bonam
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-
bercak (patchy distribution) (Bennete, 2013). Pneumonia merupakan penyakit
peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan
sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas
setempat (Bradley et.al., 2011)
2.2 Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak
di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi
pada anak di bawah umur 2 tahun (Bradley et.al., 2011)
2.3 Etiologi
13
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah (Bradley et.al.,
2011) :
1. Faktor Infeksi
a. Pada neonatus: Streptokokus group B, respiratory Sincytial Virus (RSV).
b. Pada bayi :
c. Pada anak-anak :
14
minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam
lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak
ikan.
2.4 Klasifikasi
Pembagian pneumonia pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi
dan etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia
berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang lebih
relevan (Bradley et.al., 2011).
15
Pneumonia tipikal
Pneumonia atipikal
5. Berdasarkan lama penyakit
Pneumonia akut
Pneumonia persisten
2.5 Patofisiologi
Perjalanan penyakit bronkopneumonia dimulai dari terhisapnya bakteri,
virus, jamur, dan aspirasi benda asing kedalam paru perifer melalui saluran
pernapasan atas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, yang
mempermudah proliferasi dan menyebarkan kuman.
Bronkhopneumonia dalam perjalanan penyakitnya akan menjalani
beberapa stadium, yaitu:
1. Stadium kongesti (4-12 jam pertama)
Permulaan peradangan yang berlangsung pada daerah baru yang
terinfeksi ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
kapiler. Ini terjadi akibat pelepasan mediator peradangan dari sel mast
yang mencakup histamin dan prostagladin. Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen bekerjasama dengan histamin dan
prostagladin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan
permeabilitas kapiler paru. Hal ini menyebabkan perpindahan eksudat
plasma ke dalam ruang interstitial sehingga terjadi pembengkakan dan
edema antar kapiler dan alveolus, yang meningkatkan jarak yang harus
ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin.
2. Stadium hepatisasi merah (48 jam berikutnya)
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat tidak mengandung
udara, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam
16
alveolus didapatkan fibrin, leukosit netrofil, eksudat, dan banyak sekali
eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.
3. Stadium hepatisasi kelabu (3-8 hari)
Lobus masih tetap padat dan warna merah berubah menjadi pucat
kelabu terjadi karena sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang
terinfeksi. Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin. Alveolus
terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis pneumococcus, kapiler
tidak lagi kongestif.
4. Stadium resolusi (7-11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun
dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan dan eksudasi lisis. Eksudat
berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit mengalami
nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin diresorbsi dan menghilang. Proses
kerusakan yang terjadi dapat di batasi dengan pemberian antibiotik sedini
mungkin agar sistem bronkopulmonal yang tidak terkena dapat
diselamatkan.
17
2. Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan
getaran fremitus selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi
perluasan infeksi paru (kolaps paru/atelektasis) maka transmisi energi
vibrasi akan berkurang.
3. Pada perkusi tidak terdapat kelainan
4. Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring.
Crackles adalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan
berulang dengan spektrum frekuensi antara 200-2000 Hz. Bisa bernada
tinggi ataupun rendah (tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang
mendominasi), keras atau lemah (tergantung dari amplitudo osilasi) jarang
atau banyak (tergantung jumlah crackles individual) halus atau kasar
(tergantung dari mekanisme terjadinya). Crackles dihasilkan oleh
gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan napas/jalan napas
kecil yang tiba-tiba terbuka.
Pneumonia berat :
- Retraksi dinding dada (+)
- Nafas cepat (+)
Pneumonia :
- Retraksi dinding dada (+)
- Nafas cepat (+)
< 2 bulan : ≥ 60x/mnt
2 bulan – 2 tahun : ≥ 50x/mnt
12 bulan – 5 tahun : ≥ 40x/mnt
Bukan pneumonia :
- Retraksi dinding dada (-)
- Nafas cepat (-)
18
2.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut (Bradley et.al.,
2011) :
1. Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding
dada
2. Demam
3. Rhonki basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infltrat difus
5. Leukositosis
Pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit
predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofill yang predominan.
Pemeriksaan radiologi :
Pemeriksaan laboratorium :
19
Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasif
sehingga tidak rutin dilakukan (Bennete, 2013).
2.8 Tatalaksana
Penatalaksanaan bronkopneumonia pada anak terdiri dari 2 macam, yaitu
penatalaksanaan umum dan khusus (IDAI, 2012; Bradley et.al., 2011)
1. Penatalaksaan Umum
2. Penatalaksanaan Khusus
20
4. Ada tidaknya penyakit yang mendasari
Pemberian antibiotik :
Rawat jalan
- Amoksisilin : 25- 50mg/kgBB 2 kali sehari
- Kotrimoksazol 4 - 12mg/kgBB 2 kali sehari
Rawat inap
- Ampicillin 100 mg/kgBB/hari dibagi 6 jam + Gentamisin 5
mg/kgBB/hari satu kali sehari
- Ampicillin 100mg/kgBB/hari dibagi 6 jam + Kloramfenikol
100mg/kgBB/hari
a. ampicillin + aminoglikosid
b. amoksisillin - asam klavulanat
c. amoksisillin + aminoglikosid
d. sefalosporin generasi ke-3
21
3. Anak usia sekolah (> 5 tahun)
a. amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin)
b. tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)
Karena dasar antibiotik awal di atas adalah coba-coba (trial and error)
maka harus dilaksanakan dengan pemantauan yang ketat, minimal tiap 24 jam
sekali sampai hari ketiga. Bila penyakit bertambah berat atau tidak
menunjukkan perbaikan yang nyata dalam 24-72 jam, ganti dengan antibiotik
lain yang lebih tepat sesuai dengan kuman penyebab yang diduga (sebelumnya
perlu diyakinkan dulu ada tidaknya penyulit seperti empyema, abses paru yang
menyebabkan seolah-olah antibiotik tidak efektif).
2.9 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri
dalam rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau
penyebaran bakteremia dan hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan
osteomielitis adalah komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi
hematologi (Bradley et.al., 2011).
22
DAFTAR PUSTAKA
23
4. Mason RJ, Broaddus VC, Martin T, King TE, Schraugnagel D, Murray JF,
et al. Murray and Nadel’s text book of respiratology medicine volume 1.
Edisi ke-1. Netherland: Elseiver Saunders; 2005.
24