1
4. Riwayat Keluarga :Ayah dan paman pasien memiliki riwayat yang sama seperti pasien saat
ini, riwayat TBC (-), riwayat asma (-), riwayat alergi ; ibu(-), bapak(-), kakak (-).
2
1. LAPORAN PORTOFOLIO
Identitas pasien:
No. RM : 1612xxxx
Agama : Islam
Suku : Jawa
Usia : 40 tahun
Usia : 35 tahun
Subjective:
3
Keluhan Utama: Kejang
RPS: Pasien anak laki-laki usia 3 tahun 3 bulan datang ke rumah sakit diantar oleh
kedua orang tuanya dengan keluhan utama kejang. Menurut keterangan ibu
pasien, pasien kejang 2 kali saat dirumah. Kejang pertama sekitar pukul 13.00
wib, kejang berlangsung sekitar ± 5 menit yaitu mata melirik-lirik ke atas (kejang
fokal). Setelah kejang kondisi pasien sadar dan menangis. Kejang kedua sekitar
pukul 14.00 wib, kejang berlangsung + 2 menit dengan tipe kejang yang sama saat
kejang pertama yaitu mata melirik-lirik ke atas (kejang fokal). Setelah kejang
kedua pasien tetap sadar. Selain kejang, pasien juga panas. Panas mulai tadi pagi
sekitar habis subuh, semakin siang panas bertambah tinggi. Dua hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien batuk dan pilek. Batuk tidak terlalu sering, dahak tidak
bisa keluar. Pasien tidak muntah, BAK dan BAB pasien menurut keterangan ibu
pasien tidak ada kelainan. Namun, semenjak batuk pilek nafsu makan pasien
berkurang dibanding hari biasanya. Keluhan batuk pilek ataupun demam belum
RPD: riwayat sakit seperti ini (-), riwayat kejang tanpa demam (-), riwayat asma
(-)
Riwayat alergi :
Riwayat Penyakit Keluarga: riwayat sakit seperti ini (+) yaitu ayah dan paman
pasien, riwayat TBC (-), riwayat asma (-), riwayat alergi ; ibu(-), bapak(-), kakak
(-).
4
Riwayat Imunisasi: Lengkap
o Pasien mendapatkan Asi sejak lahir sampai 2 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Sekitar Usia 5 bulan, selain ASI juga diberi makanan tambahan
berupa SUN. Usia 2 tahun sampai sekarang sudah diberi nasi yang
dilembutkan.
o Anak ke-II : Laki-laki 2 tahun 8 bulan, lahir spontan bidan, 3000 gram
(pasien)
Objective:
PEMERIKSAAN FISIK
BB: 10 kg
TB: 86 cm
Vital sign
o Nadi: 112x/menit
o RR: 24x/menit
o Temp: 39 ºC
5
Kepala leher:
o AICD -/-/-/-
o NCH (-)
Thorax:
o Pulmo:
Perkusi : son/son
o Cor:
Palpasi: fremisment –
Auskultasi: s1 s2 tunggal m- g-
Abdomen:
o Inspeksi: flat
o Auskultasi: Bu + normal
6
Status Neurologis :
GCS : 456
Pupil: Ø 3/3 mm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
o Darah lengkap
Hb 12,8
Leukosit 21.590
PCV 37,6
Trombosit 324.000
MCV 80,7
MCH 27,5
MCHC 34
Eosinofil 0
Basofil 0
Neutrofil 84
Limfosit 7
Monosit 9
o Urin Lengkap
Ph 7
Protein Negatif/-
Reduksi Negatif/-
Urobilin Negatif/-
7
Bilirubin Negatif/-
Blood Negatif/-
Keton Negatif/-
Nitrit Negatif/-
Lain-lain -
o IMUNOLOGI
-Strong positif>=6
-Strong positif>=8
--Strong positif>=10
Planning:
Planning therapy:
o MRS
o PO:
8
Puyer batukcodein/ketricin/heptasan 3x pulv I
o Pengobatan rumatan post MRS : asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3
Planning monitoring :
o Keluhan subyektif
o Tanda vital
Edukasi: mengenai kondisi terkini pasien, tatalaksana apa yang akan dilakukan, komplikasi
9
2. PEMBAHASAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari 38ºC) akibat suatu proses ekstra kranial.
Setiap serangan kejang pada anak harus mendapat penanganan yang cepat dan
tepat apalagi pada kasus kejang yang berlangsung lama dan berulang. Karena
keterlambatan dan kesalahan prosedur akan mengakibatkan gejala sisa pada anak atau
Amerika Selatan, dan Eropa Barat. Sekitar 20% diantara jumlah penderita mengalami
kejang demam kompleks yang harus ditangani secara lebih teliti. Bila dilihat jenis
kelamin penderita, kejang demam sedikit lebih banyak menyerang anak laki-laki.
pada 90 anak yang mengalami kejang demam sebelum usia 12 tahun, dan 45% pada
100 anak yang mengalami kejang setelah usia 12 tahun. Kejang demam kompleks dan
Sebagian besar peneliti melaporkan angka kejadian epilepsi kemudian hari sekitar 2 –
5 %.
1. Umur
b. Insiden tertinggi terjadi pada usia 2 tahun dan menurun setelah 4 tahun,
jarang terjadi pada anak di bawah usia 6 bulan atau lebih dari 5 tahun.
10
2.Jenis kelamin
Kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan
3. Suhu badan
Kenaikan suhu tubuh adalah syarat mutlak terjadinya kejang demam. Tinggi
suhu tubuh pada saat timbul serangan merupakan nilai ambang kejang.
seorang anak baru timbul kejang setelah suhu tubuhnya meningkat sangat
tinggi sedangkan pada anak yang lain kejang sudah timbul walaupun suhu
meningkat tidak terlalu tinggi. Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa
berulangnya kejang demam akan lebih sering pada anak dengan nilai ambang
4. Faktor keturunan
demam memiliki anggota keluarga ( orang tua, saudara kandung ) yang pernah
Hingga kini etiologi kejang demam belum diketahui dengan pasti. Demam
sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia,
gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Kejang dengan suhu badan yang tinggi
11
Kasifikasi
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
atau sumber infeksi, seperti pemeriksaan darah rutin, kadar gula darah dan elektrolit.
Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh sebab itu pemeriksaan cairan
serebrospinal diindikasikan pada anak pasien kejang demam berusia kurang dari 2
tahun, karena gejala rangsang selaput otak lebih sulit ditemukan pada kelompok umur
tersebut. Pemeriksaan CT-Scan dilakukan pada anak dengan kejang yang tidak
12
diprovokasi oleh demam dan pertama kali terjadi, terutama jika kejang atau
o Hiperpireksia
Hal yang perlu dalam terapi kejang demam yaitu pengobatan saat kejang,
Pemberian Antipiretik
kali pemberian per hari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen adalah 5-10
mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. Asam asetilsalisilat tidak dianjurkan karena kadang dapat
13
Indikasi pemberian obat rumat (salah satu):
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
3. Kejang fokal
14
• kejang demam > 4 kali per tahun
Pengobatan rumatan
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan
perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam
valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam
valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproat 15-40
mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya
15
Faktor risiko menjadi epilepsi adalah :
pertama.
16