Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus 1

BRONKOPNEUMONIA BERAT DAN


ATRIAL SEPTAL DEFEK
PADA SEORANG ANAK

Oleh :
Hilda Anelin Tasiringan

Pembimbing :
1
dr. Jose M. Mandei, Sp.A (K)
2
DIAGRAM WAKTU PEMERIKSAAN

06-9- 2017 07-9- 2017 13-9-2017 19-09-2017

MRS RSUP
Pemantauan Pemantauan
Prof dr. R. D. Pelaporan
dimulai selesai
Kandou
3
IDENTITAS PENDERITA

Nomor register : 48.44.XX


Nama penderita : MCL
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 2 tahun 3 bulan
Tanggal lahir : 20 Mei 2015
Suku bangsa : Minahasa
Alamat : Wanga Amongena
Motoling
Masuk RS : 06 -9 - 2017
3
4
IDENTITAS ORANG TUA
AYAH IBU
Nama : TL CP
Umur : 37 tahun 32 tahun
Pekerjaan : Petani IRT
Pendidikan : SMA SMK
Agama : Kristen Protestan Kristen Protestan
Suku : Minahasa Minahasa
5
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak sejak 8 jam SMRS,
Demam sejak 2 hari SMRS,
Batuk
Batuk beringus
beringus sejak
sejak 44 hari
hari SMRS
SMRS,

Bertambah berat
Tinggi pada perabaan Batuk Berlendir
Disertai kebiruan
Turun dengan obat panas Berlendir putih
Tidak dipengaruhi aktifitas
Tidak disertai kejang Tidak ada darah
Tidak ada riwayat kesedakan
6
SILSILAH KELUARGA
RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL PASIEN 7
Riwayat kehamilan :
Ibu penderita kontrol teratur di bidan 7x
Vaksin TT 2 kali
Selama hamil ibu dalam keadaan sehat

Riwayat Persalinan
Penderita lahir secara spontan Lbk
Di RS Bethesda Tomohon ditolong dokter
BBL 3200 gram, PBL 50 cm,
Lahir cukup bulan
Riwayat Pasca Lahir
Setelah lahir langsung menangis
BAB dan BAK kurang dari 24 jam
8
Riwayat tumbuh kembang:
Pertama kali membalik badan : 4 bulan
Pertama kali tengkurap : 6 bulan
Pertama kali duduk : 2 bulan

SESUAI USIA
Pertama kali merangkak
Pertama kali berdiri
: 8 bulan
: 10 bulan
Pertama kali berjalan : 14 bulan
Pertama kali tertawa : 4 bulan
Pertama kali berceloteh : 8 bulan
Pertama kali memanggil mama : 12 bulan
Pertama kali memanggil papa : 12 bulan
9
Riwayat imunisasi:
Lengkap Sesuai Usia
Penderita sudah mendapat imunisasi BCG 1 kali,
DPT 4 kali, Polio 4 kali, Hepatitis B 4 kali dan
imunisasi Campak 1 kali

Riwayat pemberian makan:


ASI : Lahir -1 tahun 4 bulan
PASI : 1 tahun 4 bulan sekarang
Bubur Susu : 6 bulan-10 bulan
Bubur Saring : 6 bulan-10 bulan
Nasi Lembek : 12 bulan-18 bulan
10
Riwayat Kebutuhan Dasar
Asuh (Fisis Biomedis) :
Penderita mendapat kebutuhan primer (makanan,
pakaian, dan tempat tinggal) yang memadai
Asih (Kebutuhan Emosional)
Penderita mendapatkan cukup perhatian dan kasih
sayang dari kedua orang tua dan kakaknya
Asah (Stimulasi Mental)
Penderita sering diajak bermain oleh ayah dan ibu
penderita. Ayah dan ibu menyediakan waktu yang
cukup untuk penderita
11
KEADAAN SOSIAL EKONOMI,
KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN

O Tingkat sosio-ekonomi menengah kebawah


O Tinggal di rumah permanen
O Penanganan sampah : dibuang/ditampung
O Ayah penderita merokok di dalam rumah
O Penderita merupakan peserta BPJS

11
12
DATA DAN KONDISI PASIEN SAAT
DIJADIKAN LAPORAN KASUS
( 07 September 2017)
Keluhan utama:
Sesak napas
KU anak :
sejak 8 jam SMRS,
Tampak sakit berat,
Demam
Kesadaran :
sejak 2 hari SMRS
E4V5M6
Batuk beringus
sejak 4 hari SMRS 12
Mikha C Lumowan, , 2 3/12 tahun
BB : 10 kg
TB : 76 cm
Status Gizi = Gizi baik (antar 1 SD dan -1 SD)
13
14
Tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
N : 132 x/m (reguler, isi cukup, kuat angkat)
R : 48 x/m (reguler)
S : 37,7 C (aksila)

Kulit : sawo matang t.a.k


Kepala dan leher
O Kepala : t.a.k
O Mata : t.a.k
O Hidung : Pernapasan cuping hidung (+)
O Telinga : t.a.k
O Mulut : t.a.k
15
Dada : Chest Indrawing (+) retraksi (+) SC, IC
Jantung :
Periksa Pandang : Iktus kordis tidak tampak
Periksa Raba : Iktus kordis teraba
Periksa Ketuk : batas jantung normal
Periksa dengar : Bising Ejeksi Sistolik grade II/6 PM
ICS II-III LPSS, gallop tidak ada
Paru-paru :
Periksa Pandang : Pergerakan napas simetris kanan & kiri
Periksa Raba : SF kanan = SF kiri
Periksa Ketuk : Sonor kanan = Sonor kiri
Periksa Dengar : Suara pernapasan bronkovesikuler kanan
= kiri, rh basah halus +/+, wh tidak ada
16
Perut : t.a.k
Tulang belakang : t.a.k
Alat kelamin : t.a.k
Anggota gerak : t.a.k
Otot : t.a.k
Refleks : t.a.k
Sensorik : sulit dievaluasi karena penderita dalam
kondisi sesak
Motorik : sulit dievaluasi karena penderita dalam
kondisi sesak
Pemeriksaan Nervus Kranialis :
N I s/d N XII : dalam batas normal
17
O HASIL LABORATORIUM
O Hb : 12.6 gr/dl
O Ht : 35.9 %
O Leukosit : 11.400/mm3
O Trombosit : 331.000/mm3
O Eritrosit : 4.39 x 106/mm3
18
RESUME
Seorang anak , 2 tahun 3 bulan, MRS
PICU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada
tanggal 06 September 2017 jam 12.40
WITA dengan keluhan utama sesak napas
sejak 8 jam SMRS, demam sejak 2 hari
SMRS, batuk beringus sejak 4 hari SMRS.
19
Pemeriksaan fisik
BB 10 kg, TB 76 cm (Gizi baik).
KU : tampak sakit berat, Kes : E4V5M6
Tanda vital : TD 90/60 mmHg, nadi 132 x/m,
respirasi 48 x/m, dan suhu 37.70C.
Kepala : PCH (+)
Thoraks : gerakan dinding dada simetris, chest
indrawing (+), retraksi subkostal dan interkostal
(+). Pada auskultasi paru-paru suara nafas
bronkovesikuler, terdapat ronkhi basah halus di
kedua paru. Pada auskultasi jantung terdengar
bising ejeksi sistolik grade II/6 ICS II-III LPSS.
Abdomen: t.a.k
20
O Pemeriksaan laboratorium saat MRS:
Hb 14,2 g/dl Klorida 101,2 meq/L
Ht 41 % Kalsium 10,09 mg/dl
Leukosit 17.900/mm3
Leukosit 17.900/mm3 GDS 91
Trombosit 385.000/mm3Ureum/Kreatinin 25/0,2
Natrium 140 meq/L SGOT/SGPT 33/16 U/L
Kalium 4,04 meq/L CRP 6 mg/dl

O Foto toraks : Tampak infiltrat pada kedua lapangan paru


Kesan bronkopneumonia.

O Echocardiography (28/07/2017): ASD sekundum kecil


ukuran 5 mm
21

DIAGNOSIS
Bronkopneumonia Berat
(J 18.0)
Atrial Septal Defect Sekundum Kecil
(Q21.1)
22
PERMASALAHAN
1. Permasalahan diagnosis
Etiologi Bronkopneumonia belum bisa ditentukan
menunggu hasil pemeriksaan penunjang.

2. Permasalahan tatalaksana
Tatalaksana bronkopneumonia berat dan ASD sekundum
kecil harus dievaluasi dengan baik berhubungan dengan
komplikasi yang berat

3. Permasalahan pemantauan
Pemantauan terhadap respon terapi yang diberikan,
pemantauan faktor risiko kekambuhan dan
langkah-langkah pencegahan
23
RENCANA PENGELOLAAN
1. Rencana kerja diagnosis
Analisis gas darah, kultur darah, Urinalisis dan feses
lengkap, apusan darah perifer.
2. Rencana kerja tatalaksana
O Oksigen 1-2 L/m kanula nasal
O Pemberian IVFD NaCL 0,45 % in D5% 38 ml/jam
O Inj. Ceftriaxone 1 x 800 mg IV (Skin test)
O Inj. Gentamisin 1 x 80 mg IV
O inj. Dexametasone 3 x 1,5 mg IV
O Paracetamol sirup 3 x 120 mg (5 ml)/NGT (k/p)
24
3. Rencana kerja pemantauan
O Pemantauan tanda vital
O GDS/24 jam
O Balans Cairan/24 jam

4. Rencana kerja untuk konseling


O Perjalanan penyakit, terapi, efek samping terapi dan
prognosis
O Support kepada orangtua dan penderita sendiri
O Edukasi pengaruh sosial dan lingkungan terhadap
timbulnya penyakit
25
PENATALAKSANAAN
Asuhan medis :
O Oksigen 1-2 L/m kanula nasal
O IVFD NaCl 0.45% in D5% 38 ml/jam
O Inj. Ceftriaxone 1 x 800 mg IV (Skin test)
O Inj. Gentamisin 1 x 80 mg IV
O Inj. Dexamethasone 3 x 1.5 mg IV
O Paracetamol sirup 3 x 120 mg (5ml)/NGT (k/p)
O GDS/24 jam, Balans cairan/24 jam
26
Asuhan Nutrisi Pediatrik
O Penilaian status gizi
BB = 10 kg, TB = 76 cm Status gizi baik (Kurva WHO)
O Penentuan kebutuhan RDA (Recommeded Dietary
Allowance)
Keb Kalori = 102 kkal/kgbb/hari = 1020 kkal/hari
Keb Protein = 1,23 gr/kg/hr = 12,3 gram/hari
Keb Cairan = 115-125 ml/kg/hari = 1150-1250ml/hr
O Penentuan cara pemberian : oral & parenteral
O Penentuan jenis makanan
Peroral :
Susu formula 8 x 10 cc dinaikan bertahap (tiap 100 cc formula
mengandung kalori 66-68 kkal dan protein 1,3-1,5 gram)
Parenteral :
IVFD NaCl 0.45% in D5% = 38 ml/jam
27
O Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan terhadap akseptabilitas, toleransi
dan efektivitas

Asuhan keperawatan
1. Tirah baring dan aktivitas ringan
2. Pemantauan tanda vital
3. Pemantauan berat badan
4. Perawatan kebersihan umum penderita
5. Pengawasan kebersihan bagi orang tua, pengasuh dan
tenaga medis
6. Dukungan mental ke keluarga
07 September 2017
(pengamatan hr ke-1, perawatan hr ke-2)
08 September 2017
(pengamatan hari ke-2,
09 September 2017
(pengamatan hari ke-3,
28
S demam (+), sesak (+), batuk (+) perawatan hari ke-3) perawatan hari ke-4)

KU: tampak sakit Kes : E4M6V5 S Sesak (+), batuk (+), demam (+) S Demam (-), batuk (+), sesak (+)
O
TD : 90/60 mmHg N : 132 x/m (reguler, kuat
angkat), R: 48 x/m S : 37,7C O KU: tampak sakit Kes : E4M6V5 O KU: tampak sakit Kes : E4M6V5
Kep : PCH (+), T : 90/60 mmHg N : 128 x/m (reguler, kuat T : 90/60 mmHg N : 128 x/m (reguler, kuat
Thorax : simetris,chest indrawing (+), angkat), R : 50 x/menit S : 37,5C angkat),
Hasil R : 44 x/menit S : 37,2C
laboratorium:
retraksi
Hasil laboratorium: Kep: PCH (+) Kep: PCH (+)
Hb 10,2 gr/dl
(+) gr/dl
SC, IC Thorax: simetris, retraksi (+) SC Thorax: simetris, retraksi (+) SC minimal
Hb : 12,6
Cor : bising Cor : bising ejeksi sistolik gr II/6 PM ICS II-III CorHt: bising
52,9%ejeksi sistolik gr II/6 PM ICS II-III
Ht : 35,9 % ejeksi sistolik gr II/6 PM ICS LPSS
II-Leukosit LPSS
: 11..400/mm3 Leukosit 8.920/mm3
III LPSS Pulmo: Sp.bronkovesikuler, Rh basah halus Pulmo: Sp.bronkovesikuler, Rh basah halus
Trombosit : 331.000/mm3 +/+, Wh-/- +/+,Trombosit
Wh-/- 301.000/mm3
Pulmo : bronkovesikuler ronki +/+ basah
Eritrosithalus,: wh4,39
-/-
x 106/mm3 Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal,
Ur?Cr 24/0,4 mg/dl
Abdomen: datar, lemas, BU (+) normal, H/L ttb H/L ttb
H/L ttb, turgor kulit kembali cepat Ekstremitas: akral hangat, CRT<2 SGOT/SGPT
Ekstremitas: 73/53
akral U/L CRT<2
hangat,
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2 Na 139 meq/L (J18.0)
A Bronkopneumonia (J18.0) A Bronkopneumonia
A Bronkopneumonia (J18.0) K 5,2 meq/L
Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1) Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1)
Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1) Cl 103 meq/L

P Ca 9,5 mg/dl :
Medikamentosa
P Medikamentosa : P Medikamentosa :
O2 1-2 L/m kanula nasal O2 1-2 L/m kanula nasal O2CRP
1-2 < 6 mg/dl
L/m kanula nasal (k/p)
IVFD NaCL 0.45% in D5% = 38 ml/jam = 12 IVFD NaCL 0.45% in D5% = 33 ml/jam = 12 IVFD NaCL 0.45% in D5% = 28 ml/jam = 9
Fese lengkap
gtt/mnt
gtt/mnt gtt/mnt
Inj. Ceftriaxone 1x800 mg IV (2) Inj. Ceftriaxone 1x800 mg IV (3) Inj.Dalam batas normal
Ceftriaxone 1x800 mg IV (4)
Inj. Gentamisin 1x80 mg IV (2) Inj. Gentamisin 1x80 mg IV (3) Inj. Gentamisin 1x80 mg IV (4)
Inj. Dexametasone 3x1,5 mg IV (2) Inj. Dexametasone 3x1,5 mg IV (3) Inj.AGD
Dexametasone 3x1,5 mg IV (4)
pH 7,473
GDS/24 HCO3-jam
jam, Balans Cairan/24 18,1
Paracetamol sirup 3x120 mg (5ml)/NGT(k/p) Paracetamol sirup 3x120 mg (5ml)/NGT(k/p)
mmol/L
Asuhan gizi : susu 8x40ml
GDS/24 jam, Balans Cairan/24 jam GDS/24 jam, Balans Cairan/24 jam
pCO2 24,4 (keb
Beb30
-4,1
ml/kg/hr/NGT)
Asuhan gizi : susu 8x10 ml Asuhan gizi : susu 8x25 ml
pO2 114,7
(keb 10 ml/kg/hr/NGT) (keb 20 ml/kg/hr/NGT)
10 September 2017 11 September 2017 12 September 2017
(pengamatan hari ke-4, (pengamatan hari ke 5, (pengamatan hari ke 6,
perawatan hari ke-5) perawatan hari ke-6) perawatan hari ke 7)
S demam (-), sesak (-), batuk (+) S Demam (-), sesak (-), batuk (+) S demam (-), sesak (-), batuk (+)
O KU: tampak sakit Kes : E4M6V5 O KU : tampak sakit Kes : E4M6V5
O KU : tampak sakit Kes : E4M6V5
T : 90/60 mmHg N : 128 x/m (reguler, kuat T : 90/60 mmHgN N : 120x/m(reguler,
T : 90/60 mmHgN N : 124x/m(reguler,
angkat) R : 36 x/m S : 36,8C kuat angkat) , R : 28 x/m S : 37,2C
kuat angkat) , R : 28 x/m S : 37,10C
Kep: PCH (-) Kep: PCH (-)
Kep: PCH (-)
Cor : Bising ejeksi sistolik gr III/6 PM ICS II-III Thorax: simetris, retraksi (-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
LPSS Cor : Bising ejeksi sistolik gr II/6 PM ICS II-III
Cor : Bising ejeksi sistolik gr II/6 PM ICS II-III
Pulmo : Rh basah halus +/+ LPSS
LPSS
Urinalisis
Thorax: simetris,: retraksi
Dalam(-)batas normal
Pulmo : Rh +/+ basah halus
Feses Pulmo : Rh +/+ basah halus
Abdomen: datar,:lemas,
Dalam BUbatas normal
(+) normal, Abdomen: t.a. k
Abdomen: t.a. k
H/L ttb Ekstremitas: akral hangat, CRT<2
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2
A Bronkopneumonia (J18.0) A Bronkopneumonia (J18.0) A Bronkopneumonia (J18.0)
Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1) Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1) Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1)

P Medikamentosa :
P Medikamentosa : P Medikamentosa :
O2 1-2 L/m kanula nasal (k/p)
IVFD NaCL 0.45% in D5% = 24 ml/jam = 8 IVFD NaCL 0.45% in D5% = 24 ml/jam = 8
IVFD NaCL 0.45% in D5% = 24 ml/jam = 8
gtt/mnt gtt/mnt
gtt/mnt
Inj. Ceftriaxone 1x800 mg IV (6) Inj. Ceftriaxone 1x800 mg IV (7)
Inj. Ceftriaxone 1x800 mg IV (5)
Inj. Gentamisin 1x80 mg IV (6) Inj. Gentamisin 1x80 mg IV (7)
Inj. Gentamisin 1x80 mg IV (5)
Inj. Dexametasone 2x1,5 mg IV (6) Inj. Dexametasone 1x1,5 mg IV (7)
Inj. Dexametasone 3x1,5 mg IV (5)
Ambroxol sirup 3x 5 mg (1,6 ml)/oral Ambroxol sirup 3x 5 mg (1,6 ml)/oral
GDS/24 jam, Balans Cairan/24 jam
Asuhan gizi : susu 3x150ml/oral Asuhan gizi : susu 3x150ml/oral
Asuhan gizi : susu 8x50ml

29
Makan 3x sehari Makan 3x sehari
(keb 40 ml/kg/hr/NGT)
Pro pindah ruang rawat respirologi
13 September 2017
30
(pengamatan hari ke 7,
perawatan hari ke 8)

S demam (-), sesak (-), batuk (+)

O KU : tampak sakit Kes : E4M6V5


PROGNOSIS:
T : 90/60 mmHgN
angkat) , R : 24x/m
N : 128x/m(reguler, kuat
S : 36,80C
Ad vitam : ad bonam
Kep: PCH (-)
Thorax: simetris, retraksi (-)
Ad functionam : ad bonam
Cor : Bising ejeksi sistolik gr II/6 PM ICS II-III
Apusan Darah Tepi : Ad sanationam : dubia ad bonam
LPSS
Leukositosis dengan tanda-tanda infeksi
Kultur darah basah:halus
Pulmo : Rh +/+
Tidak ada pertumbuhan
Abdomen: t.a. k kuman
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2

A Bronkopneumonia (J18.0)
Atrial Septal Defek Sekundum Kecil (Q21.1)

P Medikamentosa :
Cefixime sirup 2x50 mg (2,5 ml) peroral
Ambroxol sirup 3x 5 mg (1,6 ml)/oral
Rencana rawat jalan kontrol di poliklinik pediatri
Asuhan gizi : susu 3x150ml/oral
Makan 3x sehari
31
28 Juli
2017
32
33
34

Bronkopneumonia

Peradangan pada parenkim paru yang


melibatkan bronkus atau bronkiolus yang
berupa distribusi berbentuk bercak-bercak
(patchy distribution).
35

Penyebab

Gabungan bakteri
Bakteri Virus dan virus
36
Pada penderita ini
Diagnosis
Anamnesis Pneumonia terutama berdasarkan gejala
didapatkan adanya demam sejak
klinis.
2 hariklinis
Gejala SMRS,
: batuk sejak 4 hari SMRS,
1. Gejala infeksi umum
sesak sejak 8 jam SMRS,
Demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
nafsu
Pemeriksaan
makan, Fisik didapatkan
keluhan PCH (+),
gastrointestinal; chest
kadang-
kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
indrawing (+), retraksi SC, IC, Rh +/+ Basah
2. Gejala gangguan respiratori
halus, sesak
Batuk, Bisingnafas,
ejeksiretraksi
sistolik (+) takipnea, nafas
dada,
cuping hidung, merintih dan sianosis.
Penunjang : Gambaran foto bercak infiltrat di
kedua lapangan paru, ECG : ASD sek kecil
37
Klasifikasi Pneumonia (WHO)
Bayi dan anak berusia 2 bulan sampai 5 tahun:
Pneumonia berat:
O Sesak napas dan chest indrawing
Pada penderita
O Harus ini didapatkan
dirawat dan diberikan antibiotik adanya
Pneumonia
penarikan dindingchest dada
O Bila tidak didapatkan indrawing di daerah
O Adanya takipnea
O Tidak perlu perawatan, dan diberikan antibiotik oral
subkostal dan interkostal sehingga
Bayi berusia kurang dari 2 bulan
Pneumonia
pasien termasuk dalam kategori Berat
O Ditemukan takipnea dan chest indrawing
O Harus dirawat dan diberi antibiotik
Bukan pneumonia
O Tidak ditemukan takipnea dan retraksi dinding dada
O Pengobatan secara simptomatis
38
Penatalaksanaan pneumonia berupa
Penatalaksanaan pada pasien ini
Terapi suportif
Terapi suportif
Terapitirah
Dengan simptomatik
baring
Pemberian
oksigen
Terapi kausal dengan antibiotik yang sesuai
Pemberian cairan intravena selama pasien dipuasakan
sementara
Sulit simptomatis
Terapi untuk mengidentifikasi secara pasti etiologi
Terapi antibiotik
dari pneumonia.
Golongan sefalosporin generasi ketiga + aminoglikosida
Ko-infeksi bakteri dan virus sering ditemukan,
Terapi kortikosteroid
antibiotik perlu diberikan pada pasien dengan
Dexamethasone secara intravena.
pneumonia khususnya pneumonia berat
39
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meijvis dkk
penambahan dexamethasone dapat mengurangi lama
rawat pada pasien dengan community acquired pneumonia.
(level of evidence 1b, rekomendasi B).

Meijvis et al. Lancet. 2011

Dexamethasone bekerja dengan cara menurunkan respon


sitokin sistemik pada pasien dengan community acquired
pneumonia.

Remmeits et al, CVIASM. 2012


40
Terapi kortikosteroid sistemik LOS yang lebih
pendek secara keseluruhan (adjusted hazard ratio
[HR]:1.24 [95% interval kepercayaan (CI): 1.18-
1.30]). (level of evidence 2a, rekomendasi B)
Anna et al. Pediatrics. 2011

Dalam jurnal sistemik reviews, tidak ada perbedaan


bermakna pada efek samping GIT bleeding
(1.5%vs1.8%) OR 0.88, 95% CI 0.45-1.72); pasien
dengan kortikosteroid lama rawat 8 jam lebih sedikit
(mean differences = 8.49 jam, 95% CI 13.76-3.23),
(level of evidence 1b, rekomendasi B)
Fernandes RM et al, Evid-Based Child Health. 2014
41
Echo biasanya dapat menentukan perlu
ASD adalah kelainan jantung yang paling
atau dari
umum tidakpenyakit
dilakukan penutupan
jantung kongenital
Penderita dengan ASD sekundum kecil
dan pirau kiri-ke-kanan minimal tanpa
disertai pembesaran ventrikel kanan,
Prevalensi ASD 10,6 per 1.000
ditetapkan dalam konsensus bahwa
ASD kelahiran hidup
penutupan tidak perlu dilakukan
>

ASD dapat terjadi pada setiap bagian


dari septum atrium (secundum,
primum, atau sinus venosus)
ASD tipe sekundum paling sering 50-
70% dari semua ASD
42
Laporan sebelumnya
Penutupan spontan terjadi 40% pada usia 4 tahun
Laporan terbaru
Penutupan spontan 87% pada ASD <3 mm yang
terdiagnosa < usia 3 bulan
Penutupan spontan 100% pada penderita usia 1
tahun
Penutupan spontan >80% pada penderita dengan
defek antara 3-8 mm sebelum usia 1 tahun
ASD dengan diameter >8 mm jarang menutup
secara spontan
43
Hubungan ASD dengan Bronkupneumonia
Pada PJB asianotik karena pirau kiri ke kanan
melalui defek septum atau saluran arteri, terjadi
oversirkulasi paru dan edema paru.
Edema paru menyebabkan penyakit jantung
kongestif dan menjadi fokus untuk infeksi di
saluran pernapasan bawah.
Laporan sebelumnya mengidentifikasi PJB
sebagai penyebab utama terjadinya pneumonia
berulang.
44
Penelitian prospektif community acquired pneumonia
selama 4 tahun pada anak usia 1 bulan s/d <14 tahun
di Unit Perawatan Intensif Pediatrik (PICU).
33% factor komorbid diantaranya penyakit jantung
bawaan sebanyak 21%.
Infeksi pernapasan pada anak-anak dengan penyakit
jantung bawaan berhubungan dengan kondisi non-
jantung, yang mungkin genetik, malnutrisi, atau infeksi
saluran nafas.
Bronchiolitis (51,4%), infeksi saluran pernafasan atas
(25,7%), dan pneumonia (20%) adalah diagnosis
utama

Zhang Q et al, Pediatr Pulmonol. 2013


45

Anda mungkin juga menyukai