Dokter Pembimbing :
dr. Sari Mulia, Sp.A, M.Kes
6 November 2017
pasien dibawa ke
Keluhan sesak napas RSUD Palembang
semakin memberat BARI dan
disarankan rawat
inap.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ny. M sebagai ibu rumah tangga dan Tn. S sebagai buruh dan termasuk dalam
kondisi sosial ekonomi menengah. Di tempat tinggal pasien, ayah pasien memiliki
kebiasaan merokok. Di lingkungan tempat tinggal pasien tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama.
Riwayat pengobatan
Riwayat Imunisasi
Riwayat Persalinan
Pasien lahir dari ibu G5P4A0, hamil aterm, lahir normal pervaginam. Lahir langsung
menangis, BBL 2600 gram. Ibu sakit saat mengandung disangkal, riwayat minum
obat-obatan saat hamil disangkal.
Riwayat Gizi
Tanda Vital
TD : Tidak diperiksa
Nadi :120 x/menit, isi : cukup, tegangan : cukup.
Pernapasan : 60 x/menit
Suhu : 38,80C
Berat Badan : 5,8 kg
Panjang Badan : 65 cm
Status gizi
Berdasarkan grafik di
atas, berat badan pasien
yaitu 5,8 kg dan panjang
badan pasien yaitu 65
cm.
BB/U : -2 SD
(normal)
TB/U : 0 SD s/d -2
SD (normal)
BB/TB : -2 SD s/d -3 SD
(Gizi kurang)
Kepala
THT
Thorax
Inspeksi : Simetris kanan = kiri saat statis dan dinamis, pernapasan regular,
frekuensi 60 x/menit, retraksi (+/+) intercostals, subcostal,
epigastrium, iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Nyeri tekan (-), thrill tidak teraba, stem fremitus sulit dinilai
Paru
Perkusi :
Batas kiri : ICS IV linea mid clavicularis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : HR 120 x/menit, bunyi jantung I dan II normal, irama reguler,
murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Perkusi :
Batas kiri : ICS IV linea mid clavicularis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : HR 120 x/menit, bunyi jantung I dan II normal, irama reguler,
murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Hasil Lab
Normal
Hb 12.0 g/dl P:12-14 g/dl
Leukosit 8.200/ ul 5.000-10.000/ ul
Trombosit 299.000/ ul 150.000-400.000/ ul
Hematokrit 37% P : 37 - 43%
Hitung Jenis 0/2/2/54/39/3 Basofil : 0-1%
Eusinofil : 1-3%
Batang : 2-6%
Segmen : 50-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit : 2-8%
CRP Positif
Foto Thorax
Mantoux test
Bronkopneumonia
Bronkiolitis
DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
RENCANA TERAPI
Non medikamentosa :
Bedrest (tirah baring).
Monitor tanda kegawatan
Pemberian minum (susu) tetap dilanjutkan
Bila sesak hebat, stop oral
Memberikan edukasi kepada orang tua untuk berhenti merokok
Medikamentosa :
Observasi tanda vital
Pemberian oksigen nasal kanul 2 l/m
IVFD D5% ¼ NS gtt 24x/m (mikro)
Injeksi Ampicilin 3 x 200 mg
Injeksi Gentamycin 2 x 15 mg
PCT syr 4 x 1/2 cth
PROGNOSIS
A : Bronkopneumonia
Tanggal Pemeriksaan Fisik Tindakan
8 November S : Sesak napas, batuk (+), pilek (+), -Pemberian oksigen nasal
2017 demam (-) kanul 2 l/m
-IVFD D5% ¼ NS gtt
O: 24x/m (mikro)
KU : Tampak sakit sedang -Injeksi Ampicilin
Nadi : 130x/menit 3 x 200 mg
RR : 55x/menit -Injeksi Gentamycin
Temp : 36,5oC 2 x 15 mg
Kepala : CA(-/-), SI(-/-), NCH (+/+), -PCT syr 4 x 1/2 cth bila T
mata cekung(-) >38,0°C
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorak : Simetris, retraksi (+/+)
intercostal, subcostal, epigastrium,
vesikuler (+/+) meningkat, rhonki
basah halus nyaring (+/+), Wheezing
(-), BJ I/II (+) normal, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen : Datar, lemas , BU (+),
hepar lien tidak teraba, nyeritekan (-)
Ekstremitas : akral hangat , CRT < 3”
A : Bronkopneumonia
Tanggal Pemeriksaan Fisik Tindakan
9 November S : Sesak napas, batuk (+), pilek (+), -Pemberian oksigen nasal
2017 demam (-) kanul 2 l/m
-IVFD D5% ¼ NS gtt
O: 24x/m (mikro)
KU : Tampak sakit sedang -Injeksi Ampicilin
Nadi : 130x/menit 3 x 200 mg
RR : 52x/menit -Injeksi Gentamycin
Temp : 36,5oC stop, diganti injeksi
Kepala : CA(-/-), SI(-/-), NCH (+/+), Ceftazidime 3 x 300 mg
mata cekung(-) -PCT syr 4 x 1/2 cth bila T
Leher : Pembesaran KGB (-) >38,0°C
Thorak : Simetris, retraksi (+/+)
intercostal, subcostal, epigastrium,
vesikuler (+/+) meningkat, rhonki
basah halus nyaring (+/+), Wheezing
(-), BJ I/II (+) normal, murmur (-) ,
gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas , BU (+),
hepar lien tidak teraba, nyeritekan (-)
Ekstremitas : akral hangat , CRT < 3”
A : Bronkopneumonia
Tanggal Pemeriksaan Fisik Tindakan
10 November S : Sesak napas (-), batuk (+), pilek (+), -IVFD D5% ¼ NS gtt
2017 demam (-) 24x/m (mikro)
-Injeksi Ampicilin
O: 3 x 200 mg
KU : baik -Injeksi Ceftazidime
Nadi : 135x/menit 3 x 300 mg
RR : 36x/menit -PCT syr 4 x 1/2 cth bila T
Temp : 36,5oC >38,0°C
Kepala : CA(-/-), SI(-/-), NCH (-/-), -Cetirizine 1x1/8 (pulv)
mata cekung(-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorak : Simetris, retraksi (-/-)
intercostal, subcostal, epigastrium,
vesikuler (+/+) normal, rhonki basah
halus nyaring (-/-), Wheezing (-)
BJ I/II (+) normal, murmur (-) , gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas , BU (+),
hepar lien tidak teraba, nyeritekan (-)
Ekstremitas : akral hangat , CRT < 3”
Epidemiologi Bronkopneumonia
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Pilihan antibiotika untuk penderita pneumonia baru yang datang dan belum
pernah mendapat perawatan di RS lainnya :
a. Pneumonia ringan yang bisa rawat jalan
•Amoksisiliin 50-80 mg/kg/hari per oral dibagi 3 dosis
•Amoksisilin+asam klavulanat 50 mg/kgbb per oral dibagi 3 dosis.
-Ceftazidime : antibiotika
Terapi kausatif : golongan sefalosporin (betalactam)
-Injeksi Ampicilin 3 x 200 mg, menghambat sintesis mukopeptida yang
-Injeksi gentamicin 2x15 mg yang diperlukan untuk pembentukan dinding
kemudian diganti dengan injeksi sel bakteri
ceftazidime 3 x 300 mg. -Injeksi ceftazidime 50-100
mg/kgbb/hariberat badan 5,8 kg,
injeksi ceftazidime 3x96 mg sampai
3x193 mg.
Terapi
-Paracetamol : obat yang mempunyai
efek mengurangi nyeri (analgesik) dan
menurunkan demam (antipiretik).
Parasetamol menurunkan demam
dengan cara menghambat pusat
pengatur panas tubuh di hipotalamus.
-obat paracetamol
-cetirizine -Cetirizine : obat antihistamin (AH1)
yang kerjanya menghambat efek
histamine pada pembuluh darah,
bronkus, dan bermacam-macam otot
polos, bermanfaat untuk mengobati
reaksi hipersensitivitas atau keadaan
lain yang disertai pelepasan histamin
endogen berlebihan. AH1 dapat
menghilangkan bersin, rinore, gatal pada
mata, hidung, ataupun tenggorokan.
Selain itu, juga dapat mengobati batuk
Pada pasien sudah menunjukan perbaikan dengan tidak adanya sesak nafas, demam,
batuk ataupun pilek. Pada pemeriksaan fisik seperti nafas cuping hidung, retraksi,
ronki basah halus nyaring sudah tidak di temukan lagi pasien dapat menjalani
rawat jalan.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam, pasien mengalami proses perbaikan
dan tidak ditemukan gejala komplikasi yang dapat memperberat keadaan pasien.
Namun pada pasien ini ada kemungkinan untuk terjadi bronkopneumonia berulang
karena ayahnya merokok yang dapat menjadi faktor risiko Edukasi : untuk anggota
keluarganya agar menjauhkan pasien dari asap rokok.